KEBUDAYAAN ISLAM KEBUDAYAAN ISLAM
Oleh : Oleh :
Muhammad Hambali, SHI, M.E.I Muhammad Hambali, SHI, M.E.I Disampaikan Dalam Kuliah Agama Disampaikan Dalam Kuliah Agama Islam Universitas Airlangga Surabaya Islam Universitas Airlangga Surabaya
I. Pendahuluan I. Pendahuluan
Islam sebagai agama yang memiliki materi Islam sebagai agama yang memiliki materi
ajaran yang integral dan komperhensif, ajaran yang integral dan komperhensif,
disamping mengandung ajaran utama disamping mengandung ajaran utama
yakni sebagai Syari’ah, Islam juga yakni sebagai Syari’ah, Islam juga
memotivasi umatnya untuk memotivasi umatnya untuk
mengembangkan kebudayaan Islam, yakni mengembangkan kebudayaan Islam, yakni
kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai
Islam.
Islam.
II. Difinisi Kebudayaan II. Difinisi Kebudayaan
Secara umum difinisi kebudayaan dapat dilihat Secara umum difinisi kebudayaan dapat dilihat
melalui beberapa pendekatan, antara lain : melalui beberapa pendekatan, antara lain : 1. 1. Pendekatan DeskriftifPendekatan Deskriftif, menyatakan , menyatakan
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kebudayaan merupakan keseluruhan yang
amat kompleks meliputi ilmu pengetahuan, amat kompleks meliputi ilmu pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, dan kepercayaan, seni, hukum, moral, dan
berbagai kemampuan serta kebiasaan yang berbagai kemampuan serta kebiasaan yang
di terima manusia sebagai anggota di terima manusia sebagai anggota masyarakat.
masyarakat.
2. 2. Pendekatan Historis Pendekatan Historis , kebudayaan , kebudayaan merupakan sejumlah totalitas dari merupakan sejumlah totalitas dari
organisasi dan warisan sosial yang organisasi dan warisan sosial yang
diterima sebagai sesuatu yang bermakna diterima sebagai sesuatu yang bermakna
yang dipengerahui oleh watak dan sejarah yang dipengerahui oleh watak dan sejarah
hidup suatu bangsa.
hidup suatu bangsa.
3. Pendekatan Normatif
3. Pendekatan Normatif , kebudayaan , kebudayaan merupakan pandangan hidup dari merupakan pandangan hidup dari
sekumpulan ide-ide dan kebiasaan yang sekumpulan ide-ide dan kebiasaan yang
mereka pelajari, mereka miliki kemudian mereka pelajari, mereka miliki kemudian
diwariskan dari satu generasi kegenerasi diwariskan dari satu generasi kegenerasi
lain.
lain.
44. .
Pendekatan Psikologi Pendekatan Psikologi , kebudayaan , kebudayaan
merupakan semua kelangsungan dari proses merupakan semua kelangsungan dari proses
belajar suatu masyarakat.
belajar suatu masyarakat.
5. 5. Pendekatan Struktural Pendekatan Struktural , kebudayaan , kebudayaan
merupakan pekerjaan dan kesatuan aktivitas merupakan pekerjaan dan kesatuan aktivitas
sadar manusia yang berfungsi membentuk sadar manusia yang berfungsi membentuk
pola umum dan melangsungkan penemuan- pola umum dan melangsungkan penemuan-
penemuan, baik yang material maupun yang penemuan, baik yang material maupun yang
non material.
non material.
6. 6. Pendekatan Genetik Pendekatan Genetik , kebudayaan , kebudayaan
merupakan produk, alat-alat, benda-benda merupakan produk, alat-alat, benda-benda
ataupun ide dan simbol.
ataupun ide dan simbol.
Dari Difinisi Kebudayaan Di Atas, Dari Difinisi Kebudayaan Di Atas,
Maka Dapat Dipahami:
Maka Dapat Dipahami:
Kebudayaan merupakan sesuatu Kebudayaan merupakan sesuatu
persoalan yang sangat luas cakupannya, persoalan yang sangat luas cakupannya,
namun esensi dari semua itu adalah namun esensi dari semua itu adalah
bahwa kebudayaan pada dasarnya bahwa kebudayaan pada dasarnya
melekat pada diri manusia. Oleh karena melekat pada diri manusia. Oleh karena
itu, wajar manakala difinisi yang mashur di itu, wajar manakala difinisi yang mashur di
kalangan kita adalah
kalangan kita adalah hasil cipta, rasa, hasil cipta, rasa,
karsa dan karya manusia yang dilakukan karsa dan karya manusia yang dilakukan
dengan sadar.
dengan sadar.
Kebudayaan Islam Kebudayaan Islam
Dari sini, dapat kita difinisikan bahwa Dari sini, dapat kita difinisikan bahwa
kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi,
cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang
berlandaskan pada nilai-nilai
berlandaskan pada nilai-nilai TauhidTauhid dan dan Syari’ahSyari’ah Islam.
Islam. Dengan kata lainDengan kata lain, dapat kita pahami bawa , dapat kita pahami bawa segala sesuatu yang merupakan produk budaya segala sesuatu yang merupakan produk budaya
manusia dapat kita klasifikasikan kedalam manusia dapat kita klasifikasikan kedalam
Kebudayaan Islam,
Kebudayaan Islam, manakala produk budaya manakala produk budaya tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Tauhid dan Syari’ah Tauhid dan Syari’ah
III. Prinsip-Prinsip Kebudayaan III. Prinsip-Prinsip Kebudayaan
Islam Islam
Salah satuu prinsip pokok kebudayaan Islam adalah Salah satuu prinsip pokok kebudayaan Islam adalah
bahwa produk budaya tersebut tidak bertentangan bahwa produk budaya tersebut tidak bertentangan
dengan nilai-nilai
dengan nilai-nilai TauhidTauhid dan dan Syari’ahSyari’ah Islam. Hal ini Islam. Hal ini senada dengan kaidah fiqih yang menyatakan
senada dengan kaidah fiqih yang menyatakan ““al-al- Adatu Muhakkamah”
Adatu Muhakkamah” yang artinya segala sesuatu yang artinya segala sesuatu yang berkembang dalam masyarakat dan tidak
yang berkembang dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
bertentangan dengan nilai-nilai TauhidTauhid dan dan Syari’ahSyari’ah Islam, maka dapat dikategorikan sebagai sesuatu Islam, maka dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang Islami. Dengan kata lain, jika kita berbicara yang Islami. Dengan kata lain, jika kita berbicara
kebudayaan, maka segala sesuatu yang kebudayaan, maka segala sesuatu yang
berkembang dalam masyarakat manakala tidak berkembang dalam masyarakat manakala tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, maka dapat kita bertentangan dengan ajaran Islam, maka dapat kita
klasifikasikan sebagai kebudayaan Islam.
klasifikasikan sebagai kebudayaan Islam.
IV. Sejarah Intelektual Islam IV. Sejarah Intelektual Islam
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, periodisasi Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, periodisasi
sejararah kebudayaan Islam dapat di sejararah kebudayaan Islam dapat di
kelompokkan menjadi 3 fase/periode, yakni : kelompokkan menjadi 3 fase/periode, yakni : 1. 1. Periode KlasikPeriode Klasik, yaitu periode yang , yaitu periode yang
dimulai dari tahun 650-1250 M.
dimulai dari tahun 650-1250 M.
2. 2. Periode PertengahanPeriode Pertengahan, yaitu periode , yaitu periode antara tahun 1250-1800 M.
antara tahun 1250-1800 M.
3. 3. Periode ModernPeriode Modern, yaitu antara tahun 1800-, yaitu antara tahun 1800- sekarang
sekarang
Periode klasik 650-1250 M Periode klasik 650-1250 M
Pada periode ini, lahir beberapa ulama Pada periode ini, lahir beberapa ulama
dan filosof besar dalam Islam. Dalam pada dan filosof besar dalam Islam. Dalam pada
itu, para imam Mazhab yang terkenal itu, para imam Mazhab yang terkenal
dengan
dengan al-imamu madzahibul arbain al-imamu madzahibul arbain yang yang terdiri atas, Imam Syafi’I, Imam Hanafi, terdiri atas, Imam Syafi’I, Imam Hanafi,
Imam Maliki dan Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hambali,
merupakan tokoh yang hidup dan merupakan tokoh yang hidup dan
mengembangkan dialektika pemikiran mengembangkan dialektika pemikiran
keagamaannya pada periode ini.
keagamaannya pada periode ini.
Dalam Bidang Filsafat, pada periode ini Dalam Bidang Filsafat, pada periode ini
tercatat nama-nama besar seperti Al-Kindi tercatat nama-nama besar seperti Al-Kindi
(801 M), al-Razi (865 M), al-Farabi (870M), (801 M), al-Razi (865 M), al-Farabi (870M), Ibn Miskawaih (930 M), Ibn Sina (1037 M), Ibn Miskawaih (930 M), Ibn Sina (1037 M),
Ibn Bajjah (1138 M), Ibn Rusdy (1126 M) Ibn Bajjah (1138 M), Ibn Rusdy (1126 M)
dan yang lainnya.
dan yang lainnya.
Pada periode ini, Islam sedang dalam masa Pada periode ini, Islam sedang dalam masa puncak kejayaannya, baik dalam bidang ilmu puncak kejayaannya, baik dalam bidang ilmu
filsafat maupun ilmu keagamaan.
filsafat maupun ilmu keagamaan.
Kejayaan tersebut, termanifestasikan dalam Kejayaan tersebut, termanifestasikan dalam kejayaan Islam lewat Dinasti Umaiyah I yang kejayaan Islam lewat Dinasti Umaiyah I yang
berpusat di Damaskus, Dinasti Umaiyah II
berpusat di Damaskus, Dinasti Umaiyah II
yang berpusat di Andalusia (Spanyol) dan
yang berpusat di Andalusia (Spanyol) dan
Periode Pertengahan Periode Pertengahan
(1250-1800 M) (1250-1800 M)
Pada periode ini Islam bisa dikatakan Pada periode ini Islam bisa dikatakan
sedang mengalami masa kemunduran. Hal sedang mengalami masa kemunduran. Hal
ini di tandai dengan munculnya ini di tandai dengan munculnya
kecenderungan untuk mempertentangkan kecenderungan untuk mempertentangkan
antara : antara :
- Akal dengan wahyu - Akal dengan wahyu
- Iman dengan Ilmu - Iman dengan Ilmu
- Dunia dan akhirat
- Dunia dan akhirat
Dalam diskursus pemikiran kontemporer, Dalam diskursus pemikiran kontemporer,
kemunduran Islam pada periode ini yang masih kemunduran Islam pada periode ini yang masih
terasa hingga sekarang adalah bagian yang tidak terasa hingga sekarang adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses sejarah yang ditandai terpisahkan dari proses sejarah yang ditandai
dengan meluasnya pemikiran al-Gazali yang dengan meluasnya pemikiran al-Gazali yang
cenderung memisahkan filsafat dengan agama.
cenderung memisahkan filsafat dengan agama.
Lewat pemikiran al-Gazali pula, Lewat pemikiran al-Gazali pula, Himmah Himmah untuk untuk melakukan eksplorasi ilmu agama dan filsafat melakukan eksplorasi ilmu agama dan filsafat
mulai meredup, yang dalam hal ini ditandai oleh mulai meredup, yang dalam hal ini ditandai oleh
pandangan al-Gazali yang menyatakan
pandangan al-Gazali yang menyatakan pintu pintu Ijtihad telah tertutup.
Ijtihad telah tertutup.
Beberapa karya al-Gazali yang berkenaan Beberapa karya al-Gazali yang berkenaan
dengan hal ini seperti yang terungkap dalam dengan hal ini seperti yang terungkap dalam
““Tahafutul falasifahTahafutul falasifah “ (kerancuan filsafat)“ (kerancuan filsafat)
Periode Modern Periode Modern (1800- sekarang) (1800- sekarang)
Merupakan periode yang ditandai dengan Merupakan periode yang ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan pembaharuan munculnya gerakan-gerakan pembaharuan
dalam pemikiran Islam.
dalam pemikiran Islam.
Beberapa tokoh yang terkenal dalam gerakan Beberapa tokoh yang terkenal dalam gerakan pembaharuan Islam seperti
pembaharuan Islam seperti Muhammad Abduh, Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Fazlur Rahman, Jamaluddin al-
Rasyid Ridla, Fazlur Rahman, Jamaluddin al- afghani.
afghani.
Periode ini sekaligus menandai berkembangnya Periode ini sekaligus menandai berkembangnya resistensi terhadap pemikiran
resistensi terhadap pemikiran al-Gazali al-Gazali yang yang menyatakan pinti Ijtihad dalam Islam telah menyatakan pinti Ijtihad dalam Islam telah
tertutup.
tertutup.
V. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan V. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan
Islam Islam
Dalam sejarah Islam, Masjid selain sebagai sarana Dalam sejarah Islam, Masjid selain sebagai sarana untuk melakukan ibadah, masjid juga merupakan untuk melakukan ibadah, masjid juga merupakan
Awal mula berkembangnya Islam dan segala pernak Awal mula berkembangnya Islam dan segala pernak
pernik didalamnya, seperti pemikiran, ekonomi, pernik didalamnya, seperti pemikiran, ekonomi,
politik dan kebudanyaan.
politik dan kebudanyaan.
Salah satu fakta yang tidak bisa di pungkiri adalah Salah satu fakta yang tidak bisa di pungkiri adalah bahwa salah satu strategi Rasulullah dalam
bahwa salah satu strategi Rasulullah dalam membangaun
membangaun masyarakat madanimasyarakat madani adalah di awali adalah di awali dengan mendirikan masjid terlebih dahulu sebagai dengan mendirikan masjid terlebih dahulu sebagai
sentra pengembangan Islam.
sentra pengembangan Islam.
Dari hal ini, dapat kita pahami bahwa masjid pada Dari hal ini, dapat kita pahami bahwa masjid pada dasarnya memiliki
dasarnya memiliki peran gandaperan ganda yakni selain sebagai yakni selain sebagai pusat untuk melaksanakan aktifitas ritual, masjid
pusat untuk melaksanakan aktifitas ritual, masjid juga di gunakan sebagai centra hubungan sosial, juga di gunakan sebagai centra hubungan sosial,
VI. Islam Di Indonesia VI. Islam Di Indonesia
Beberapa pandangan para ahli terkait masuknya Islam Beberapa pandangan para ahli terkait masuknya Islam ke Indonesia dapat di jelaskan dalam beberapa teori : ke Indonesia dapat di jelaskan dalam beberapa teori : a. Teori Gujarata.
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke
Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini
adalah:
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan
bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
b. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah
berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini
adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan
pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan
perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu
adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W.
Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa
c. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah
kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan
Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan
upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari
Iran yaitu Al – Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tanda tanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah
nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A.
VII. Nilai Islam dalam Kebudayaan VII. Nilai Islam dalam Kebudayaan
Indonesia Indonesia
Transmisi Islam ke Indonesia bukan hanya pada Transmisi Islam ke Indonesia bukan hanya pada sisi ajaran dogmatis keagamaan saja, melainkan sisi ajaran dogmatis keagamaan saja, melainkan
juga di barengi oleh proses akulturasi budaya juga di barengi oleh proses akulturasi budaya
antara para pembawa ajaran Islam dengan antara para pembawa ajaran Islam dengan
budaya lokal setempat.
budaya lokal setempat.
Dalam pada itu, kalangan muslim Indonesia Dalam pada itu, kalangan muslim Indonesia seringkali juga mengalami kerancuan dalam seringkali juga mengalami kerancuan dalam
memahami mana yang ajaran Islam dan mana memahami mana yang ajaran Islam dan mana
yang merupakan hasil akulturasi budaya yang merupakan hasil akulturasi budaya
setempat. Beberapa pola demikian dapat kita setempat. Beberapa pola demikian dapat kita
cermati dalam tradisi memakai pakaian ala arab cermati dalam tradisi memakai pakaian ala arab
seperti
seperti gamisgamis dan dan sorbansorban. .
Beberapa bukti masuknya nilai-nilai Islam dalam Beberapa bukti masuknya nilai-nilai Islam dalam produk budaya setempat atau proses akulturasi, produk budaya setempat atau proses akulturasi,
dapat di lihat dalam pola dakwah yang di dapat di lihat dalam pola dakwah yang di
kembangkan oleh para wali di tanah jawa, kembangkan oleh para wali di tanah jawa,
seperti
seperti Sunan Kali JagaSunan Kali Jaga yang menggunakan yang menggunakan
instrumen pewayangan sebagai media dakwah.
instrumen pewayangan sebagai media dakwah.
Di samping itu, berkembangnya produk budaya Di samping itu, berkembangnya produk budaya lokal yang telah mengalami akulturasi dengan lokal yang telah mengalami akulturasi dengan
nilai-nilai Islam dapat dilihat juga dalam nilai-nilai Islam dapat dilihat juga dalam
perkembangan perkampungan Arab di Indonesia perkembangan perkampungan Arab di Indonesia
yang di barengi dengan perkembangan yang di barengi dengan perkembangan
keseniannya, seperti tari
keseniannya, seperti tari JapensJapens yang yang
merupakan ciri khas dari masyarakat Arab merupakan ciri khas dari masyarakat Arab
Indonesia.
Indonesia.