• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI REMAJA PUTRA PANTI ASUHAN SANCTA MARIA BORO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun Oleh: Bertha Nur Endah Wibowo 101114018 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. STUDI DESKRIPSI KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI REMAJA PUTRA PANTI ASUHAN SANCTA MARIA BORO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Disusun Oleh : Bertha Nur Endah Wibowo 101114018. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama. :. Bertha Nur Endah Wibowo. NIM. :. 101114018. Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul : STUDI DESKRIPSI KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI REMAJA PUTRA PANTI ASUHAN SANCTA MARIA BORO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan publikasi di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal, 9 Februari 2015 : Yang menyatakan,. Bertha Nur Endah Wibowo. vi.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 9 Februari 2015 Penulis,. Bertha Nur Endah Wibowo. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Ketika kaki ini hendak melangkah, langkah yang pasti itu yang aku ikuti dan hingga detik yang berlalu ini aku masih bisa berkata, inilah jalanku. Skripsi ini ku persembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus, Kedua orang tuaku, Saudara-saudaraku, Orang yang aku kasihi. iv.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI REMAJA PUTRA PANTI ASUHAN SANCTA MARIA BORO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL Bertha Nur EndahWibowo UniversitasSanataDaharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang deskripsi kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial.Subjek penelitian adalah 37 orang remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro.Subjek penelitian memiliki kriteria umur 12-18 tahun. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner kemampuan mengelola emosi. Kuesioner yang disusun terdiri dari 59 item berdasarkan 7 aspek kemampuan mengelola emosi menurut Goleman (1999), yaitu (1) mengendalikan emosi (2) dipercayai (3) beradaptasi dengan baik (4) menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh orang lain (5) peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain (6) merespon/menanggapi reaksi emosional orang lain (7) mengatur ekspresi emosi dalam lingkungan sosial. Pengukuran validitas jumlah total item 80, item gugur 21 dan item yang valid 59, serta reliabilitas penelitian 0,825. Pengukuran penelitian menggunakan program SPSS 16.0 for Window dan teknik analisis data yang digunakan adalah kategori tingkat kemampuan mengelola emosi berdasarkan penilaian Azwar (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 remaja (8%) memiliki kategori kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi, 5 remaja (13%) memiliki kategori kemampuan mengelola emosi dalam kategori emosi tinggi, 21 remaja (57%) memiliki kategori kemampuan mengelola emosi dalam kategorisedang, 8 remaja (22%) memiliki kategori kemampuan mengelola emosi dalam kategorirendah, dan tidak terdapat remaja yang berada pada kategori kemampuan mengelola emosi sangat rendah.Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengusulkan program pengembangan kemampuan mengelola emosi pada remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro.Program yang diusulkan dilaksanankan selama lima minggu, program kegiatan yang dilaksanakan dengan topik bersyukur, percaya diri, komunikasi efektif, prioritas, dan persahabatan.. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT DESCRIPTIVE STUDY SKILLS MANAGING EMOTIONS BOY TEEN ORPHANAGE IN SANCTA MARIA BORO AND THE IMPLICATIONS TOWARD THE PROPOSAL MENTORING PROGRAM PERSONAL – SOCIAL Bertha NurEndahWibowo Sanata Dharma University Yogyakarta 2015. The aim of this study is to get the data about the description of the ability to manage emotions of young men in Sancta Maria Orphanage Boro and its implications for the proposed program of personal guidance - social. The subjects were 37 young people Orphanage Sancta Maria Boro. The research subjects 12-18 years of age criteria. This research is quantitative descriptive. In collecting the data in this study is using a questionnaire about ability to manage emotions. The questionnaire consists of 59 items arranged by seven aspects of the ability to manage emotions according to Goleman (1999), namely (1) controlling emotions (2) trust (3) adapt well (4) recognize that not all expressions of emotion can be accepted by others (5) sensitive toward emotion feelings of his/her own and others (6) respond to the emotional reactions of others (7) regulate the expression of emotions in a social environment. The measurement validity of the total number of items 80, items fall 21 and 59 valid items, as well as the reliability of research 0.825. Measurement studies using SPSS 16.0 for Windows and data analysis techniques used are category level ability to manage emotions based assessment Anwar (2007). The results showed that there were three teenagers (8%) have the ability to manage their emotions in the category of very high category, five teens (13%) have the ability to manage their emotions in the category of high emotion category, 21 adolescents (57%) have the ability to manage their emotions in medium category currently, 8 teens (22%) have the ability to manage emotions in a lower category, and there are teenagers who are in the category of very low ability to manage emotions. Based on this research, the researcher proposes the development programs the ability to manage emotions in young men Sancta Maria Orphanage Boro. The proposed program will be held for five weeks, the program activities carried out by topic grateful, confident, effective communication, priorities, and friendship.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, anugrah, kasih karunia dan penyertaanNya yang tidak pernah berhenti mengalir sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memproleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling. Peneliti menyadari bahawa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu diucapkan banyak terimaksih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan memebrikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan serta ketulusan hati dalam membimbing. Memberikan motivasi dan mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah mencurahkan ilmunya sepenuh hati selama penulis menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Para Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro atas waktu dan kesediannya sebagai responden dalam melaksanakan penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Br. Ignatius Wakidi, FIC, selaku Pimpinan Panti Asuhan Sancta Maria Boro yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan pengambilan data penelitian. 7. Orang tuaku tercinta Fx. Sudono dan Sumilah Chatarina atas doa yang tidak henti-hentinya selalu dipanjatkan, dukungan, perhatian, biaya yang telah diberikan kepada penulis. 8. Kakakku Antonius Aris Wibowo dan Adikku tercinta Emilliani Febriniawati Wibowo yang telah banyak mendukung dan mendoakan sehingga penulis selalu semangat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kekasihku Agustinus Prihat Kesuma dan Bapak Ibu di Wonosobo yang telah memberikan dukungan, doa dan perhatian selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 10. Para sahabat Prisca, Rindi, Ria, Dilla, Tya dan Lina yang telah mendukung penulis dalam proses penyelesaian skripsi. 11. Teman-teman di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 untuk kebersamaan dan kerjasamanya selama penulis menyelesaikan studi. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Teman-teman mitra perpustakaan Sanata Dharma yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi.. Penulis. Bertha Nur Endah Wibowo. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman. HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................... vi ABSTRAK..................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................. xii DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvi DAFTAR GRAFIK……………………………………………….……......xvii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xviii. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................4 C. Tujuan Penelitian.............................................................................4 D. Manfaat Penelitian...........................................................................5 E. Defenisi Oprasional..........................................................................5 BAB II: KAJIAN TEORI A. Kemampuan Mengelola Emosi 1. Pengertian Emosi........................................................................6 2. Jenis-jenis Emosi…………........................................................8 3. Kemampuan Mengelola Emosi...................................................9 4. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi.............................11 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola Emosi………………………………………………………......14 6. Ciri-ciri Orang yang dapat Mengelola Emosi………….……....15 B. Masa Remaja 1. Pengertian Remaja.......................................................................16 2. Karateristik Remaja.....................................................................17 3. Tugas Perkembangan Remaja.....................................................18 C. Bimbingan Pribadi – Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi –Sosial……………….………..21 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi – Sosial………….………......21. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................23 B. Subjek Penelitian.............................................................................23 C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner..................................................................................24 2. Format Penyusunan Skala.........................................................24 3. Penentuan Skor.........................................................................25 4. Kisi-kisi kuesioner ...................................................................25 D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas………………………………………………..….....27 2. Reliabilitas ………………………………………...…………30 E. Analisis Data 1. Menentukan Skor dan Pengelolaan Data…………………….31 2. Mengkategorisasi Subjek dan Item Penelitian……………….32 F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian……………35 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penenlitian 1. Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi……………………..37 2. Hasil Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi…………….39 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro……………………………42 2. Item-item Kemampuan Mengelola Emosi…………………...47 C. Usulan Program Bimbingan Pribadi Sosial...................................50. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................................54 B. Saran.................................................................................................55 DAFTAR PUSTAKA……………………………….………………………...56. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Kisi-kisi Kuesioner……………………………………………… 26 Tabel 2 : Rincian Item yang Valid dan Gugur……………………………. 29 Tabel 3 : Kriteria Goilford………………………………………………... 30 Tabel 4 :Norma Kategorisasi Skor Item...................................................... 32 Tabel 5 :Kategorisasi Skor Butir Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi33 Tabel 6 :Norma Kategorisasi Subjek Penelitian…………………………. 34 Tabel 7 :Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro……………………………………………….. 35. Tabel 8 :Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro………………………………………………. 37 Tabel 9 : Hasil Analisis Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi……… 39 Tabel 10 :Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Rendah 41 Tabel 11 : Usulan Program Bimbingan Pribadi – Sosial………………… 51 Tabel 12 : Rincian Usulan Program Bimbingan Pribadi – Sosial………... 52. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Grafik 1. Halaman. Tingkat kemampuan mengelola emosi remaja Panti Asuhan Sancta Maria Boro. ……………………………………………………. 38. Grafik 2 Skor item kemampuan mengelola emosi remaja Panti Asuhan Sancta Maria Boro. ……………………………………………………. 40. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. Lampiran 1: Lampiran 2: Lampiran 3: Lampiran 4: Lampiran 5: Lampiran 6:. Surat Ijin Penelitian................................................................58 Kuesioner Penelitian..............................................................59 Tabulasi hasil Uji Coba Kuesioner........................................62 Hasil Analisis Uji Validitas...................................................65 Hasil Reliabilitas...................................................................71 Satuan Pelayanan Bimbingan................................................72. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pernah merasakan senang, gembira, bahagia, sedih, kecewa, marah, jengkel, khawatir, malu, takut dan lain sebagainya. Perasaan tersebut adalah gambaran emosi yang sedang dialami. Emosi selalu dapat dirasakan sehari-hari dan dapat mempengaruhi perilaku manusia. Pada saat senang seseorang dapat bersemangat, percaya diri, dan berani. Di sisi lain saat sedih seseorang bisa menjadi malas, tidak bergairah, marah-marah tanpa sebab dan kurang bisa berkonsentrasi. Juntika (2011) emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Misalnya gembira, sedih, bahagia, putus asa, terkejut dan sebagainya. Goleman (2007) emosi timbul karena pengaruh perubahan jasmani atau kegiatan individu. Misalnya menangis karena sedih, tertawa karena bahagia. Individu dapat merasakan emosi yang dialami, tetapi mengalami kebingungan atau kesulitan bagaimana mengelola emosi. Menurut Goleman (dalam Ali, 2005) emosi bisa dibedakan dalam nilai positif dan negatif. Emosi positif, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan menyenangkan pada orang yang mengalaminya, di antaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. Emosi. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. negatif yaitu emosi yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan pada orang yang mengalaminya, di antaranya adalah; sedih, marah, benci, takut dan sebagainya. Individu akan memberikan tanggapan positif terhadap suatu kejadian apabila disertai dengan emosi postif, sedangkan individu akan melakukan tanggapan negatif terhadap suatu kejadian jika disertai emosi negatif. Menurut Gardner (dalam Wahyuni, 2005), masa remaja merupakan masa transisi, yaitu masa peralihan dari dari usia anak-anak menuju usia dewasa. Selama masa transisi ini, remaja dihadapkan pada berbagai problematika yang terkadang dapat menimbulkan ketidakstabilan emosi, lepas kendali, bingung, cemas dan merasa tidak bahagia. Permasalahan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari berbagai faktor, seperti faktor dari lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah. dan. teman-teman. sebaya. serta. aktivitas-aktivitas. yang. dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi remaja yang kurang stabil secara emosi, menghasilkan bentuk perilaku tidak terkendali, sensitif, mudah marah tanpa penyebab yang jelas, sehingga terkesan kurang simpatik yang tentu saja membuat kesal orang tua dan lingkungan (Wahyuni, 2005). Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua anak dapat tinggal bersama dengan orang tuanya, sehingga ada anak yang harus tinggal di panti asuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. yatim piatu atau anak terlantar. Hurlock (1980) remaja pada umumnya tidak mengungkapkan amarahnya secara meledak-ledak, melainkan dengan cara menggerutu, tidak mau berbicara dengan orang lain, atau mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Peneliti mencoba. mengobservasi perilaku remaja panti asuhan. Sancta Maria Boro selama KKN. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh panti asuhan, karyawan panti asuhan, serta teman sejawat, peneliti mendapatkan data bahwa remaja panti asuhan Boro kurang mendapat perhatian dan kasih sayang yang mendalam. Hasil observasi dibuktikan dengan timbulnya perilaku remaja yang sering mencari perhatian pada tamu yang datang, manja, cenderung menarik diri dari pergaulan di lingkungannya, pendiam, pemalu, serta kurang percaya diri. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melihat pengelolaan emosi remaja panti asuhan. Oleh sebab itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan remaja dalam mengelola emosi, maka peneliti mengambil judul “Studi Deskriptif Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Panti Asuhan Borodan Implikasinya Terhadap Usulan Program Bimbingan Pribadi – Sosial”..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa baik kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro? 2. Berdasarkan hasil analisis butir-butir instrumen kemampuan remaja dalam pengelolaan emosi yang terindikasi rendah, program bimbingan pribadi – sosial apakah yang dapat diusulkan?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Boro. 2. Mengidentifikasikan. butir-butir. instrumen. kemampuan. remajadalam mengelola emosi yang terindikasi rendah guna pengusulan program bimbingan pribadi – sosial..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan emosi pada anak panti asuhan sebagai bekal seorang calon konselor atau guru Bimbingan dan Konseling. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pimpinan Panti Asuhan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan program Bimbingan dan Konseling, khususnya pada usulan program bimbingan pribadi – sosial. b. Bagi Remaja Panti Asuhan Semakin memahami dan menyadari. akan pentingnya. kemampuan dalam mengelola emosi. E. Definisi Operasional Variabel 1. Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan kemampuan untuk menangani perasaan, kapan seseorang merasakan, dan bagaimana seseorang mengalami atau mengekspresikan emosinya agar bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. 2. Bimbingan pribadi – sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam membina hubungan dengan diri sendiri serta orang lain..

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan landasan teori antara lain kemampuan mengelola emosi, masa remaja dan perkembangan pribadi – sosial. A. Kemampuan Mengelola Emosi 1. Pengertian Emosi Kata emosi berasal dari bahasa Prancis, emotion yang berasal dari kata emouvoir yang berarti “kegembiraan”. Emosi juga berasal dari bahasa latin emovere, dari e- (varian eks) yang berarti “luar” dan movere yang berarti “bergerak”. Yusuf (2008) menyatakan bahwa emosi merupakan pola keadaan yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Misalnya menangis karena sedih, tertawa karena bahagia. Pengertian lain juga ada dalam Oxford English Dictionaryyang mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap (Goleman, dalam Ali, 2005). Safaria (2009), menjelaskan bahwa: “Orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya, orang yang kesulitan memahami emosi apa yang sedang bergejolak dalam perasaannya, menjadi rentan dan terpenjara oleh emosinya sendiri. Mereka menjadi bingung dan bimbang akan makna dari suasana emosi yang sedang dirasakan”.. 6.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. Definisi lain menyatakan bahwa emosi adalah suatu respon terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat (Soegarda, dalam Ali, 2005). Emosi dapat ditunjukkan ketika individu merasa senang mengenai suatu peristiwa, individu dapat marah kepada seseorang ataupun individu dapat merasakan takut terhadap sesuatu. Emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi psikis, seperti; pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu akan mampu melakukan pengamatan atau pemikiran dengan baik jika disertai dengan emosi positif. Individu akan memberikan tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif pula. Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atau tanggapan negatif terhadap sesuatu objek, jika disertai oleh emosi yang negatif terhadap objek tersebut (Ali, 2005). Berdasarkan pengertian emosi para ahli yang dijabarkan di atas, emosi dapat disimpulkan sebagai pengungkapan suatu perasaan dan pikiran seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk bertindak terhadap rangsangan yang datang dari dalam dan luar individu mencakup perubahan perilaku pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 2. Jenis-jenis Emosi Menurut Goleman (dalam Ali, 2005) emosi bisa dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Emosi positif, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan menyenangkan pada orang yang mengalaminya. Emosi yang positif seperti perasaan senang, bergairah, semangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruh individu dalam berkonsentrasi pada aktivitas belajar, seperti disiplin dalam waktu belajar, mengerjakan tugas dan memperhatikan saat ada orang yang membimbing waktu belajar. Contohnya: saat di panti asuhan mengadakan acara ulang tahun panti, para remaja panti merasa senang dan semangat dalam membantu menata panggung dan latihan mementaskan pentas seni, mereka dengan suka cita dan bersemangat membantu mempersiapkan acara supaya acara dapat berjalan dengan lancar dan sukses. b. Emosi negatif, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan pada orang yang mengalaminya. Emosi negatif seperti perasaan kecewa, tidak bergairah, marah, maka dalam belajar individu kurang berkonsentrasi dalam belajar, serta tidak disiplin dan taat pada aturan yang berlaku. Contohnya: tidak sportif saat bermain bola memunculkan perselisihan antara beberapa remaja putra panti asuhan mengakibatkan rasa kesal yang berkepanjangan dan membuat.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. renggang hubungan persaudaraan di panti asuhan. Sehingga apabila ada tugas yang harus dikerjakan bersama-sama tidak akan selesai pada waktu yang sudah dijadwalkan. Jadi kesimpulannya adalah emosi mempunyai dua jenis yakni positif dan negatif. Apabila individu mempunyai perasaan terhadap peristiwa yang lebih positif, maka akan terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri individu, tetapi sebaliknya apabila individu mempunyai perasaan terhadap peristiwa yang negatif, maka akan menimbulkan perilaku yang negatif pula. 1. Kemampuan Mengelola Emosi Menurut pandangan teori kognitif (Safaria, 2009), emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi individu terhadap sebuah peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilaian negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Ketika kita menilai sebuah peristiwa secara lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih postif. Menurut Yusuf (dalam Juantika, 2010), kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan dapat.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. membina hubungan dengan orang lain sehingga seseorang lebih mampu untuk mengelola sifat-sifat negatif yang muncul di dalam diri seseorang seperti kesepian dan pemurung, kurang menghargai sopan santun, lebih impulsif (mengikuti kemauan naluriah tanpa pertimbangan akal sehat) dan agresif. Pengendalian emosi seorang individu harus memberikan perhatian pada aspek mental. Aspek mental dari emosi juga memerlukan bimbingan. Apabila dalam keadaan emosional seseorang bereaksi emosional terhadap rangsangan yang muncul. Oleh karena itu di samping harus belajar bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi dan belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya disertai emosi (Hurlock,1988). Dari uraian di atas disimpulkan bahwa kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk menangani perasaan, kapan. seseorang merasakannya,. dan. bagaimana. seseorang. mengalami atau mengekspresikan emosinya agar bermanfaat dan dapat diterima secara sosial..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. 2. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi Menurut Goleman (1999), aspek kemampuan. mengelola. emosi meliputi: a. Mengendalikan emosi Individu dengan keahlian mengendalikan emosi dapat menjaga. emosi.. Individu. dapat. mengelola. dan. menyeimbangkan emosi yang terjadi di dalam diri individu tersebut. Selain itu juga remaja mampu berpikir jernih dan tetap fokus walaupun berada dalam posisi tertekan. Contohnya. remaja. panti. asuhan. mampu. mengolah. amarahnya dengan bersikap tenang saat ditertawakan dan diejek teman-temannya karena salah membaca renungan malam. b. Dipercayai Remaja merasa senang apabila merasa dipercayai oleh orang. lain. karena. dengan. dipercaya. remaja. akan. bertanggungjawab dalam mengelola diri. Selain itu dengan dipercaya, remaja mampu mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan yang tidak dapat diterima. Contohnya sebagai ketua kelompok dalam piket cuci piring bertanggungjawab menegur anggota kelompoknya yang tidak melaksanakan tugas piket walaupun akibatnya menjadi tidak disukai anggota kelompoknya.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. c. Beradaptasi dengan baik Remaja dengan keahlian beradaptasi, dapat terbuka terhadap ide-ide baru yang dimunculkan sehingga remaja akan mampu menyesuaikan diri dengan baik di dalam lingkungan sosial dan memiliki prioritas dalam hidup. Contohnya adalah lebih memilih menaati jadwal piket membersihkan halaman walaupun diajak teman untuk bermain bola. d. Menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh orang lain. Meningkatnya usia remaja, membuat mereka belajar dan menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi kesedihan atau kegembiraan hendaknya dapat diungkapkan dan diterima. oleh. orang. lain.. Misalnya,. remaja. yang. mengetahui bahwa mengungkapkan kata-kata kasar saat merasa marah adalah perbuatan yang tidak dapat diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal. e. Peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain Individu pada tahap remaja belajar untuk peka terhadap emosi yang dialami oleh orang lain di lingkungannya. Hal ini dapat membantu remaja dalam belajar dan mengetahui reaksi-reaksi emosi yang dapat diterima maupun yang tidak dapat. diterima. oleh. lingkungannya.Misalnya. merasa.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. bahagia ketika ada teman yang mengucapkan selamat ulang tahun atau Bruder akan merasa bangga jika remaja panti asuhan putra menjadi juara kelas. f. Merespon/ menanggapi reaksi emosional orang lain Remaja mampu menanggapi reaksi emosional dari orang lain secara tepat dan dapat diterima oleh kelompok sosial. Misalnya, remaja akan menghilangkan kebiasaan mengejek temannya setelah ditegur oleh Bruder atau remaja akan berani minta maaf setelah mereka mendapatkan penguatan dari Bruder. g. Mengatur ekspresi emosi dalam lingkungan sosial Pengungkapan emosi yang berlebihan harus dikendalikan oleh remaja pada umumnya karena pengungkapan emosi yang berlebihan dapat mengganggu orang lain yang ada di lingkungan tempat tinggal. Misalnya seorang remaja yang merasakan. emosi. gelisah. dan. takut,. akan. jarang. ditampakkan dibandingkan apabila ada reaksi sosial yang diterima. Aspek-aspek. mengelola. emosi. tersebut. akan. digunakan sebagai aspek pembuatan kuesioner tentang kemampuan mengelola emosi pada remaja panti asuhan. Setiap aspek akan dijabarkan dalam indikator dan item-item berupa pernyataan..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola Emosi Hurlock (1991), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mengelola emosi antara lain: a. Pengalaman belajar Pengalaman hidup seseorang mempengaruhi emosi. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman mengungkapkan emosi, Pengalaman belajar akan menentukan reaksi emosi yang mereka gunakan untuk mengungkapkan emosi. Misalnya seorang anak yang dari kecil memiliki kebiasaan marah dengan membuang barang yang ada di sekitarnya, kebiasaan tersebut terbawa sampai usia remaja karena dipengaruhi pengalaman belajar yang kurang baik dari kedua orang tuanya yang sekarang pada usia remaja menjadi suatu kebiasaan. Pengalaman dengan orangtua, temanteman, guru-guru mempengaruhi watak asli kita dan mejadikan kita. orang. yang. unik. dalam. mengalami. emosi,. dalam. mengungkapkannya dan dalam keterbukaan terhadap orang lain. b. Kematangan Berpikir Perkembangan remaja dalam kematangan berpikir menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti mejadi memahami bagaimana cara mengelola emosi dengan positif. Misalnya remaja semakin mengerti dan memahami bahwa mengungkapkan emosi secara negatif dapat memperburuk relasi dalam suatu kelompok, sehingga remaja dalam kematangan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. berpikir dapat mengolah emosi yang negatif menjadi emosi positif dengan cara saling terbuka, saling mengerti dan saling memahami. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi bergantung pada faktor pengalaman belajar, dan kematangan belajar. 6. Ciri-ciri Orang yang dapat Mengelola Emosi Menurut Goleman (2007), ciri-ciri orang yang dapat mengelola emosi antara lain: a. Mampu mengungkapkan amarah dengan tepat Seseorang mampu mengelola emosinya dengan baik dan mengetahui waktu yang tepat untuk mengungkapakan amarahnya agar tidak membuat luka orang lain. Contohnya: saat seseorang merasa tersinggung dengan ucapan orang lain, seseorang akan mencari waktu yang tepat untuk mengutarakan apa yang dirasakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak saling melukai perasaan sendiri dan orang lain. b. Berkurangnya perilaku agresif Saat seseorang dapat mengelola emosi dengan baik, seseorang akan mampu memilah tindakan mana yang merugikan dan menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain. Contohnya seorang remaja yang dulunya mempunyai kebiasaan marah dengan cara melukai temannya sekarang berpikir akan kebiasaannya yang.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. buruk akan menghambat relasinya, sehingga remaja mengurangi perilakunya yang meledak-ledak. c. Lebih baik dalam mengelola diri Seseorang dapat mengelola dan menyeimbangkan emosi yang terjadi di dalam diri individu tersebut. Selain itu juga seseorang mampu berpikir jernih dan tetap fokus apabila berada dalam masalah. Contohnya seseorang dapat mengelola kekesalannya dengan bersikap tenang dan berpikir positif. B. Masa Remaja 1. Pengertian Remaja Menurut Hurlock (1991), remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. MenurutAlberty (dalam Juntika, 2011) masa remaja adalah suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terjadi mulai masa kanak-kanak sampai datangnya awal masa dewasa. Juntika (2011) secara tentatif pula sependapat bahwa rentangan masa remaja berlangsung sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini (Hurlock, 1991). Jadi kesimpulannya remaja adalah masa peralihan dari masa anakanak ke masa remaja pada rentang usia 12-18 tahun yang terjadi proses pematangan individu menuju ke masa dewasa awal. 2. Karakteristik Remaja Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock (1991) antara lain: a. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa. Pada masa periode peralihan ini bukan berarti terputus atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih pada sebuah peralihan dari tahap perkembangan satu ke tahap perkembangan selanjutnya. Anak-anak harus meninggalkan segala sesuatu. yang. bersifat kekanak-kanakan dan juga harus. mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. b. Masa remaja sebagai periode perubahan. Pada masa ini, remaja mengalami lima perubahan, yaitu: meningginya emosi yang tingkat intensitasnya bergantung pada tingkat perunahan fisik dan psikologis yang terjadi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial; remaja merasa banyak ditimbuli masalah; terjadi perubahan nilai-.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. nilai pada masa kanak-kanak menjadi remaja dan remaja menuntut kebebasan. c. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Remaja tidak mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ia hadapi. d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. e. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. f. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotipe belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. 3. Tugas Perkembangan Remaja Menurut. Havighurst. (Hurlock,. dalam. Ali. 2005). tugas. perkembangan remaja, antara lain: a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya Hubungan sosial dipengaruhi oleh seberapa jauh tercapainya kematangan fisik dan mental. Kunci utama pada masa remaja adalah diterimanaya seseorang dalam suatu kelompok, sehingga pada permulaan masa remaja terlihat pembentukan kelompok-.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. kelompok. Remaja belajar keterampilan-keterampilan orang dewasa, seperti berkomunikasi yang baik dan memimpin kelompok. b. Menerima keadaan jasmani Terjadinya perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat remaja. Remaja suka memperhatikan perubahan. tubuh. yang. sedang. dialaminya. sendiri. dan. membanding-bandingkan dirinya dengan teman sejawatnya. Tujuan dari tugas perkembangan yang dihadapi pada waktu remaja adalah belajar menerima keadaan jasmaninya untuk memelihara. dan. menjaganya.. Perbandingan. yang. tidak. memuaskan dapat menjadi sumber kekecewaan dan rendah diri. c. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orangorang dewasa lainnya Remaja mengalami sikap ambivalensi (sikap mendua) terhadap orang tuanya. Remaja ingin bebas, namun di satu sisi dengan melihat dunia tahap perkembangan dewasa yang rumit, mereka masih ingin mendapatkan kenyamanan hidupnya di bawah kasih sayang orang tua, dalam hal ini mengakibatkan remaja tidak dapat membuat keputusan-keputusan sendiri dan menerima tanggung jawab sebagai yang diharapkan dari orang dewasa..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. d. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berpikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya. Sehingga, remaja sudah dapat memikirkan atau memprediksi hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi berdasarkan sesuatu yang abstrak.. Tugas. perkembangan. tersebut. bertujuan. mengembangkan keterampilan bahasa dan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah. e. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial Manusia memiliki dorongan sosial. Remaja harus berkorban untuk mencapai kebaikan, menghargai dan menghormati perilaku yang disetujui oleh masyarakat. Perkembangan kesadaran untuk berkorban atau menghormati, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengakuan masyarakat terhadap peran remaja dan adanya pemberian kesempatan dalam melibatkan remaja dalam berbagai kegiatan sosial..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. C. Bimbingan Pribadi – Sosial 1. Pengertian Bimbingan Pribadi – Sosial Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006), bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). 2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan pribadi-sosial yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Winkel dan Sri Hastuti, 2006): a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang baik. Termasuk di sini apa yang disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antar jenis kelamin..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. b. Penyadaran akan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia. c. Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia akan menyadari bahwa teman-temannya mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan memandang dirinya lagi sebagai orang yang abnormal. d. Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi uraian tentang beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian. Hal yang berkaitan antara lain: jenis penelitian, subjek penellitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data.. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best (dalam Sukardi, 2003). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan mengelola emosi remaja panti asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan programbimbingan pribadi – sosial tahun 2014/2015. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja panti asuhan Boro. Penelitian ini menggunakan jumlah responden sebanyak 37 remaja putra di panti asuhan Boro dan subjek penelitian uji coba penelitian di Bawen sebanyak 32 remaja putra. Alasan peneliti menggunakan dua tempat panti asuhan yang berbeda karena peneliti mencari subjek remaja putra yang memiliki kriteria umur. 12-18 tahun dan mencari subjek yang memiliki tugas. perkembangan di masa remaja.. 23.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi pada remaja panti asuhan Boro. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2005). Pada kuesioner ini, peneliti menyediakan 4 alternatif jawaban, yakni SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Sedangkan peneliti tidak mencantumkan alternative jawaban ragu-ragu karena mengurangi kecenderungan responden memberikan jawaban netral 2. Format penyusunan skala Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dalam bentuk angket. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala likert variabel akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2010). Pernyataan yang terdapat dalam item-item kemampuan mengelola emosi terdiri dari pernyataan positif atau favourable dan pernyataan negatif atau unfavourable.. Pernyataan positif atau favorable merupakan konsep.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut/variabel yang diukur. Pernyataan negatif atau unfavorable yaitu konsep keperilakuan yang tidak sesuai/tidak mendukung atribut/variabel yang diukur. 3. Penentuan skor Penentuan skor dalam pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini antara lain: “Sangat Sesuai” = 4, “Sesuai” = 3, “Tidak Sesuai” = 2 dan “Sangat Tidak Sesuai” = 1 untuk pernyataan positif (Favorable Item) dan sebaliknya untuk pernyataan negatif (Unfavorable Item). Total skor tiap responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh item yang tersedia dan dijadikan sebagai data olahan untuk analisis penelitian ini. 4. Kisi-kisi kuesioner Kisi-kisi item berdasarkan aspek-aspek kemampuan mengelola emosi pada remaja panti asuhan Boro. Kisi-kisi item uji coba dapat dilihat pada tabel 1..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi Menurut Goleman (1999). No Aspek. 1. Mengendalikan emosi. 2 Dipercayai. 3. Beradaptasi dengan baik. 4 Menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh orang lain 5. 6. 7. Peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain. Merespon/ menanggapi reaksi emosional orang lain Mengatur Ekspresi emosi dalam lingkungan sosial. Indikator. a. Menjaga emosi diri dengan baik. No Item Favo urabl e 1,2. b. Menyeimbangkan emosi diri a. Mempunyai emosi positif terhadap diri sendiri b. Memiliki emosi positif kepada orang lain. 6,7,8 11,12. a. Hidup selaras dengan kelompok sosial b. Menerima kondisi yang terjadi. 21,22. c. Mempunyai kerja tim yang baik dengan orang lain. 16,17 ,18. 26,27 ,28 31,32. No. Item Unfavo urable. Jum lah Item. 3,4,5. 5. 9,10 13,14, 15 19,20. 5 5. 23,24, 25 29,30. 5. 33,34, 35. 5. 5. 5. d. Mementingkan kepentingan sosial. 36,37 ,38. 39,40. 5. a. Mengetahui perilaku ungkapan emosi positif yang dapat diterima orang lain b. Mengetahui perilaku ungkapan emosi negatif yang dapat diterima orang lain a. Memahami emosi yang dialami sendiri b.Memahami emosi yang dialami orang lain a. Tanggap atas emosi yang dapat diterima b.Tanggap atas emosi yang tidak dapat diterima a. Mengungkapkan emosi kegembiraan secara tepat. 41,42. 43,44, 45. 5. 46,47 ,48. 49,50. 5. 51,52. 53,54, 55 59,60. 5. 63,64, 65 69,70. 5. 73,74, 75. 5. b.Mengendalikan perilaku agresif. 76,77 ,78. 79,80. 5. TOTAL. 56,57 , 58 61,62 66,67 , 68 71,72. 5. 5. 80.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Menurut Azwar (2007) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar (2003) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgement (Azwar, 2007). Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgement) (Azwar, 2007). Penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (pimpinan panti asuhan Sancta Maria, Boro). Hasil konsultasi dan telah yang dilakukan oleh ahli dilengkapi dengan pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi Spearman's rho menggunakan aplikasi program komputer SPSS 16 for Window..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. Rumus korelasi Spearman's rho adalah sebagai berikut :. Keterangan :. Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007: 103). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur. Pada tanggal 23 Agustus 2014 dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) kepada remaja Panti Asuhan yang berjumlah (N) 32 remaja. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap total, diperoleh 33 butir item yang gugur dari 80 butir item, sehingga terdapat 47 item yang dinyatakan valid. Rincian item yang gugur dapat dilihat pada tabel 2..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. Tabel 2 Rincian Item yang Valid dan Gugur N o 1. Aspek Mengendalikan emosi. 2 Dipercayai. 3. 4 Menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh orang lain. 6. 7. a. Menjaga emosi diri diri dengan baik b. Menyeimbangkan emosi diri a. Mempunyai emosi positif terhadap diri sendiri b. Memiliki emosi positif terhadap orang lain a. Hidup selaras dengan kelompok b. Menerima kondisi yang terjadi. Beradaptasi dengan baik. 5. Indikator. Peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain. Merespon/ menanggapi reaksi emosional orang lain Mengatur Ekspresi emosi dalam lingkungan sosial. c. Mempunyai kerja tim yang baik dengan orang lain d. Mementingkan kepentingan sosial a. Mengetahui perilaku ungkapan emosi positif yang dapat diterima orang lain b. Mengetahui perilaku ungkapan emosi negatif yang dapat diterima orang lain a. Memahami emosi yang dialami diri sendiri b. Memahami emosi yang dialami orang lain a. Tanggap atas emosi yang dapat diterima b. Tanggap atas emosi yang tidak dapat diterima a. Mengungkapkan emosi kegembiraan secara tepat b. Mengendalikan perilaku agrasif TOTAL. No Item Favour able 1,2. No. Item Unfavou rable 3,4,5. 6,7,8 11,12. 9,10 13,14, 15 19,20. 6,7,8,10 9 11,12,13 ,14,15 16,17,18 19 ,20. 23,24, 25 29,30. 21,23,24 22,25. 16,17, 18 21,22 26,27, 28 31,32 36,37, 38. 33,34, 35 39,40. No.Item Valid. No.Ite m Gugur. 3,5. 1,2,4. 27,28,29 26 ,30 31,32,33 34 ,35 36,37,38 ,39,40. 41,42. 43,44, 45. 42,43,44 41,45. 46,47, 48. 49,50. 47,48,49 46,50. 51,52. 53,54, 55 59,60. 51,52,53 ,54,55 56,57,59 58 ,60 61,63,65 62,64. 56,57, 58 61,62 66,67, 68 71,72 76,77, 78. 63,64, 65 69,70 73,74, 75. 67,68, 69 71,72,73 ,74,75. 79,80. 76,78,79 77,80. 80. 66,70. 59. 21.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. 2. Reliabilitas Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007:176). Sukardi (2003: 127) mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Perhitungan. indeks. reliabilitas. kuesioner. penelitian. ini. menggunakan pendekatan koefisien AlphaCronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas AlphaCronbach (α) adalah sebagai berikut: α = 2[1-. Sx 2 + Si 2 Sx 2. ]. Keterangan rumus : S12 dan S22. : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2. Sx2. : varians skor skala. Hasil perhitungan indeks reliabilitas dengan kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Kriteria Guilford No 1 2 3 4 5. Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20. Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. Dari hasil uji coba empirik kepada remaja panti asuhan putra di Bawen pada tanggal 23 Agustus 2014 dengan jumlah subjek (N) 32 remaja, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0.825. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria tinggi. E. Analisis Data Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1. Menentukan skor dan pengolahan data Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. 2. Mengkategorisasi subjek dan item penelitian a. Kategorisasi subjek penelitian Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2007) yang mengelompokkan kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi Selanjutnya, data setiap subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan skor total yang diperoleh ke dalam kategori di atas, sehingga dapat dihitung jumlah dan persentasenya dalam kategori deskripsi kemampuan mengelola emosi. Norma kategorisasi yang digunakan dapat dilihat pada table 4. Tabel 4 Norma Kategorisasi Skor Item Norma/Kriteria Skor µ +1,5 σ <X µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ X≤ µ -1,5σ. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Keterangan: Skor maksimum teoritik Skor minimum teoritik Standar deviasi (σ / sd) µ (mea[n teoritik). : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum. Kategorisasi tinggi rendahnya skor item deskripsi kemampuan mengelola emosi secara keseluruhan diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut:.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Skor maksimum teoritik. : 4 x 59 = 236. Skor minimum teoritik. : 1 x 59 = 59. Luas jarak. : 236–59 =177. Standar deviasi (σ / sd). : 177: 6 = 29,5 (30). µ (mean teoritik). : (236+59) : 2 = 147,5 (148). 33. Maka hasil perhitungan analisis data skor butir/item kemampuan mengelola diri disajikan dalam norma kategorisasi dapat dilihat dalam table 5. Tabel 5 Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro. Norma/Kriteria Skor µ +1,5 σ <X µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ X≤ µ -1,5σ. Rentang Skor ≥ 194 164-193 134-163 104-133 ≤ 103. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. b. Kategorisasi skor item tiap item dalam skala Kategorisasi skor item dilakukan dengan tujuan memeriksa item pada skala yang dijadikan dasar penyusunan program bimbingan pribadi – sosial di Panti Asuhan Sancta Maria Boro. Kategorisasi skor item pada skala berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang berpegang pada Azwar (2007) yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Norma kategorisasi dapat dilihat pada table 6. Tabel 6 Norma Kategorisasi Subjek Penelitian Norma/Kriteria Skor µ +1,5 σ <X µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ X≤ µ -1,5σ. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Keterangan: Skor maksimum teoritik. : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran µ (mea[n teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro sebagai berikut: Skor maksimum teoritik. : 4 x 37 = 148. Skor minimum teoritik. : 1 x 37 = 37. Luas Jarak. : 148–37 = 111.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Standar deviasi (σ / sd). : 111 : 6 = 19. µ (mean teoritik). : (148+37) : 2 = 93. 35. Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dapat dilihat pada table 7 di bawah ini: Tabel 7 Kategorisasi Skor Butir Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi. Norma Skor µ +1,5 σ <X µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ X≤ µ -1,5σ. Rentang Skor ≥ 139 109-138 79-108 49-78 ≤48. Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah. Selanjutnya, data skor total item dikelompokkan ke dalam kategori di atas. Item-item yang memiliki skor dalam kategori rendah akan dikembangkan menjadi usulan program bimbingan pribadi – sosial. F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data: 1.. Menyusun kuesioner kemampuan mengelola emosi. 2.. Pengujian item kuesioner oleh dosen pembimbing. 3.. Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner. 4.. Melakukan uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5.. Pengumpulan. data. penelitian. yang. dilakukan. 36. dengan. menyebarkan kuesioner kepada remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro, selanjutnya data penelitian dianalisis..

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini berisi uraian hasil penelitian mengenai deskripsi kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan pembahasan hasil penelitian. A. Hasil Penelitian 1.Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Panti Asuhan Sancta Maria Boro Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kemampuan mengelola emosi, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategoris dan persentase (Azwar, 2007) yang disajikan dalam tabel 8 dan grafik 1. Tabel 8 Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X. Rentang Skor ≤ 103 104-133 134-163 164-193 ≥ 194. Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi. 37. Distribusi Subjek 0 8 21 5 3. Persentase 0% 22% 57% 13% 8%.

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. Perspektif grafis, komposisi dan sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Boro tergambar grafik sebagai berikut: Grafik 1: Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Boro 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Rendah. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat Tinggi. Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 0 siswa (0%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat rendah. b. Terdapat 8 siswa (22%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi rendah. c. Terdapat 21 siswa (57%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sedang. d. Terdapat 5 siswa (13%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi tinggi. e. Terdapat 3siswa (8%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat tinggi..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. Jadi, sebagian besar remaja putra panti asuhan Sancta Maria Boro memiliki kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi 8%, kategori tinggi 13%, kategori sedang yakni 57%, kategori rendah 22% dan kategori sangat rendah 0% 2. Hasil Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Berdasarkan hasil perhitungan dengan menghapus item yang gugur maka, analisis skor item kemampuan mengelola emosi diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 9 dan grafik 2. Table 9 Hasil Analisis Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Norma/Kriteria Skor Rentang Kategori Distribusi Skor Item X≤ µ -1,5σ ≤ 48 Sangat Rendah 0 µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 49-78 Rendah 5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 79-108 Sedang 40 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 109-138 Tinggi 14 σ µ +1,5 σ <X ≥ 139 Sangat Tinggi 0. Persentase 0% 8% 68% 24% 0%.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. Kategori skor item kemampuan mengelola emosi jika digambarkan dalam histogram dapat dilihat sebagai berikut: Grafik 2 Histogram Skor Item Deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra Panti Asuhan Boro 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Rendah. Rendah. Sedang. Tinggi. Sangat Tinggi. Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat rendah. b. Terdapat 5 item (8%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi rendah. c. Terdapat 40 item (68%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sedang. d. Terdapat 14 item (24%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi tinggi. e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat tinggi. Jadi, sebagian besar remaja putra panti asuhan Sancta Maria Boro memiliki kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi 0%, kategori tinggi 24%, kategori sedang yakni 68%, kategori rendah 8% dan kategori sangat rendah 0%.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. Oleh karena itu, item yang teridentifikasi dalam kategori rendah dan sedang, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Alasannya untuk lebih meningkatkan kemampuan mengelola emosi yang sebelumnya sudah ada, agar lebih mendapatkan hasil seoptimal mungkin dalam kemampuan mengelola emosi. Tabel 10 Item-item kuesioner yang tergolong dalam kategori rendah No Aspek Indikator Pernyataan 1 Merespon/ Peka terhadap emosi yang dapat Saya tidak nyaman menanggapi ditoleransi oleh orang lain memakai baju yang reaksi emosional disumbangkan donator orang lain. Rank 1. 2. 2. 3. 4. 5. Dipercayai. Mempunyai perasaan terhadap diri sendiri Mengontrol emosi diri. positif Saya minder saat tampil di acara pentas seni Mengendalikan Saat saya marah, volume emosi dan nada suara saya meninggi Peka terhadap Memahami emosi yang muncul Saya cemas tidak bisa perasaan sendiri dari dalam diri menabung saat diberi uang dan orang lain oleh orang lain Mengatur Mengendalikan perilaku agresif Saya mendorong badan ekspresi dalam yang merugikan orang lain teman saya yang telah lingkungan sosial membuat saya marah. 3. 4. 5.

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 8, terdapat 3 remaja (8%) memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi.. Terdapat 5 remaja (13%) memiliki tingkat kemampuan. mengelola emosi dalam kategori tinggi. Terdapat 21 remaja (57%) memiliki tingkat kemampuan emosi dalam kategori sedang. Terdapat 8 remaja (22%) memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam kategori rendah serta 0 remaja (0%) yang memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan paparan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro. memiliki kemampuan mengelola emosi yang sedang. Hal ini. menunjukkan bahwa remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro sudah memiliki kemampuan mengelola emosi, namun kurang dikembangkan secara optimal. Menurut Goleman (1999) Remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro memiliki kemampuan untuk: pertama, remaja putra dapat mengendalikan emosi. Hal ini terlihat dari remaja mampu berpikir jernih dan tetap fokus walaupun berada dalam posisi tertekan, seperti remaja panti asuhan mampu mengolah amarahnya dengan bersikap tenang saat ditertawakan dan diejek teman-temannya karena salah membaca renungan malam. Kedua, yaitu dipercayai. Hal ini terlihat dari remaja merasa senang apabiladipercayai oleh.

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. orang lain karena dengan dipercaya remaja akan bertanggungjawab dalam mengelola diri, seperti sebagai ketua kelompok dalam piket cuci piring bertanggungjawab menegur anggota kelompoknya yang tidak melaksanakan tugas piket walaupun akibatnya tidak disukai anggota kelompoknya Ketiga, yaitu beradaptasi dengan baik. Hal ini terlihat dari remaja dengan keahlian beradaptasi, dapat terbuka terhadap ide-ide baru yang dimunculkan sehingga remaja akan mampu menyesuaikan diri dengan baik di dalam lingkungan sosial dan memiliki prioritas dalam hidup, seperti lebih memilih mentaati jadwal piket membersihkan halaman walaupun diajak teman untuk bermain bola. Keempat, yaitu Menyadari bahwa tidak semua ungkapan emosi dapat diterima oleh orang lain. Hal ini terihat dari kemampuan remaja putra mengetahui perilaku ungkapan emosi negatif dan positifapa saja yang dapat diterima oleh orang lain, seperti remaja yang mengetahui bahwa mengungkapkan kata-kata kasar saat merasa marah adalah perbuatan yang tidak dapat diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal. Kelima, yaitu peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain. Hal ini terlihat dari membantu remaja dalam belajar dan mengetahui reaksi-reaksi emosi yang dapat diterima maupun yang tidak dapat diterima oleh lingkungannya, seperti merasa bahagia ketika ada teman yang mengucapkan selamat ulang tahun atau Bruder akan merasa bangga jika remaja panti asuhan putra menjadi juara kelas. Keenam, yaitu mampu merespon reaksi emosional orang lain. Hal ini terlihat dari ketanggapan remaja atas reaksi emosi yang dapat diterima dan tidak dapat diterima, seperti remaja akan menghilangkan.

(63) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 44. kebiasaan mengejek temannya setelah ditegur oleh Bruder atau remaja akan berani minta maaf setelah mereka mendapatkan penguatan dari Bruder. Ketujuh, yaitu mengatur ekspresi emosi dalam lingkungan social. Hal ini terlihat dari remaja dapat mengungkapakan emosi kegembiraannya secara tepat dan dapat mengendalikan perilaku agresif yang dapat merugikan orang lain, seperti remaja memberikan ucapan selamat kepada teman yang berhasil memenangkan perlombaan, atau remaja menahan diri tidak melukai temannya yang telah mengejeknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi sebagian remaja putra panti asuhan masuk dalam kategori sedang dalam hal kemampuan mengelola emosi, seperti yang dijelaskan oleh Hurlock (2005) yaitu faktor kematangan berpikir dan pengalaman belajar.. Remaja putra panti asuhan yang masuk dalam. kategori sedang, diindikasikan remaja sebenarnya sudah memiliki kemampuan mengelola emosi untuk menangkap dan memahami setiap perilaku dari reaksi emosi positif ataupun negatif orang lain yang dapat diterima maupun yang tidak dapat diterima oleh kelompok sosial, namun kemampuan mengelola emosi remaja yang dimiliki belum berkembang secara optimal. Selain itu, Hurlock (2005) juga menjelaskan bahwa proses kematangan berpikir akan mempengaruhi kemampuan remaja dalam mengingat dan menduga reaksi emosional dari orang lain.Kemampuan mengingat ini adalah kunci bagi remaja putra panti asuhan untuk belajar bagaimana cara mengelola emosi dengan baik, setelah mereka melihat dari beberapa perilaku pengolahan emosi yang dapat diterima oleh orang lain. Faktor yang kedua yaitu.

(64) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 45. pengalaman belajar. Remaja putra panti asuhan yang masuk dalam kategori sedang diindikasikan remaja sebenarnya sudah memiliki kemampuan mengelola emosi positif ataupun negatif orang lain yang dapat diterima maupun yang tidak dapat diterima oleh kelompok sosial, namun kemampuan mengelola emosi remaja yang dimiliki belum berkembang secara optimal. Remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro yang masuk dalam kategori sedang dalam kemampuan mengelola emosi akan memiliki dampak positif apabila dapat mengembangkan kemampuan mengelola emosi secara lebih optimal. Hal ini terlihat dari tugas perkembangannya antara lain: remaja putra panti asuhan belum sepenuhnya dapat menerima dan bersyukuratas keadaan jasmani atau keadaan fisiknya. Tugas perkembangan tersebut kiranya dapat terlaksana dengan baik, apabila remaja mampu mengolah emosi dari orang lain secara baik dan tepat. Selain itu mampu mengelola emosi dapat membantu remaja putra untuk lebih mengembangkan sikap bertanggung jawab atas kesalahan, dapat dipercaya, mampu beradaptasi dengan lingkungan, peka terhadap emosi diri atau orang lain, serta dapat mengungkapakan emosi positif maupun negatif secara tepat. Beberapa faktor yang mempengaruhi remaja putra panti asuhan belum optimal mampu mengelola emosi dengan baik yaitu, pertama bedanya proses perkembangan pada masing-masing pribadi remaja putra. Perbedaan ini dipengaruhi oleh proses kematangan berpikir dan pengalaman belajar. Remaja putra panti asuhan yang masuk dalam kategori sedang diindikasikan masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat perilaku dari reaksi.

Gambar

Grafik 1  Halaman
Tabel 3  Kriteria Guilford

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritualitas lansia di UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan

Ketentuan dari pemberlakuan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi

Ketua STPP Malang yang selanjutnya disebut Ketua adalah Pimpinan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan,

Proses pembelajaran dapat dikatakan dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam yaitu kegiatan yang dilakukan dalam

kurang dari 3 (tiga) untuk seleksi sede rhana” berdasarkan hasil evaluasi tersebut diatas maka panitia. pengadaan menyatakan seleksi gagal untuk selanjutnya panitia

Judul DAFTAR GAMBAR ditulis dengan huruf kapital tebal, yang diletakkan di bagian tengah sebelah bawah kertas. Daftar gambar/grafik ini memuat semua gambar atau

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan efektivitas kerja dengan peningkatan kinerja aparatur sipil