Tugas KUIS Pertemuan 5 Audit Keuangan
Disusun Oleh:
Ni Luh Putu Pian ka (2201030032)
Program Studi Sistem Informasi Akuntansi Universitas Primakara
2023
1.
a. Sebutkan dan jelaskan lima kategori asersi manajemen dalam laporan keuangan.
1. Asersi Exsistensi / Keterjadian atau Keberadaan
berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. Auditor menguji Keterjadian transaksi-transaksi yang ada dalam akun-akun laporan keuangan benar-benar terjadi (Bukan fiktif). Dan apakah transaksi yg terjadi telah sesuai tanggal dan obyektif (metode Accrual basic) telah di cutt of / di tutup per tanggal Neraca. Auditor akan memrikasa memeriksa semua bukti transaksi berdasarkan sampel yg telah dipilih, seperti : - Kuitansi,
- faktur pembelian dan penjualan, - Nota debet,
- Nota kredit,
- Nota kontan, cek / Giro ;Jika anda lupa materinya,
2. Asersi Complates / kelengkapan
Auditor menguji bahwa jumlah saldo-saldo yang telah tersaji dalam laporan keuangan dalam laporan neraca atau laporan laba/rugi sudah kesemuanya (Complete) tercatat sesuai transaksi yang terjadi dari tanggal 1 januari hingga 31 desember (satu periode). pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada catatan transaksi yang terlewat atau terselip dalam laporan keuangan yang kemungkinan belum dicatat oleh pihak manajemen perusahaan.
3. Asersi pembuktian Hak dan Kewajiban
berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
Pemeriksaan ini dilakukan Auditor untuk membuktikan bahwa klien perusahaan mempunyai hak atas aktiva yang dilaporakan dalam neraca dengan melihat bukti kepemilikan aktiva, seperti:
- Kendaraan dengan bukti STNK,
- Aset tetap (tanah dan bangunan) dengan bukti kepemilikan surat jual-beli tanah, dan
- Sertifikat tanah dengan bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan, serta lain sebaginya.
Membuktikan kebenaran akan adanya pasiva/kewajiban-kewajiban berupa utang jangka pendek dan atau utang jangka panjang benar-benar dimiliki oleh klien perusahaan yang tersaji dalam laporan neraca perusahaan dengan cara konfirmasi dan memakai Prosedur audit test Hutang.
4. Asersi Penilaian dan Alokasi
Apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Pemeriksaan yang dilakukan Auditor untuk Penilaian pada rekening neraca dan laba/rugi yang sudah dicatat oleh manajemen perusahaan apakah sudah dicantumkan atau dicatat pada jumlah saldo yang sebenarnya, seperti:
- Manajemen membuat asersi bahwa aset tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehan dikurangkan dengan penyusutan aset tetap berdasarkan golongan dan prosentase aset tetap.
- Pemerolehan aset tetap secara sistematis dialokasikan ke dalam periode- periode akuntansi selanjutnya dalam laporan neraca perusahaan.
Pemeriksaan auditor selanjutnya mengecek kebenaran alokasi untuk rekeing Laba/rugi disajikan manajemen perusahaan dengan benar antara pendapatan dan biaya/beban,seperti:
- Manajemen membuat asersi bahwa harga perolehan dari Harga pokok produk (HPP) dengan prosentase 80%. Kami rasa semua pembaca mengerti arti angka 80% tersebut.
5. Asersi Penyajian dan Pengungkapan
Dalam hal Penyajian, Auditor harus mengidentifikasi apakah rekening dalam neraca atau laporan laba/rugi harus jelas identitas dan klasifikasi akunnya (apakah asset atau kewajiban atau equitas). Dalam hal Pengungkapan auditor harus memastikan bahwa akun-akun dan komponen dalam laporan keuangan yang diungkapakan manajemen dalam laporan keuangan perusahaan telah tersaji dengan benar dan semestinya. Semua pemeriksaan yang telah Auditor lakukan dilapangan dengan semua bukti-bukti yang terkumpul untuk pemeriksaan audit laporan keuangan harus sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di indonesia. Adanya auditor dalam hal laporan keuangan untuk mencegah pembaca laporan keuangan atau pihak- pihak berkepentingan (internal/eksternal) tersesat atau disesatkan atau salah mengidentifikasi.
b. Untuk setiap tujuan khusus audit di atas (nomor I sampai X) sebutkan berkaitan dengan kategori asersi manakah tujuan tersebut.
I. Persediaan ditetapkan dengan benar berdasarkan metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. ( Asersi Penilaian dan Alokasi)
II. Persediaan yang dimasukkan dalam neraca, berada digudang pada tanggal neraca. ( Asersi kelengkapan)
III. Kuantitas persediaan meliputi semua produk dan bahan baku yang ada dalam persediaan.( Asersi kelengkapan)
IV. Penjaminan persediaan telah diungkapkan dengan benar dalam catatan atas laporan keuangan. (Asersi Exsistensi)
V. Klien memiliki hak kepemilikan yang sah atas persediaan. ( Asersi pembuktian hak dan kewajiaban)
VI. Persediaan meliputi semua barang yang dibeli perusahaan yang masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, dan barang yang telah dikirim dalam rangka konsinyasi. ( Asersi Kelengkapan)
VII. Persediaan yang diterima dari pihak lain dalam rangka konsinyasi tidak dimasukkan sebagai persediaan. ( Asersi keterjadian)
VIII. Kuantitas dikalikan harga telah dikerjakan dengan benar dalam daftar persediaan, dan daftar persediaan tersebut telah ditotal dengan benar dan hasil penjumlahannya sesuai dengan saldo rekening persediaan di buku besar. (Asersi Exsistensi)
IX. Barang-barang lambat laku yang dimasukkan ke dalam persediaan telah diidentifikasi dengan benar dan ditetapkan harga wajarnya. (Asersi penilaian)
X. Persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca sebagai aktiva lancar. (Asersi Eksistensi)
1.
a. Kelompokkan bukti-bukti dokumen di atas ke dalam kategori:
- langsung dari pihak luar;
i. Laporan bank yang dikirim langsung kepada auditor oleh bank.
- tidak langsung dari pihak luar;
ii. Laporan bulanan dari kreditor yang diperoleh dari arsip klien.
iv. Tembusan faktur penjualan dalam arsip order yang telah dipenuhi.
vi. Memo kredit dalam arsip pelanggan.
viii. Laporan bank dalam arsip klien.
- internal tapi disahkan oleh pihak luar;
iii. Voucher dalam arsip voucher belum dibayar di perusahaan klien.
- sepenuhnya internal.
v. Kartu waktu kerja yang diarsip di departemen penggajian.
vii. Permintaan bahan yang diarsip di Gudang.
ix. Kertas kerja yang digunakan manajemen untuk membuat taksiran.
x. Memo dari bagian keuangan dalam arsip pelanggan yang memberi otorisasi penghapusan piutang.
b. Bagaimana komentar anda tentang keandalan sumber bukti dokumen-dokumen tersebut.
Dari keempat sumber bukti dokumen tersebut dapat dilihat bahwa masing masing dokumen memiliki tingkat keandalan yang berbeda beda tergantung darimana sumber dokumennya, seperti :
- Bukti dokumen langsung dari pihak luar : dokumen ini cenderung memiliki tingkat keandalan yang tinggi karena berasal langsung dari pihak luar yang tidak terlibat dalam pengelolaan atau persiapan dokumen tersebut. Namun, auditor perlu memastikan bahwa dokumen tersebut tidak dimanipulasi atau dipalsukan.
- Bukti dokumen tidak langsung dari pihak luar : Dokumen ini kurang andal dibandingkan dengan yang langsung dari pihak luar karena dapat mengalami manipulasi oleh klien atau pihak internal. Auditor harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan keaslian dan kebenaran informasi dalam dokumen ini.
- Bukti dokumen internal tapi dipisahkan oleh pihak luar : Meskipun dokumen ini berasal dari internal perusahaan klien, disahkannya oleh pihak luar (kreditor) dapat meningkatkan tingkat keandalannya. Namun, auditor tetap harus memeriksa dokumen ini secara seksama dan memverifikasi kesesuaiannya dengan transaksi sebenarnya.
- Bukti dokumen sepenuhnya internal : Dokumen-dokumen ini berasal dari internal perusahaan klien dan oleh karena itu dapat memiliki tingkat keandalan yang lebih rendah. Auditor harus melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam dan mengandalkan bukti tambahan atau pengujian lainnya untuk memverifikasi kebenaran informasi yang terkandung dalam dokumen ini.
2.
a. Faktor-faktor apa yang harus diperhatiakan Budiono dalam proses penunjukkan Rahmat?
1. Koordinasi Tim:
Rencanakan dengan baik bagaimana Rahmat akan berkolaborasi dengan tim audit PT Sejahtera. Kerjasama yang baik diperlukan agar pekerjaan aktuarial dan audit laporan keuangan dapat berjalan sejalan, dan peran masing-masing anggota tim didefinisikan dengan jelas.
2. Anggaran:
Pertimbangkan bagaimana biaya jasa Rahmat akan memengaruhi anggaran audit Anda. Pastikan anggaran Anda mencukupi untuk membayar~ layanan aktuaris, dan perencanaan anggaran yang baik penting agar tidak ada kendala finansial yang muncul di tengah jalan.
3. Perjanjian Kerja Sama:
Buat perjanjian kerja sama yang cermat dan lengkap dengan Rahmat. Dalam perjanjian ini, ruang lingkup pekerjaan, jadwal pelaksanaan, biaya, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan aktuarial harus dijelaskan secara rinci.
4. Evaluasi Hasil:
Setelah pekerjaan aktuarial selesai, pastikan bahwa hasilnya diperiksa dengan teliti oleh tim audit. Ini penting untuk memastikan bahwa semua temuan dan perhitungan aktuarial sesuai dengan standar audit dan memenuhi kebutuhan audit laporan keuangan.
5. Ketersediaan:
Pastikan Rahmat benar-benar tersedia selama periode audit yang diperlukan dan memahami tenggat waktu yang harus diikuti. Komunikasi teratur dengan Rahmat juga diperlukan agar audit berjalan lancar.
6. Kepatuhan Akuntansi:
Pastikan Rahmat memahami standar akuntansi yang berlaku untuk memastikan bahwa hasil pekerjaannya dapat dihubungkan dengan kebijakan akuntansi PT Sejahtera. Ini akan membantu memastikan ketaatan dalam penyusunan laporan keuangan.
b. Hal-hal apa yang harus dimengerti antara Budiono, Rahmat, dan manajemen PT Sejahtera tentang sifat pekerjaan yang akan dilakukan oleh Rahmat?
1. Sumber Data dan Dokumentasi:
Semua pihak harus tahu dari mana Rahmat akan mengambil data dan dokumentasi yang diperlukan untuk perhitungan aktuarial. Ini mencakup pemahaman tentang sistem pencatatan data PT Sejahtera yang relevan.
2. Metodologi Perhitungan:
Budiono, Rahmat, dan manajemen PT Sejahtera harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang metodologi perhitungan yang akan digunakan oleh Rahmat. Ini melibatkan pemahaman terhadap algoritma, rumus, dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam perhitungan.
3. Keterbatasan Pekerjaan:
Semua pihak harus mengakui bahwa pekerjaan aktuarial memiliki batasan, seperti asumsi-asumsi yang digunakan, dan bahwa hasil perhitungan adalah estimasi berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
4. Pelaporan Risiko:
Pihak yang terlibat harus memahami risiko-risiko yang terkait dengan perhitungan aktuarial, seperti risiko perubahan asumsi atau ketidakpastian dalam data. Ini akan membantu dalam memahami keterbatasan hasil perhitungan.
5. Kontribusi Manajemen:
Manajemen PT Sejahtera harus memahami bahwa mereka juga memiliki peran penting dalam memberikan data yang akurat dan kerja sama dalam penghitungan.
Mereka juga harus bersedia memberikan klarifikasi atau penjelasan yang diperlukan selama pekerjaan aktuarial.
6. Hasil Diharapkan:
Semua pihak harus memiliki ekspektasi yang jelas tentang apa yang diharapkan dari pekerjaan Rahmat. Ini melibatkan pemahaman tentang tujuan audit dan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
7. Perubahan dalam Peraturan dan Kebijakan:
Budiono, Rahmat, dan manajemen PT Sejahtera harus mengetahui perubahan dalam peraturan atau kebijakan terkait pension plan yang dapat memengaruhi hasil perhitungan aktuarial.
8. Pengaruh pada Keputusan Bisnis:
Semua pihak perlu memahami bahwa hasil perhitungan aktuarial dapat memengaruhi keputusan bisnis PT Sejahtera, terutama terkait dengan alokasi dana dan kewajiban pension.