• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan akhir - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan akhir - SIMAKIP"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi infusa jahe, kayu manis, teh hijau, sari lemon dan madu terhadap kadar glukosa darah dan trigliserida pada tikus hiperglikemik dan hiperlipidemia. Data penurunan kadar glukosa darah dan trigliserida pada tikus hiperglikemik dan hiperkolesterolemia dianalisis dengan one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis tinggi mampu menurunkan kadar glukosa darah sebanding dengan kontrol positif (metformin).

Dosis sedang dan tinggi juga mampu menurunkan kadar trigliserida darah sebanding dengan kontrol positif (fenofibrate). Alhamdulillahirobbil aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat yang tak terhingga sehingga penulis dapat selalu semangat menyelesaikan penelitian ini.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Keutamaan Penelitian

Zat aktif dalam jahe (Zingiber officinale Rosc.) yang dipercaya memiliki aktivitas antidiabetes adalah gingerol, turunan dari flavonoid yang dapat meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah puasa (Patel DK et al., Patel DK et al. , 2012). Cinnamomum verum), yang diyakini memiliki aktivitas antidiabetes, adalah polimer metilhidroksikalkon (MHCP), polimer murni yang dapat merangsang oksidasi glukosa. Selain jahe dan kayu manis, teh hijau (Camellia sinensis) merupakan bahan alami lain yang dipercaya sebagai antidiabetes. Mengandung zat aktif epigallocatechin gallate (EGCG) yang dapat meningkatkan sekresi insulin (Patel DK et al., 2012).

Pembuatan infusa merupakan cara paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga yang dapat diminum panas maupun dingin (Direktorat Pengobatan Tradisional Indonesia, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas minuman herbal kombinasi kayu manis, jahe, teh hijau, lemon dan madu terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan trigliserida pada tikus diabetes.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Landasan Teori 1. Jahe
  • Kulit Kayu Manis
  • Daun Teh Hijau
  • Lemon
  • Madu
  • Infusa (Depkes RI 1986)
  • Diabetes
  • Hiperlipidemia
  • Trigliserida
  • Kondisi Hiperglikemia dan Hiperlipidemia
  • Aloksan
  • Induksi Hiperlipid
  • Metformin
  • Fenofibrat
  • Hewan Uji
    • Konsep Dasar Penelitian
    • Road Map Penelitian

Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis, asam lemak bebas, produksi glukosa hepatik, dan penurunan serapan glukosa otot rangka. Gangguan kerja insulin dapat mempengaruhi metabolisme lemak, sehingga terjadi peningkatan kadar asam lemak dan trigliserida serta penurunan high-density lipoprotein (HDL) (Kennedy 2013). Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke jaringan adiposa atau sel otot untuk diubah kembali menjadi trigliserida atau teroksidasi (Sulistia 2005).

Sel-sel lemak resisten terhadap efek anti-lipolitik insulin, menyebabkan lebih banyak lipolisis dan asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas akan merangsang proses glukoneogenesis, mengganggu sekresi insulin dan menyebabkan resistensi insulin di hati dan otot (Soelistijo et al. 2015).

Gambar 2. Kayu Manis (Cinnamomum verum J. Presl)  a.  Klasifikasi
Gambar 2. Kayu Manis (Cinnamomum verum J. Presl) a. Klasifikasi

METODE PENELITIAN

  • Alur Penelitian
  • Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat
    • Bahan
  • Prosedur Penelitian 1. Determinasi Tanaman
    • Persiapan Hewan Uji a. Aklimatisasi
    • Parameter Spesifik dan non Spesifik Simplisia a. Pemeriksaan Organoleptis
    • Perhitungan Dosis
    • Pemeriksaan Karakteristik Mutu Sediaan Kombinasi Infusa a. Pemeriksaan Organoleptis
  • Perlakuan Terhadap Hewan Uji a. Aklimatisasi
  • Metode Pengambilan Darah
  • Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
  • Pemeriksaan Kadar Trigliserida
    • Analisis Data
  • Determinasi
  • Pembuatan simplisia
  • Karakteristik Mutu Sediaan
  • Hasil penapisan fitokimia
  • Hewan Uji
  • Pengukuran Kadar Glukosa Darah

Pada hari ke 38, kadar glukosa darah dan trigliserida akhir diukur setelah masing-masing kelompok diberi perlakuan. Data persen delta penurunan kadar glukosa darah dan trigliserida darah diuji secara statistik normalitas dan homogenitas. Pada penelitian ini aloksan monohidrat digunakan sebagai penginduksi hiperglikemia dengan cara menghancurkan sel β pankreas, kerusakan sel β pankreas dapat mengakibatkan penurunan sekresi insulin, sehingga kadar gula darah tikus menjadi tinggi (Szukudelski 2001).

Penelitian ini menggunakan kelompok negatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi diet aloksan dan hiperlipid tanpa pemberian kombinasi melalui infus dan kelompok positif (metformin dosis 51,36 mg/kg BB) bertujuan untuk membandingkan penurunan kadar glukosa darah. antara obat pembanding dan sediaan uji. Pengukuran kadar glukosa darah awal hewan uji dilakukan pada hari ke 7 setelah induksi aloksan untuk mengetahui apakah agen induksi berhasil meningkatkan kadar glukosa darah hewan uji. Setelah kadar glukosa darah mencapai keadaan hiperglikemik, maka kombinasi infus diberikan secara oral menggunakan selang.

Pada hari ke 15 dilakukan pemeriksaan kadar gula darah akhir untuk melihat ada atau tidaknya penurunan kadar gula darah. Sebelum pengambilan darah, tikus dipuasakan selama ± 12 jam dengan tujuan untuk menghindari peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol dari makanan yang dikonsumsi (Sunaryo 2014). Sampel kemudian dihomogenkan menggunakan vortex dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20º-25ºC kemudian diukur kadar glukosa darah menggunakan spektrofotometer klinis.

Kadar glukosa darah normal pada tikus sama dengan kadar glukosa darah normal pada manusia, yaitu <100 mg/dL. Kadar glukosa darah puasa pada tikus yang ditemukan hiperglikemik > 126 mg/dL. Dilihat dari grafik pada Gambar 2 terlihat bahwa pemberian kombinasi jahe, kayu manis, teh hijau, perasan jeruk lemon dan madu dalam dosis tinggi dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 43,74%.

Tabel 3. Penapisan fitokimia kombinasi infus  Kandungan
Tabel 3. Penapisan fitokimia kombinasi infus Kandungan

GLUKOSA DARAH

Analisa Data Hasil Presentasi Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Pengolahan data hasil penelitian menggunakan SPSS versi 24.0 dan uji

Sebelum menggunakan one way ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas data. Jika data hasil pengujian berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji one way ANOVA, dan jika hasil uji one way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan antara grup. Hasil uji statistik persentase penurunan kadar glukosa darah diperoleh uji distribusi normal {(p=0,200)>0,05} dan uji homogenitas {(p=0,113)>0,05}.

Kemudian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA untuk menguji apakah rerata persentase penurunan kadar glukosa darah sama atau berbeda nyata, dan hasilnya adalah {(p=0,002)<0,05} yang berarti ada pengaruh yang signifikan perbedaan. antar kelompok. Karena terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil uji one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan bermakna atau tidak antara kontrol negatif dan kontrol positif, dosis tinggi, dosis sedang dan dosis rendah. . Hasil uji Tukey yang dapat dilihat pada Lampiran 20 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif dengan kelompok yang mendapat preparat tes.

Kemampuan menurunkan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yang mendapat sediaan uji infus kombinasi berhubungan dengan aktivitas biologis senyawa yang terdapat pada jahe, kayu manis, teh hijau, sari lemon dan madu. Menurut Djam'an, dkk (2012), pemberian jahe dalam bentuk jus dapat menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jahe merupakan sumber antioksidan yang baik dan meningkatkan aktivitas antioksidan (Adel et al., 2010).

Senyawa shogaol dan gingerol ini merangsang pelepasan insulin dan efek lainnya serta meningkatkan metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh (Djama'an, et al., 2012). Meski belum ada bukti pasti, diduga kuat sejumlah senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antidiabetes pada kayu manis antara lain Methylhydroxy Calcone Polymer (MHCP) (Dougua et al, 2007). Methylhydroxy Calcone Polymer (MHCP) adalah flavonoid yang memiliki efek yang mirip dengan insulin. Madu juga mengandung antioksidan yang signifikan seperti katalase, asam askorbat, asam fenolat, turunan karotenoid, asam organik, produk reaksi Maillard, asam amino, protein dan juga flavonoid (Redha A. 2010).

Pengukuran Kadar Trigliserida Darah

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah banyak dapat memberikan efek negatif bagi tubuh, namun jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, fruktosa terutama yang berasal dari alam akan memberikan efek menguntungkan bagi manusia (Park J, 2013). . Fruktosa dalam madu dapat meningkatkan penyerapan glukosa hepatik, serta sintesis dan penyimpanan glikogen, sehingga meningkatkan kontrol glikemik pada diabetes (Iran J, 2013). Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan mendonorkan atom hidrogennya atau melalui khelasi logam, berupa glukosida atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Redha A. 2010).

Flavonoid bermanfaat pada diabetes melitus melalui kemampuannya untuk menghindari penyerapan glukosa atau meningkatkan toleransi glukosa.

TRIGLISERIDA

Kesimpulan

Kombinasi Infus kayu manis, jahe, teh hijau, perasan lemon dan madu dengan dosis jahe 1 g/kgBB + kayu manis 0,822 g/kgBB + teh hijau 1 g/kgBB + lemon 0,9 ml/200 gBB + madu 1,8 g/200 gBB pada tikus mampu menurunkan glukosa darah dengan persentase penurunan sebesar 43,74%, yang sebanding dengan dosis metformin kontrol positif 51,36 mg/kg BB, yang memiliki persentase penurunan sebesar 39,66%.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Alat dan Bahan

Skema pembuatan infus jahe, kayu manis dan teh hijau Setiap potongan jahe, kayu manis dan teh hijau ditimbang sebanyak 10 gram, yang dihaluskan sesuai dengan tingkat kehalusannya. Kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 15 menit, dihitung berdasarkan suhu yang dicapai dalam panci. Pengambilan darah pertama dan kontrol kadar glukosa darah dari tikus pada hari ke 29 (untuk mengetahui peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol).

Pengumpulan darah akhir dan kontrol kadar glukosa darah tikus setelah perlakuan (untuk mengetahui penurunan kadar glukosa darah dan trigliserida). Pada hari ke-21, mencit diinduksi dengan aloksan dengan dosis 110 mg/Kg BB mencit (kecuali kelompok normal). Telur puyuh digunakan karena kandungan kolesterol total kuning telur puyuh lebih besar daripada telur ayam yaitu 2139,17 mg/100 g (Dwiloka, 2003).

Dan sebagai pakan standar digunakan pakan apung merek JAPFA dengan kandungan protein 14,0% dan lemak 4,0%. Berdasarkan hasil orientasi nutrisi hiperlipidemia yang dilakukan selama 35 hari, komposisi ini dapat meningkatkan kadar kolesterol hingga 77,89%. Perhitungan pembuatan pakan tinggi lemak 20 g per 1 ekor tikus selama satu hari 4 ekor tikus x 5 kelompok (kecuali kelompok normal) pemberian pakan hiperlipidemia = 20 ekor tikus x 20 g = 400 g.

Untuk pembuatan pakan hiperlipidemia, kuning telur puyuh direbus selama ± 30 menit kemudian dipisahkan putihnya, selanjutnya kuning telur puyuh yang sudah matang ditambahkan dengan mentega yang telah dipanaskan selama ± 10 menit dan dicampur dengan pakan standar (pelet ikan) hingga terbentuk adonan, setelah itu adonan dibentuk menjadi pelet (Santoso 2013 ) Pembuatan: Timbang 1100 mg aloksan monohidrat kemudian larutkan dalam larutan buffer sitrat 0,1 M pH 4,5-50 ml, aduk hingga larut.

Tabel 11. Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian
Tabel 11. Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian

Dosis Metformin

Dosis Ketamin

Pembuatan: Ketiganya dicampur kemudian ditambahkan perasan jeruk nipis 0,9 ml/200 gBB mencit dan madu 1,8 g/200 gBB mencit, diaduk hingga homogen.

Dosis Sedang

Pembuatan: Ketiganya dicampur kemudian ditambahkan perasan jeruk nipis 0,45 ml/200 gBB tikus dan madu 0,9 g/200 gBB tikus, aduk hingga rata.

Dosis Rendah

Pembuatan: Campurkan ketiganya lalu tambahkan air jeruk nipis 0,2 ml/200 gBB tikus dan madu 0,45 g/200 gBB tikus, aduk hingga rata.

Uji Normalitas

Uji homogenitas

Uji ANOVA Satu Arah untuk Persen Penurunan Kadar Trigliserida Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau perbedaan dari.

Uji ANOVA satu arah terhadap persentase penurunan kadar trigliserida Tujuan : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atau perbedaan dari

Uji Tukey terhadap persentase penurunan kadar trigliserida

Terdapat perbedaan bermakna (<0,05) antara kelompok dosis negatif, sedang dan rendah dengan kontrol positif dan dosis tinggi, hal ini menunjukkan adanya aktivitas pada kelompok kontrol positif dan dosis tinggi. Terdapat perbedaan bermakna (<0,05) antara kelompok dosis tinggi dan dosis sedang dan dosis rendah, hal ini menunjukkan adanya perbedaan aktivitas dari ketiga dosis tersebut. Namun pada kelompok dosis sedang tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok negatif dan positif.

Tes Homogenitas

Uji Anova

Uji post Hoc Tukey

Terdapat perbedaan bermakna (<0,05) antara kelompok negatif dan kontrol positif, dosis tinggi dan sedang. Dosis kontrol tinggi, sedang dan positif memiliki efek penurunan yang sama, tetapi dosis rendah memiliki efek negatif yang berbeda atau sama.

Lampiran 27. Foto-foto kegiatan  Pembuatan Simplisia Jahe
Lampiran 27. Foto-foto kegiatan Pembuatan Simplisia Jahe

Penapisan Fitokimia (Tanin)

Penapisan Fitokimia (Saponin)

Penapisan Fitokimia (Alkaloid)

Gambar

Gambar 1. Jahe (Zingiber officinale Rosc.)  a.  Klasifikasi
Gambar 2. Kayu Manis (Cinnamomum verum J. Presl)  a.  Klasifikasi
Gambar 4. Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)  a.  Klasifikasi
Tabel 2. Golongan Obat Hiperlipidemia
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimana Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok dengan