• Tidak ada hasil yang ditemukan

1Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qu‟an, “Al-Qur‟an dan Terjemahannya”, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2019), hlm

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "1Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qu‟an, “Al-Qur‟an dan Terjemahannya”, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2019), hlm"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Memahami kata wasi>lah dalam Al-Qur'an masih membutuhkan penjelasan yang detail untuk dihafal. Metode yang digunakan adalah menjelaskan Al-Qur'an hanya dengan ayat-ayat yang memiliki hubungan makna.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Disertasi Zahara Difa, dengan tema Korelasi antara perintah Taqwa dan pencarian wasi>lah dalam Al-Qur'an>n. Disertasi Saepudin Husain, dengan tema Makna Kata wasi>lah dan Pandangannya dalam Al-Qur'an.

Kerangka Teori

Para ulama telah membahas hal ini dalam tulisan-tulisan mereka yang berkaitan dengan al-Qur'an dan hadits. Hal ini bertujuan untuk menampilkan keunggulan Al-Qur'an, karakteristik dan dominasinya terhadap kitab-kitab suci sebelumnya. Semantik adalah studi dan analisis makna linguistik, salah satu cara yang digunakan ahli bahasa modern untuk memahami dan menyelidiki Al-Qur'an lebih dalam.

Toshiko izutsu salah satunya, melakukan analisis semantik terhadap apa yang diberikan Al-Qur'an kemudian menganalisis konsep-konsep atau tema-tema penting dalam Al-Qur'an. 26 Husain Sepudin, Arti Kata Wasilah dan Padanannya Dalam Al Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu), (Skripsi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2021), hal.6. 28 Husain Sepudin, Arti Kata Wasilah dan Padanannya Dalam Al-Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu), (Skripsi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2021), hal.6.

Makna dasar tersebut memiliki kandungan kontekstual tersendiri yang akan melekat pada kata tersebut meskipun kata tersebut diambil di luar konteks al-Qur'an dan tetap mempertahankan makna dasarnya. Dalam hal ini, untuk mengetahui makna relasional kata wasi>lah, peneliti akan melakukan analisis sintagmatik dan paragdimatik untuk mengetahui makna relasional kata wasi>lah dalam al-Qur'an. Izutsu menjelaskan bahwa inti utama dari teori semantik al-Qur'an yang ia kembangkan adalah menganalisis weltanschauung (pandangan dunia) al-Qur'an melalui kosakatanya.

Metode Penelitian

35Sofya Ramdanti, Konsep Wasila dalam Al-Quran, (Tesis: Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021), hlm. 40 Yayan Rahtikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi Pentafsiran Al-Qur'an (Strukturalisme, Semantik, Semiotik dan Hermeneutik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 7 Sofiya Ramadanti, Konsep Wailah dalam Al-Qur'an ( Perbandingan) Kajian antara Tafsir al-Maraghi dan Tafsir Al-Misbah), (Tesis, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021), hlm.

Kalimah wasi>lah itu sendiri adalah usaha untuk mendekati Allah SWT. 54Sofiya Ramadanti, Konsep Wailah dalam Al-Qur'an (Kajian perbandingan antara Tafsir al-Maraghi dan Tafsir Al-Misbah), (Tesis, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021), hlm. Menerapkan ayat-ayat al-Quran yang bercakap dengan kalimah wasi>lah sebagai perutusan agar manusia beramal dengan sesuatu yang diredhai-Nya.

Dalam penjelasan al-Qur'an bahwa kata wasi>lah itu sendiri mempunyai pengertian sebagai jalan atau sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang dengannya kita mendapatkan keredhaan-Nya. Sesuatu yang dibuat wasi>lah tidak lain hanyalah sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan. Konsep Wailah dalam Al-Quran (Kajian Perbandingan antara Tafsir al-Maraghi dan Tafsir Al-Misbah), (Disertasi, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021.

Sistematika Pembahasan

PERSPEKTIF SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU

Pendekatan Semantik Toshiku Izutsu

Pendekatan Semantik Toshiko Izutsu

Makna Wasi>lah

Wasi>lah mempunyai pengertian utusan atau perantara, atau dapat diartikan sebagai jalan44 atau sebab yang mendekatkan diri kepada yang lain.45 Orang yang bertawassul disebut mutawassil, bentuk jamak dari kata Wasil. Daripada kata-kata itu, amalan wasi>lah juga boleh dikenali sebagai istilah tawassul. Ar-Raghib al-Ashfahani mengatakan, hakikat wasi>lah kepada Allah SWT adalah dengan memperhatikan jalan-Nya dengan ilmu dan ibadah, serta menginjak kemuliaan syariat seperti taqarrub,47 agar tawassul mengerti​ mendekatkan diri kepada perantara (wasi>lah) atau menjadikan sesuatu yang menurut Allah SWT mempunyai nilai, darjat dan kedudukan yang tinggi, untuk dijadikan perantara (wasi>lah agar dimakbulkan doa).

Wasi>lah berupa amalan yang dilakukan oleh seorang mukmin ketika menyampaikan keinginannya sebagai perantara agar keinginannya dapat terkabul. Wasi>lah mendekati Allah SWT melalui amal saleh untuk mendekatkan diri kepada-Nya, meraih derajat di sisi-Nya, atau memenuhi kebutuhan, memperoleh manfaat dan menghindari mudharat. Perbedaan wasi>lah dengan tawassul adalah menurut bahasanya yang berarti permohonan atau permohonan sedangkan wasilah berarti perantara atau jalan.

Wasi>lah menurut bahasa dalam kamus Mu'jam Al-Ma'ani Arab Indonesia adalah alat, media, jalan dan perlengkapan. Sedangkan pengertian wasi>lah menurut istilah dalam kitab al-Ta'rifat adalah wasi>lah, yaitu sesuatu yang mendekati yang lain. Wasi>lah dalam konteks ini adalah perbuatan seorang hamba terhadap Tuhannya yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan perbuatan yang dicintai-Nya.

PENAFSIRAN ABDURRAHMAN AL-SA’DI DAN

Analisis Penafsiran Ayat Wasi>lah Abdurrahman Al-

Perkataan wasi>lah menurut tafsiran Abdurrahman al-Sa'di bersaing untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mereka yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut Nabi Muhammad, orang yang soleh ialah yang mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sentiasa beramal soleh. Sikap Khauf (takut), Raja’ (harapan) dan Mahabbah (cinta) kepada Allah SWT melekat pada orang-orang yang dekat dengan-Nya, ia adalah asas untuk melakukan kebaikan 53.

Quraish Shihab menjelaskan dalam QS al-Maidah [5]: 35 mengajak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyentuh jiwa manusia. Ibnu Taimiyah juga berkata: "Tawassul kepada Allah SWT dengan selain Nabi Muhammad, sama ada dinamakan istighosah atau tidak, saya tidak pernah mengetahui salah seorang dari generasi Salaf melakukannya dan memberitahu Atsarnya. Menurut Jalaludin as-Suyuthi dan Jalaludin al. -Mahali, wasi>lah dan tawassul adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mereka berpendapat bahawa seorang hamba hendaklah sentiasa mencari jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan taat.

Wasi>lah Shar'iyah hanya bertujuan untuk mencapai sesuatu dengan tidak mendatangkan syirik kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Muhammad al-Maliki al-Hasani berkata, yang menjadi pertikaian dalam kalangan umat Islam ialah isu tawassul kepada Allah SWT melalui perantaraan material dan perantaraan manusia. Ini kerana walaupun kita bertawassul kepada orang yang dekat dengan Allah SWT, namun kita pasti memohon kepada Allah SWT.

Analisa Semantik Kata Wasi>lah

Dalam kitab Mu'jam al-Mufa>hras li al-Fa>zh al-Qur'a>n disebutkan bahwa dalam Al-Qur'an istilah wasi>lah disebutkan dalam dua ayat, yaitu dalam QS al. -Maidah [5]:35 dan QS al-Isra [17]:57.65. 67 Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya (Edisi Penyelesaian 2019), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an 2019), hal. Hafizh Ibnu Katsi>r mengutip perkataan Ibnu Abbas raj bahwa yang dimaksud dengan wasi>lah dalam ayat tersebut adalah ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Begitu juga halnya dengan perkataan wasi> ia adalah orang yang mendekati Allah. sedemikian rupa sehingga Dia redha dan beramal soleh. 71 Jabatan Agama, Al-Qur'an dan Terjemahan RI (Edisi Akhir 2019), (Jakarta: Lajnah PentashihanMushaf Al-Qur'an 2019), hlm. Menurut ar-Raghib al-Asfahani dalam Mufradat Ga>rib al-Qur‟a>n, pengertian تليطىلا adalah lebih khusus.

Berkenaan dengan perubahan yang berlaku dalam beberapa istilah penting dalam al-Quran, analisis semantik sejarah membahagikan tempoh di mana konsep atau perkataan berubah. Islam, bersama al-Quran dan hukum-hukumnya, membawa konsep-konsep baru yang berbeza daripada yang digunakan pada zaman jahiliyah. Titik fokus dalam zaman al-Quran adalah pada masa Al-Quran diturunkan di kalangan orang-orang jahiliah.

Bentuk Tawassul

At-Tabari menjelaskan dalam tafsirnya tentang makna firman Allah SWT, makna kata wasi>lah di sini adalah kedekatan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tawassul kepada Allah SWT adalah dengan menggunakan wasi>lah atau sarana yang dapat mendekatkan kita kepada-Nya, yaitu dengan melakukan perbuatan baik yang diridhai-Nya. Mereka kemudian melakukan tawassul dan meminta kepada Allah SWT untuk membukakan pintu gua dengan amal kebaikan yang telah mereka lakukan.

Berdasarkan pemahaman di atas, tawassul ialah berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa yang dilakukan. Dalam memahami kata wasi>lah di atas mempunyai pengertian jalan atau yang dapat menjadi perantara untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan keredhaan-Nya. Quraish Shihab bersetuju bahawa wasi>lah itu sendiri adalah segala-galanya yang boleh mendekatkan diri kepada Allah. SWT mestilah sesuai dengan tuntutan syariat dan tidak menyimpang dari ajaran agama.

Mereka sepakat bahawa apa-apa yang boleh mendekatkan diri kepada Allah SWT hendaklah mengikut kehendak syariat yang tidak menyimpang dari ajaran agama. Selain itu, ayat ini juga memerintahkan orang-orang mukmin agar mencari wasi>lah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kerana ramai orang awam beranggapan wasi>lah adalah perbuatan syirik terhadap Allah SWT, tetapi ia sebenarnya adalah jalan untuk sampai kepada Allah SWT.

PENUTUP

Kesimpulan

Kepada orang-orang yang beriman hendaklah berusaha dengan ikhlas untuk takut kepada-Nya, menjauhi perkara-perkara yang boleh menimbulkan kemurkaan-Nya, seperti maksiat hati, bahasa dan badan. Wasi>lah di sini menurut al-Sa'di adalah kewajipan yang diberikan oleh Allah SWT, kewajipan ini terdiri daripada dua bentuk iaitu amalan hati seperti cinta, takut dan Raja' kepadaNya dan amalan fizikal seperti zakat, puasa dan haji. Quraish Shihab ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun semuanya harus sesuai dengan ketentuan syariah yang berlandaskan Al-Quran dan Hadis.

Secara semantik tawassul adalah menerima sesuatu yang diharapkan dari-Nya, secara garis besar wasi>lah dapat dilakukan dengan berbagai cara atau perbuatan, yaitu melalui shalat, amal shaleh, melalui sifat-sifat Allah swt. dan mencari melalui perantara orang-orang saleh atau mereka yang. lebih dekat dengan Allah SWT. Tentunya dengan memperhatikan makna kata tersebut, Toshihiko Izutsu membuat analisis semantik dengan memperhatikan komponen kosakata pada kata wasi>lah yang terdapat pada dua ayat dan surah yang berbeda.

Saran

The Concept of Tawaṣul ifølge Qur'an>n's perspektiv, afhandling af Sulthan Thaha Saifuddin State Islamic University Jambi, 2019. Husain Sepudin, The Meaning of the Word Waṣȋlah and Its Views in the Qur'a>n (Toshihiko Izutsu's) Semantisk analyse), afhandling, Islamic University Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, 2020. Vers af Tawaṣul i Muhammad Bin Abdul Wahabs perspektiv, afhandling fra Walisongo State Islamic Institute Semarang, 2009.

Pandangan Moh.E.Hasim tentang Ibadah Qurban dan Ziarah Pemakaman dalam Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun (Kajian Ayat Syirik dan Wasilah), Disertasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, 2016. Muhammad Hanif Muslih, Keshahihan Dalil Tawaṣul Sesuai Petunjuk al-Qur'a>n dan al-Hadȋṡ, Semarang: PT. Yayan Rahtikawati dan Dadan Rusmana, Metodologi Tafsir Al-Qur'an (Struktularisme, Semantik, Semiotika dan Hermeneutika, Bandung: Pembaca Setia, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan kata fasad maupun yang berhubungan dengan pendekatan semantik al Qur’an ala Toshihiko Izutsu, adalah tesis yang berjudul “Makna Kata