• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan kp (smea) 2024 (2)

N/A
N/A
Jeniko Komi

Academic year: 2025

Membagikan "laporan kp (smea) 2024 (2)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu mata kuliah yang dipelajari secara teoritis di kampus yaitu Struktur. Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bagunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, plat lantai, ring balok, kuda-kuda, dan atap. Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian bagunan bawah, lalu menyebarkananya ke tanah.

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Balok merupakan struktur melintang yang menopang beban horizontal.

Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap gaya kesamping. Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktur sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Plat lantai merupakan elemen kunci dalam konstruksi bangunan yang memegang peran vital dalam menjamin kestabilan, kekuatan, dan keamanan suatu struktur. Dalam industri konstruksi, plat lantai digunakan untuk membentuk lantai yang kokoh dan mampu menopang berbagai beban.

Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian system struktur sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah sangat pesat, begitu juga dengan ilmu Analisa struktur dalam bidang teknik sipil. Saat ini program komputer yang sering kita pakai untuk perhitungan Analisa Struktur adalah seperti program

(2)

SAP2000, ETABS, STAAD PRO dan masih banyak lagi perangkat lunak lain sejenisnya. Dengan mengikuti mata kuliah Kerja Praktek, maka mahasiswa/i S1 Teknik Sipil dapat mengetahui pengetahuan tentang perhitungan struktur menggunakan SAP2000 Ver 22.

B. Rumusan Masalah

1 Bagaimana cara menganalisis struktur terlaksana menggunakan SAP 2000 Ver 22.

A. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud Kerja Praktek ini adalah: Untuk melakukan analisis struktur menggunakan perangkat lunak SAP 2000 Ver 22 dan hasil perhitungan struktur didasarkan pada pedoman SNI 1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung Gedung dan Non Gedung (edisi 2019).

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah:

1 Untuk memahami cara menganalisis struktur terlaksana menggunakan SAP 2000.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah meliputi :

1. Metode kepustakaan/studi literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan penulisan, baik di perpustakaan maupun di tempat lain dengan Teknik langsung maupun tidak langsung.

2. Metode pengumpulan data, dengan cara mengumpulkan data primer yaitu melakukan tinjauan langsung di Lokasi kegiatan dan data sekunder di ambil dari instansi serta pihak terkait.

3. Metode pengamatan langsung, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung di Lokasi pada waktu pekerjaan berlangsung.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan rincian sebagai berikut:

(3)

Bab I : Pendahuluan

Merupakan bab yang memberikan gambaran umum yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan kerja praktek, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Proyek / Kegiatan

Yang meliputi gambaran umum Lokasi kerja praktek, tentang lokasi dan aksesbilitas, organisasi dan administrasi proyek, pembagian waktu proyek, serta pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Bab III : Kajian Pustaka

Yang berisikan teori-teori dalam menganalisa permasalahan yang ada berupa pengertian, maksud, tujuan struktur, Kolom, Rumus Kolom, Balok, Rumus Balok, Plat Lantai, Rumus Plat Lantai, Pekerjaan Persiapan, Spesifikasi Teknis, dan Kerangka Pikir.

Bab IV : Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan

Yang berisikan tahap pelaksanaan pekerjaan yang di tinjau, prosedur analisis yang digunakan, serta hasil analisis struktur menggunakan aplikasi SAP 2000 Ver 22 Gedung Praktek Siswa SMK Negri 1 Luwuk.

Bab V : Penutup

Yang berisikan Kesimpulan, Saran, dan Daftar Pustaka.

(4)

BAB II

GAMBARAN UMUM KEGIATAN

A. Lokasi dan Aksesbilitas

Lokasi kerja praktek secara umum terletak di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, dengan jarak rumah ke lokasi kegiatan ±5km dengan waktu tempuh 10 menit kecepatan 30 Km/jam. Untuk sampai ke Lokasi kegiatan dapat menggunakan kendaraan roda dua/roda empat.

Secara Geografis Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah terletak pada titik koordinat antara 1220 23’ dan 1240 20’ Bujur Timur, serta 00 30’ dan 20 20’

Lintang Selatan, memiliki Luas wilayah daratan ± 9.672,70 Km² atau sekitar 14,22

% dari luas Provinsi Sulawesi Tengah dan luas laut ± 20.309,68 Km² dengan garis pantai sepanjang 613,25 km. Wilayah Kabupaten Banggai berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan laut Maluku dengan Kabupaten Banggai Kepulauan.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Peling dan Kabupaten Kepulauan.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara.

Untuk lebih jelasnya Lokasi objek kerja praktek dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Kerja Praktek LOKASI KERJA PRAKTEK

(5)

B. Organisasi dan Administrasi Proyek/Kegiatan

Pengertian organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya kegiatan- kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi, dan berfungsi mempertemukan menjadi satu tujuan. Semakin melibatkan banyak individu atau kelompok yang berbeda-beda macam kegiatan atau jenjang kewenangannya, bentuk organisasi akan semakin kompleks (Ervianto, 2009:23).

Proyek/kegiatan dapat diartikan sebagai suatu rangkian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek (Ervianto, 2009: 13).

Melihat pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi proyek/kegiatan adalah organisasi yang menggambarkan hubungan antara orang- orang/badan usaha yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai satu tujuan yang diinginkan.

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan biasanya disebut sebagai proses maanajemen/siklus manajemen yang saling terkait, tidak berdiri sendiri. Pihak atau badan usaha yang terlibat dalam suatu proyek/kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Pemilik proyek/kegiatan b. Perencana (Konsultan) c. Pelaksana (Swakelola)

Ketiga pihak tersebut mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-beda dan dituntut untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Penjelasan dari ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut:

a) Pemilik Proyek/kegiatan

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberika pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Penggunaan jasa dapat berupa perseorangan, badan/Lembaga/instansi pemerintah mauoun swasta (Ervianto, 2009: 44).

(6)

Hak dan kewajiban pengguna jasa dapat diterangkan sebagai berikut (Ervianto, 2009: 44) :

1. Menunjuk peneydia jasa (Konsultan dan Swakelola);

2. Meminta laporan secara periodik menegnai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa;

3. Memberikan fasilitas baik berupa jasa untuk kelancaran pekerjaan;

4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;

5. Menyediakan jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;

6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik;

7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi);

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang di kehendaki.

b) Perencana (Konsultan)

Pihak/badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah system bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan, pekerjaan bangunan. Sedangkan konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan Pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan Pembangunan.

Pada kegiatan Pembangunan ruang kelas belajar dan Gedung praktek ini memakai jasa kontraktor

(7)

c) Pelaksana (Swakelola)

Swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/ 3 Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat. 3 Jenis pengadaan barang/jasa yang dapat dilaksanakan dengan cara Swakelola adalah pengadaan dalam bentuk pekerjaan (membuat sesuatu atau melaksanakan kegiatan) bukan membeli barang yang sudah jadi. Unsur penting dalam pengadaan sewakelola adalah proses pelaksanaan pekerjaan.

Ruang lingkup Pedoman Swakelola meliputi:

1. perencanaan Swakelola 2. persiapan Swakelola 3. pelaksanaan Swakelola 4. pengawasan Swakelola 5. serah terima hasil pekerjaan

Swakelola dilaksanakan manakala barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati oleh pelaku usaha. Swakelola dapat juga digunakan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang dimiliki pemerintah, barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan, serta dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Kelompok Masyarakat

Dalam pengadaan secara Swakelola pelaksana Swakelola benar-benar bekerja melaksanakan suatu kegiatan pembuatan barang/jasa. Contohnya adalah pekerjaan memasak makanan pasien oleh pegawai rumah sakit, membersihkan saluran irigasi oleh kelompok masyarakat, menyemai bibit oleh pegawai dinas pertanian, pelaksanaan diklat/workshop/seminar oleh instansi pemerintah, dan sebagainya.

(8)

Dalam pekerjaan Swakelola sering kali memerlukan barang/bahan yang pengadaannya justru tidak mungkin dilakukan secara Swakelola.

Contohnya dalam pemeliharaan jalan yang dilaksanakan oleh pegawai Dinas Pekerjaan Umum secara Swakelola, jika kegiatan tersebut membutuhkan aspal maka pengadaan aspal tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara Swakelola, melainkan harus dilaksanakan melalui pihak ketiga (penyedia barang/jasa).

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi kegiatan dapat dilihat di bawah ini :

Fasilitator Perencana

Fasilitator Pengawas 1.Saiful Adnan, S.T 2.Hendrawan Modiharji

Panitia Pelaksana

1 Penanggung Jawab P2S Evriati Mahiwa, S.Pd.

2 Ketua Nursito, S.Pd., M.Pd.

3 Sekretaris Irwan Yulianto, S.Pd., MM.

4 Bendahara Nona Konoralma, S.Pd.

5 Anggota (Humas) Romin Hairun, S.Pd.

6 Anggota (Pendamping Bendahara) Fatmawati Lapesi 7 Anggota (Foto Progress Banggunan) Suwarji Husain, S.Pd.

8 Anggota (Penjaga Gudang) Ardi

9 Satpam

Siang Hari Hamdan

Malam Hari Jufri Laubi

Hak dan kewajiban kontraktor dapat di uraikan sebagai berikut :

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (anvulling) dan syarat-syarat tambahan;

(9)

2) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa;

3) Menyediakan alat keselamatan kerja yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan masyarakat;

4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan ;

5) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

Hubungan kerja antara masing-masing unsur pelaksana proyek/kegiatan

Hubungan antar pihak dalam penyelengara pembangunan dapat diskemakan seperti :

d) Pekerjaan Yang Dilaksanakan 1. Data Umum Kegiatan

Data kegiatan Pembangunan Ruang Praktek SMK Negeri 1 Luwuk secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Program : Pembangunan Ruang Praktek Siswa

(RPS) Usaha Perjalanan Wisata.

b. Lokasi : SMK Negeri 1 Luwuk, Jl. Ki Hajar

Dewantoro No.17, Karaton, Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah 94711.

c. Nilai Proyek/ kegiatan : Rp. 5.469.276.000 (Lima Milyar Empat Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah).

d. Tanggal Kontrak : 15 Juli 2024

e. Waktu Pelaksanaan : 200 (Dua Ratus) Hari Kalender.

f. Batas Pelaksanaan :

(10)

g. Pelaksana : Panitia Pembagunan Sekolah (P2S) SMKN 1 Luwuk.

2. Pekerjaan yang di laksanakan

Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam pembangunan Ruang Praktek SMK Negeri 1 Luwuk dapat diuraikan sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PENYELIDIKAN & UJI MUTU GEDUNG EKSISTING 1. Pek.Penyelidikan Struktur Eksisting

 Hammer Test

 Pengambilan Sample Core Drill

 Pengujian Kuat Tekan Beton (Sample Core Drill) 2. Penyelidikan Tanah Sondir

B. PEKERJAAN GEDUNG PRAKTEK (BLOK-B) 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

 Pek. Pembuatan Papan Nama Proyek

 Job Mix Desain Beton Fc. 21,5 MPa

 Biaya Uji Mutu Beton ( Pondasi Footplat,Sloof, Kolom, Plat dan Ring Balok)

a) Biaya Uji Tarik Baja Tulangan (D10,12,D13,D16) b) Biaya K3 konstruksi

1.1. PEKERJAAN PENGUKURAN & BOUWPLANK

 Pengukuran Menggunakan Theodolite

 Pemasangan Bouwplank 1.2. PEKERJAAN TANAH

 Pek. Galian Tanah Pondasi FootPlate

 Pek. Galian Tanah Pondasi Batu Gunung/Kali

 Pek. Urugan Bekas Galian

 Pek. Tanah Urug Bawah Lantai

 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai & Pondasi

(11)

C. PEKERJAAN STRUKTURAL (SEGMEN-A & SEGMEN-B) C.1PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

1. Pekerjaan Pondasi Batu Belah

 Pek. Pas. Batu Kosong

 Pek. Pondasi Batu Gunung/Kali Camp. 1 Pc : 5 Psr 2. Pekerjaan Beton Foot plat-FP1 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

3. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-2 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

4. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-3 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

 Pekerjaan Beton Foot plat-FP-4 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

5. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-5 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

6. Pekerjaan Beton Foot plat-FP-6 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Lantai kerja

(12)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 x Pakai

7. Pek. Kolom pedestal K1-40 x 60 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

8. Pek. Kolom pedestal K2- 40 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

9. Pek. Kolom pedestal K3-40 X 40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

10. Pekerjaan Beton Sloof 25/40 SL-1 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

11. Pekerjaan Beton Sloof 15/20 SL-2 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai C.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

1. Pek. Beton Kolom K1- 40 x 60 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

(13)

 Pekerjaan Bekisting

2. Pek. Beton Kolom K2-40 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

3. Pek. Beton Kolom K3-40 x 40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

4. Pek. Beton Kolom K4-25 x 50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

5. Pek. Beton Kolom K5-15 x 35 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 6. Pek. Kolom Praktis KP 10/10 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai

7. Pekerjaan Balok Beton B1 30/70 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton 1:2:3

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

8. Pekerjaan Balok Beton B2 30/50 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

(14)

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

9. Pekerjaan Balok B3 25/40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

10. Pekerjaan Balok Anak B4 20/40 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

11. Pekerjaan Balok Bordes B5 25/30 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

12. Pek. Balok Latei BL-1 10/18 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 13. Pek. Balok Latei BL-2 10/18 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 14. Pek. Tangga Beton (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai

 Pek. Beton Plat Lantai Tebal 15 cm (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

(15)

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 15. Pek. Ring Balok-RB1 25/30 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting

16. Pek. Ring Balok-RB2 (Balok Fasad) 15/25 (F'c 21 MPa)

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian Tul. Pokok

 Pekerjaan Pembesian Tul.Sengkang

 Pekerjaan Bekisting 17. Pek. Profil Beton Atap

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 18. Pek. Plat Sunscreen Lt-1

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 19. Pek. Plat Profil Fasad Depan

 Pekerjaan Pengecoran Beton

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 3 Kali Pakai 20. Pekerjaan Rabat Beton 10 cm

 Pek.Cor Beton Lantai Fc' 10 Mpa

D. PEKERJAAN ARSITEKTUR

D.1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN

 1 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 5

 2 Pek. Angkur Dinding (ø10)

 3 Pek. Pasangan Roster Block Camp. 1 : 3

 4 Pek. Plesteran Dinding Camp. 1 : 5

(16)

 5 Pek. Plesteran Pondasi, Kolom, Beton lainnya Camp.1 : 3

 6 Pek. Acian semen Dinding, Beton dan Pondasi

 7 Pek. Finishing Opening Pintu & jendela D.2 PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING

 1 Pek. Pas. Lantai Homogenous Tile 60 x 60 Cm

 2 Pek. Pas.Lantai Keramik KM 60 x 60 (unpolised)

 3 Pek. Pas. Dinding Homogenous Tile 60 x 60 D.3 PEKERJAAN PROFIL BETON & HANDRAIL

 1 Pek. Pas. Profil Beton Sunscreen 10cm - 15cm

 2 Pek. Pas.Profil Beton 45cm Lisplank Atap

 3 Pek. Pas. Besi Handrail Teras D=3"

D.4 PEKERJAAN ATAP & LANGIT LANGIT 1. PEKERJAAN ATAP

 Pek. Pas. Rangka Kuda-Kuda

 Pek. Pas. Balok Gording ,Blk Nok & Blk Angin

 Pek. Bout + Mur Pengunci (D10)

 Pek. Pas. Penutup Atap Spandek

 Pek. Pas. Bubungan Atap

 Pek. Pas. Lisplank Atap GRC 2 x 20 (Datar)

 Pek. Pas. Lisplank Atap GRC 2 x 30 (Miring)

 Pek. Pas. Flessing Atap

 Pek. Pas. Dinding Atap GRC 8mm + Rangka

 Pek. Pelaburan Kuda-Kuda Dengan Residu/Ter 2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

 Pek.Rangka Plafond Hollow (2 x 4 & 4 x 4)

 Pek.Plafond Gypsum 9mm

 Pek.Rangka Plafond Hollow (2 x 4 & 4 x 4)

 Pek. Plafond GRC 6 mm

3. PINTU & JENDELA ALUMUNIUM

 Pek. Jendela Type J-1 + Assesoris

 Pek. Jendela Type J-2 + Assesoris

 Pek. Jendela Type J-4 + Assesoris

(17)

 Pek. Jendela Type J-3 + Assesoris

 Pek. Pintu Type PJ-1 + Assesoris

 Pek. Jendela V1 + Assesoris

 Pek. Jendela Curtain Wall

 Pek. Pintu Doble Type P-1 + Assesoris

 Pek. Pintu Single Type P-2 + Assesoris

 Pek. Pintu Toilet Jadi (White Coating)

 Pek. Jendela Atap

D.5 PEKERJAAN PENGECATAN & FINISHING LAINNYA

 Pek. Pengecatan Dinding Dalam

 Pek. Pengecatan Dinding Luar

 Pek. Pengecatan Lisplank GRC

 Pek. Pengecatan Plafond

 Pek. Coating Epoxi Lantai Dengan Cat Epoxi

 Pek. Cat Tulisan dengan Cat Ackrilic E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

E.1 PEKERJAAN SISTEM LISTRIK UTAMA

 Pek. Box Panel SDP ( 40x60x20 ) cm

 Pek. Instalasi Dari SDP ke Sumber, NYY 4 x 4 mm2

F. PEKERJAAN INSTALASI DAYA & ARMATUR PENERANGAN

 Instalasi penerangan, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit

 Instalasi stop kontak, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit

 Instalasi Stop Kontak AC NYM 3 x 2,5mm + Pipa Conduit

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 10 Watt

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 12 Watt

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 14 Watt

 Pek. Lampu Downlight Panel + LED 23 Watt

 Pek. Lampu TL 1 x 36 Watt + Kap. Philips Simbat

 Pek. Saklar Ganda

 Pek. Saklar Tunggal

 Pek. Stop Kontak

 Pek. Stop Kontak AC

(18)

F.1 PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

 Pek. Pembumian Electrikal

 Pek. Penangkal Petir Electrostatis G. PEKERJAAN SANITARY DAN PLUMBING

G.1 PEKERJAAN SANITARY

 Pek. Pas. Wastavel Porselin Lengkap

 Pek. Kloset Jongkok Porselin Biasa

 Pek. Pemasangan Urinoir

 Pek. Pemasangan Cermin Wastavel

 Pek. Pembuatan Septictank + Peresapan G.2 PEKERJAAN PLAMBING

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Buangan 2 1/2" & pipa Dak

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Kotor Padat 3"

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Bersih 1/2 "-Type AW

 Pek. Pas. Pipa Instalasi Air Bersih 1"-Type-AW

 Pek. Pas. Kran Air 1/2"

 Pek. Pas. Kran Wastavel 3/4"

 Pek. Pas. Floor Drain (Wasser/Toto/AS) H. PEKERJAAN KANSTEN TANGGA & RAM

H.1KANSTEN TAMAN

 Pek. Galian Tanah

 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 3

 Pek. Plesteran Dinding Camp. 1 : 5

 Pek. Acian semen Dinding

 Pek Urugan Tanah Subur H.2 TANGGA DAN RAM

 Pek. Galian Tanah

 Pek. Urugan Pasir

 Pek. Rabat Beton

 Pek. Pasangan dinding 1/2 bata Camp. 1 : 3 I. PEKERJAAN AKHIR

 Pembersihan Akhir

(19)

BAB III KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian, Makasud, dan Tujuan Struktur

Struktur bangunan merupakan susunan komponen yang membentuk sebuah bangunan. Komponen struktur bangunan tersebut meliputi pondasi, balok, kerangka, pelengkung, dinding, serta elemen lainnya.

Fungsi utama struktur ini adalah sebagai penopang bagi elemen-elemen konstruksi lainnya, seperti interior dan arsitektur bangunan. Meski memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun keseluruhan elemen rangka struktur tetap

(20)

memiliki tujuan yang sama. Keberadaan struktur rangka sangat penting dalam dunia konstruksi karena keselamatan orang banyak bergantung pada kekuatannya.

Kerusakan atau kelemahan pada struktur dapat mengakibatkan cedera bahkan kematian. Oleh sebab itu, pembangunan struktur harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar keamanan dan keselamatan orang terjaga dengan baik.

Suatu bangunan Gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi kriteria kekuatan (strength), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).

Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load) menjadi bahan perhtiungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur.

B. Kolom

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

(21)

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar- benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.

Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan, sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan. Besi yang ada pada kolom disebut juga tulangan kolom.

Penggunaan tulangan kolom harus memperhatikan besar dimensi kolom dan beban yang ditopang.

1. Jenis-jenis kolom bangunan

Kolom di klasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara pembebanan, posisi beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya dengan dimensi lateral.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis- jenis kolom ada tiga:

1) Kolom ikat (tie column) 2) Kolom spiral (spiral column)

3) Kolom komposit (composite column)

(22)

Gambar 2. Macam-macam kolom

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

a) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.

Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

b) Kolom menggunakan pengikat spiral.

Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.

Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu

(23)

mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

c) Struktur kolom komposit

Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang. Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis. 

Gambar 3. Jenis Kolom

Kolom Struktur / Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.

Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8  d 12 mm,

(24)

dan begel d 8-1 0cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis (Non Struktur)

Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/

15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. 

Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom- kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom- kolom pendukung.

Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal.

Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

2. Menentukan Dimensi Kolom yang Tepat

(25)

Dimensi kolom yang tepat ditentukan berdasarkan beban yang akan ditanggungnya. Beban yang dimaksud adalah beban mati dan beban hidup.

Beban mati adalah beban yang tetap, seperti berat struktur bangunan itu sendiri.

Beban hidup adalah beban yang berubah-ubah, seperti beban orang, furnitur, dan peralatan.

Semakin besar beban yang ditanggung, semakin besar pula dimensi kolom yang dibutuhkan. Untuk menentukan dimensi kolom yang tepat, dibutuhkan perhitungan struktur yang dilakukan oleh insinyur sipil.

Perhitungan ini akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jenis tanah, material bangunan, dan beban yang akan ditanggung.

C. Balok

Balok merupakan struktur melintang yang menopang beban horizontal.

Balok dalam bangunan sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap gaya kesamping. 

Gambar 4. Balok

Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

a) Jenis Jenis Balok

Hingga perkembangan teknologi konstruks saat ini, telah dikembangkan beberapa jenis balok sesuai dengan fungsi dan posisinya pada bangunan.

Berikut ini adalah jenis-jenis balok :

 Balok sederhana

(26)

Gambar 5. Balok Sederhana

Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.

 Kantilever

Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di ujung yang tidak disangga.

 Balok Teritisan

Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom tumpuannya.

 Balok dengan ujung-ujung tetap

Gambar 6. Balok dengan ujung-ujung tetap

Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) dibuat untuk menahan translasi dan rotasi. Ujung-ujung dari balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi karena momen.

 Bentangan tersuspensi

(27)

Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

 Balok Menerus atau kontinu

Gambar 7. Balok Menerus atau kontinu

Balok Menerus memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.

b) Menentukan Dimensi Balok yang Tepat

Dimensi balok yang tepat ditentukan berdasarkan beban yang akan ditanggungnya. Beban yang dimaksud adalah beban dari atap, lantai, dan dinding yang akan disangga oleh balok. Semakin besar beban yang akan ditanggung, maka dimensi balok harus semakin besar pula. Untuk menentukan dimensi balok yang tepat, diperlukan perhitungan struktur yang lebih detail oleh ahli struktur.

D. Plat Lantai

Plat lantai merupakan elemen kunci dalam konstruksi bangunan yang memegang peran vital dalam menjamin kestabilan, kekuatan, dan keamanan suatu struktur. Dalam industri konstruksi, plat lantai digunakan untuk membentuk lantai yang kokoh dan mampu menopang berbagai beban. 

Plat lantai adalah elemen konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penutup lantai pada suatu struktur. Biasanya terbuat dari bahan beton atau baja dengan ketebalan bervariasi tergantung pada kebutuhan dan beban yang akan ditopang. Fungsi platnya sangat beragam, termasuk memperkuat

(28)

struktur bangunan, berperan sebagai peredam suara, tempat instalasi kabel listrik, meningkatkan kekakuan bangunan, dan menyalurkan beban ke struktur lainnya.

a) Jenis Jenis Plat Pada Lantai

Dalam konstruksi bangunan, pemilihan jenis plat lantai menjadi faktor krusial yang mempengaruhi kekuatan, stabilitas, dan fungsi bangunan secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa jenis plat pada lantai yang umum digunakan:

1) Beton Pracetak

Jenis ini diproduksi sebelumnya di pabrik dan kemudian dipasang di lokasi konstruksi. Keunggulan utama adalah efisiensi waktu dan tenaga, karena proses pembuatan dapat dilakukan dalam lingkungan pabrik yang terkendali. Namun, kelemahannya terletak pada kurangnya fleksibilitas desain, karena plat ini pracetak umumnya tersedia dalam ukuran standar.

2) Beton Tempat atau Cor di Tempat

Pelat lantai ini dibuat secara langsung di lokasi pembangunan. Proses pembuatannya melibatkan pengecoran beton langsung ke dalam bekisting di tempat konstruksi. Keunggulan metode ini adalah fleksibilitas desain yang tinggi, sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi bangunan. Namun, memerlukan waktu lebih lama dan perawatan bekisting yang lebih intensif.

3) Baja

Baja sering digunakan dalam konstruksi bangunan dengan tuntutan estetika dan kekuatan tertentu. Baja memiliki kekuatan yang tinggi, memungkinkan pembuatan plat pda lantai yang relatif tipis namun tetap mampu menopang beban berat. Kelemahan utamanya adalah potensi korosi jika tidak dilindungi dengan baik.

4) Komposit

(29)

Plat pada lantai komposit adalah campuran dua atau lebih material untuk memanfaatkan keunggulan masing-masing. Sebagai contoh, plat lantai komposit dapat terdiri dari kombinasi baja dan beton. Keuntungan utamanya adalah kekuatan struktural yang tinggi dengan berat yang relatif ringan.

5) Kayu

Kayu memberikan sentuhan alami pada bangunan dan sering digunakan pada konstruksi rumah tinggal. Kelebihannya meliputi kemampuan isolasi termal yang baik dan penampilan yang estetis. Namun, plat pada lantai kayu memiliki kelemahan terkait daya tahan terhadap kelembapan dan kekuatan struktural yang lebih rendah dibandingkan dengan plat beton atau baja.

b) Fungsi Plat Lantai

Selain memiliki berbagai jenis, ada plat pada lantai juga punya banyak fungsi. Berikut ini adalah beberapa fungsi plat pada lantai.

1) Memperkuat Struktur Bangunan

Plat pada lantai menambah kekakuan dan kekuatan pada bangunan.

Sehingga dapat menahan berbagai beban yang bekerja pada struktur tersebut.

2) Peredam Suara

Berfungsi sebagai peredam suara antar lantai. Penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi gangguan suara antar lantai.

3) Tempat Instalasi Kabel Listrik

Memungkinkan pemasangan kabel listrik di bagian atas rumah 2 lantai. Sehingga memudahkan pengaturan dan penyembunyian kabel.

4) Meningkatkan Kekakuan Bangunan

Menyediakan sambungan antara dinding dan balok untuk meningkatkan kekakuan struktural bangunan.

(30)

5) Menerima Beban

Berfungsi sebagai penyalur beban ke struktur lainnya, memastikan distribusi beban secara efisien tanpa memberikan tekanan berlebih pada struktur.

c) Keunggulan dan Kekurangan

Penggunaan plat pada lantai meskipun memperkuat struktur bangunan memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa keunggulan maupun kekurangannya.

1) Keunggulan

 Konstruksi yang kokoh dan mampu menopang beban berat.

 Tahan terhadap air dan api, membantu mengurangi risiko kebakaran.

 Awet dan perawatannya mudah, dengan daya tahan yang baik terhadap cuaca dan lingkungan.

2) Kekurangan

 Biaya pemasangan yang besar karena memerlukan tenaga kerja, peralatan, dan material yang cukup banyak.

 Mudah lembap jika tidak dirawat dengan baik, dapat menyebabkan masalah seperti timbulnya jamur atau korosi.

 Sulit diperbaiki jika terjadi retak atau kerusakan, memerlukan biaya dan waktu yang signifikan.

d) Metode Pembuatan Plat Pada Lantai

Tidak hanya banyak varian jenisnya, metode pembuatannya pun berbeda-beda. Berikut beberapa metode pembuatannya.

1) Metode Full Precast

 Diproduksi di pabrik dalam bentuk siap pasang, efisien dalam waktu dan tenaga.

 Kelemahan dalam fleksibilitas desain karena tersedia dalam ukuran standar.

(31)

2) Metode Bondek

 Menggunakan sistem komposit dengan plat baja dan tulangan beton.

 Cepat dalam pemasangan dan memberikan hasil yang rapi, cocok untuk bangunan bertingkat sedang hingga tinggi.

3) Metode Half Slab

 Menggunakan plat beton setengah tebal, hemat bahan dan mengurangi beban struktural.

 Keterbatasan dalam desain dan perlu perhatian khusus pada pembebanan dan perencanaan struktur.

4) Metode Konvensional

 Pembuatan dilakukan di lokasi konstruksi dengan bekisting sementara.

 Fleksibilitas desain yang lebih besar, namun membutuhkan waktu lebih lama untuk pemasangan.

5) Metode Cor di Tempat

 Beton dicor langsung di lokasi konstruksi tanpa plat pada lantai pracetak.

 Fleksibilitas desain tinggi, memerlukan waktu lebih lama dan perawatan bekisting.

e) Menentukan Ketebalan Plat Lantai

Ketebalan plat lantai merupakan faktor penting yang menentukan kekuatan dan kemampuannya untuk menahan beban. Ketebalan plat lantai yang tepat harus disesuaikan dengan beban yang akan ditanggungnya, termasuk:

 Beban mati: Beban dari struktur bangunan itu sendiri, seperti dinding, atap, dan lantai.

 Beban hidup: Beban dari penggunaan bangunan, seperti orang, furnitur, dan peralatan.

(32)

 Beban gempa: Beban yang diakibatkan oleh gempa bumi.

E. Spesifikasi Teknis

Kegiatan pada bangunan sipil dapat berjalan dengan baik dan teratur serta dapat di pertanggung jawabkan jika pelaksanaan pekerjaan mengacu dan berpegang pada ketentuan spesifikasi teknis kegiatan. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom, Balok, dan Plat Lantai Gedung Praktek Siswa.

1. PEKERJAAN PENYELIDIKAN & UJI MUTU GEDUNG EKSISTING a. Pek.Penyelidikan Struktur Eksisting

Eksisting adalah bangunan yang sudah ada dan berdiri selama beberapa waktu. Konsep ini sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti arsitektur dan teknik sipil.

Dalam arsitektur, pengertian eksisting digunakan untuk merujuk pada bangunan atau struktur yang sudah ada dan perlu direnovasi atau diperbaiki.

Dalam konteks pemeliharaan, "eksisting" sering digunakan untuk menggambarkan bangunan, infrastruktur, atau fasilitas yang sudah ada dan memerlukan perawatan atau pemeliharaan agar tetap berfungsi dengan baik. Pekerjaan penyelidikan struktur eksisting pada Pembangunan Gedung Praktek Siswa sebagai berikut :

a) Hammer Test

Hammer test beton adalah prosedur pengetesan non-destruktif untuk memvalidasi mutu beton yang sudah mengeras. Nama lain dari hammer test ialah Schmidt Hammer atau Rebound Hammer. Pengetesan ini dengan cara melentingkan palu kecil ke lapisan atas beton dan menghitung tingkat lentingannya.

b) Pengambilan Sample Core Drill

(33)

Core Drill adalah, yang juga dikenal sebagai inti bor, ialah alat yang bisa Anda pakai untuk menghasilkan lubang besar atau kecil, dan presisi di beragam material. Misalnya, beton, batu, bata, dan aspal.

c) Pengujian Kuat Tekan Beton (Sample Core Drill)

Uji kuat tekan beton inti (core drill test) dilakukan ketika data- data kuat tekan di laboratorium tidak sesuai dengan syarat yang diinginkan dan pengerjaan struktur telah terlaksana. Pada uji kuat tekan diambil benda uji untuk core drill berupa silinder hasil pengeboran pada struktur beton.

b. Penyelidikan Tanah Sondir

Pengertian Test sondir adalah teknik pengukuran kekuatan dan kepadatan tanah dengan menggunakan alat yang disebut sondir. Sondir digunakan untuk memperkirakan kekuatan dan kepadatan tanah di bawah permukaan tanah, yang dapat membantu dalam perencanaan konstruksi bangunan dan struktur.

2. PEKERJAAN GEDUNG PRAKTEK a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah semua kontrak item pekerjaan yang termaksud/dimasukkan kedalam pekerjaan persiapan ini secara perlu dilaksanakan dengan baik. Selama berlangsungnya kontrak dan setalah berakhirnya kontrak, detail disajikan berikut ini:

d) Pembuatan Papan Nama Proyek

Menyiapkan papan nama proyek agar masyarakat sekitar mengetahui bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan serta jenis kegiatan dan informasi mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan. Papan nama proyek merupakan informasi dan wujud transparansi kegiatan kepada masyarakat.

e) Job Mix Desain Beton

(34)

Mix Design dalam beton adalah pekerjaan merancang dan memilih material bermutu tinggi untuk kepentingan produksi beton serta menentukan dalam mutu dan kekuatan beton itu sendiri.

f) Uji Mutu Beton

Uji mutu beton adalah suatu proses pengujian terhadap kuat tekan beton untuk mengetahui apa kah beton memenuhi standard yang disyaratkan. Dua perhitungan yang biasa dipakai untuk mengetahui mutu beton adalah menggunakan fc’ dan karakteristik.

g) Uji Tarik Baja Tulangan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui mutu baja tulangan berdasarkan nilai uji tarik sesuai SNI. Pengujian tarik dapat memberikan informasi tentang sifat mekanis baja seperti modulus kenyal, batas regang, kekuatan tarik, dan regangan.

h) K3 konstruksi

K3 Konstruksi atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bidang konstruksi adalah sebuah sistem yang terintegrasi dan diatur oleh peraturan perundangan yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi pekerja konstruksi dari risiko bahaya di tempat kerja.

b. Pekerjaan Pengukuran & Bouwplank

Pelaksanaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank merupakan tahap krusial dalam berbagai proyek konstruksi. Keberhasilannya bergantung pada pertimbangan yang matang terhadap berbagai faktor, mulai dari kondisi lapangan hingga spesifikasi proyek. Tanpa pertimbangan yang tepat, kesalahan dalam pengukuran dan pemasangan Bouwplank dapat berakibat fatal, seperti ketidakstabilan struktur, biaya tambahan, dan bahkan kecelakaan kerja.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank merupakan langkah penting dalam pembangunan konstruksi, karena menentukan kelurusan dan kestabilan struktur. Bouwplank sendiri seringkali digunakan sebagai acuan untuk pemasangan struktur baja, yang kemudian akan dihubungkan dengan beton. Untuk mengetahui lebih detail

(35)

mengenai metode pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton, Anda dapat mengunjungi metode pelaksanaan konstruksi baja menggunakan beton.

Proses ini sangat erat kaitannya dengan keakuratan pengukuran dan pemasangan bouwplank, sehingga memastikan kesesuaian dimensi dan kekuatan struktur bangunan secara keseluruhan. Dalam proyek pembagunan Gedung praktek siswa SMKN 1 Luwuk di perlukan kegiatan sebgai berikut :

i) Pengukuran Menggunakan Theodolite

Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu Theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah.

j) Pemasangan Bouwplank

Bouwplank adalah sejenis pembatas yang digunakan untuk menentukan batas area kerja pada suatu proyek pembangunan 

Tujuan pemasangan bouwplank adalah untuk :

Menentukan wilayah pekerjaan konstruksi

Memastikan letak bangunan yang tepat

Menentukan ukuran bangunan

Memilih material yang tepat c. Pekerjaan Tanah

k) Galian Tanah Pondasi

Galian tanah pondasi merupakan proses penggalian tanah yang dilakukan untuk membuat ruang atau lubang yang akan diisi dengan pondasi bangunan. Pondasi sendiri merupakan bagian terpenting dari sebuah bangunan karena berfungsi sebagai penyangga beban seluruh struktur bangunan dan mendistribusikan beban ke tanah secara merata.

Galian tanah pondasi ini merupakan tahap awal dalam proses konstruksi bangunan yang menentukan kestabilan dan keawetan bangunan di

(36)

masa depan. Pada kegiatan pembagunan Gedung ruang praktek galian tanah menggunakan bantuan Excavator.

l) Urugan Bekas Galian

F. Pekerjaan Persiapan

1) Pengukuran/ Pengambaran

Pengukuran di lakukan untuk mendapatkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Satuan volume pekerjaan untuk item ini adalah lump sum (ls) Dimana pengukuran dan penggambaran menjadi satu paket pekerjaan.

a) Papan kegiatan

Papan kegiatan di sediakan oleh penyedia sebanyak 2 buah. Papan kegiatan harus menunjukkan dan memuat nama pemilik pekerjaan/kegiatan dan nama penyedia jasa, judul nama kegiatan disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.

Adapun gambar papan kegiatan yang di maksud dapat di lihat pada gambar 8.

(37)

Gambar 8. Papan Kegiatan

b) Gambar Bestek

Gunanya untuk menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan, gambar bestek terdiri dari:

1) Gambar rencana dengan perbandingan tertentu, biasanya digunakan skala 1 : 100 cm

2) Gambar-gambar penjelasan dengan skala 1 : 5 dan 1 : 10 bagi konstruksi konsturksi yang sulit.

Dengan gambar bestek, maka pelaksanaan dapat membayangkan bentuk dan macam bangunan yang di inginkan pemberi tugas.

G. Kerangka Pikir Penulisan

(38)

Kerangka pikir merupakan Langkah awal dalam penyusunan laporan kerja praktek Dimana kerangka pikir (matriks) memuat judul-judul yang terdapat dalam setiap bab. Kerangka pikir dimaksud dapat dilihat pada gambar 9

(39)

Pembangunan Ruang Praktek SMK Negeri 1 Luwuk Latar

Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Kerja Praktek

Tinjauan Pustaka

Teknik Analisis

Target Hasil Kerja Praktek

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 1. Struktur adalah bagian-

bagian yang

membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap

2. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban

(40)
(41)

4. balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen- elemen kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban- beban.

Gambar 9. Kerangka Pikir Kerja Praktek (Sumber : Hasil Analisis, 2024

(42)

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG DI TINJAU A. Pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau

m) Data Analisa Struktur Gedung Praktek Siswa

Tahap awal dalam perencanaan struktur bangunan dimulai dengan mempelajari sistem struktur yang dapat digunakan, dengan mengacu pada persyaratan yang ditetapkan oleh Arsitek. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan penentuan pembebanan yang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan ruangan-ruangan dalam bangunan. Adapun hal-hal terkait analisis struktur lebih lanjut akan dijelaskan secara rinci pada uraian berikut ini.

a) Data struktur

Fungsi Gedung : Sekolah / Fasilitas Pendidikan

Jumlah Lantai : 2 Lantai

Tinggi Gedung : 13.8 m (puncak atap)

Lebar bangunan : 450 m2

Bentang Memanjang : Bentang Melintang :

Lokasi bangunan : Luwuk

Tipe Strutur Bangunan : Struktur Beton Bertulang Tipe Struktur Atap : Konstruksi Baja Ringan

b) Data Pembebanan

Beban mati

Beban mati plat lantai, qDFloor : 1,4 kN/m²(termasuk finising) Beban mati plat atap, qDRoof : 1,5 kN/m²(termasuk finising) Beban dinding bata, qDBeam

o Tanpa opening : 10 kN/ m²(termasuk finising) o Dengan opening : 7 kN/ m²(termasuk finising) Berat atap spandek (tebal 0,48mm) : 0,052 kN/ m²

1

(43)

Beban Hidup

*mengacu ke SNI 1727-2020 – Peruntukkan Asrama Koridor Lantai 1 : 4,79 kN/ m² Koridor di Atas Lantai 1 : 3,83 kN/ m² Ruang Praktek Laboratorium : 4,79 kN/ m² Ruang Perpustakaan : 5,00 kN/ m²

Beban Hidup Atap : 1,00 kN/ m²

Beban Gempa

c) Data Perencanaan

Mutu beton (fc) : 25 Mpa Mutu baja (fy) :

 Tulangan longitudinal

Fy : 523Mpa

Fu : 698Mpa

 Tulangan geser

Fy : 464Mpa

(44)

d) Preliminary design

 Dimensi kolom

Kode / tipe Kolom (cm)

Kolom utama (K1) 40 × 60

Kolom (K2) 40 × 50

Kolom (K3) 40 × 40

Kolom (K4) 25 × 50

Kolom (K5) 15 × 35

Kolom praktis (KP) 12 × 12

 Dimensi Balok Sloof

Kode / tipe Sloof (cm)

Balok Sloof (BS1) 25 × 40

Balok Sloof (BS2) 12 × 20

 Dimensi Balok Lantai

Kode / tipe Balok Lantai (cm)

Balok Lantai 1 (BL1) 30 × 70

Balok Lantai 2 (BL1) 30 × 50

Balok Lantai 3 (BL3) 25 × 40

 Dimensi Balok

Kode / tipe Balok (cm)

Balok Anak (BL4) 20 × 40

Balok (BL5) 25 × 30

Balok (BL6) 25 × 15

Balok (BL7) 15 × 25

Balok Latei 12 × 18

 Dimensi Ring Balok

3

(45)

Kode / tipe Ring Balok (cm)

Ring Balok (RB1) 25 × 30

 Denah gedung

Gambar Denah Lantai 1

Gambar Denah Lantai 2

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah bagaimana merencanakan elemen-elemen struktur dalam suatu bangunan khususnya balok, kolom,dan pelat lantai sehingga

Pada penulisan tugas akhir ini penulis merancang tangga, pelat atap, pelat lantai, balok serta kolom sebagai elemen struktur atas. Beban- beban yang dianalisis

Bangunan gedung bertingkat merupakan struktur portal yang merupakan gabungan dari elemen-elemen balok dan kolom. Dalam perencanaan struktur, tinjauan dasar yang digunakan

Saat pemasangan elemen pracetak ini, kolom pracetak mengalami kondisi pembebanan yang berasal dari pelat yang menumpu pada balok, dan balok yang menumpu pada kolom ditambah

Kemudian untuk menentukan dimensi awal elemen struktur, baik untuk balok dan kolom, parameter awal yang digunakan didasarkan pada beban gravitasi yang diterima oleh

bangunan yang memperlihatkan kolom dan balok ekspos sebagai media komunikasi yang memperlihatkan permainan elemen garis vertikal dan horizontal, perancangan bangunan

Struktur dirancang dengan konsep kolom kuat balok lemah ( strong column weak beam ), dimana sendi plastis direncanakan terjadi di balok untuk meratakan energi gempa yang masuk.

Dokumen ini membahas ciri-ciri sambungan alat yang baik dan pentingnya memahami perilaku sambungan pada elemen struktur bangunan kayu, khususnya hubungan antara balok dan kolom untuk menahan momen dan beban