EKSPLORASI, ISOLASI, PENGAMATAN, DAN UJI PATOGENESITAS FUNGI Fusarium sp. PADA TANAMAN TOMAT
diajukan guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Mikologi pada program studi Proteksi Tanaman
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh Kelompok 3F
1. Ellita Zahra Maharani (221510701003) 2. Thasya Shalsabila Cinta (221510701032) 3. Mohammad Novan Efendi (221510701040) 4. Nickson Billy Rafandi (221510701041) 5. Alif Rizky Jayusman (221510701042)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI UNIV ERSIT AS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN JEMBER
2024
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tanaman berbunga yang termasuk dalam keluarga Solanaceae, yang juga mencakup terong, cabai, dan kentang.
Asal usul tomat adalah Amerika Selatan, tetapi kini tomat telah menjadi salah satu tanaman paling penting dan banyak dibudidayakan di seluruh dunia (Mariza, 2021). Buah tomat terkenal karena kelezatan dan kandungan nutrisinya yang tinggi, termasuk vitamin C, vitamin K, folat, dan antioksidan seperti likopen. Tomat digunakan dalam berbagai kuliner, mulai dari salad, saus, jus, hingga berbagai masakan lainnya. Selain itu, tomat juga memiliki manfaat kesehatan yang beragam, termasuk potensi pengurangan risiko penyakit jantung dan kanker tertentu. Namun, tomat rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh fungi . Beberapa penyakit jamur yang umum menyerang tomat meliputi Late Blight (Phytophthora infestans), Early Blight (Alternaria solani), Powdery Mildew (Oidium spp.), Septoria Leaf Spot (Septoria lycopersici), dan Fusarium Wilt (Fusarium oxysporum sp.) (Sumardiyono, 2024) .
Fusarium sp., yang disebabkan oleh fungi Fusarium sp., adalah salah satu penyakit paling merusak pada tanaman tomat. Jamur ini hidup di dalam tanah dan menyerang melalui sistem akar, menyebabkan gangguan pada xilem (pembuluh angkut air) tanaman, sehingga mengganggu pengangkutan air dan nutrisi ke bagian atas tanaman (Tamara, 2022). Gejala utama dari Fusarium sp.
meliputi layu, di mana daun bagian bawah tanaman menjadi layu terutama pada saat cuaca panas, diskolorasi, di mana bagian dalam batang (xilem) menunjukkan diskolorasi coklat; dan kematian, di mana tanaman bisa mati secara tiba-tiba jika infeksi parah. Fusarium sp. dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun dalam bentuk spora yang dorman, dan infeksi biasanya terjadi ketika kondisi tanah lembab dan suhu hangat. Spora fungi menginfeksi tanaman melalui akar yang terluka atau melalui akar yang lemah.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara eksplorasi tanaman tomat yang terserang Fusarium sp.?
2. Bagaimana cara isolasi buah tomat yang terserang Fusarium sp.?
3. Bagaimana cara purifikasi dan morfologi dari Fusarium sp.?
4. Bagaimana cara inokulasi Fusarium sp. ke tanaman tomat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang didapatkan dari rumusan masalah tersebut adalah untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang patogen Fusarium sp. yang menyerang tanaman tomat, mulai dari eksplorasi dan isolasi hingga purifikasi, karakterisasi, dan inokulasi.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tanaman hortikultura yang dibudidayakan di Indonesia. Tomat memiliki kandungan vitamin A dan C, protein dan karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi tubuh. Buah tomat banyak dikonsumsi masyarakat sebagai buah segar, bahan masakan dan bentuk olahan (Hartati dkk, 2020). Berikut urutan taksonomi dari tanaman tomat:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.
Tanaman tomat merupakan tanaman tahunan tergolong dalam tanaman perdu.
Tanaman tomat memiliki batang berbentuk bulat, lunak dan ketika umur tanaman tua batang akan mengeras. Batang tanaman tomat memiliki bulu halus (trikoma) dan dapat tumbuh hingga 2-3 m. Buah tanaman tomat memiliki bentuk yang beragam seperti bulat halus, lonjong dan bulat beralur. Buah tomat muda memiliki warna hijau dan buah yang sudah tua memiliki warna yang menarik seperti kuning, merah atau perpaduan kedua warna tersebut. Dalam buah tomat terdapat biji dengan ukuran berkisar 2-3 mm. Bunga tanaman tomat berwarna kuning, orange atau putih.
Bunga tomat terdiri atas mahkota bunga, benang sari, kepala putik, kelopak bunga dan bakal biji. Tipe bunga tomat posisi stigma lebih rendah dari tabung polen (hermaprodit). Daun tanaman tomat yakni daun majemuk dengan bentuk oval, berwarna hijau dengan tepi bergerigi dan berbulu halus. Daun tomat tersusun atas helai dan tangkai yang mengelilingi batang tanaman. Tanaman tomat memiliki akar serabut menyebar dan memiliki akar tunggang menembus ke dalam tanah.
Pertumbuhan akar tomat dapat mencapai 30-40 cm (Burhan, 2022).
4
2.2 Fusarium sp
Fusarium adalah genus jamur yang terdiri dari banyak spesies patogen yang menyerang berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman pangan penting seperti gandum, jagung, dan tomat. Fusarium spp. menyebabkan sejumlah penyakit tanaman yang merugikan, seperti Fusarium sp., yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Penyakit ini sulit diatasi karena kemampuan patogen untuk bertahan dalam tanah dan residu tanaman dalam bentuk spora dorman selama bertahun-tahun (Hikmah, 2023). Taksonominya yaitu :
Kingdom : Fungi
Divisi : Amastigomycota Kelas : deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili : Tuberculariaceae Genus : Fusarium Spesies : Fusarium sp.
Fusarium adalah salah satu penyakit paling merusak pada tanaman tomat.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada awal abad ke-20 dan sejak itu telah menyebar ke berbagai wilayah produksi tomat di seluruh dunia. Fusarium sp.
ditandai oleh gejala layu, diskolorasi pembuluh xilem, dan akhirnya kematian tanaman (Wis, 2021). Patogen ini dapat bertahan dalam tanah selama bertahun- tahun dalam bentuk klamidospora yang dorman. Fusarium sp. memasuki tanaman melalui akar, terutama melalui luka atau bagian yang lemah. Setelah masuk, jamur ini berkembang di dalam xilem dan menghasilkan toksin serta enzim yang merusak dinding sel tanaman, menghambat aliran air, dan menyebabkan layu. Penelitian menunjukkan bahwa patogen ini juga dapat memodulasi respon pertahanan tanaman untuk menghindari deteksi dan pertahanan oleh inang.
5
BAB 3. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Waktu Penelitian
Penelitian di mulai pada tanggal 25 April 2024 bertempat di laboratorium HPT 2 dengan kegiatan meyiapkan alat dan bahan untuk keperluan isolasi, purifkasi. Pengamatan makroskopis dan mikroskopis di lakukan di laboratorium HPT 1, dan kegiatan terakhir inokulasi di laksanakan di HPT 1 pada tanggal 29 Mei 2024.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam proyek mikologi adalah cawan petri, cutter, pinset, lampu bunsen, erlenmeyer, Laminar Air Flow (LAF), autoklaf, mikropipet, gelas beaker, timbangan, jarum oase, inkubator, plastik wrap, aluminium foil, pengaduk, spuit, tissue, pengaduk, kertas label, objek glass, cover glass dan mikroskop compound. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel buah tomat yang bergejala Fusarium sp, media Potato Dextrose Agar (PDA), alkohol 70%, aquades, benih tomat, tanah, polybag, air, antibiotik.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembuatan Media
Media PDA dibuat dengan menggunakan media PDA artifisial yang dilarutkan dengan aquades dan dipanaskan hingga mendidih serta homogen.
Setelah mendidih, media dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121℃ atau setara 1 atm selama 15 menit. Media PDA yang sudah disterilkan dituangkan ke dalam cawan petri.
3.3.2 Isolasi
Isolasi dimulai dengan melakukan sterilisasi pada sampel yang akan diisolasi.
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan alkohol yang dituangkan pada cawan petri. Isi petri pertama dengan alkohol 70%, petri kedua dengan air aquadest, dan petri ketiga dilapisi dengan tisu. Potong bagian buah tomat yang terinfeksi penyakit menjadi 8 bagian dengan cutter steril, rendam dalam alkohol selama 1 menit, lalu
6
angkat dengan pinset steril dan rendam dalam aquades selama 1 menit. Letakkan potongan buah tomat di petri yang berisi tisu hingga kering. Panaskan PDA instan yang telah disiapkan sebelumnya, campurkan dengan antibiotik, dan tuang ke dalam petri setelah dipanaskan. Letakkan potongan tomat pada 4 titik, tutup petri dan bungkus dengan plastik wrap. Diamkan selama 1 menit agar potongan buah tomat menempel pada media. Simpan petri dalam kulkas dengan posisi penyimpanan terbalik dan amati perubahan setiap 24 jam.
3.3.3 Purifikasi
Purifikasi diawali dengan membuka plastik wrap pada media yang akan digunakan untuk perbanyakan dan pada isolat. Sterilkan jarum ose dengan alkohol lalu panaskan di atas api bunsen. Ambil isolat Fusarium sp menggunakan jarum ose, lalu panaskan pinggiran media PDA sebelum dibuka untuk menghindari kontaminasi. Pindahkan jamur Fusarium sp ke dalam media perbanyakan tepat pada bagian tengah media, tutup media dan bungkus dengan plastik wrap. Berilah label pada media PDA, simpan dalam kulkas, dan amati perkembangannya setiap hari.
3.3.4 Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengambil isolat jamur yang sudah dilakukan purifikasi. Kegiatan pengamatan diawali dengan menyemprot tangan dengan alkohol, lalu ambil jarum ose yang telah disterilkan. Ambil jamur Fusarium sp dari isolat menggunakan jarum ose, letakkan pada kaca preparat di dua ujung. Beri cairan lactophenol cotton blue pada satu bagian untuk mempermudah pengamatan.
Tutup dengan cover glass dan amati jamur Fusarium sp dengan mikroskop compound pada perbesaran 40, 100, dan 400.
3.3.5 Inokulasi
Kegiatan inokulasi dilakukan dengan menyiapkan isolat Fusarium sp yang akan di gunakan untuk inokulasi. Isolat Fusarium sp dipindahkan ke dalam tabung erlemeyer dengan cara di potong potong menggunakan cutter,masukkan isolat satu
7
petri an isi dengan air aquades sebanyak 200 ml, lalu di shake selama 15 menit, setelah itu lakuan perlakuan pada tanaman tomat dengan di suntikkan pada tanaman dan siramkan pada tanaman kemudian diamati setiap hari.
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
No Gambar Keterangan
1.
Eksplorasi
Eskplorasi fungi Fusarium sp di lakukan tanggal 2 Mei 2024 yang didapatkan dari buah tomat yang terindikasi terserang jamur Fusarium sp.
2.
Isolasi
Isolasi fungi Fusarium sp tanggal 3 Mei 2024 yang ditumbuhkan pada media PDA.
3.
Purifikasi
Purifikasi fungi Fusarium sp Pada tanggal 8 Mei 2024 yang dilakukan untuk mendapatkan isolate tunggal jamur Fusarium sp.
9
Purifikasi ulang
Purifikasi ulang Fusarium sp di lakukan pada tanggal 17 Mei 2024.
4.
Inokulasi
Perlakuan pada tanamat tomat yang dilakukan dengan menggunakan 3 perlakuan yaitu control, sunti, dan siram yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 2024.
5. Pengamatan pertama yang
dilakukan pada tanggal 30 Mei 2024 dengan hasil tanpa adanya gejala Fusarium sp pada tanaman tomat yang diberikan perlakuan.
10
6. Pengamatan terakhir pada
tanggal 4 Juni 2024 menunjukkan hasil yang sama seperti pada pengamatan sebelumnya yaitu tidak adanya gejala Fusarium sp pada tanaman tomat yang diberikan perlakuan.
11
4.2 Pembahasan
4.2.1 Eksplorasi Tanaman Tomat
Eksplorasi merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum melakukan isolasi dan identifikasi patogen penyebab penyakit. Eksplorasi bertujuan untuk memahami karakteristik penyakit, gejala penyakit, dan identifikasi patogen awal yang terlibat (Noer, 2023). Eksplorasi dimulai dengan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan ini mencakup identifikasi gejala-gejala yang muncul pada tanaman tomat, seperti bercak daun, layu, busuk buah, dan perubahan warna. Setiap gejala memberikan petunjuk awal mengenai kemungkinan patogen yang terlibat.
Salah satu penyakit utama yang sering ditemukan pada tomat adalah layu Fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala awal penyakit ini meliputi layu mendadak pada satu sisi tanaman, perubahan warna pada jaringan pembuluh, dan akhirnya kematian tanaman (Lahati, 2022).
Berdasarkan kegiatan yang kami lakukan, kami tidak mendapatkan sampel tanaman tomat yang terserang penyakit Fusarium sp. Hal ini dikarenakan pada saat eksplorasi kami susah menemukan lahan tomat dan menemukan tanaman tomat hanya tanaman yang ditanam di pekarangan rumah. Tanaman tomat yang ada juga tidak menunjukkan adanya gejala terserang oleh Fusarium sp. Alternatif lain yang kami gunakan untuk kegiatan eksplorasi ini adalah mencari buah tomat yang busuk dan diduga terserang oleh Fusarium sp. sehingga kami mencari buah tomat. Kami mencari buah tomat di Pasar Tanjung dan akhirnya kami mendapatkan buah tomat yang diduga busuk karena terserang oleh jamur Fusarium sp.
4.2.2 Isolasi Buah Tomat
Isolasi adalah proses memisahkan mikroorganisme dari lingkungannya di alam, dan menumbuhkannya sebagai biakan murni, dengan tujuan untuk mendapatkan mikroorganisme yang murni (Rosmania, 2022). Kelompok melakukan isolasi menggunakan buah tomat yang diduga terserang oleh Fusarium sp. Isolasi buah tomat dilakukan dengan mengambil bagian kulit dari tomat yang
12
menunjukkan gejala seperti adanya pembusukan. Bagian kulit buah tomat dipotong kecil dengan ukuran sekitar 0,5 cm x 0,5 cm. Bagian buah tomat yang diduga terserang oleh Fusarium sp. selanjutkan dilakukan sterilisasi permukaan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme lain yang mungkin menempel di permukaan buah tomat (Ashar et al., 2023). Sterilisasi dilakukan dengan merendam sampel dalam larutan alkohol selama 1-2 menit kemudian direndam dalam larutan aquades selama kurang lebih 1-2 menit sebanyak 2 kali. Sampel yang telah disterilisasi kemudian ditanam pada media kultur untuk pertumbuhan jamur Fusarium sp. Media yang digunakan adalah media Potato Dextrose Agar (PDA) yang ditambahkan antibiotik untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Potongan sampel ditempatkan di permukaan media agar dan disimpan dalam inkubator selama 5-7 hari. Setelah di inkubasi, koloni jamur yang tumbuh selanjutnya akan dipindahkan pada media baru agar mendapatkan koloni tunggal dari jamur Fusarium sp.
4.2.3 Purifikasi dan Pengamatan Makroskopis serta Mikroskopis Fusarium sp.
Kelompok kami melakukan purifikasi ulang dikarenakan hasil purifikasi yang pertama ditakutkan sudah terkontaminasi. Proses purifikasi merupakan cara untuk melihat bagaimana bentuk koloni jamur dan ciri morfologi secara makroskopis agar diperoleh data untuk mengidentifikasi jamur (Lahati & Ladjinga, 2022). Dari hasil purifikasi menunjukkan isolat 1 dan 2 tumbuh serta membentuk koloni pada media yang tumbuh. Pada hari kedua koloni sudah mulai tumbuh dan menyebar dimulai dari tengah. Koloni berwarna putih dan mulai menyebar.
Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan mengambil jamur menggunakan jarum ose dan diletakkan pada object glass. Kemudian ditetesi dengan larutan gliserol sebanyak 1 atau 2 tetes dan bertujuan agar preparat jamur tidak mengering selanjutnya, pisahkan miseliumnya dengan jarum ose agar jamur tersebut tidak menggumpal dan menumpuk dan mudah diamati. Preparat kemudian ditutup dengan cover glass selanjutnya dilakukan pengamatan pada bawah mikroskop.
Pengamatan ini dilakukan pada mikroskop dengan perbesaran 40 kali. Pengamatan secara mikroskopis ini bertujuan untuk mengetahui dari morfologi jamur dan
13
digunakan untuk identifikasi. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan bentuk morfologi, termasuk dengan karakteristik koloni dan sporanya.
Morfologi yang terlihat kita melakukan pengamatan jamur secara mikroskopis ini adalah mengetahui bentuk hifa, hifa tersebut bersekat atau tidak, serta bentuk dari hifanya. Identifikasi secara makroskopis dilakukan untuk mengamati berdasarkan ciri fisik koloni yang terlihat dengan mata. Pada saat isolat sudah berumur 7 hari kita menemukan berupa warna koloni, tekstur, warna konidia.
Penampakan koloni dari Fusarium sp. secara umum yaitu berwarna putih keunguan, putih orange, putih cream dan putih kapas (Alvianda, 2019). Dari hasil pengamatan kelompok kami yang telah dilakukan pengamatan secara makroskopis didapatkan morfologi dari Fusarium sp. yaitu koloni berwarna putih kapas, permukaan dari bawah koloni berwarna cream, kemudian hifa juga menyebar diseluruh bagian cawan petri membentuk melingkar.
Gambar 1. Pengamatan makroskopis fungi Fusarium sp.
Pada cawan petri kedua juga memiliki warna yang sama yaitu berwarna putih kapas dan permukaan bawah koloni berwarna cream. Berdasarkan (Paisal et al., 2019) ciri tersebut memang benar dimiliki oleh cendawan patogen dari genus Fusarium sp. yang menyebabkan penyakit layu batang pada tanaman tomat dan cabai. Pengamatan secara mikroskopis yang dilakukan oleh kelompok kami ditemukan ciri khusus yang dimiliki oleh cendawan patogen Fusarium sp. yaitu memiliki mikrokonidia menyerupai bulan sabit dengan hifa bersepta. Selain itu memiliki penanda khas dari cendawan Fusarium sp. memiliki struktur runcing dan
14
melengkung serta mikrokonidia menyebar dan berukuran kecil terdiri dari satu sel.
Mikrokonidia dari Fusarium sp. juga sering membentuk gerombolan. Fusarium sp.
memiliki dua jenis konidia meliputi makrokonidia dan mikrokonidia. Makrokonidia bentuknya seperti bulan sabit yang meruncing pada setiap ujungnya memiliki panjang antara 40-70 mm, lebar 15-20 mm dan memiliki 3-6 sekat sedangkan mikrokonidia bentuknya oval, memiliki panjang antara 20-25 nm dan lebarnya 15- 20 nm serta memiliki miselium bersekat (Ghufron et al., 2020). Fusarium sp.
biasanya menginfeksi tanaman melalui hifa pada akar, kemudian sampai menembus pada korteks dan mulailah membentuk miselium dan akan disebarkan ke jaringan tanaman yang lainnya. Fusarium sp. mengakibatkan kerusakan tanaman dan kematian sel pada tanaman.
Gambar 2. Pengamatan mikroskopis Fusarium sp.
4.2.4 Inokulasi Fusarium sp. pada Tanaman Tomat
Menurut Azizah & Rosida (2023) isolasi merupakan serangkaian proses pemindahan miselia jamur dalam jumlah kecil dari biakan induk ke dalam media tanaman yang telah disediakan, dengan tujuan menumbuhkan miselia jamur pada media tanam. Kegiatan inokulasi dilakukan dengan membuat suspensi yang berasal dari isolat jamur Fusarium sp. dengan menuangkan aquades ke dalam isolat jamur, kemudian media digoyang-goyangkan. Teknik inokulasi dilakukan dengan empat perlakuan, yakni dengan perlukaan pada tanaman tomat dan tanpa perlukaan.
Perlukaan dilakukan dengan menyuntikkan suspensi isolat jamur Fusarium sp. pada batang bagian bawah tanaman tomat yang diberi perlakuan penyuntikan 1 dan penyuntikan 2. Perlukaan selanjutnya dilakukan dengan penyiraman suspensi isolat
15
jamur Fusarium sp. pada tanah tanaman tomat yang diberi perlakuan penyiraman 1 dan penyiraman 2. Kegiatan inokulasi dilakukan dengan melakukan pengamatan gejala pada tanaman tomat. Hasil pengamatan gejala pada perlakuan kontrol dan penyuntikan 1, penyuntikan 2 menunjukkan adanya perubahan fisik yang terjadi yaitu berupa bercak daun yang terletak di dekat batang bagian bawah yang kemudian menjalar pada daun bagian atas.
Gambar 3. Bercak daun perlakuan kontrol.
Gambar 4. Bercak daun perlakuan penyuntikan
Gambar 5. Tanaman sehat perlakuan penyiraman
Menurut Kumalasari et al (2021) tanaman tomat yang terinfeksi Fusarium sp. akan menimbulkan gejala layu secara tiba-tiba pada tanaman. Patogen ini menyerang pembuluh tanaman sehingga menyebabkan terjadinya penghambatan pada penyerapan air dan unsur hara. Menurut Heriyanto (2019) pengamatan periode inkubasi Fusarium sp. dilakukan hingga ditemukan gejala penyakit layu fusarium
16
yaitu pada daun atas tampak terjadi perubahan warna tulang daun menjadi pucat kemudian terjadi kelayuan sementara dan daun bawahnya berubah warna menjadi pucat lemas dan menguning. Hasil pengamatan inokulasi yang dilakukan pada kegiatan project mandiri tidak menunjukkan adanya gejala yang sesuai dengan gejala akibat serangan jamur Fusarium sp. Hal ini kemungkinan patogen yang menyerang tanaman uji bukan berasal dari golongan Fusarium sp. melainkan berasal dari golongan patogen lain. Hasil pengamatan pada perlakuan penyiraman 1 dan penyiraman 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala akibat serangan jamur Fusarium sp. tanaman yang sudah di inokulasi terlihat sehat dan tumbuh dengan baik. Kemungkinan yang terjadi adalah jamur Fusarium sp. tidak mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhannya sehingga tidak dapat tumbuh pada tanaman tomat atau tanaman memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap Fusarium sp. Proses infeksi patogen umumnya dimulai dari terjadinya kontak antara inokulum patogen misal spora dengan tanaman, proses selanjutnya adalah diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung seperti kelembaban udara yang memungkinkan spora patogen berkecambah (Heriyanto, 2019).
17
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tanaman berbunga yang termasuk dalam keluarga Solanaceae, yang juga mencakup terong, cabai, dan kentang.
Asal usul tomat adalah Amerika Selatan, tetapi kini tomat telah menjadi salah satu tanaman paling penting dan banyak dibudidayakan di seluruh dunia.
Tomat rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh fungi . Eksplorasi merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum melakukan isolasi dan identifikasi patogen penyebab penyakit. Eksplorasi bertujuan untuk memahami karakteristik penyakit, gejala penyakit, dan identifikasi patogen awal yang terlibat. Proses purifikasi merupakan cara untuk melihat bagaimana bentuk koloni jamur dan ciri morfologi secara makroskopis agar diperoleh data untuk mengidentifikasi jamur. Isolasi merupakan serangkaian proses pemindahan miselia jamur dalam jumlah kecil dari biakan induk ke dalam media tanaman yang telah disediakan, dengan tujuan menumbuhkan miselia jamur pada media tanam.
5.2 Saran
Diharapkan ketika melakukan proses isolasi, purifikasi, atau kegiatan lain yang berada di laboratorium bisa dijaga mengenai prosedur yang berlaku seperti menjaga alat dan bahan, praktikan, tetap dalam kondisi yang steril agar tidak terjadi kontaminasi dan pengulangan serta meminimalisir kesalahan yang terjadi. Ketika akan melakukan sebuah pengamatan diharapkan tetap menjaga alat dan bahan yang digunakan supaya tidak terjadi kerusakan serta bisa lebih teliti lagi dalam proses identifikasi supaya tidak ada kesalahan lebih lanjut yang dilakukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Alvianda, M. R. 2019. Identifikasi Jamur Selulolitik Pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Sebagai Pengayaan Praktikum Mikologi. Artikel Ilmiah, 1–8.
Apriliani, N. H., Syuhriatin, S., Fitasari, B. D., & Swandayani, R. E. 2022. Pengaruh Penambahan Dedak Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Lombok Journal of Science, 3(3): 10–16.
Ashar, J. R., Farhanah, A., Hamzah, P., Ismayanti, R., Tuhuteru, S., Yusuf, R.,&
Mardaleni, M. 2023. Pengantar Kultur Jaringan Tanaman. Penerbit Widina.
Azizah, S. N., & Rosida, R. 2023. Edukasi Dan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram Pleourotus Ostreatus di Desa Jenggawah Jember. Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS, 1(2): 129-140.
Burhan, A. 2022. Pengaruh pupuk organik Kandang Kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat Lycopersicum esculentum Mill. Jurnal Multidisiplin Madani: 2(6): 2639-2658.
Ghufron, M., Nurcahyanti, S. D., & Wahyuni, W. S. 2020. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma sp. pada Dua Varietas Tomat. Jurnal Agroteknologi Tropika, 6(1): 29-34.
Hartati, H., & Azmin, N. N.2020. Pengaruh pemberian pupuk hayati daun kersen terhadap pertumbuhan tanaman tomat Solanum lyicopersicum L. Oryza (Jurnal Pendidikan Biologi). 9(1): 8-14.
Heriyanto. 2019. Kajian pengendalian penyakit layu fusarium dengan Trichoderma pada tanaman tomat. Jurnal Triton, 10(1). 45-58.
Hikmah, H. 2023. Potensi Trichoderma asperellum sebagai entomopatogen Spodoptera frugiperda dan antagonis jamur Fusarium sp.
Kumalasari, A. S., Jahuddin, R., & Anggun, A. 2021. Uji Antagonis Trichoderma sp. Terhadap Penyebab Penyakit Layu Fusarium sp. Pada Tanaman Tomat Lycopersicum esculantum Mill. Tarjih Agriculture System Journal, 1(1): 16- 22.
Lahati, B. K., & Ladjinga, E. (2022). Efektifitas Trichoderma Sp. Dalam Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium sp. Di Lahan Pertanaman Tomat.
Jurnal Inovasi Penelitian, 3(7) : 7227–7234.
Lahati, B. K., & Ladjinga, E. 2022. Efektivitas Trichoderma sp. Dalam Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium sp. di Lahan Pertanaman Tomat.
Jurnal Inovasi Penelitian, 3(7): 7227-7234.
19
Mariza, G. R. 2021. Identifikasi Tipe Trikoma pada Daun Tumbuhan Famili Solanaceae Sebagai Referensi Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Noer, Z., & Aziz, R. 2023. Eksplorasi dan Identifikasi Patogen, Kejadian Penyakit dan Intensitas Penyakit Bercak Daun pada Pembibitan Kelapa Sawit Elaeis Guineensis Jacq di Kabupaten Simalungun.
Nur Azizah, S., & Rosida, R. 2023. Edukasi Dan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus Ostreatus) Di Desa Jenggawah Jember. Jurnal Pengabdian Kolaborasi Dan Inovasi IPTEKS, 1(2) : 129–140.
Paisal, P., Triwahyu, E., & Nirwanto, H. 2023. Eksplorasi Bakteri Bacillus spp.
Pada Perakaran Tanaman Kentang Solanum tuberosum L. Sebagai Agensia Pengendali Hayati Patogen Fusarium sp. Asal Lahan Wonokitri Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Jurnal Pertanian Agros, 25 (4): 4028-4041.
Rosmania, R., Efrinalia, W., & Rahmi, A. 2022. Teknik Isolasi, Pemurnian dan Karakteristik Bakteri Penghasil Senyawa Antibiotik Pada Tanah di Kawasan Jurusan Biologi FMIPA UNSRI. Jurnal Temapela, 5(1): 21-28.
Sumardiyono, C. 2024. Pengantar Toksikologi Fungisida. UGM PRESS.
Tamara, D. E. 2022. Pengaruh ekstrak daun bandotan Ageratum conizoides l.
terhadap pertumbuhan Fusarium oxysporum pada tanaman cabai merah besar Capsicum annuum L.
Wis, K. 2021. Modul Taksonomi Tumbuhan Tinggi Kelas Monokotil (Monocotyledonae) (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
20 LAMPIRAN