• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Keindahan Al-Qur'an Menurut Muhyiddin Ad-Darwis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Keindahan Al-Qur'an Menurut Muhyiddin Ad-Darwis"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Nasional Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi beberapa persyaratan untuk memperoleh gelar. Saifuddin Zuhri, S.Th. saya, MA. sebagai pembimbing yang sabar dalam memberikan bimbingan penulisan disertasi ini." Para Pembina Pondok Pesantren Krapyak yang memberikan nasehat dan bimbingan khususnya Murobbi Ruhi Dr.

“Seluruh dosen dan pegawai program studi keilmuan Al-Qur'an dan Tafsir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.”

ةيلهاج

ىسنت

ميرك

Vokal Rangkap

مكنيب

لوق

Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

متوأأ ت ّدـعأ

Kata sandang Alif + Lam

ن ارقلا ش بيقلا

Apabila diikuti dengan huruf Syamsiyah, ia ditulis menggunakan huruf Syamsiyah mengikutinya, serta tanpa huruf l (el).

ءبمسلا صمشلا

Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

ضورفلا يوذ ةىسلا لهأ

Pengecualian

Abdul Mustaqim M.Ag., Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Afdawaiza, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam tulisannya membahas tentang konsep keindahan Al-Qur'an menurut Muhyiddin Ad-Darwis dalam I'rābu al-Qur'ān al-Karīm wa Bayānuhu, dan urgensinya bagi penafsiran Al-Qur'an, mengingat bahwa salah satu mukjizat Al-Qur'an yang terpenting terletak pada keindahan bahasanya, oleh karena itu penting untuk mengetahui keindahan ayat-ayat Al-Qur'an.

Permasalahannya bagaimana hasil penafsiran Al-Qur’an menurut Muhyiddin Ad-Darwis dalam kitab I’rābu al-Qur’ān al-Karīm wa Bayānuh dari sudut pandang Balāgah melalui ilmu Bayān. Dipilihnya kitab I'rābu al-Qur'ān al-Karīm wa Bayānuhu karya Muhyiddin Ad-Darwis karena kitab ini ditulis dengan gaya adaby yang artinya banyak membahas tentang tafsir ayat-ayat Al-Qur'an. Al-Qur'an berdasarkan unsur-unsur ilmu Bayān, terlebih lagi kitab ini merupakan karya para ulama era modern yang belum banyak diteliti oleh banyak peneliti khususnya mengenai keindahan Al-Qur'an. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yaitu penulis mengkaji kitab I'rābu al-Qur'ān al-Karīm wa Bayānuhu sebagai sumber utama dan karya-karya lain yang berkaitan dengan konsep keindahan Al-Qur'an. , kemudian penulis menggunakan pendekatan saintifik Bayān sebagai alat analisisnya, yang dirasa sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Begitu pula dengan banyak ulama Barat yang telah menghasilkan beberapa karya di bidang Tafsir, seperti Ignaz Goldziher yang memiliki karya di bidang kajian Al-Qur'an, yaitu buku berjudul Madzhab Tafsir. . Sejak zaman para sahabat hingga sekarang, kajian Al-Qur'an telah banyak menghasilkan karya, khususnya di bidang Tafsir. Seiring berkembangnya zaman, penafsiran Al-Quran juga mengalami perkembangan, metode yang digunakan oleh para penafsir berbeda-beda.

Kajian terhadap Al-Qur'an khususnya dalam bidang Tafsir merupakan upaya para ulama untuk menggali dan menemukan isinya, karena Al-Qur'an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah. Nabi Muhammad a.s. Sedangkan mukjizat yang menunjukkan kebenaran kenabian Muhammad adalah mukjizat yang termasuk dalam struktur wahyu itu sendiri, dalam Al-Qur'an, yaitu mukjizat tekstual linguistik dan sastra. Sedangkan Al-Qur'an yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad a.s. Aklijahlah yang tidak dapat dilihat dengan mata.

Bukan sesiapa sahaja yang menguasai peraturan keindahan bahasa, maka yang dapat merasai keindahan bahasa al-Quran juga adalah manusia. Dalam al-Quran sendiri ada ayat yang menceritakan kisah al-Walid bin al-Mughirah dalam Surah al-Mudatstsir ayat 11-26. Ayat di atas menceritakan tentang situasi mental yang tegang dan emosi yang tidak menentu yang dialami oleh seseorang yang tidak disebut dalam Surah ketika mendengar Al-Quran.

Namun perlu diingatkan bahawa tidak semua ayat al-Quran mempunyai aspek keindahan.

Rumusan Masalah

Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-Qur'an merupakan ayat yang mengandung unsur sastra yang tinggi, sehingga orang awam di bidang sastra tidak dapat menyelidiki lebih jauh makna ayat tersebut tanpa penjelasan balagahnya.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Metode Penelitian

Dengan demikian, data yang disajikan merupakan penjelasan tentang aspek indah Al-Quran yang terkandung dalam kitab tersebut. Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber utama penelitian ini adalah kitab I'rābu Al-Qur'ān al-Karīm wa Bayānuhu karya Muhyiddin ad-Darwis.

Sedangkan sumber sekunder berupa buku, kitab suci, artikel terkait konsep keindahan Al-Qur'an dan kajian yang membahas tentang Muhyiddin ed-Darwis. Metode pengumpulan data yang akan diteliti adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung unsur Balagah dengan menggunakan metode random sampling yaitu pengambilan secara acak ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung unsur Balagah, kemudian dianalisis dan diklasifikasi. menjadi beberapa kelompok berdasarkan divisi Parrot Science. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu penelitian yang cenderung menggambarkan, mencatat, menganalisis dan menafsirkan hal-hal yang ingin diteliti.7 Dalam pengolahan data,.

Setelah menguraikan pemikiran Muhyiddin ad-Darwis tentang keindahan Al-Qur’an dalam karyanya, ulama mencoba menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan sejarah dan balagah sebagai pisau analisisnya. Pendekatan sejarah digunakan untuk mengkaji latar belakang kehidupan Muhyiddin ed-Darwis secara umum dan latar belakang Muhyiddin ed-Darwis menulis bukunya I'rabu Al-Qur'an Al-Karim Wa Bejanuhu. Pendekatan balagah digunakan untuk mengkaji corak dan bentuk ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung unsur balagah (keindahan).

Dari keterangan di atas terlihat bahwa kajian Balagah dapat mengungkap kesan yang didapat seseorang ketika mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang kafir Quraisy, terkadang berupa rangkaian ayat. Jadi jika kita melihat setiap ayat Al-Qur'an dari sudut pandang balagah, maka akan diketahui kesan yang diterima pendengarnya, sehingga dapat ditelusuri fungsi ayat-ayat Al-Qur'an tersebut.

Analisislah gaya dan fungsi bentuk klasifikasi ayat-ayat Al-Qur’an di atas dengan menggunakan pendekatan balagah. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan pemikiran Muhyiddin ad-Darwis terhadap keindahan Al-Qur’an saja, namun penelitian ini juga berupaya menganalisis corak dan fungsi bentuk ayat-ayat pembentuk keindahan Al-Qur’an. Alquran. Quran dan menganalisis konsep ini dalam studi Tafsir.

Telaah Pustaka

Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas pada Aspek Bayan Sains saja, karena Kajian Balagah sangat luas dan penulis menyadari bahwa penelitian ini masih dalam taraf skripsi, sehingga penulis hanya meliput penelitian ini pada Aspek Bayan Sains saja, Ketidakmampuan penulis untuk membahasnya secara tuntas merupakan kelemahan penulis, sehingga masukan dan arahan pendukung dari pembaca sangat diharapkan. Disertasi kedua berjudul AS-SUWAR AL-BALAGHIYYAH FI AL-AD'IYYAH AL-QUR'ĀNIYYAH, karya Nur Zaman Madany. Disertasi ini mencoba menjelaskan konsep keindahan Al-Qur'an ditinjau dari ayat-ayat yang berisi doa dari sudut pandang Balagah, dalam karya ini ia membahas dengan sangat tuntas konsep keindahan ayat-ayat Al-Qur'an dari sudut pandang Ilmu Bayan, Ilmu Ma'any dan Ilmu Badi. Ketiga buku berjudul METODE INTERPRETASI SASTRA karya Amin al-Khulli bersama Nashr Hamid Abu Zayd diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dr. Khairon Nahdiyyin, karya ini menjelaskan fase-fase perkembangan Tafsir, dan menjelaskan kajian sastra yang ada sejak awal.​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​pembahasannya termuat, sangat erat berkaitan dengan penelitian penulis.12 .

Dari literatur di atas tampak belum ada yang membahas konsep keindahan Al-Qur'an menurut Muhyiddin as-Darwis dalam Kitab tersebut. 11 Nur Zaman Madany, As-Suwar Al-Balaghiyyah Fi Al-Ad'iyyah Al-Qur'āniyyah, (Islamabad: al-Jamia'ah al-Wathoniyyah li-Allughoti al-Haditsah, 2011. Penelitian ini akan menganalisis dan memahami bagaimana konsep keindahan Al-Qur'an menurut Muhyiddin dan urgensi Ilmu Balagah mengenai penafsiran Al-Qur'an.

Sistematika Pembahasan

Bab keempat merupakan analisis dengan pendekatan balagah terhadap pola dan bentuk ayat Alquran menurut Muhyiddin ed-Darwis. Bab ini akan memaparkan kesimpulan penelitian-penelitian sebelumnya serta memberikan jawaban terhadap rumusan masalah yang telah dirumuskan. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap konsep keindahan Al-Qur'an menurut Muhyiddin ad-Darwis dan urgensi ilmu Balagah dalam penafsiran Al-Qur'an.Setelah penulis menjelaskan beberapa pemikirannya, penulis dapat menyimpulkan bahwa Konsep keindahan Al-Qur'an menurut Muhyiddin ed - Darwis ditinjau dari sudut pandang balagah ditinjau dari ilmu bajan ada tiga macam yaitu.

Tasybih : Yang dimaksud dengan tasybih adalah penjelasan suatu kata atau beberapa kata yang dikaitkan dengan suatu kata atau beberapa kata yang dihubungkan maknanya dengan kata lain dalam satu ciri atau beberapa ciri, melalui huruf “sekam” atau memberikan sesuatu yang serupa, baik dalam bentuk menulis atau tertulis193,. Majaz : Yang dimaksud dengan majaz adalah suatu kata yang tidak dipergunakan pada tempatnya, karena tidak dipergunakannya pada tempatnya karena adanya hubungan dan indikasi yang menghalangi kata tersebut untuk diartikan dengan arti sebenarnya 194. Isti'arah : Yang dimaksud dengan Isti'arah adalah tidak menggunakan Lafaż pada tempatnya, karena Lafaż tidak pada tempatnya karena adanya hubungan musyabbahah antara makna-makna yang disebutkan di dalamnya.

سانلا اهيأ !

مكتيلهاج فى مكرعش نىاويدب اوكستد ,

مكباتك يرسفت هيف نإف

Ali al-Jarim en Mustafa Amin, al-Balagah al-Wadhihah al-Bayan wa al-Ma'ani wa al-Badi'li al-Madaris al-Sanawiyyah (Soerabaja: Toko Kitab al-Hidayah, 1961). Al-Buthi, Muhammad Sa'id Ramadhan, Fi Al-Hadis Al-Syarif Wa Al-Balagah Al-Nabawiyyah, (Damaskus: Darul Fikr, 2011). Al-Imam abu abdillah badruddin bin malik ad-dimasyqi, Al-Misbah fi al-Ma'ani wa al-Bayan wa Al-Badi' (beiroet: darul kutub al-ilmiyyah, 2001).

Nur Zaman Madany, As-Suwar Al-Balaghiyyah Fi Al-Ad‟iyyah Al-Qur‟āniyyah, (Islamabad: al-Jamia‟ah al-Wathoniyyah li-Allughoti al-Haditsah, 2011). Rabiatul Adawiyah, Keindahan Kalam Nabi Muhammad SAW Menurut Al-Buthi dalam Kitab FI AL-HADIS AL-SYARIF WA AL-BALAGAH AL-NABAWIYAH, (Jogjakarta: UIN Sunan Kalijaga Fakultas Ushuluddin, 2013).

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi kepribadian yang diwujudkan pada pribadi pendidik sebagai Ar-Rahman, kompetensi pedagogig yang diwujudkan pada kemampuannya dalam mengajarkan al-Qur‟an,

dengan ajaran al-Qur’an pentingnya hubungan timbal bagi pelaku ekonomi yang berdasar atas keadilan. Dalam pandangan al-Qur’an menerangkan bahwa prinsip ekonomi adalah

Aspek yang Berkaitan dengan Struktur Keindahan bahasa al-Qur’an dapat kita telusuri dari struktur teksnya yang banyak di elaborasi oleh para ahli bahasa, Dalam karya karya

Kemudian kitab al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an kitab ini membahas makna lafaz-lafaz yang terdapat dalam al-Qur‟an karya al-Raghib alAsfahani sebagai rujukan utama dalam

Al-Qur`an juga menekankan perhatian kita kepada kenyataan bahwa orang-orang beriman harus memiliki sikap berjalan yang tidak berlebih-lebihan atau mengada-ada,

Perkembangan ilmu matematika tidak terlepas dari peran kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul Allah SWT terutama kita suci Al-Qur‟an. Munculnya Al- Qur‟an telah

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, dengan gaya penuturan yang sejuk dan lembut serta gambaran masalah yang inspiratif ini, al-Qur‟an menyingkap rasa kesadaran manusia

Kedua, karya Bell tentang susunan kronologi al- Qur’an menjadi bahan acuan primer oleh beberapa sarjana hingga saat ini.18Ketiga, kajian tentang Richard Bell di Indonesia masih sangat