MAKALAH
EMOSI DAN BAHASA REMAJA, LANGKAH-LANGKAH PENDIDIK
Dosen : Dwi Narsih, S.E.,M.Pd.
Di Susun Oleh :
Dhiva Arroyo Rahma Dante(202014500650)
Sepia Lingga sari (202014500686)
Intan Ayuningsih (202014500653)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2021
EMOSI REMAJA
Berbicara perihal remaja maka aspek emosi menduduki tempat yang sangat penting disbanding dengan aspek kejiwaan (psikologi) yang lain. Karena pada kenyataan kehidupan remaja sangat diwarnai oleh kondisi emosinya. Kegagalan dan penyimpangan tingkah laku remaja umumnya dipicu oleh emosi mereka. Seperti remaja yang nakal, narkoba, pelaku perundungan (bullying).
Emosi remaja seringkali meluap-luap, meledak-ledak, dan ledakannya cukup tinggi. Pada saat emosi negative mudah muncul. Kondisi ini disebabkan oleh munculnya sejumlah masalah yang ditimbulkan oleh usahanya memenuhi kebutuhan pribadinya dan tuntutan lingkungan.
Salah satunya perkembangan fisinya sangat cepat, pesat, dan mengejutkan. Dalam penyesuaian dengan lingkungan, remaja menghadapi banyak benturan berat, karena mereka dihalangi setiap usahanya. Misalnya, umumnya masyarakat (orang-orang dewasa) memperlakukan dan menuntut remaja layaknya sama dengan orang dewasa, menyuruh mereka menjaga adik-adiknya dan mengajari adiknya kebaikan. Padahal remaja belumlah dewasa. Remaja juga harus menghadapi berbagai aturan dan larangan seperti yang diajukan kepada mereka yang sudah dewasa. Sehingga remaja ini mengalami kekecewaan dan ketidakpuasan sehingga melakukan pemberontakan, kondisi ini bisa disebut Risky Age (usia rentan yang penuh resiko)
KONSEP EMOSI
Crow & Crow (1958) dalam Sunarto dan Hartono, Agung (2005:150), “An emanation, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and
physiological stirred-up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior”.
Emosi adalah pengalaman efektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi menurut English and English dalam yusuf, Syamsu (2012: 114-115) adalah “ suatu keadaan persaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris”.
Sarwono, Sartilo, Wirawan (186) dalam Yusuf, Syamsu (2012:115) emosi merupakan “Setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkatan yang luas biasa (mendalam)”
Dalam upaya menggolongkan jenis-jenis emosi berdasarkan sifat emosi itu sendiri seperti yang dikemukakan W.Wundt (1832-1920) yang dikutip oleh Sarwono , Sarlito, Wirawan (2013;999), Terdapat tiga pasang kutub emosi, yaitu:
1. Lust-Unlust (senang-tak senang).
2. Spannung- Losung(tegang-tak tegang).
3. Erregung-Beruhigung(semangat-tenang)
Menurutnya keadaan emosional seseorang selalu merupakan kombinasi dari kutub-utub emosi tersebut. Jadi emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaaan, nafsu, serta setiap keadaan mental yang hebat da meluap-luap. Bedasarkan temuan penelitian Paul Ekman dari University of California di San Fransisco (Goleman, 1995), ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk
ekspresi wajah yang didalamnya mengandung emosi takut, marah, sedih, dan buat huruf, tidak
terpengaruh oleh film, atau siaran tv. Artinya ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut.
Yusuf, syamsu 20 12 117 mengelompokan emosi menjadi dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi psikis kewajiban
a) emosi sensoris , emosi yang di timbul kan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin ,sakit, lelah. Kenyang,dan lapar.
b) emosi psikis emosi yang mempunyialasan alasan kewajiban. Yang termasuk dalam emosi ini. Di antaranya adalah
1. Perasan intelektual, ysitu mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran yang d wujudkan dalam bentuk a) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
;b) rasa gembira karna dapat sesuatu kebenaran ;c) rasa puas karna dapat mrnyelesaikan persoalan persoalan ilmiah yang harus di pecah kan.
2. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk:
Rasa solidaritas
Persaudaraan
Simpati
Kasih sayang dan sebagainya
Khususnya tentang rasa taakut pada remaja diantaranya : takut ujian, takut sakit, takut mati, takut kurang uang, takut tidak berprestasi, takut kehilangan pekerjaan, takut keadaan keluarga yang tidak harmonis, dan sebagainya.
Selanjutnya, Biehler (1972) dalam Sunarto dan Hartono, Agung (2005:155-156)
membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentng usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15- 18 tahun:
Ciri- ciri emosional remaja usia 12-15 tahun:
1. Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka 2. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan 3. Kemarahan yang meledak-ledak
4. Cenderung tidak toleran terhadap orang lain
5. Mulai mengamati orang tua dan guru secara lebih objektif
Sedangkan ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun seperti berikut ini:
1. Memberontak sebagai suatu protes atau ekspresi perubahan dari masa anak ke dewasa 2. Sering mengalami konflik dengan orang tua supaya diperhatikan
3. Sering melamun
TENTANG CINTA
Pada umumnya secara awam orang mengartikan cinta dan jatuh secara sangat sempit.
Padahal cinta mengandung arti yang amat luas dan universal sehingga menyentuh selurih segmen kehidupan. Pengertian cinta secara luas, mengandung makna kasih sayang, persahabatan, rasa dekat, kebaikan hati, hormat, bakti, kepercayaaan, kasmaran.
Terdapat beberapa definisi CINTA seperti berikut ini:
Menurut Khalil Gibran
Cinta adalah keindahan sejati yang terletak pada keserasian spiritual satu-satunya
kebebasan di dunia karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menentukan jejaknya.
Menurut John Gray
Cinta adalah memberi bukan hanya menerima, cinta jauh dari saling memaksa kehendak, cinta tidak dapat menuntut tapi menegaskan dan menghargai, cinta tidak akan pernah tercipta bila belum bisa menerima perbedaan.
Cinta adalah sebuah anugerah TUHANdan ini buktinya dengan adanya wahyu TUHAN Dalam berbagai agama.
Cinta dapat dikatakan sebagai panduan rasa simpati dan empati seseorang kepada yang di luar dari dirinya. Sehingga cinta yang suci dan mendalam akan menjadikan seseorang rela bekorban, jujur, sabar, dan puncaknya adalah bijaksana atau arif.
Karena cinta itu anugerah TUHAN da tidak ada satupun agama di dunia yang tidak mengajarkan dan memerintahkan pengembangan dan perwujudan akan cinta kasih kepada siapapun dan kepada apapun. Yang paling utama adalah cinta TUHAN. Cinta sendiri adalah sifat TUHAN. Jadi cinta akan terus berubah dan berkembang kea rah sempurna dan bersifat
“abadi”. Cinta memang sangat indah, jernih, sangat sejuk, dalam dekapan yang aman dan hangat.
TENTANG PACARAN
Mengenai pacaran dapat dikatakan sebagai berikut: Jika cinta adalah wahyu Tuhan, anugerah Tuhan, kuasa Tuhan, maka pacaran hanya ciptaan, rekayasa manusia. Manusia yang penuh pamrih. Hal itu pun baru muncul sekitar abad 19. Mula-mula tujuannya hendak merusak kehidupan remaja dari Negara lain yang lemah. Karena pacaran sifatnya sangat biologis, yang menyebabkan pelaku mudah mabuk. Dalam kndisi mabuk, reaja akan menjadi sangat lemah dalam mengemban amanat-Nya sebagai penerus umat dan penegak masyarakat madani.
Kesimpulannya (meski tidak mewakili karena terbatasnya responden) adalah responden tetap memilih dan mengutamakan teman daripada pacar, serta tidak mau kalau dianggap tidak setia kawan. Jadi jelas keberadaan seorang teman masih dianggap yang paling baik
karena tidak ada ikatan dan batasan serta lebih bebas untuk berekspresi dibandingkan dengan pacar, yang umumnya pada usia ini kecenderungan posesif yang mengakibatkan membatasi gerak dan ekspresi.
Terlihat jelas gaya pacarran remaja 2018 di usia yang masih dibawah umur dalam
mengenal lawan jenis cenderung berani meski kebanykan hanya berpegangan tangan, namun apabila tidak terkontrol emosinya berakibat melakukan hal negative. Harapan akhir dan harapan puncak tertentu remaja yang menginjak usia dewasa, cinta kepada semua, kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, kepada segala kebaikan dan kebenran, kepada bangsa dan uma. Akhirnya menjadi insan yang arif.
BAHASA REMAJA
Aspek psikologis yang penting sesudah emosi adalah bahasa. Bahasa adalah alat
komunikasi yang dalam pengungkapannya bisa melalui lisan, isyarat, tanda-tanda, bilangan, mimic muka. Bahasa adalah alat berekspresi manusia dan bahasa adalah satu-satunya alat berfikir sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan Bahasa erat kaitanna dengan aspek kognotif seseorang.Dalam berfikir orang bertumpu pada konsep, dan konsep disusun dengan bahasa. Bahasa memili 4 aspek, yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis.
Dalam kaitannya dengan kerja otak, maka berbahasa merupakan suatu keterampilan yang posisi berada di otak kiri. Tepatnya di lobus temporal, terdapat area otak yang melibatkan kegiatan mendengar, mempelajari suara baru dan berbicara.
Tentang suara, ukurannya disebut DCB atau decibel. Suara yang bersahabat adalah suara alam yakni 70 DCB. Selanjutnya suara ini bisa ditangkap oleh pendengaran manusia paling jauh sampai 120 DCB. Salah satu contoh suara 120 DCB adalah music metal. Diatas 120 DCB akan memecahkan gendang telinga.
Letupan penguasaan kosakata terjadi pada usia 14 hingga 22 bulan. Hal yang menajubkan adalah area yang berhubungan antara neuron pada otak, jauh lebih tersusun rapi dalam otak bayi dan anak-anak disbanding dengan otak orang dewasa.Pada usia remaja, banyak sekali faktor yang mempengaruhi dan mewarnai perkembangan berbahasa mereka. Faktor itu, faktor intern dan faktor dari luar atau ekstern. Faktor intern antara lain, perkembangan berpikir yang telah tiba pada berpikir abstrak, faktor perkembangan emosinya yang ekspresif, meledak-ledak, eksplorasi yang kuat.
Pengaruh lingkungan sangat berdampak pada sisi kehidupan berbahasa atau bertutur kata pada remaja, sebagai contoh: remaja yang sering nongkrong bersama temannya yang tidak jelas dipastikan tutur katanya akan sama dengan temannya, sebaliknya apabila bergaulnya dengan masyarakat terdidik yang berstatus sosial ekonominya rendah namun pendidikan informalnya berfungsi dengan baik, maka remaja tersebut akan menggunakan bahasa yang lebih baikdan tertata.
LANGKAH-LANGKAH PENDIDIK
Dari seluruh uraian tentang remaja dapat disimpulkan bahwa sama halnya dengan balita, remaja balita tidak ada yang negate, mereka putih seperti balita. Jika ada perilaku negative remaja adalah sekedar kasus, itupun sebuah dampak penanganan pendidik atau orang tua ang salah urus(salah asuh). Karena balita maupun remaja adalah masa atau periode yang mudah dipengaruhi dan bergantung pada pembentukan lingkungan.
Hasil penelitian ilmiah membuktikan bahwa masa remaja secara luas adalah periode pertumbuhan yang penuh semangat, dan kemajuan personal yang pesat. Tumbuh kembang mereka secara murni purbetas dan biologis saja, tetapi juga perubahan mental dan sosial yang membantu membentuk kepribadian untuk masa dewasa nanti.
Jiwa pemberontak yang dilabelkan pada remaja adalah pandangan atau perspektif orang dewasa belaka, bukan seenuhnya karakteristik dari kelompok usia ini. Sesungguhnya yang disebut “pemberontakan” tersebut tidak lebih dari upaya untuk mencari penegasan diri dalam menemukan bahwa diriny berbeda, dan merupakan proses yang penting dalam tahap
pembentukan kepribadian.
Pada dasarnya emosi memiliki beberapa bentuk seperti yang diungkapkan Daniel Goleman (dalam Asrori ; 2005), mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, antara lain
:1.Amarah; didalamnya meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar, tersingung, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung
2.bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
3.Kesedihan; didalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
4.Rasa takut; didalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panic, fobia.
5.Kenikmatan; didalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania.
Ppt
https://slideplayer.info