PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
O’CHICKEN CABANG LOLONG PADANG
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh :
NAVIDAL HUSEN NPM: 12090202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2017
PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN O’CHICKEN
CABANG LOLONG PADANG
Oleh :
Navidal husen1, Jimmi Ronald2, Jolianis3
Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826 Email: [email protected],
1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi
2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat: Pengaruh harga, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian.. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang. Sampel berjumlah 100 orang dengan teknik pengambilan sampel berupa acidental sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,382 dan thitung4,323>ttabel 1,98. 2. kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,315 dan thitung4,544>ttabel 1,98. 3.
lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,284 dan thitung3,546>ttabel
1,98.
Kata kunci: harga, kualitas produk, lokasi dan keputusan pembelian.
ABSTRACT
This study aims to see: Effect of price, product quality and location of the purchasing decision .. type of research is descriptive and associative. The population in this study is that consumers O'Chicken Branch wailed Padang. Sample of 100 people with a form of sampling technique acidental sampling. Data analysis technique used is descriptive analysis and inductive. The results showed that: 1. the price significantly and positive effect on purchasing decisions O'Chicken Branch wailed Padang, where the values obtained path coefficient 0.382 and thitung4,323> ttabel 1.98. 2. The quality of the product and a significant positive influence on purchasing decisions O'Chicken Branch wailed Padang, where the values obtained path coefficient 0.315 and thitung4,544>
ttabel 1.98. 3. The location of positive and significant impact on purchasing decisions O'Chicken Branch wailed Padang, where the values obtained path coefficient 0.284 and thitung3,546> ttabel 1.98.
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat mengakibatkan perubahan yang begitu dinamis di segala bidang. Interaksi sosial-budaya tersebut membawa pengaruh bagi bangsa-bangsa di dunia.
Terjadi banyak penyerapan atas unsur- unsur budaya seperti nilai, kebiasaan, kesenian, dan lain sebagainya, tidak terkecuali perubahan dalam gaya hidup. Gaya hidup modern yang dipengaruhi oleh unsur asing sudah merupakan hal yang lazim di kehidupan perkotaan di Indonesia.
Salah satu akibat dari pengaruh tersebut adalah kecendrungan masyarakat yang lebih menyukai gaya hidup instan dan praktis.
Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji (fast food) mengalami peningkatan sebagai imbas dari pola hidup masyarakat yang cenderung ingin praktis dan instan dalam penyajian makanannya. Hal ini membuat produk makanan dari negeri asing seperti fried chicken, burger, french fries, pizza, dan spaghetti seolah bisa menjawab kebutuhan masyarakat perkotaan untuk bisa menikmati makanan secara cepat dan praktis.
Survei yang dilakukan oleh AC Nilsen (2008), bahwa 69% masyarakat kota di Indonesia mengonsumsi fast food, 33% diantaranya menyatakan makan siang sebagai waktu yang tepat untuk makan di restoran fast food, 25% untuk makan malam, 9%
menyatakan sebagai makanan selingan dan 2% memilih untuk memilih untuk makan pagi. Hal tersebut diperkirakan akan semakin berkembang sesuai dengan meningkatnya tingkat konsumsi makanan fast food di Indonesia.
O’Chicken merupakan restoran cepat saji yang di disain bagi konsumen di indonesia yang menginginkan pengalaman kuliner fried chickhen dan burger yang lezat, bersih, higienis, sehat, halal, cepat dan mudah dengan pelayanan dan keramah tamahan khas indonesia.
Konsumen dan pelanggan merupakan mitra utama bagi pemasar.
Pelanggan (Customer) berbeda dengan konsumen (Consumer), seorang dapat dikatakan sebagai pelanggan apabila orang tersebut mulai membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh badan usaha.
Kebiasaan tersebut dapat dibangun melalui pembelian berulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam jangka waktu tertentu tidak melakukan pembelian ulang maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan tetapi sebagai seorang pembeli. Yang pertama kali dipikirkan oleh seseorang jika ingin berbisnis dengan orang lain yang belum pernah berbisnis dengannya. Hal ini pula yang dapat dijadikan pedoman oleh perusahaan agar konsumen dapat mempercayai produk yang ditawarkan dan melakukan pembelian ulang pada perusahaan tersebut, banyak perusahaan mengandalkan kepuasan konsumen sebagai jaminan keberhasilan di kemudian hari tetapi kemudian kecewa mendapati bahwa para konsumennya yang merasa puas dapat membeli produk pesaing tanpa ragu-ragu.
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan mampu berdampak pada omset penjualan suatu produk disebuah perusahaan maka akan dapat mendatangkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan tersebut.
Salah satu produk cepat saji yang
diminati masyarakat adalah ayam goreng. Berikut adalah data penjualan di O’Chicken Cabang Lolong yang telah di rekap dalam periode bulan November – Juli 2016.
Tabel 1.
Data penjualan O’Chicken Cabang Lolong Bulan November – Juli
2016
No Bualan Total Penjualan (Rp)
% Perubahan 1 November 98.000.000 -
2 Desember 121.000.000 23,40 3 Januari 97.000.000 -19,80 4 Februari 101.000.000 4,10 5 Maret 95.000.000 -5,90 6 April 98.000.000 3,20 7 Mei 97.000.000 -1,02 8 Juni 85.000.000 -12,40 9 Juli 91.000.000 7,06
Sumber: O’Chicken Lolong, tahun 2016
Dari data di atas terlihat bahwa penjualan yang tidak meningkat dari bulan ke bulannya. Terlihat pada bulan November total penjualan adalah sebesar Rp.98.000.000,- Sedangkan dibulan Desember total penjualan mengalami peningkatan sebesar Rp.121.000.000,- Namun terlihat dibulan maret adanya penurunan dibulan sebelumnya yaitu sebesar Rp.97.000.000,-
Diduga terjadinya fluktuasi dari data diatas adalah keputusan pembelian merupakan dari konsumen yang tidak selalu sama. Keputusan pembelian merupakan sebuah
Pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian. Menurut Kotler (2004:431),
terdapat empat bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu harga, produk, promosi, lokasi perusahaan atau toko.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian menurut Widiana (2014:66) mengemukakan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Sedangkan menurut Alma dalam Widiana (2014:66) keputusan pembelian adalah suatu keputusan yang dilakukan oleh konsumen yang dipengaruhi oleh kebudayaan, kelas sosial, keluarga, dan referensi grup yang akan membentuk suatu sikap pada diri individu kemudian melakukan pembelian.
Selain itu, menurut Kotler (2014:66) keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian. Dapat disimpulkan keputusan pembelian adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen yang kemudian konsumen dapat melakukan pembelian.
Menurut Lovelock dalam Senjaya (2014:202) jika pelanggan merasa puas dengan bauran pemasaran jasa, maka pelanggan akan menjadi loyal sehinggal pelanggan akan melakukan pembelian secara berulang-ulang, bahkan mereka akan melakukan promosi. Tahap-tahap proses keputusan pembelian jasa terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian seperti yang dikemukakan Kotler dalam Senjaya (2014:202). Konsumen akan 11
memutuskan untuk melakukan pembelian didorong oleh beberapa faktor yaitu berdasarkan pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, kuantitas pembelian dan metode pembayaran.
Menurut Kodu (2012:1253) Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir.
Jadi dari beberapa pendapat para ahli diatas maka keputusan pembelian adalah pemilihan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian yang di dorong oleh faktor-faktor tertentu yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang akan ditimbulkannya.
Pengertian Harga
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2006:345) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli.
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel dan dapat diubah dengan cepat. Namun, persaingan harga dan penetapan harga juga merupakan diskursus yang panting bagi penjual. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran atau marketing mix (4P=product, price, place, promotion/produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Menurut Rewoldt (2002:1) untuk memutuskan harga berbagai pertanyaan harus dijawab, mulai dari penentuan harga untuk sebuah produk baru sampai kepada penentuan kembali harga produk lama. Di samping itu, strategi harus dirumuskan untuk merebut keuntungan promosi dari perubahan tingkat harga lama, atau sebaliknya mencegah perubahan oleh para penjual-lagi (resellers).
Harga adalah sejumlah uang harus di bayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari produksi tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Moenroe dalam Nugroho (2015).
Menurut Mulyadi dalam Nugroho (2015) pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar.
Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh suatu perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara
menentukan harga yang tepat untuk produk yang dijual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Pengertian Kualitas Produk
Menurut kotler dan Armstrong (2008:272) kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasaran. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti yang lebih sempit, kualitas bisa didefenisikan sebagai “bebas dari kerusakan”.
Menurut Oentoro dalam Widiana (2014:65) kualitas produk adalah hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Dapat disimpulkan kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang saling berhubungan meskipun dapat memiliki definisi yang berbeda tetapi produk pada intinya memiliki suatu spesifikasi terhadap suatu barang atau jasa yang dapat menimbulkan kepuasan yang memenuhi atau melebihi harapan bagi konsumen yang menggunakannya.
Menurut Luthfia dalam (Kodu, 2012) Kualitas dapat diartikan kemampuan dari produk untuk menjalankan fungsinya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya. Produk didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya Mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan.
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Haryanto (2013:1466) Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan.
Sedangkan kualitas produk menurut Mariana (2015:389) Kualitas produk merupakan faktor persaingan utama dalam menentukan keberhasilan dan kelangsungan dari suatu perusahaan. Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian merupakan suatu ukuran seberapa jauh suatu produk dapat memenuhi persyaratan dan spesifikasi kualitas yang ditetapkan.
Pengertian Lokasi
Lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi pemasaran strategis, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategis (Fitzsimmons &
Fitzsimmons, 1994) dalam buku Tjiptono (2006:147). Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah.
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya capital intensif. Oleh karena itu, penyedia jasa harus benar-benar
mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang responsive terhadap kemungkinan perubahan ekonomi, geografis, budaya, persaingan dan peraturan di masa mendatang.
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut.
(Tjiptono, 2006:147)
1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas lebih dari jarak pandang normal.
3) Lalu lintas (traffic,) menyangkut dua pertimbangan utama berikut:
a) Banyaknya orang yang lalu- lalang memberikan peluang besar terhadap terjadinya perencanaan, dan/atau tanpa melalui usaha-usaha khusus b) Kepadatan dan kemacetan lalu
lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulan.
1) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
2) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.
3) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Contohnya, warung makan berdekatan dengan daerah kos, asrama mahasiswa, kampus, atau perkantoran.
4) Kompetisi, yaitu lokasi pesaing.
Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi wartel (warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya. Menariknya, dalam
sejumlah industri justru ada kecendrungan perusahaan sejenis yang menempati lokasi berdekatan.
Contohnya bengkel, showroom mobil, pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel, dan seterusnya.
1) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif.
Menurut Arikunto (2010:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan dan mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2010:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada berapa erat hubungannya. Sebagaimana bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan pembelian O’chicken cabang lolong Padang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Data hasil analisis deskriptif pada variabel keputusan pembelian (Y) dengan melihat angket penelitian yang dijawab oleh konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, dengan jumlah pernyataan sebanyak 16 butir, dengan responden sebanyak 100 responden.
Setelah melakukan penelitian pada konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk variabel Keputusan Pembelian.
Deskriptif Variabel Harga (X1)
Data hasil analisis deskriptif pada variabel harga (X1) dengan melihat angket penelitian yang dijawab oleh konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, dengan jumlah pernyataan sebanyak 8 butir, dengan responden sebanyak 100 responden.
Setelah melakukan penelitian pada konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk variabel Harga.
Deskriptif Variabel Kualitas Produk (X2)
Data hasil analisis deskriptif pada variabel kualitas produk (X2) dengan melihat angket penelitian yang dijawab oleh konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, dengan jumlah pernyataan sebanyak 12 butir, dengan responden sebanyak 100 responden.
Setelah melakukan penelitian pada konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk variabel Kualitas Produk.
Deskriptif Variabel Lokasi (X3)
Data hasil analisis deskriptif pada variabel lokasi (X3) dengan melihat angket penelitian yang dijawab oleh konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, dengan jumlah pernyataan sebanyak 8 butir, dengan responden sebanyak 100 responden. Setelah melakukan penelitian pada konsumen O’Chicken Cabang Lolong Padang, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk variabel Lokasi.
Analisis Jalur (Path analisis)
Analisis jalur digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel eksegon terhadap variabel endogen melalui variabel lainnya dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari suatu variabel terhadap variabel
lain. Analisis jalur pada penelitian ini akan menganalisis pengaruh harga, kualitas produk, lokasi terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari struktur analisis jalur akan dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat signifikansi dan koefisien jalur dari variabel eksogen terhadap variabel endogen, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Adapun hasil analisis data untuk analisis jalur akan dijelaskan pada sub bab sebagai berikut :
Tabel 21.
Hasil Analisis Jalur
Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Berdasarkan uji F diketahui bahwa nilai F hitung 144,379 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0.000 < 0,05), hal ini berarti secara bersama-sama variabel harga, kualitas produk dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang.
Berdasarkan uji F dapat dikatakan bahwa variabel harga, kualitas produk dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian
Variabel Endogen
Varia bel Eksog en
Koefisi en Jalur
t Hitu ng
Sig Ket
Keputusan Pembelian
Harga
(X1) 0,382 4,32 3
0,00 0
Signifi kan Kualit
as Produ k (X2)
0,315 4,54 4
0,00 0
Signifi kan Lokasi
(X3) 0,284 3,54 6
0,00 1
Signifi kan F hitung : 144,379
F sig : 0,000 R square : 0,819
O’Chicken Cabang Lolong Padang maka data hasil penelitian dapat dilanjutkan dengan analisis jalur untuk pengujian secara individual.
Berdasarkan data yang terlihat pada Tabel 21 dapat dilakukan uji masing- masing variabel penyebab terhadap variabel akibat adalah :
a. Koefisien jalur dari harga terhadap keputusan pembelian Pyx1 = 0,382, dengan thitung 4,323 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( = 0,05) maka terbukti nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang.
b. Koefisien jalur dari kualitas produk terhadap keputusan pembelian Pyx2
= 0,315, dengan thitung 4,544 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( = 0,05) maka terbukti nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang.
c. Koefisien jalur dari lokasi terhadap keputusan pembelian Pyx3 = 0,284, dengan thitung 3,546 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( = 0,05) maka terbukti nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang.
Hasil Uji Hipotesis
1) Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis penelitian adalah “harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O,Chicken Cabang Lolong Padang”.
Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diketahui koefisien jalur pengaruh harga terhadap keputusan pembelian (PYX1) adalah 0,382 dengan nilai t hitung adalah 4,323 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis kelima diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis penelitian adalah “kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O,Chicken Cabang Lolong Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kedua diketahui koefisien jalur pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian (PYx2) adalah 0,315 dengan nilai t hitung adalah 4,544 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Hal ini berarti hipotesis keenam diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis penelitian adalah “lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian O,Chicken Cabang Lolong Padang”.
Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis ketiga diketahui koefisien jalur pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian (PYx3) adalah 0,284 dengan nilai t hitung adalah 3,546 dan nilai signifikansi 0,001. Nilai nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,001 < 0,05). Hal ini
berarti hipotesis ketujuh diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang. Berdasarkan hasil pengujian tahap kelima yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur harga terhadap keputusan pembelian sebesar 0,382. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,323
> dan tTabel 0,05 (1,98). Dengan demikian diketahui bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’chicken . artinya, adanya harga yang sesuai dengan kualitas tentunya akan mendorong pelanggan untuk membeli produk O’chicken.
Besarnya pengaruh langsung dari variabel harga terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 14,59, sedangkan besarnya pengaruh harga (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui kualitas produk (X2) adalah sebesar 9,25 dan besarnya pengaruh harga (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui lokasi (X3) adalah 9,04. Hal ini membuktikan bahwa harga secara langsung efektif dapat meningkatkan keputusan pembelian dari pada secara tidak langsung melalui variabel lain.
2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang. Berdasarkan hasil pengujian tahap keenam yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur kualitas produk terhadap keputusan pembelian sebesar 0,315. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,544 > dan tTabel 0,05
(1,98). Dengan demikian diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’chicken.
Artinya, adanya kualitas produk yang sesuai dengan keputusan pembelian akan mendorong pelanggan untuk membeli produk O’chicken.
Besarnya pengaruh kualitas produk (X2) terhadap keputusan pemeblian (Y) secara langsung adalah 9,92 dan besarnya pengaruh kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui harga (X1) sebesar 9,25 sedangkan besarnya pengaruh kulitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui lokasi (X3) sebesar 6,34. Hal ini membuktikan bahwa secara langsung variabel kualitas produk efektif meningkatkan keputusan pembelian dari pada secara tidak langsung melalui variabel lain.
3. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian O’Chicken Cabang Lolong Padang. Berdasarkan hasil pengujian tahap ketujuh yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien jalur lokasi terhadap keputusan pembelian sebesar 0,284. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,546
> dan tTabel 0,05 (1,98). Dengan demikian diketahui bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada O’chicken.
Besarnya pengaruh lokasi (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) secara langsung adalah 8,06 dan besarnya pengaruh lokasi (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui harga (X1) sebesar 9,04 sedangkan besarnya pengaruh lokasi (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) secara tidak langsung melalui kualitas produk (X2) sebesar 46,34. Hal ini membuktikan bahwa lokasi secara langsung efektif dapat meningkatkan keputusan pembelian dari pada secara tidak langsung melalui variabel lain.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan penjelasan dan hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan demikian diketahui bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’chicken . artinya, adanya harga yang sesuai dengan kualitas tentunya akan mendorong pelanggan untuk membeli produk O’chicken. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila pihak O’chicken memberikan potongan harga tertentu, menetapkan tingkat harga sesuai dengan jenis makanan, dan memberikan berbagai kemudahan dalam pembayaran tentunya akan mendorong pelanggan untuk membeli makanan pada O’chicken.
2. Dengan demikian diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian O’chicken. Artinya, adanya kualitas produk yang sesuai dengan keputusan pembelian akan mendorong pelanggan untuk membeli produk O’chicken, dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila pihak O’chicken memberi kemudahan pengguna kepada konsumen, kemudian menjelaskan tentang daya tahan produk, kejelasan fungsi yang diputuskan untuk digunakan dan keragaman ukuran produk membuat konsumen tidak merasa bosan dalam membeli makanan pada O’chicken.
3. Dengan demikian diketahui bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada O’chicken. Artinya, adanyalokasi yang strategis yang
sesuai dengan keputusan pembelian akan mendorong pelanggan untuk membeli produk O’chicken, dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila pihak O’chicken memilih lokasi yang strategis untuk perusahaan, kemudian jangkauan distribusi yang harus perlu diperhatikan oleh pihak O’chicken karna jarak yang diperlukan oleh konsumen juga menentukan keputusan pembelian dan pengankutan memungkinkan untuk kegiatan berbelanja bagi perusahaan dan konsumen O’chicken.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut ini:
1. Penelitian ini menunjukan bahwa variabel harga (X1), indikator tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator potongan harga dengan rata-rata skor sebesar 3,60 pada TCR sebesar 72.0% tergolong pada kategori sedang, maka dari itu disarankan kepada O’Chicken Cabang Lolong Padang agar lebih banyak memberikan potongan harga atau diskon kepada pembeli untuk meningkatkan jumlah penjualan dan hasil penerimaan penjualan. O’Chicken dapat memberikan potongan harga kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar atau kepada pembeli yang membayar dengan tunai untuk menarik minat pembeli.
2. Selanjutnya variabel kualitas produk (X2), indikator tanggapan 85
responden yang terendah terdapat pada indikator daya tahan dengan rata-rata skor sebesar 4,02 pada TCR sebesar 80.40% tergolong pada kategori baik, maka dari itu disarankan kepada O’Chicken Cabang Lolong Padang agar dapat meningkatkan daya tahan terhadap menu makanannya, karena daya tahan akan menjadai daya tambah bagi suatu produk yang digunakan konsumen, dimana produk yang dipasarkan harus mempunyai daya tahan yang lebih lama.
3. Selanjutnya variabel lokasi (X3), indikator tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator lokasi penjualan dengan rata-rata skor sebesar 3,82 pada TCR sebesar 76,40% tergolong pada kategori sedang, maka dari itu disarankan kepada O’Chicken Cabang Lolong Padang agar dapat meninjau ulang lokasi penjualan karena lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian konsumen.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang ingin meneliti tentang keputusan pembelian disarankan untuk memperhatikan karakteristik responden dan kuesioner yang digunakan dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Assauri, Sofjan. (2004). Managemen Pemasaran Dasar Konsep Dan Strategi.
Jakarta: Rajawali Pres.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto, R. A. (2013). Strategi Promosi, Kualitas Produk, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Restoran Mcdonalu’s Manado.
Jurnal EMBA, 1(4), 1465–1473.
Irianto, A. (2010). Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasi Dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Kodu, S. (2012). Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza, 1(3), 1251–1259.
Kotler. P, Armstrong. G. (2006).
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, P, Keller, K. (2008).
Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Langgeng Setyo Nugroho. (2015).
Pengaruh Kualitas, Harga, Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Distro (Distributor Outlet) Rown Division Di Solo.
Mariana. (2015). Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk. Ejurnal Administrasi Bisnis, 3(2), 388–402.
Senjaya, H. G. (2014). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Masakan Jepang Di Hayashi Teppan (Survei Terhadap Konsumen Hayashi Teppan Di Food Court BEC), 1(2), 199–210.
Setyo, Ferry, Wibowo. (2013).
Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Bekas (Survei Pada Konsumen Melaju Raya Rizky Motor Di Wilayah Bekasi Timur). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol.4, No.2, 2013.185.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan, Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.
Susanti, T. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Waroeng Spesial Sambal Cabang Tembalang, Semarang).
Skripsi.
Swasta, Basu Dan Handoko. (2000).
Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, Fandy. (2006). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Widiana, M. E. (2014). Pengaruh Ekuitas Merek, Kualitas Produk Dan Penjualan Perorangan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Maspion Di Desa Seruni Gedangan Sidoarjo, 63–76.