• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI NOVIA KARTIKA SARI.pdf - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KTI NOVIA KARTIKA SARI.pdf - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronkopneumonia?”.

Manfaat Penelitian

  • Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Pathway Bronkopneumonia
  • Tanda dan Gejala
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Komplikasi
  • Penatalaksanaan

Diagnosa yang didapat pada klien 1 adalah pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan berdasarkan PPNI (2017). Sedangkan pada klien 2 terdapat 2 diagnosa yang sesuai dengan teori yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif dan hipertermia.

Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Konsep Keperawatan Anak

  • Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Batasan Usia Anak
  • Falsafah Keperawatan Anak
  • Prinsip Keperawatan Anak

Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu mendapat prioritas, mengingat kemampuannya dalam mengatasi permasalahan masih dalam proses pendewasaan yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda mulai dari ukuran hingga aspek kematangan fisik. Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal dan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa.

Keperawatan anak merupakan suatu disiplin ilmu kedokteran yang fokus pada kesejahteraan anak, sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Keperawatan anak melibatkan kontrak dengan anak-anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka menggunakan proses keperawatan yang konsisten dengan pertimbangan moral (etika) dan etika (hukum). Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan pendewasaan anak dan remaja yang sehat sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam keluarga dan.

Sebagai seorang perawat anak peneliti memerlukan keterlibatan penuh dalam upaya menemukan masalah keperawatan anak yang akan diteliti, melakukan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan untuk meningkatkan mutu praktek/pengasuhan keperawatan anak. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus mampu melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan anak. Anak-anak pada usia ini seringkali takut pada orang asing dan tidak sepenuhnya mengerti mengapa mereka harus dirawat di rumah sakit.

Pendekatan/Desain Penelitian

Subyek Penelitian

Definisi Operasional

Asuhan keperawatan pada anak penderita bronkopneumonia merupakan suatu proses tindakan keperawatan yang diberikan langsung kepada pasien anak penderita bronkopneumonia, meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi untuk mengatasi masalah anak penderita bronkopneumonia.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Diagnosis yang ditegakkan pada klien 1 dan 2 sama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dan hipertermia. Sedangkan diagnosa keperawatan pada klien 2 ditegakkan 3 diagnosa yaitu tidak efektifnya pembersihan saluran nafas sehubungan dengan hipersekresi saluran nafas, suhu tinggi. Diagnosis yang diberikan pada klien 1 yaitu gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler berdasarkan PPNI (2017).

Diagnosis yang didapat dari klien 2 yaitu kecemasan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi berdasarkan PPNI (2017). Diagnosis yang didapat klien 1 yaitu risiko kekurangan gizi dibuktikan dengan faktor psikologis (keengganan makan) berdasarkan PPNI (2017). Diagnosis yang didapat dari klien 1 yaitu risiko terjatuh dibuktikan pada anak usia 2 tahun ke bawah berdasarkan PPNI (2017).

Evaluasi masalah gangguan pertukaran gas pada klien 1 terselesaikan pada hari ke 3 tanggal 14 April 2019 dengan hasil yang disampaikan ibu. Pada klien 1 terdapat 3 diagnosa yang muncul sesuai teori yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas dan hipertermia. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan 2 sesuai dengan intervensi yang direncanakan berdasarkan kebutuhan klien anak dengan bronkopneumonia.

Metode dan Instrument Pengmpulan Data

Keabsahan Data

Sedangkan Klien 2 mendapat perawatan keperawatan di rumah sakit selama 3 hari. Evaluasi pada Klien 2 didapatkan kecemasan teratasi pada hari pertama, bersihan jalan nafas tidak efektif, dan peningkatan suhu tubuh teratasi pada hari ketiga. Diagnosa yang didapatkan pada klien 1 adalah tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, sedangkan pada klien 2 peneliti memastikan diagnosis tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi saluran napas. Diagnosa pada klien 1 adalah hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi, sedangkan pada klien 2 peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (infeksi).

Diagnosa tersebut ditegakkan oleh pemeriksa pada Klien 1 berdasarkan hasil pemeriksaan yaitu ibu melaporkan anak sesak nafas, terdapat suara nafas tambahan (ronchi), dan pola pernafasan cepat dan dangkal. Berdasarkan data tersebut, pemeriksa dapat mendiagnosis pola pernapasan tidak efektif karena klien didiagnosis mengalami tiga dari empat gejala utama. Dalam diagnosis pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan pada klien 1, intervensi yang dilakukan terdiri dari observasi: observasi tanda-tanda vital; menilai frekuensi pernapasan, terapeutik: mempertahankan posisi semi-Fowler, kolaborasi: bekerja sama untuk memberikan oksigen.

Bagi klien, 2 intervensi tersebut adalah observasional: pemantauan tanda-tanda infeksi, terapeutik: pengukuran suhu tubuh; melakukan pengobatan jalur IV; berikan kompres hangat;. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pola nafas tidak efektif pada klien 1 antara lain observasi tanda vital, pengkajian frekuensi pernafasan, perubahan posisi untuk memaksimalkan ventilasi, dan kerjasama pemberian oksigen. Studi kasus pada klien 1 dilakukan oleh peneliti Chairunisa (2019) di RS Medika Citra Samarinda dan klien 2 oleh peneliti Ariska (2018) di Ruang Alamanda RSUD Dr. RSUD.

Analisa Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk menyusun studi kasus pada Klien 1 dilakukan di Rumah Sakit Medika Citra Samarinda yang terletak di Jalan Kadrie Oening No. RS Samarinda Medika Citra merupakan rumah sakit milik perusahaan yang merupakan RSU yang dikelola oleh PT. Rumah Sakit ini telah terdaftar sejak 12 Juli 2013 dengan nomor izin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan izin tanggal 16 April 2014 dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda yang bersifat tetap dan berlaku sampai dengan tahun 2019.

Ruang Alamanda merupakan ruang penitipan anak yang terdiri dari 4 lantai, Ruang penitipan anak ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang diantaranya; Ruang terapi tumbuh kembang anak, ruang bermain, dan ruang penitipan/ruang perawatan anak.

Hasil Asuhan Keperawatan

Anamnesis

Orang tua mengatakan, awalnya anaknya tersedak saat makan di rumah kurang lebih 2 hari, kemudian anak tersebut batuk berdahak ± 2 hari dan demam, kemudian pada tanggal 9 April 2019, orang tua mengatakan anaknya dibawa ke klinik. dan kemudian menerima terapi uap. sore harinya anak sesak nafas langsung dibawa ke UGD SMC, kata ibu anak alergi debu. Ibu klien mengatakan, sebelum masuk ruang Alamanda, anaknya dirawat di RS Mesuji selama 4 hari dengan keluhan sesak nafas, kejang dan batuk. Pada saat evaluasi tanggal 25 Oktober 2017, klien mengalami sesak nafas akibat sekret yang sulit dikeluarkan, dada terasa sesak, retraksi dinding dada.

Klien menderita sesak nafas terus menerus dan berkurang setelah pemberian Ventolin, klien menderita sesak nafas sejak seminggu yang lalu. H, tidak ada keluhan kehamilan dan kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi, ibu klien mengatakan selalu rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu klien mengatakan klien sudah masuk RS 1 minggu yang lalu dengan keluhan asma dan pilek.

Berdasarkan tabel di atas, klien 1 berjenis kelamin laki-laki, berusia 1 tahun 8 bulan, dan dirawat di unit perawatan anak RS Samarinda Media Citra. Sebelumnya Klien 2 sudah dirawat di RS Mesuji selama 4 hari dengan keluhan sesak nafas, kejang dan batuk.

Pemeriksaan Fisik

5 Pemeriksaan leher : kelenjar getah bening teraba, tiroid tidak terkena, posisi trakea di tengah, tidak ada kelainan. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, paru kiri bawah mengembang, getaran lemah pada paru kiri. Batas kanan : ICS III linea sternum kanan - Batas kiri : ICS III Linea sternum kiri Auskultasi.

R Pergerakan sendi bebas, ekstremitas tidak ada kelainan, tulang belakang tidak ada kelainan, kulit normal, turgor kulit baik. Hasil pemeriksaan fisik pada kedua klien adalah klien menggunakan otot aksesori untuk bernapas, tidak ada pernapasan hidung, terdengar suara napas tambahan yaitu ronki, ritme pernapasan tidak teratur, pernapasan cepat dan dangkal. Berdasarkan tabel diatas dilakukan penilaian risiko jatuh berdasarkan Humpty Dumpty dan diperoleh skor 13 dengan risiko tinggi pada klien 1, sedangkan klien 2 tidak dilakukan penilaian risiko jatuh.

Pemeriksaan Penunjang

Berdasarkan hasil survei dan analisis data, ditegakkan 7 diagnosa keperawatan pada klien 1 yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, gangguan pertukaran gas berhubungan membran alveolar-kapiler, pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan. pusat, hipertermia berhubungan dengan proses penyakit, risiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan makan), risiko jatuh pada anak usia 2 tahun atau lebih muda, dan risiko infeksi yang dibuktikan dengan efek prosedur invasif. Untuk Klien 2, pemeriksa tidak mendiagnosis pola pernapasan tidak efektif; data pada saat pengkajian adalah klien mengalami retraksi dinding dada, klien rewel dan gelisah, hiperventilasi saat bernapas, frekuensi pernapasan 50. Intervensi keperawatan yang akan dilakukan penyidik ​​pada klien 1 dengan diagnosa keperawatan pernapasan bersih adalah berkaitan dengan peningkatan produksi sputum yaitu observasi: pemantauan status oksigen pasien; status pernapasan; auskultasi bunyi nafas, terapi : atur posisi.

Pada klien 2 dengan diagnosis bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas yaitu observasi : kaji bersihan jalan nafas, kedalaman, frekuensi pernafasan; periksa tanda-tanda sianosis; pantau refleks batuk; auskultasi bunyi napas; mengukur fungsi vital, terapeutik: memberi oksigen; melakukan fisioterapi dada, kerjasama : kerjasama pemberian terapi nebulizer. Saat mendiagnosis gangguan pertukaran gas terkait dengan perubahan membran kapiler alveolar pada klien, intervensi 1 terdiri dari observasi: observasi tanda-tanda vital; menilai laju pernapasan; mengamati warna kulit, terapeutik : menjaga istirahat dan tidur anak, kerjasama : kerjasama dalam pemberian oksigen. Implementasinya berlangsung sesuai dengan intervensi yang dibuat dan disesuaikan dengan permasalahan keperawatan klien.

Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas pada klien 1 antara lain observasi tanda vital, pengkajian frekuensi dan kemudahan pernafasan pasien, observasi tanda sianosis, menjaga istirahat, dan kerjasama pemberian oksigen dengan kanula hidung. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah hipertermia pada klien 1 antara lain pemantauan suhu tubuh dan pemberian kompres pada lipatan. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan klien 2 antara lain dengan melakukan pengkajian tingkat kecemasan, memberikan pendidikan kesehatan tentang bronkopneumonia, dan memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga.

Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah risiko infeksi pada klien 1 antara lain mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, membatasi jumlah pengunjung untuk meminimalkan sumber infeksi dari lingkungan. Evaluasi masalah pola pernafasan tidak efektif pada klien 1 terselesaikan pada hari ke 3 tanggal 14 April 2019, dengan hasil ibu mengatakan anak sudah tidak sesak nafas lagi, ibu mengatakan pada saat anak tidur di tengkurapnya. punggung, nafas anak tidak terlalu sesak, tidak terdapat otot penunjang pernafasan dada, pola nafas teratur, suara nafas bersih, RR : 29 x/menit N : 97 x/menit, T : 36.50C, SpO2 : 99 % dan tidak ada otot yang mendukung pernapasan dada.

Tabel  diatas  menjelaskan  mengenai  intervensi  yang  akan  diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan  diagnosa  keperawatan  yang  ditegakkan
Tabel diatas menjelaskan mengenai intervensi yang akan diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan

Gambar

Tabel  diatas  menjelaskan  mengenai  intervensi  yang  akan  diberikan pada klien 1 dan klien 2 selama masa perawatan sesuai dengan  diagnosa  keperawatan  yang  ditegakkan
Tabel di atas menjelaskan bahwa pada klien 1 dilakukan asuhan  keperawatan  selama  4  hari  di  rumah  sakit,  evaluasi  pada  klien  1

Referensi

Dokumen terkait

Observasi yang dilakukan pada anak dengan bronkopneumonia dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif adalah adanya dispneu, penurunan suara nafas,