LAPORAN KERJA PRAKTIK (KP)
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DAN JALUR PEDESTRIAN KAWASAN CENTER POINT OF INDONESIA DI KOTA MAKASSAR
PT. TE’NE JAYA
OLEH:
NUR AFIRAH B. 210201500005 GERVANY VALENTINE 210201501007 MAULIDIAH 210201501011
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa. Berkat segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Kerja Praktik ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa pula dengan tiada hentinya kita mengucap salam dan shalawat atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat kita dari lembah kehinaan kepuncak ketinggian akhlak dan kerohanian.
Laporan Kerja Praktik ini merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar pada mata kuliah Kerja Praktik. Laporan Kerja Praktik ini berisikan tentang pengamatan dan tindakan nyata yang kami lakukan selama di lokasi praktik sebagai bentuk upaya penambahan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu ketekniksipilan pada dunia kerja.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini masih terdapat kekeliruan dan kekurangan yang jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan laporan ini.
Terima kasih kepada seluruh stakeholder PT. Te’ne Jaya yang telah bersedia menerima kami untuk melaksanakan kerja praktik. Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada dosen Pembimbing kami bapak Drs. Onesimus Sampebua M,T.
serta semua pihak yang telah membantu kami baik secara moril maupun materi sehingga selesainya laporan dibuat.
Makassar, 2024
Penyusun
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 5
2.1 Profil Perusahaan ... 5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5
2.3 Struktur Organisasi ... 6
2.4 Uraian Tugas Pada Instansi Owner (Pemilik Proyek) ... 9
2.5 Lay Out ... 13
BAB III URAIAN PRAKTIK ... 17
3.1 Uraian Pekerjaan Jalan ... 17
3.2 Pekerjaan Jalur Pedestrian ... 30
3.3 Alat-Alat yang digunakan ... 48
BAB IV PENUTUP ... 57
4.1 Kesimpulan ... 57
4.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
iv
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 61
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Logo PT. Te’ne Jaya ... 5
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek ... 9
Gambar 2. 3 Papan Informasi Proyek ... 13
Gambar 2. 4 Peta Lokasi Proyek ... 14
Gambar 2. 5 Time Schedule ... 16
Gambar 3. 1 Pembersihan lahan... 17
Gambar 3. 2 Pengukuran dan Pematokan ... 18
Gambar 3. 3 Alat Berat Compactor ... 18
Gambar 3. 4 Pemadatan Menggunakan Alat Compactor ... 19
Gambar 3. 5 Proses Pemadatan Menggunakan Compactor ... 20
Gambar 3. 6 Penyiraman Menggunakan Water Tank ... 21
Gambar 3. 7 Pengujian Ketebalan LPA ... 21
Gambar 3. 8 Pengujian Sandcone ... 22
Gambar 3. 9 Pengujian Lapisan Perkerasan Menggunakan Alat CBR Lapangan 23 Gambar 3. 10 Menempatkan Paper Test Sesuai Perencanaan ... 24
Gambar 3. 11 Tabel Spesifikasi AASHTO M20 ... 25
Gambar 3. 12 Proses Penyemprotan Prime Coat ... 25
Gambar 3. 13 Tabel Suhu Campuran Aspal AC-BC ... 26
Gambar 3. 14 Proses Penghamparan Aspal AC-BC ... 27
Gambar 3. 15 Proses Pemadatan Aspal AC-BC ... 27
Gambar 3. 16 Tabel Suhu Campuran Aspal AC-WC ... 28
Gambar 3. 17 Proses Penghamparan Aspal AC-WC ... 28
Gambar 3. 18 Proses Pemadatan Aspal AC-WC ... 29
Gambar 3. 19 Tabel Tes Core Drill pada Aspal ... 29
Gambar 3. 20 Pengujian Core Drill Aspal ... 30
Gambar 3. 21 Proses Persiapan Area Pemasangan ... 31
Gambar 3. 22 Proses Pemasangan Batu Kosong ... 32
Gambar 3. 23 Proses Pemasangan Bekisting ... 33
vi
Gambar 3. 24 Proses Pengecoran Lantai Kerja ... 34
Gambar 3. 25 Proses Penuangan Beton Ready Mix ... 34
Gambar 3. 26 Proses Pemerataan Beton ... 35
Gambar 3. 27 Proses Pemasangan Box Culvert ... 36
Gambar 3. 28 Proses Pengerjaan Manhole ... 37
Gambar 3. 29 Ukuran kedalaman U-Ditch ... 38
Gambar 3. 30 Proses Pengerjaan Drainase (U-Ditch) ... 38
Gambar 3. 31Proses Pengukuran Area Pekerjaan, Batas Elevasi dan Jarak ... 39
Gambar 3. 32Pengujian Slum Test terhadap Ready Mix ... 40
Gambar 3. 33 Proses Penuangan beton Ready Mix ke Lahan Kerja ... 40
Gambar 3. 34 Proses Pemerataan Beton ... 41
Gambar 3. 35 Proses Pemasangan U-Ditch ... 41
Gambar 3. 36 Proses Pemasangan KanstingPracetak Jenis 1 ... 43
Gambar 3. 37 Proses Pemasangan Kansting Type S... 43
Gambar 3. 38 Proses Pemasangan Guilding Block dan Keramik ... 44
Gambar 3. 39 Proses Pengecetan Kansting ... 45
Gambar 3. 40 Proses Pemasangan Pemasangan Kereb Jenis 1 ... 47
Gambar 3. 41 Proses Penggalian Tanah untuk Tanaman ... 47
Gambar 3. 42 Excavator ... 48
Gambar 3. 43 Motor Grader ... 49
Gambar 3. 44 Vibrator Roller ... 49
Gambar 3. 45 Gambar Dump Truck ... 50
Gambar 3. 46 Water Tank ... 50
Gambar 3. 47 Bulldozer ... 51
Gambar 3. 48 Truck Mixer... 51
Gambar 3. 49 Theodolite... 52
Gambar 3. 50 Waterpass ... 52
Gambar 3. 51 Stamper... 53
Gambar 3. 52 Compressor ... 53
Gambar 3. 53 Asphalt Sprayer ... 54
Gambar 3. 54 Asphalt Sprayer ... 54
vii
Gambar 3. 55 Tandem Roller ... 55 Gambar 3. 56 Pneumatic Tyred Roller ... 55 Gambar 3. 57 Core Drilling Machine ... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Kerja ... 62
Lampiran 2. Surat Permohonan Melaksanakan KP ... 63
Lampiran 3. Form Kesediaan Menjadi Pembimbing ... 64
Lampiran 4. Lembar Pengesahan Seminar ... 65
Lampiran 5. Kartu Bimbingan ... 66
Lampiran 6. Lembar Penilaian ... 67
Lampiran 7. Laporan Harian ... 68
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek ialah suatu kegiatan yang kompleks dan mempunyai sifat yang tidak dapat terjadi berulang, memiliki waktu yang terbatas, spesifikasi yang sudah ditentukan di awal untuk menghasilkan suatu produk. Karena adanya batasan-batasan dalam melakukan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Perkembangan teknologi dan aplikatif dalam dunia konstruksi membutuhkan kemampuan kerja seorang calon insinyur konstruksi yang kompeten dalam memenuhi standar kriteria kerja. Teknologi konstruksi yang akan selalu berkembang dimaksudkan untuk mencapai metode konstruksi yang lebih ideal dan tepat. Yaitu dapat menyelesaikan suatu proyek dengan waktu yang cepat, biaya yang ekonomis dan kualitas yang terbaik sesuai standar yang telah ditetapkan.
Guna menjawab tantangan dalam era pembangunan modern ini, para insinyur di bidang teknik sipil diharuskan untuk mampu bekerja secara dinamis guna kebutuhan sumber daya manusia di dunia kerja, khususnya dalam bidang konstruksi. Untuk mempersiapkan hal ini, bukan hanya para insinyur yang harus dipersiapkan, tentunya mahasiswa teknik sipil yang masih melaksanakan studi juga perlu dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja di masa yang akan datang sehingga apabila telah lulus, akan memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang pekerjaan yang akan mereka tekuni.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka setiap orang harus memiliki wawasan yang luas.
2
Untuk mendukung tujuan tersebut, maka salah satu agenda kurikulum mengadakan mata kuliah Kerja Praktik (KP) bagi mahasiswa tingkat akhir, khususnya bagi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (PTB), Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan (PTSP), Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Makassar (UNM). Melalui kerja praktik ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman kerja sehingga para mahasiswa memperoleh pengetahuan yang berwawasan dan keterampilan di dunia kerja yang berkaitan dengan ilmu teknik sipil dan perencanaan/arsitektural.
Untuk memperoleh suatu ilmu yang baik, maka alternatif yang benar adalah melakukan kerja praktek di lapangan dengan proyek yang masih atau sedang berlangsung. Melalui kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan. Sehingga mahasiswa dapat melakukan aplikasi praktis di dunia teknik sipil dan mahasiswa dapat menyerap pengetahuan baik dari segi metode pelaksanaan sampai pada memahami permasalahan-permasalahan dan pemecahannya yang terjadi dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi.
Kegiatan Kerja Praktik ini dilakukan selama 2 (dua) bulan.
Kerja Praktik ini dilaksanakan pada Proyek Pembangunan Jalan Kota dengan “Proyek Pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan Center Point of Indonesia di Kota Makassar PT Te’ne Jaya”. Pembangunan fasilitas ini merupakan konstruksi jalan yang dibangun sebagai pembaruan dari fasilitas sebelumnya.
Pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah sebagai media untuk melihat perbandingan antara pengetahuan yang didapatkan di perguruan tinggi dengan yang ada di dunia kerja, sekaligus menerapkan apa yang telah diperoleh di perguruan tinggi untuk diaplikasikan di lapangan atau diproyek.
3 1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Pelaksanaan Kerja Praktik (KP) yang diselenggarakan oleh prodi Pendidikan Teknik Bangunan (PTB), jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (PTSP) bekerja sama dengan instansi atau perusahaan yang terkait bermaksud untuk membantu mahasiswa agar mahasiswa dapat mengamati serta membandingkan antara teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan realitas pelaksanaan di lapangan.
Kegiatan Kerja Praktik dilaksanakan di PT. TE’NE JAYA pada proyek pembangunan jalan kota yang beralamatkan di Center Point of Indonesia Kota Makassar. Pekerjaan yang diamati dalam pelaksanaan Kerja Praktik yaitu “Proyek Konstruksi”. Penulis mengikuti Kerja Praktik selama 2 bulan proyek berjalan. Adapun yang menjadi objek kegiatan yang penulis amati dalam proyek Pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan CPI Kota Makassar adalah:
a. Pekerjaan Jalan
b. Pekerjaan Jalur Pedestrian
1.3 Maksud dan Tujuan
Dari kegiatan yang praktikan kerjakan selama PI dapat memberikan beberapa manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:
a. Menambah pengalaman
Kerja Praktik merupakan awal mula perjalanan pengalaman.
Dalam proses KP mahasiswa secara langsung dibimbing oleh pembimbing dari kantor tersebut dan dari sana mahasiswa belajar tentang pekerjaan yang dijalani, dari sudut pandang yang baru hingga suasana yang belum pernah dirasakan.
b. Memiliki pemahaman tentang profesi yang dijalani
Praktikan juga belajar langsung dari ahli dengan latar belakang yang berbeda-beda, dari sana mahasiswa belajar banyak pengalaman mulai dari keahlian sampai dengan kerja kelompok.
4 c. Menumbuhkan rasa percaya diri
Dalam mempraktekkan ataupun mempresentasikan pekerjaan, pastinya membutuhkan rasa percaya diri yang besar, dalam kegiatan magang peserta dilatih untuk dapat menunjukan percaya diri. Percaya diri sangat membantuk peserta untuk dapat berkembang dan menjadi profesional.
d. Memperluas koneksi pekerjaan
Praktikan pastinya diharuskan untuk bekerja kelompok dan mampu untuk berkomunikasi dengan rekan kerja, komunikasi tersebut guna memberikan informasi dan kejelasan pekerjaan yang dilakukan maupun diberikan. Dengan membangun hubungan antara rekan kerja atau perusahaan, peserta dapat memperbesar rekomendasi atau membuka jalur pekerjaan yang baru di masa depan.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktik dilakasanakan di PT. Te’ne Jaya yang sebagai pengembang dari proyek pembangunan jalan dan jalur pedestrian. Yang beralamatkan di Center Point of Indonesia, Kota. Makassar. Ditempatkan pada kontraktor pengawas yang menangani pekerjaan pembangunan jalan kota. Waktu pelaksanaan Kerja Praktik selama 2 bulan terhitung dari tanggal 24 Juni 2024 sampai dengan 24 Agustus 2024.
Nama Perusahaan : PT. Te’ne Jaya
Alamat : Center Point of Indonesia, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Hari Kerja : Senin s/d Sabtu
Jam Kerja : 08.00 – 17.00 WITA
5 BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 Profil Perusahaan
PT. Te’ne Jaya merupakan badan usaha yang bernaung di bawah badan usaha PT. Harfia Graha Perkasa (PT. HGP) dan bergerak di bidang jasa konstruksi umum.
PT. Te’ne Jaya telah berhasil menerapkan serta mengembangkan konstruksi berstandar nasional. Teknik-teknik manajemen penerapannya pun dioperasikan secara efisien dan komputerisasi.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang konstruksi khususnya konstruksi jalan, tetapi PT. Te’ne Jaya belum memiliki alat beratnya sendiri karena PT. Te’ne Jaya masih berada di bawah naungan PT. Harfia Graha Perkasa.
Gambar 2. 1 Logo PT. Te’ne Jaya
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi perusahaan konstruksi terkemuka dengan memberikan karya terbaik bagi pembangunan negeri.
Misi
Menjadikan perusahaan yang bernilai dalam industri konstruksi melalui peningkatan produk bermutu dan menciptakan Sumber Daya Manusia berkualitas dan berkopeten dalam era pembangunan global.
6 2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi proyek merupakan susunan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yang bertujuan untuk mencapai pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.
Adapun unsur-unsur pihak organisasi yang terlibat dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Penanggung Jawab (Pemilik proyek)
Pemilik proyek (owner) adalah badan hukum atau instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan bangunan tersebut. Owner dari proyek ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Adapun tugas dan wewenang dari pemilik proyek/owner adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana-rencannya.
2. Menyediakan dana dan lahan proyek.
3. Mengambil keputusan terakhir mengikat mengenai pembangunan proyek.
4. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat manajemen Konstruksi Perencana serta pelaksana proyek.
5. Menangani dan menandatangi surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana proyek.
6. Bersama-sama dengan manajemen konsruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung (melalui manajemen konstruksi).
7. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan kepada pelaksana proyek.
8. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan
7
serta pekerjaan tambahan dan pekerjaan yang kurang.
9. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bila mana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan.
10. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana telah ditetapkan bersama.
b. Direksi Lapangan (Konsultan Pengawas)
Adapun tugas dan wewenang dari konsultan pengawas yaitu:\
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksana kontrak saja.
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.
3. Menerbitkan laporan presentasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.
4. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan oleh kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
5. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek, namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.
6. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
7. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
8. Meberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek.
9. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction).
8
10. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
c. Pelaksana (Contractor)
Pelaksanaan adalah suatu badan usaha atau badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya yang mempunyai tenaga ahli teknik dan peralatan.
Pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada pelaksana/kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Yang menjadi pelaksana/kontraktor pada proyek ini adalah PT. Te’ne Jaya, dimana kami melakukan kerja praktek pada perusahan ini. Tugas dan wewenang kontraktor didalam suatu proyek yaitu:
1. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.
2. Mengadakan konsultasi dengan devisi perencana serta mendapatkan bimbingan maupun pengarahan dari devisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
3. Menyusun rencana kerja proyek.
4. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja yang memadai.
5. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan (asbuilt drawing).
6. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
7. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
8. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
9. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala kesalahan selama masa permeliharaan.
10. Sedangkan hak yang didapatkan kontraktor adalah:
9
a) Mendapatkan kepastian pekerjaan konstruksi dari owner.
b) Mendapatkan kepastian pembayaran setelah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan kontrak.
c) Mendapatkan jaminan asuransi untuk tenaga kerja yang melaksankan konstruksi.
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek
2.4 Uraian Tugas Pada Instansi Owner (Pemilik Proyek) a. General Superintendent
Tugas umum superintendent termasuk mengelola staf, mengawasi anggaran dan mengatur pekerjaan operasional dalam ruang lingkup yang cukup kecil sebatas departemen atau divisi.
Makassar, Dibuat oleh PT. TE'NE JAYA
M. KAHARUDDIN Direktur PENANGGUNG JA AB
DIREKSI LAPANGAN
K NTRAKT R PELAKSANA PT. TE NE JAYA
ULIL AMRI ST
I .IDRIS TIBE
MUHAMMAD NAUFAL ST
MUSTAFARANI ST
NIS AN RAHMIATI SE
SARTIKA ARIS A INUL YAHDI ST
A MUR FELANI ST AENAL GAFFAR
RUDI HART N LA DE M ERLAND ST
10
Superintendent bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional dan memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dan memenuhi persyaratan kualitas dan keselamatan yang disepakati serta memastikan ketersediaan bahan dan peralatan untuk pekerjaan bila diperlukan.
b. Manager Keuangan
Tugas manager keuangan pada proyek menjadi esensial untuk menjaga keseimbangan anggaran, memastikan alokasi dana yang efisien, dan menyelaraskan keuangan dengan tujuan proyek.
c. Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Konstruksi bertugas memastikan lingkungan kerja konstruksi aman dan sesuai dengan peraturan keselamatan. Tugas utama mereka meliputi:
1. Mengidentifikasi potensi bahaya di area konstruksi dan melakukan evaluasi risiko.
2. Menyusun dan mengimplementasikan prosedur K3, seperti rencana tanggap darurat dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
3. Melakukan pelatihan K3 bagi pekerja untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan terkait keselamatan.
4. Memantau kepatuhan terhadap standar keselamatan di lapangan dan memastikan peralatan serta fasilitas sesuai aturan.
5. Menyelidiki kecelakaan kerja dan membuat laporan untuk mencegah insiden serupa.
6. Berkoordinasi dengan manajemen proyek dan pihak terkait lainnya untuk memastikan pelaksanaan K3 berjalan lancar.
d. Manager Produksi
Manajer produksi memiliki tugas untuk membuat perencanaan, mengordinasi, mengontrol dari proses manufaktur dan memiliki tanggung jawab untuk memastikan sebuah produk yang diproduksi secara efisien dengan jumlah produksi yang benar dan akurat.
11 e. Manager Teknik
Tugas manager teknik adalah merencanakan, mengalokasikan sumber daya, memonitoring, mengarahkan tim, dan berkomunikasi dengan stakeholder.
f. Administrasi Teknik
Tugas dan tanggung administrasi teknik adalah mengatur segala hal administrasi proyek, seperti misal dokumentasi, manajemen rapat, menangani anggaran proyek, dan menggunakan keterampilan manajemen waktu untuk membantu tim tetap bekerja sesuai rencana.
g. Pelaksana Jalan
Pelaksana konstruksi jalan memiliki tanggung jawab penting dalam setiap proyek pembangunan jalan. Tugas-tugas yang umum dilakukan oleh pelaksana konstruksi jalan antara lain:
1. Melakukan survei lapangan untuk menentukan rute jalan dan mengevaluasi kondisi eksisting.
2. Merencanakan dan menghitung kebutuhan material seperti aspal, beton, dan bahan konstruksi lainnya.
3. Membuat perencanaan teknis mengenai pemecahan lahan, drainase, dan kontur jalan.
4. Menyusun jadwal pelaksanaan proyek untuk memastikan progres yang tepat waktu.
5. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga kerja, seperti pekerja konstruksi, operator alat berat, dan teknisi.
6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan, termasuk pengolahan dan pemadatan material.
7. Memonitor dan mengendalikan kualitas konstruksi jalan, serta melakukan perbaikan jika diperlukan.
8. Menjaga keamanan kerja selama konstruksi dilakukan dengan mematuhi standar keselamatan yang berlaku.
9. Menyusun laporan progres pekerjaan dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait.
12 h. Pelaksana Drainase
Tugas utama pelaksana drainase adalah memastikan bahwa pekerjaan drainase dilakukan sesuai dengan rencana, spesifikasi teknis, dan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawas lapangan juga bertanggung jawab dalam memastikan keamanan, kualitas, dan kesesuaian pekerjaan dengan peraturan yang berlaku.
i. Quantity
Tugas quantity surveyor adalah untuk menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan, dan kemudian menghitung biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Quantity surveyor juga melakukan kontrol biaya dan memastikan agar anggaran tetap sesuai dengan rencana proyek yang telah ditetapkan.
j. Quality
Tugas umum quality control meliputi pemeriksaan produk secara visual dan menguji produk secara manual ataupun menggunakan bantuan teknologi modern. Quality control juga bertanggung jawab dalam menjalankan serta memantau peralatan inspeksi, merekam, dan menganalisa data kualitas suatu produksi. Selain itu, quality control juga memiliki peran dalam pencegahan kegagalan proyek, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan masih banyak lagi.
k. Drafter
Tugas utama drafter meliputi membuat dan mengubah gambar teknis, menghasilkan jadwal dan dokumentasi, serta bekerja sama dengan tim proyek untuk mencapai tujuan desain yang diinginkan.
l. Juru Ukur (Surveyor)
Juru Ukur atau lebih dikenal sebagai Surveyor bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran lahan, membuat peta, dan memberikan data akurat yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan proyek.
13 2.5 Lay Out
a. Data Umum Proyek
Berikut adalah data proyek pembangunan jalan kota yang dikerjakan pada saat Kerja Praktik berlangsung:
Nama Kegiatan : Pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan Center Point of Indonesia di Kota Makassar
Penyedia : PT. Te’ne Jaya
Lokasi : Center Point of Indonesia Kota Makassar Nilai Kontrak : Rp. 9,537,299,191.10,-
Sumber Dana : APBD Provinsi Sulawesi Selatan No./Tgl. Kontrak : 14 Mei 2024
No./Tgl. SPMK : 602.1/009/CPI/DBMBK-BJL/V/2024 Waktu Pelaksanaan : 120 Hari kalender
Gambar 2. 3 Papan Informasi Proyek
14 b. Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan jalan dan jalur pedestrian terletak di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Kota Makassar. Proyek ini memiliki panjang 415 m yang terdiri dari 2 jalur dan 4 lajur. Proyek ini juga terdiri dari jalur pedestrian berupa trotoar dan median.
Gambar 2. 4 Peta Lokasi Proyek
c. Gambaran Umum Jenis Pekerjaan Selama Kerja Praktik
Selama melaksanakan kerja praktek di proyek Pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan Center Point of Indonesia di Kawasan Makassar selama kurang lebih 2 bulan. Penulis mengamati, serta memperhatikan beberapa pekerjaan yang ditemui serta didapatkan di lapangan.
Item-item pekerjaan yang kami dapatkan saat berada di lapangan yaitu:
1. Pekerjaan Jalan, meliputi:
• Pekerjaan pembersihan lahan
• Pekerjaan pematangan lahan
• Pekerjaan Aspal
15 2. Pekerjaan Jalur Pedestrian
• Pekerjaan Drainase (Box Culvert)
• Pekerjaan Drainase (U-Ditch)
• Pekerjaan Trotoar
• Pekerjaan Median
16
Gambar 2. 5 Time Schedule
17 BAB III URAIAN PRAKTIK
3.1 Uraian Pekerjaan Jalan
Dalam metode pelaksanaan jalan ini akan dijelaskan item pekerjaan yang kami dapat selama mengikuti kerja praktik di proyek pembangunan jalan dan jalur pedestrian kawasan CPI kota Makassar.
3.1.1 Penyiapan Badan Jalan
a. Pengupasan Lahan (Land Clearing)
Pengupasan jalan adalah proses pengosongan lahan dari vegetasi dan struktur lain yang tidak diinginkan, seperti pohon, semak, dan bangunan, untuk mempersiapkan lahan tersebut menggunakan alat antara lain : excavator dan dump truck.
Gambar 3. 1 Pembersihan lahan b. Pengukuran dan Pematokan
Pengukuran dan pematokan dilakukan untuk menentukan STA, lebar jalan, lebar badan jalan, dan panjang jalan. Alat yang digunakan antara lain : Total Station dan Waterpass.
Di lokasi ini, dilakukan pengukuran dan pematokan secara berulang. Hal ini diperlukan karena proyek jalan yang dikerjakan berbentuk melingkar atau melengkung, sehingga
18
membutuhkan ketelitian ekstra untuk memastikan hasil yang presisi dan sesuai dengan perencanaan pada Gambar 2.4.
Gambar 3. 2 Pengukuran dan Pematokan 3.1.2 Pematangan Lahan
a. Pemadatan Tanah
Proses pemadatan tanah melibatkan pemampatan tanah dengan menggunakan alat berat khusus, sehingga partikel tanah saling mendekat dan rongga udara di dalamnya berkurang. Hal ini meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi potensi longsor atau amblas. Pemadatan tanah biasanya menggunakan alat berat seperti Roller dan Compactor.
Gambar 3. 3 Alat Berat Compactor
19
Pada proses penimbunan tanah ini, pekerjaan pemadatan dilakukan secara bertahap menggunakan compactor, serta harus dilakukan pengawasan secara berkala. Pemadatan dimulai dari STA 0+000 hingga STA 0+050 meter, kemudian dilanjutkan secara berurutan di setiap segmen.
b. Penimbunan
Proses penimbunan dilakukan dengan menimbun area dengan material pengisi untuk menyeimbangkan elevasi yang telah ditentukan. Pada proses ini terdapat beberapa tahap penimbunan material, yaitu:
1. Timbunan Pilihan Sumber Galian
Timbunan pilihan dari galian merupakan material hasil galian tanah yang memiliki kualitas dan karakteristik khusus, sehingga dapat digunakan kembali dalam proyek konstruksi. Pada tahap ini timbunan di hamparkan sepanjang jalan kemudian dipadatkan menggunakan alat berat compactor.
Gambar 3. 4 Pemadatan Menggunakan Alat Compactor
20
2. Lapisan Pondasi Agregat Kelas A (LPA)
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis pondasi atas. Tebal LPA yang digunakan pada proyek ini adalah 30 cm.
Pelaksanaan:
a) Material LPA diangkut dari stokpile menuju lokasi menggunakan dump truck.
b) Penghampatan agregat menggunakan alat berat motor grader dengan tebal agregat maksimum 30 cm.
c) Proses pemadatan agregat menggunakan alat berat Vibrator Roller (berat 8-12 Ton). Pada saat pemadatan perlu menjaga kadar air dengan cara melakukan penyiraman menggunakan Water Tank.
Gambar 3. 5 Proses Pemadatan Menggunakan Compactor
21
Gambar 3. 6 Penyiraman Menggunakan Water Tank
d) Menguji ketebalan LPA atau pengujian Test Pit Pada pengujian ketebalan lapisan pondasi agregat (LPA) ini, digunakan metode test pit. Prosesnya dilakukan dengan menggali tanah hingga mencapai lapisan tanah dasar untuk memastikan ketebalan LPA sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan yaitu 30 cm.
Gambar 3. 7 Pengujian Ketebalan LPA
22
e) Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sandcone hingga mencapai tingkat kepadatan yang diperlukan, yaitu 98%. Pengujian sandcone ini dilaksanakan oleh pihak Pekerjaan Umum (PU) sebagai konsultan proyek untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan telah sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.
Sebelumnya, kontraktor dari PT Te'ne Jaya telah melakukan pengujian sandcone secara mandiri sebagai langkah awal untuk menjamin kualitas pemadatan tanah sebelum dilakukan verifikasi oleh pihak PU. Langkah ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga mutu pekerjaan dan memenuhi standar yang ditetapkan, yaitu kepadatan lapisan pondasi agregat (LPA) harus mencapai minimal 98% dari kepadatan kering maksimum (MDD).
Gambar 3. 8 Pengujian Sandcone
f) Pengujian daya dukung tanah atau kekuatan lapisan perkerasan tanah menggunakan metode CBR Lapangan dengan nilai CBR minimal 90%.
Pengujian perkerasan lapisan tanah dengan
23
metode CBR (California Bearing Ratio) dilakukan oleh pihak Pekerjaan Umum (PU) selaku konsultan proyek guna memastikan kualitas lapisan tanah telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan yaitu minimal 90%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat berat, seperti excavator, untuk memberikan beban pada tanah hingga mencapai tingkat penetrasi yang diukur sesuai dengan standar ≥ 80%.
Gambar 3. 9 Pengujian Lapisan Perkerasan Menggunakan Alat CBR Lapangan g) Pemadatan dihentikan apabila telah mencapai
kepadatan yang disyaratkan, yaitu minimal 90%.
3.1.3 Pekerjaan Aspal
a. Pembersihan Permukaan
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor. Jika peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar- benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual.
Dimana Pembersihan permukaan harus memperhatikan :
24
1. Pada saat penyemprotan lapisan resap pengikat, permukaan harus pada kondisi kering, tidak saat hujan atau berangin dan tidak adanya debu atau kotoran lainnya yang tidak diinginkan.
2. Pembersihan melebihi 20 cm dari tepi permukaan yang akan disemprot aspal.
b. Peletakan Kertas Uji (Paper Test)
Sesudah dilakukan pembersihan menggunakan Air Compressor, selanjutnya menempatkan Kertas Uji. Penyebaran kertas uji digunakan untuk mengetahui daya sebar dari penyemprotan campuran lapis resap pengikat atau prime coat.
Penyebaran kertas uji dilakukan pada STA 0+000 – STA 0+050 sebanyak 3 lembar kertas uji.
Gambar 3. 10 Menempatkan Paper Test Sesuai Perencanaan
c. Penyemprotan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Lapis Resap Pengikat atau juga dikenal sebagai prime coat adalah lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat, yang bertujuan untuk memberikan daya ikat yang kuat antara lapisan pondasi agregat terhadap campuran aspal yang diatasnya. Lapis resap pengikat pada umumnya terbuat dari campuran aspal padat dengan pentrasi 80/100 atau
25
60/70 yang dimana memenuhi spesifikasi AASHTO M20. Pihak PT Te’ne Jaya menggunakan penetrasi 60/70. Penetrasi 60/70 memiliki penetrasi antara 60 hingga 70 desimeter (dm). PT Te’ne Jaya menggunakan penetrasi tersebut karena lokasi yang ditempatkan merupakan perkerasan jalan pada iklim sedang.
Kuantitas dari lapis resap pengikat mulai dari 0,4 sampai dengan 1,3 liter/m² pada lapis pondasi agregat Kelas A dan mulai dari 0,2 sampai dengan 1 liter/m² untuk pondasi tanah semen.
Gambar 3. 11 Tabel Spesifikasi AASHTO M20
Gambar 3. 12 Proses Penyemprotan
26 d. Aspal AC-BC
AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course) adalah campuran hotmix yang terdiri dari bitumen, agregat kasar, agregat halus, dan filler. AC-BC digunakan sebagai lapisan perkerasan antara lapisan aus (AC WC) dan lapisan pondasi (base course). Asphalt Concrete Binder Course berfungsi sebagai lapisan pengikat yang menyalurkan beban dari lapisan aus ke lapisan pondasi.
Komposisi material AC-BC yaitu pasir, agregat kasar, dan bahan pengikat.
Aspal AC-BC dihamparkan menggunakan alat berat Asphalt Finisher yang kemudian dipadatkan menggunakan alat berat Tandem Roller. Terakhir aspal dipadatkan menggunakan alat berat Pneumatic Tyred Roller untuk menghasilkan permukaan aspal yang halus. Jumlah lintasan/passing untuk aspal AC-BC adalah 16 kali passing (hasil Trial Mix).
Pada saat keluar dari instalasi pencampuran, campuran aspal beton mempunyai suhu 135°C - 170°C. Adapun suhu pada campuran aspal tiba di lokasi berkisar antara 120 - 125°C dan suhu pemadatan bekisar antara 90°C - 110°C. Ketebalan aspal AC-BC gembur sebelum dipadatkan adalah 7,2 cm dan setelah dipadatkan ketebalan aspal menjadi 6 cm.
Gambar 3. 13 Tabel Suhu Campuran Aspal AC-BC
27
Gambar 3. 14 Proses Penghamparan Aspal AC-BC
Gambar 3. 15 Proses Pemadatan Aspal AC-BC
e. Aspal AC-WC
Aspal AC WC (Asphalt Concrete Wear Course) adalah lapisan permukaan terakhir pada konstruksi jalan berupa campuran aspal dengan agregat yang dirancang khusus untuk memberikan daya tahan terhadap beban lalu lintas dan kondisi cuaca ekstrem. Komposisi material AC-WC terdiri dari campuran agregat halus, agregat kasar, dan aspal binder.
Cara pengerjaan aspal AC-WC sama dengan aspal AC-BC, alat yang digunakan yaitu : Asphalt Finisher, Tandem Roller, dan Pneumatic Tyred Roller. Passing yang digunakan sebanyak
28
16 kali passing. Pada saat keluar dari instalasi pencampuran, campuran aspal beton mempunyai suhu 135°C - 170°C. Adapun suhu pada campuran aspal tiba di lokasi berkisar antara 120 - 125°C dan suhu pemadatan bekisar antara 90°C - 110°C.
Ketebalan aspal AC-WC gembur sebelum dipadatkan adalah 5,2 cm dan setelah dipadatkan ketebalan aspal menjadi 4 cm.
Gambar 3. 16 Tabel Suhu Campuran Aspal AC-WC
Gambar 3. 17 Proses Penghamparan Aspal AC-WC
29
Gambar 3. 18 Proses Pemadatan Aspal AC-WC
f. Pengujian Core Drill Aspal
Dalam proses pekerjaan pengaspalan menggunakan jenis laston AC-BC dan AC-WC. Pengujian Core Drill bertujuan untuk menentukan dan mengambil sampel perkerasan di lapangan sehingga dapat diketahui tebal dan karakteristik campuran perkerasan. Pengujian ini dilakukan pada STA 0+000 - STA 0+415.
Gambar 3. 19 Tabel Tes Core Drill pada Aspal
30
Gambar 3. 20 Pengujian Core Drill Aspal
g. Pemasangan Marka Jalan
Pekerjaan marka jalan merupakan proses terakhir dari proyek pembangunan jalan. Sebelum penandaan atau pengecatan dilakukan, permukaan perkerasan jalan terlebih dahulu dibersihkan agar jalan bersih, kering, dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu. Setelah itu pengecatan dilakukan dengan mesin marka thermoplastic yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C. Selanjutnya segera taburkan butiran kaca (glass bead) diatas permukaan cat, kadar 450 gram/m². Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa untuk dilalui.
3.2 Pekerjaan Jalur Pedestrian
Dalam metode pekerjaan jalur pedestrian ini akan dijelaskan item pekerjaan yang kami dapat selama mengikuti kerja praktek di proyek pembangunan jalan dan jalur pedestrian kawasan CPI kota Makassar.
31 3.2.1 Pekerjaan Drainase (Box Culvert)
Box Culvert adalah struktur drainase berbentuk kotak yang digunakan untuk mengalirkan aliran air di bawah jalan. Berikut tahapan pengerjaan saluran drainase box culvert:
a. Persiapan Area Pemasangan
Tahap pertama adalah mempersiapkan area pemasangan box culvert.Pada pekerjaan saluran digunakan box culvert persegi dengan ukuran 80×80×120 cm. Sebelum pemasangan box culvert dilaksanakan sebaiknya tempat yang akan diletakkan box culvert dibersihkan terlebih dahulu. Jika sudah bersih maka box culvert dapat diangkat menggunakan excavator untuk dipasang.
Pada pekerjan ini kemiringan memanjang box culvert yang digunakan yaitu 2%.
Gambar 3. 21 Proses Persiapan Area Pemasangan
b. Pekerjaan Blinding Stone (Pasangan Batu Kosong)
Pasangan batu kosong mencakup penyediaan batu sesuai ukuran spesifikasi, dipasang pada landasan dasar dengan tebal 30 cm. Batu belah disusun sehingga didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya. Setelah
32
itu pasir urug dihamparkan diatas pasangan batu kosong untuk mengisi rongga-rongga yang ada.
Gambar 3. 22 Proses Pemasangan Batu Kosong
c. Pemasangan Bekisting Lantai Kerja
Bekisting lantai kerja menggunakan kayu kaso. Kayu kaso yang digunakan harus memiliki struktur yang lurus dan tidak berbelok sehingga menghasilkan lantai kerja yang baik. Kayu yang digunakan juga masih bagus dan tidak mengalami pelapukan.
Pekerjaan bekisting untuk lantai kerja ini dilakukan dengan pengukuran yang cermat guna memastikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yaitu, ketebalan lantai kerja dirancang setinggi 7 cm, dengan mutu beton yang digunakan adalah fc' 10 MPa.
33
Gambar 3. 23 Proses Pemasangan Bekisting
d. Pengecoran Lantai Kerja
Pengecoran lantai kerja ini menggunakan pengecoran lean concrete. Pengecoran lean concrete dilakukan setelah pemasangan blinding stone selesai dilakukan, pengecoran lean concrete menggunakan beton fc’ 10 Mpa.
Pelaksanaan :
1. Melakukan pengukuran area pekerjaan. Pengukuran lantai kerja dilakukan dengan ketebalan 7 cm, lebar 4 meter, dan panjang ± 19 m, dengan total volume 2 mᶟ.
2. Pembersihan area kerja dari sampah maupun sisa material
3. Mempersiapkan ready mix ke lapangan dan melakukan slump test sebelum penuangan beton. Adapun hasil slump test untuk pengecoran ini adalah 12 cm. Hasil tersebut sudah memenuhi spesifikasi standar yaitu 8-15 cm.
34
Gambar 3. 24 Proses Pengecoran Lantai Kerja
4. Penuangan beton ready mix ke lahan kerja secara langsung/menggunakan alat bantu talang/excavator.
Selama proses penuangan ready mix ke area kerja, pengawas mengarahkan operator excavator untuk memastikan material dituangkan dengan tepat dan merata sesuai dengan kebutuhan di lokasi kerja.
Gambar 3. 25 Proses Penuangan Beton Ready Mix
35
5. Perataan beton yang sudah dituang oleh tenaga kerja secara manual mengikuti elevasi yang telah ditentukan yaitu 7 cm.
Gambar 3. 26 Proses Pemerataan Beton
e. Pemasangan Box Culvert
Langkah inti dalam pemasangan box culvert beton adalah peletakan box pertama, yang harus di lakukan dengan cermat karena dapat memengaruhi posisi box culvert selanjutnya.
Ketinggian harus rata dengan LPA dengan kemiringan 2%.
Untuk memasukkan box culvert beton ke dalam lubang galian, digunakan alat berat excavator dengan alat bantu tali untuk mengangkat box culvert dari tempatnya. Penggunaan alat berat ini diperlukan karena bobot box culvert beton dapat mencapai 10 ton. Ukuran box culvert yang digunakan pada proyek ini yaitu 80x80x120 cm.
36
Gambar 3. 27 Proses Pemasangan Box Culvert f. Penyambungan Box Culvert
Setelah box culvert telah diturunkan, langkah selanjutnya yaitu melakukan penyambungan box culvert untuk memastikan tidak ada celah. Penyambungan box culvert menggunakan campuran mortar.
g. Pekerjaan Pembesian dan Pemasangan Bekesting Manhole Manhole berfungsi untuk memeriksa, memperbaiki, dan membersihkan saluran air buangan. Manhole yang digunakan dengan ukuran dimensi luar 140×120×110 cm sedangkan dimensi dalam 80×80×110 cm. Pekerjaan pembesian manhole dilakukan dengan ukuran sesuai dengan yang ada pada gambar kerja. Besi yang digunakan pada pekerjaan pembesian manhole adalah baja tulangan sirip BjTS 280. Setelah pembesian telah dilakukan, selanjutnya pemasangan bekisting manhole dengan ketebalan 10 cm.
Kemudian dilakukan pengecoran manhole dengan menggunakan campuran beton struktur Fc’20 Mpa. Setelah campuran beton mengering, bekisting manhole kemudian dibuka. Manhole kemudian ditutup menggunakan manhole cover dengan ukuran 80x80 cm yang terbuat dari plat baja cor.
37
Gambar 3. 28 Proses Pengerjaan Manhole h. Pengurukan Tanah
Setelah pemasangan box culvert dan pembuatan manhole selesai, galian perlu ditutup kembali dengan material urugan.
Material urugan yang umum digunakan adalah tanah asli yang digali sebelumnya atau tanah urug. Pengurukan tanah ini harus tetap memperhatikan kemiringannya yaitu 2%.
3.2.2 Pekerjaan Drainase (U-Ditch)
U-Ditch adalah saluran air yang terbuat dari beton pracetak berbentuk huruf U dan digunakan untuk drainase atau irigasi. U- ditch dapat dipasang dengan atau tanpa tutup, dan ukuran u-ditch yang digunakan adalah ukuran 30×30×120 cm. Berikut tahapan pengerjaan saluran drainase u-dicth.
a. Penggalian Area Saluran
Proses penggalian saluran u-ditch menggunakan alat berat excavator dengan system trimming slope, jadi area urugan menggunakan tanah dari hasil galian. Untuk pekerjaan penggalian harus sesuai yang di isyaratkan yaitu dengan kedalaman 45 cm dari ketinggian LPA. Kesalahan penggalian yang tidak meyesuaikan elevasi lahan akan menimbulkan
38
adanya penampungan air pada saluran karena air tidak dapat mengalir dengan baik.
k
Gambar 3. 29 Ukuran kedalaman U-Ditch
Gambar 3. 30 Proses Pengerjaan Drainase (U-Ditch) b. Pemasangan Bekesting dan Pengecoran Lantai Kerja
Setelan pernggalian area saluran, langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting dan juga pengecoran lantai kerja.
Pengecoran menggunakan beton fc’ 10 Mpa.
Pelaksanaan :
1. Melakukan pengukuran area pekerjaan untuk pemasangan bekisting lantai kera, dengan lebar dan
Kedalaman U-Ditch 45 cm
39
tinggi untuk galian pemasangan u-ditch adalah 1 x 0,45 m.
Gambar 3. 31Proses Pengukuran Area Pekerjaan, Batas Elevasi dan Jarak
2. Pembersihan area kerja dari sampah maupun sisa material
3. Mempersiapkan ready mix ke lapangan dan melakukan slump test sebelum penuangan beton. Adapun hasil slump test untuk pengecoran ini adalah 12 cm. Hasil tersebut sudah memenuhi spesifikasi standar yaitu 8-15 cm.
40
Gambar 3. 32Pengujian Slum Test terhadap Ready Mix
4. Penuangan beton ready mix ke lahan kerja secara langsung/menggunakan alat bantu talang.
Gambar 3. 33 Proses Penuangan beton Ready Mix ke Lahan Kerja
5. Perataan beton yang sudah dituang oleh tenaga kerja secara manual mengikuti elevasi yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 45 cm.
41
Gambar 3. 34 Proses Pemerataan Beton
c. Pemasangan U-Ditch
Proses pemasangan u-ditch dilakukan dengan menggunakan excavator. Pemasangan saluran u-ditch perlu diperhatikan dengan benar. Pertemuan antar beton harus disambung dengan campuran mortar semen. U-ditch yang digunakan pada proyek adalah saluran u-ditch 30 x 30 x 120 cm precast (Gandar 10 Ton). Setelah u-ditch terpasang, selanjutnya saluran ditutup mengggunakan grill inlet beton 30 x 30 x 120 cm precast (Gandar 10 Ton).
Gambar 3. 35 Proses Pemasangan U-Ditch
42
d. Pengurukan dan Pemadatan Area Kerja
Jika saluran u-ditch telah terpasang, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan pengurukan kembali bagian samping kanan maupun kiri saluran agar ia tidak dapat bergeser.
Pasir yang digunakan dalam pengurukan ini hanya pasir hasil galian u-ditch sebelumnya.
3.2.3 Pekeerjaan Trotoar
a. Pemasangan Kanstin Pracetak Jenis 1
Kanstin pracetak jenis 1 ini memiliki ukuran 20 x 20 x 50 cm dan di pasang di kedua sisi trotoar. Sebelum melakukan pemasangan kanstin, pertama-tama lokasi pemasangan harus dibersihkan dari material-material yang mengganggu dan pastikan lokasi pemasangan memiliki permukaan yang datar dan rata.
Setelah itu buat alat pelapis kanstin yang terbuat dari rabat beton yang memiliki ketebalan minimal 150 mm. Alas pelapis kanstin dibuat agar tanah yang akan dipasangi kanstin menjadi lebih stabil dan tidak mudah bergeser atau turun, serta menguatkan susunan kanstin nantnya.
Agar memudahkan proses pemasangan kanstin, pekerja dapat menggunakan benang pembantu yang dipasang setiap 4 hingga 5 meter. Benang pembantu ini untuk menjaga proses pemasangan agar pemasangan tetap berada pada track yang seharusnya dan untuk menghindari kemiringan atau pemasangan yang berantakan.
Selain itu dalam memasang kanstin, pastikan untuk memberikan jarak antar kereb sekitar 1 hingga 2 cm. Setelah itu
43
buat pengunci atau penyambung kanstin dari mortar untuk menghindari pergeseran kanstin.
Gambar 3. 36 Proses Pemasangan Kanstin Pracetak Jenis 1
b. Pemasangan Kanstin Type S
Pemasangan kanstin type S memiliki ukuran 20 x 20 x 40 dan dibuat dari beton dengan mutu Fc'25 Mpa. Jarak kanstin type S dari kanstin pracetak jenis 1 adalah 1 m yang membuat terdapat jarak antara kanstin pracetak dan kanstin type S yang nantinya akan ditanami tanaman. Cara pemasangan kanstin Type S sama dengan cara pemasangan kanstin pracetak .
Gambar 3. 37 Proses Pemasangan Kanstin Type S
44 c. Pengecoran Lantai Kerja
Sebelum pemasangan keramik pada trotoar, dilakukan pengecoran lantai kerja menggunakan campuran beton dengan mutu fc’ 10 Mpa.
d. Pemasangan Guilding Block dan Keramik
Langkah selanjutnya yaitu pemasangan Guilding Block dan keramik pada jalur pedestrian. Guilding Block jalur kuning bertekstur yang menunjukkan arah jalan bagi penyandang difabel, khususnya tunanetra . Guilding block dipasang ditengah jalur dan memiliki ukuran 30 x 30 cm.
Selanjutnya Pemasangan keramik dengan ukuran 60 x 60 cm di sekitar guilding block. Pemasangan guilding block dan keramik ini keduanya menggunakan bantuan mortar untuk melekatkannya pada lantai kerja.
Setelah keramik terpasang dan mortar kering, gunakan nat pada celah-celah antara keramik dengan menggunakan spatula.
Pastikan untuk mengisi semua celah dan membersihkan sisa nat dari permukaan keramik dengan segera. Bersihkan sisa-sisa kotoran mortar dan nat menggunakan lap basah.
Gambar 3. 38 Proses Pemasangan Guilding Block dan Keramik
45 e. Pengecetan Kanstin
Setelah kanstin dipasang, langkah selanjutnya yaitu mengecat permukaan kanstin. Cat yang digunakan berwarna hitam dan putih serta diaplikasikan dengan cara selang- seling.
Gambar 3. 39 Proses Pengecetan Kanstin
f. Penanaman Tanaman
Langkah Yang terakhir yaitu penanaman tanaman.
Penanaman tersebut dilakukan diantara kanstin pracetak dan kanstin Type S. Jenis tanaman yang ditaman disini adalah tanaman puring teri dengan ukuran tinggi 30-50 cm.
Penanaman tanaman ini dilakukan secara langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk memastikan keberlanjutan dan kesesuaian dengan program penghijauan yang telah direncanakan.
3.2.4 Pengerjaan Median
Median jalan adalah salah satu bagian jalan yang berfungsi untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah (Permen PU
46
nomor 19 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan). Pemisahan arus lalu-lintas diharapkan akan mengurangi risiko kecelakaan dan di sisi lain mampu meningkatkan kecepatan perjalanan serta kapasitas jalan. Median jalan pada proyek ini memiliki ukuran lebar 13 m dengan jarak 11,2 m dari pasangan batu kiri dan pasangan batu kanan. Proses pelaksanaannya yaitu:
a. Pemasangan Kanstin Jenis 1
Kanstin pracetak jenis 1 ini memiliki ukuran 20 x 20 x 50 cm dan di pasang di kedua sisi median. Sebelum melakukan pemasangan kanstin, pertama-tama lokasi pemasangan harus dibersihkan dari material-material yang mengganggu dan pastikan lokasi pemasangan memiliki permukaan yang datar dan rata. Setelah itu buat alat pelapis kanstin yang terbuat dari rabat beton yang memiliki ketebalan minimal 150 mm.
Setelah alas pelapis kanstin diletakkan, selanjutnya kanstin sudah bisa diletakkan di pinggiran median. Adapun lebar dari median adalah 12 m. Agar memudahkan proses pemasangan kanstin, pekerja dapat menggunakan benang pembantu yang dipasang setiap 4 hingga 5 meter.
Selain itu dalam memasang kanstin, pastikan untuk memberikan jarak antar kanstin sekitar 1 hingga 2 cm. Setelah itu buat pengunci atau penyambung kanstin dari mortar untuk menghindari pergeseran kanstin.
47
Gambar 3. 40 Proses Pemasangan Kanstin Jenis 1 b. Penanaman Tanaman
Sebelum melakukan penanaman tanaman, pertama-tama dilakukan penggalian tanah dengan jarak masing-masing lubang 3 m dan kedalaman 50 cm. Setelah lubang tempat penanaman dibuat, selanjutnya dilakukan penanaman tanaman. Tanaman yang digunakan adalah tanaman Ketapang kencana dengan ukuran tinggi 1,5 - 2 m. Setelah penanaman selesai, dilakukan pembersihan area median dan juga peraataan tanah secara menual dengan menggunakan sekop dan linggis.
Gambar 3. 41 Proses Penggalian Tanah untuk Tanaman
48 3.3 Alat-Alat yang digunakan
Ada beberapa alat yan digunakan pada proyek ini, berikut uraiannya:
a. Excavator
Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi dan pertambangan, terutama untuk menggali tanah, memindahkan material, dan melakukan pekerjaan pemindahan tanah.
Fungsi utama excavator meliputi penggalian, perataan tanah, pembongkaran bangunan, pengangkutan material, serta pengerukan dasar sungai.
Gambar 3. 42 Excavator
b. Motor Grader
Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan permukaan tanah pada proyek konstruksi. Alat ini memiliki bilah panjang yang dapat diatur sudut dan ketinggiannya untuk meratakan atau membentuk permukaan tanah.
49
Gambar 3. 43 Motor Grader
c. Vibrator Roller
Vibrator roller adalah alat berat yang digunakan dalam konstruksi, terutama untuk pemadatan tanah, aspal, dan material granular lainnya.
Fungsinya adalah memberikan tekanan dan getaran untuk memadatkan material, sehingga meningkatkan kekuatan dan stabilitas permukaan yang akan dibangun.
Gambar 3. 44 Vibrator Roller
50 d. Dump Truck
Dump truck adalah kendaraan berat yang dirancang untuk mengangkut material dalam jumlah besar, seperti pasir, kerikil, tanah, atau puing-puing konstruksi. Kendaraan ini memiliki bak besar di bagian belakang yang dapat diangkat menggunakan mekanisme hidrolik untuk menumpahkan muatan di lokasi tujuan.
Gambar 3. 45 Gambar Dump Truck e. Water Tank
Water tank adalah wadah atau tangki yang digunakan untuk menyimpan air. Tangki ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti penyimpanan air minum, air untuk irigasi, pemadam kebakaran, industri, atau cadangan air rumah tangga. Untuk proyek ini, water tank berfungsi untuk menyiram lpa agar terjaga kadar airnya.
Gambar 3. 46 Water Tank
51 f. Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat yang digunakan untuk mendorong, menggali, dan meratakan material di lokasi konstruksi, pertambangan, atau pekerjaan tanah lainnya. Fungsi utamanya meliputi meratakan lahan, membuka jalur, menggali parit dangkal, dan membersihkan lahan dari puing-puing.
Gambar 3. 47 Bulldozer g. Truck Mixer
Truck mixer ini berguna untuk mengangkut ready mix concrete dari batching plant ke lokasi pengecoran. Truck mixer ini diisi dengan bahan material kering dan air yang proses pengadukan (pencampuran) bahan material tersebut terjadi selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.
Gambar 3. 48 Truck Mixer
52 h. Theodolite
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, suvei lapangan.
Gambar 3. 49 Theodolite i. Waterpass
Alat ukur waterpass adalah alat yang berfungsi untuk mengukur posisi rata suatu benda atau garis, baik secara horizontal maupun vertikal. Waterpass sering digunakan dalam dunia konstruksi, dan proses pengukurannya disebut levelling atau waterpassing. Alat ini digunakan untuk mencari elevasi tanah.
Gambar 3. 50 Waterpass
53 j. Stamper
Stamper atau tamping rammer adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan tanah, aspal, dan susunan batu. Stamper memiliki tungkai berat yang digerakkan mesin penggerak untuk memukul tanah sehingga menjadi lebih padat. Proses ini dilakukan secara berulang hingga tanah mencapai kekuatan yang optimal. Stamper digunakan untuk memadatkan LPA yang tidak bisa digapai oleh Vibrator Roller.
Gambar 3. 51 Stamper k. Air Compressor
Air compressor atau kompresor udara adalah mesin yang mengubah daya (menggunakan motor listrik, mesin diesel atau bensin) menjadi energi potensial yang disimpan di udara dengan tekanan yang tinggi. Air compressor digunakan untuk membersihkan lahan dari benda-benda yang akan mengganggu proses pengaspalan.
Gambar 3. 52 Compressor
54 l. Asphalt Sprayer
Asphalt sprayer adalah alat berat yang digunakan untuk menyemprotkan aspal cair pada saat proses pengaspalan jalan. Aspal cair yang disemprotkan berfungsi untuk menambah lapisan dan menguatkan jalan agar dapat menahan beban kendaraan.
Gambar 3. 53 Asphalt Sprayer m. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher digunakan untuk menghamparkan, meratakan, dan memadatkan campuran aspal hotmix untuk membuat lapisan base, binder, dan surface pada konstruksi jalan aspal.
Gambar 3. 54 Asphalt Finisher
55 n. Tandem Roller
Tandem roller adalah alat berat yang berfungsi untuk memadatkan tanah, kerikil, beton, atau aspal. Alat ini memiliki satu roda depan dan satu roda belakang yang berjajar, sehingga posisinya tandem.
Gambar 3. 55 Tandem Roller o. Pneumatic Tyred Roller
Pneumatic tired roller (PTR) adalah alat berat yang berfungsi untuk memadatkan tanah dan memperhalus permukaan jalan. PTR memiliki roda-roda penggilas yang terbuat dari ban karet yang dipompa (pneumatic).
Gambar 3. 56 Pneumatic Tyred Roller
56 p. Core Drilling Machine
Core drilling machine atau mesin bor inti adalah alat yang digunakan untuk mengebor lubang yang dalam dan presisi di berbagai material, seperti beton, aspal, dan batu. Mesin ini sangat berguna dalam industri konstruksi dan geologi.
Gambar 3. 57 Core Drilling Machine
57 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan kerja praktik di secara umum dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
a. Proyek Pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan Center Point of Indonesia di Kota Makassar, merupakan proyek strategis nasional yang ada di kota Makassar yang memiliki konstruksi spesifik berupa elevated yang terdiri dari main road atau jalan utama sepanjang 415 m dan dilengkapi dengan jalur pedestrian dan median jalan. Target proyek ini akan dibangun dalam jangka waktu 120 hari dengan nilai kontrak sebesar 9 miliar.
b. Dalam pembangunan Jalan dan Jalur Pedestrian Kawasan Center Point of Indonesia di Kota Makassar, terdapat 3 unsur pelaksana proyek (stakeholder) yang terlibat yaitu sebagai berikut : Penanggungjawab atau Pemilik (owner) dalam proyek pembangunan ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, direksi pengawas (konsultan pengawas, dan PT. Te’ne Jaya sebagai kontraktor pelaksana.
c. Selama pelaksanaan kerja praktik, kami mendapatkan pengetahuan mengenai tahap-tahap dari pekerjaan jalan yang meliputi : pembersihan lahan, pematangan lahan, pekerjaan aspal. Dan pekerjaan jalur pedestrian yang meliputi : pekerjaan drainase (Box Culvert), pekerjaan drainase (U-ditch), pekerjaan trotoar, dan pekerjaan median.
d. Dalam pengerjaan suatu proyek tentunya tidak terlepas dari kendala atau hambatan yang terjadi di lapangan. Adapun kendala yang kami dapatkan selama melaksanakan kerja praktik yaitu : Keterlambatan kedatangan material ke lokasi yang diakibatkan arus lalu lintas yang padat dan faktor cuaca yang tidak kondusif yang dapat menghambat proses pekerjaan
58 4.2 Saran
Secara Umum :
a. Koordinasi antara pihak mahasiswa dengan pihak yang terlibat pada pelaksanaan proyek perlu ditingkatkan sehingga dapat tercapai seluruh tujuan dari kegiatan kerja praktik ini.
b. Proses kerja praktik merupakan proses kegiatan belajar di lapangan sehingga mahasiswa harus aktif bertanya kepada unsur-unsur terkait agar dapat mengetahui secara detail suatu pekerjaan yang didapatkan di lapangan.
c. Sebaiknya pemahaman tentang teori yang didapatkan di perkuliahaan lebih diperdalam sebagai bekal untuk pengaplikasian di lapangan kerja secara nyata.
d. Sebaiknya peserta kerja praktik sedapat mungkin menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek .
Secara Teknis :
a. Perlu adanya hubungan komunikasi antara semua pihak yang terkait dalam suatu proyek, agar proyek tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
b. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan terselesainya suatu proyek maka, waktu pelaksanaan suatu pekerjaan harus betul-betul diperhatikan agar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam penjadwalan proyek sehingga proyek tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Sebaiknya dalam pelaksanaan suatu proyek perlu adanya penerapan system K3 yang baik dan benar guna menghindari terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dan untuk keselamatan pekerja lainnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Azka. Metode Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat (Kelas A, B, dan S): Panduan Lengkap. TeknikSipil.id. Published August 9, 2024. Accessed October 13, 2024. https://tekniksipil.id/metode-pelaksanaan-lapis-pondasi-agregat-kelas- a-b-dan-s/
Azka. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan: Panduan Lengkap untuk Proyek Konstruksi Anda. TeknikSipil.id. Published August 9, 2024. Accessed October 13, 2024. https://tekniksipil.id/metode-pelaksanaan-pekerjaan- timbunan/
DuniaTender.com | Penyedia Informasi Tender Konstruksi Terlengkap Indonesia.
Penyiapan Lahan Konstruksi: Tahapan Penting dan Prosedur yang Perlu Diketahui - halokonstruksi.com. Published 2024. Accessed October 13, 2024.
https://halokonstruksi.com/blog/penyiapan-lahan-konstruksi-tahapan- penting-dan-prosedur-yang-perlu-diketahui
Indonusa Conblock. Cara Memasang Kanstin Beton Untuk Jalan Dan Trotoar.
Indonusa Conblock - Paving Block | U-Ditch | Box Culvert | Kanstin.
Published May 12, 2020. Accessed October 13, 2024. https://indonusa- conblock.com/cara-memasang-kanstin/
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Klas A, Klas B dan Klas S.
Kerkuse. Published 2022. Accessed October 13, 2024.
https://www.kerkuse.id/2018/01/metode-pelaksanaan-pekerjaan-lapis- pondasi-agregat-klas-a-klas-b-dan-klas-s.html
Panduan Penulisan Laporan Praktik Industri Fakultas Teknik UNM. 2016.
Makassar
Preuditch. Bagaimana Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan U-Ditch Precast. National Precast. Published May 6, 2020. Accessed October 13, 2024. https://uditchbeton.com/modul/metode-pelaksanaan-pekerjaan- pemasangan-u-ditch/
Siswoyo Siswoyo, Fakhrul Rozi Yamali. PEMADATAN LAPANGAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) PADA PEMBANGUNAN
JALAN SIMPANG KARYA MUKTI KABUPATEN
BATANGHARI. Jurnal Talenta Sipil. 2018;1(1):30-30.
60
Tentang Pembangunan Median Jalan – Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM.
Ugm.ac.id. Published 2023. Accessed October 13, 2024.
https://pustral.ugm.ac.id/knowledge-base/article/tentang-pembangunan- median-jalan/
61
LAMPIRAN - LAMPIRAN
62 Lampiran 1. Gambar Kerja
63
Lampiran 2. Surat Permohonan Melaksanakan KP
64
Lampiran 3. Form Kesediaan Menjadi Pembimbing
65 Lampiran 4. Lembar Pengesahan Seminar
66 Lampiran 5. Kartu Bimbingan
67 Lampiran 6. Lembar Penilaian