PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses belajar setiap individu pasti mengalami permasalahan, seperti permasalahan manajemen waktu yang tidak stabil, adaptasi terhadap lingkungan dan konflik dalam diri yang dapat menimbulkan stres dan permasalahan mental lainnya sehingga menyulitkan remaja dalam memahami materi yang diberikan. Berdasarkan wawancara dengan guru CC SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang diketahui bahwa siswa SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang mempunyai kendala dalam proses pembelajaran yaitu siswa menunjukkan rendahnya minat belajar, hal ini terlihat dari ditemukannya siswa yang kesulitan dalam merencanakan pembelajarannya, seperti membuat rencana jadwal belajar dan mengatur waktu belajar dengan baik. Menurut Manab (dalam Arum & .Khoirunnisa, 2021), kurangnya motivasi, ketidakmampuan mengatur jadwal merupakan aspek dari pengaturan diri, sehingga dapat dikatakan siswa mempunyai permasalahan dalam pengaturan diri, oleh karena itu praktisi menyarankan untuk memberikan pelatihan pengaturan diri. kepada siswa – siswi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
Dasar pemikiran pemilihan pelatihan pengaturan diri dalam mengatasi masalah belajar didasarkan pada pernyataan Pintrich (dalam Mulyadi & Yasdar, 2018) bahwa pengaturan diri adalah suatu cara mengajar siswa untuk mengatur aktivitas individu dalam mencapai tujuan tertentu dengan mengendalikan perilaku, memotivasi diri. dan menggunakan kemampuan kognitifnya untuk bertindak. , dan menurut Zimmerman (dalam Mulyadi & Yasdar, 2018) menyatakan bahwa dengan pengaturan diri, siswa dapat mengamati sejauh mana partisipasi aktifnya dalam mengelola proses metakognitif, motivasi dan perilaku ketika melakukan aktivitas. Kemudian Manab (dalam Arum & Khoirunnisa, 2021) menjelaskan bahwa pengaturan diri adalah proses individu dalam mengatur dan meningkatkan diri serta memiliki tujuan yang ingin dicapai. Setelah mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan proses evaluasi terhadap pencapaian tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, siswa dengan self-regulation ini dapat menggunakan cara-cara yang dapat diterapkan pada dirinya untuk mencapai tujuannya dengan mampu mengendalikan tingkah laku dan tindakannya, mengatur waktu dan menyelesaikan konflik sendiri sehingga dapat meningkat. motivasi mereka dalam belajar.
Individu dengan pengaturan diri dalam belajar akan mampu mengenali dan menganalisis kelebihan dan kekurangannya, merencanakan segala aktivitasnya yang berkaitan dengan belajar, melaksanakannya, kemudian mengevaluasi dan merencanakannya kembali. Selain itu, pelatihan ini juga atas saran dan persetujuan dari guru BK SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang untuk mengadakan pelatihan regulasi yang juga bertujuan untuk memberikan.
Tujuan Kegiatan
Manfaat Kegiatan
KAJIAN TEORI
- Definisi Regulasi Diri
- Aspek-aspek Regulasi Diri
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri
- Masalah Belajar
- Pelatihan
- Definisi Pelatihan
- Tahapan Pelatihan
Standar yang ambigu, tidak jelas, tidak pasti, dan tidak konsisten atau bertentangan membuat pengaturan mandiri menjadi sulit. Manab (dalam Arum & Khoirunnisa, 2021) menjelaskan ada tiga aspek pengaturan diri yaitu. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dalam hal ini praktisi lebih condong pada pendapat Manab (dalam Arum & Khoirunnisa, 2021) yang menjelaskan bahwa ada tiga aspek pengaturan diri yaitu metakognitif, motivasi dan tindakan positif.
Karena siswa dapat membangun pengaturan diri sejak awal hingga merencanakan atau merancang tindakan yang akan dilakukan ketika menghadapi kesulitan belajar yang dialaminya, maka motivasi juga merupakan aspek yang dapat membangun pengaturan diri yang baik karena dengan motivasi siswa dapat mengembangkan semangat dalam mencapai tujuan. sasaran. Mereka dapat belajar dan dengan motivasi yang baik mereka dapat bertindak positif dalam menyelesaikan permasalahan belajar yang dihadapinya. Menurut Schneiders (dalam Arum & Khoirunnisa, 2021) menjelaskan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi pengaturan diri, yaitu. Proses pembelajaran melibatkan beberapa unsur penting seperti pembelajaran, pengalaman, latihan dan motivasi yang kuat.
Semakin banyak upaya yang dilakukan individu dalam mengatur aktivitasnya, semakin meningkat pula pengaturan diri tidak langsungnya. Lingkungan adalah bagaimana lingkungan mendukung atau tidak mendukung pelaksanaan pengaturan diri seseorang. Menurut Bandura (dalam Dami & Parikaes, 2018), ada beberapa faktor yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar, antara lain:
Berdasarkan beberapa ahli di atas, para praktisi lebih condong pada pendapat ahli Zimmerman (dalam Pratiwi & Wahyuni, 2019) yang mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi pengaturan diri, antara lain individu, perilaku, dan lingkungan. Selain itu, faktor lingkungan dalam hal ini lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengaturan diri seseorang. Dengan berada dalam lingkungan yang saling memotivasi dalam belajar, maka individu juga dapat termotivasi dalam belajar dan memecahkan masalah belajar. masalah yang mereka hadapi. Artinya berhasil tidaknya mencapai tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
Apabila peserta didik mengalami kendala belajar yang berkepanjangan, maka ada bahaya tidak tercapainya tujuan pendidikan. Mengenai tujuan pendidikan sekolah menengah, Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 26(2) (dalam Fatah et al., 2021) menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan ketrampilan. Kurangnya adaptasi terhadap lingkungan, berdasarkan hasil laporan guru mata pelajaran bahwa siswa menunjukkan perilaku kurang kooperatif dalam kegiatan belajar kelompok, dibuktikan dengan tidak adanya diskusi pada saat pemberian tugas kelompok. Mereka cenderung memilih kelompok belajar yang mereka kenal, tidak ada sosialisasi untuk bergaul dengan teman – teman sekelasnya yang lain. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tersebut di atas, para praktisi lebih cenderung pada pendapat sesuai surat edaran (dalam Munandar, 2020) yang mengartikan pelatihan sebagai suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir sehingga tujuan pelatihan adalah pembelajaran. keterampilan teknis. pengetahuan dan keterampilan untuk tujuan tertentu. Untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa tersebut, praktisi dan atas persetujuan guru BK menyarankan kepada SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang untuk mengadakan pelatihan pengaturan diri dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.
METODE PELAKSANAAN
- Jenis Kegiatan
- Kegiatan Utama
- Kegiatan Harian
- Waktu dan Tempat Pelaksanaan
- Peserta Kegiatan
- Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan inti yang dilakukan diikuti oleh 34 siswa sekolah dasar. Melakukan evaluasi dengan mewawancarai guru BK SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang untuk mengetahui fenomena apa yang sedang terjadi di sekolah tersebut. Telukjambe Timur Karawang, serta melakukan wawancara mengenai terjadinya ketidakmampuan belajar di sekolah dan mengajukan permohonan tertulis untuk mengikuti pelatihan di SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang.
6 Melaksanakan pelatihan regulasi diri dalam mengatasi permasalahan belajar pada siswa Kelas XI IPS di SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang. Konselor Unit Layanan Psikologi Dr. Untuk acara praktikum utama, berdasarkan hasil 45 menit setelah tes latihan diketahui bahwa 35 siswa kelas IX IPS 4 SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang memahami seluruh pengaturan diri dan aspek-aspeknya serta memahami manfaat dari pengaturan diri dalam mengatasi masalah belajarnya. Hal ini berdasarkan penjelasan guru BK SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang bahwa siswa merasa senang ketika kegiatan berlangsung, mereka menjadi lebih aktif dalam belajar dan juga mengatakan bahwa waktu untuk pelatihan tidak mencukupi.
Berdasarkan data hasil post-test dan pemaparan guru sekolah bimbingan dan konseling, pelatihan ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai tambahan wawasan pengaturan diri dalam mengatasi kesulitan belajar yang ditemuinya. Kesimpulan kegiatan inti kali ini adalah siswa kelas 9 menunjukkan perubahan yang terlihat berdasarkan hasil pre-test dan post-test serta presentasi guru BK SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang, dimana hasil dari hasil pre-test-test dan post-test menunjukkan bahwa siswa siswa juga mampu memahami materi yang diberikan dan dari penjelasan guru konselor bahwa siswa dari kelas yang mendapat pelatihan menunjukkan adanya perubahan tingkah laku berupa kegiatan. dalam kegiatan pembelajaran. Dari beberapa hal tersebut dapat disimpulkan bahwa regulasi diri dapat mengatasi kesulitan belajar siswa IPS kelas IX di SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang.
Terbatasnya efektifitas peserta pelatihan dalam pelaksanaan program kerja praktek primer disebabkan oleh guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang yang hanya membolehkan melaksanakan pelatihan dengan metode presentasi, hanya dalam rangka memberikan pemahaman saja. pengaturan diri. Penggunaan Teknik Pengaturan Diri Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP Muhammadiyah Enrekang. Nama Kegiatan : Pelatihan Regulasi Diri Dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang.
Memberikan pemahaman kepada siswa sekolah SMAN 1 Telukjambe Timur Karawang tentang apa yang dimaksud dengan pengaturan diri seperti pengertian, aspek dan faktornya. Memberikan pemahaman tentang manfaat pengaturan diri untuk mengatasi kesulitan belajar, penerapan pengaturan diri untuk mengatasi kesulitan belajar. Bagaimana pendapat anda jika kita mengadakan pelatihan pengaturan diri dalam menghadapi permasalahan belajar yang terjadi pada siswa?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Orientasi Kancah
- Sejarah dan Profil Instansi
- Visi dan Misi Instansi
- Logo Instansi
- Struktur Organisasi
Unit Layanan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang didirikan pada tahun 2020 dengan presiden pertama Bapak. Arif Rahman Hakim, M.Psi., Psikolog dan sejak tahun 2022 bersama Presiden Dinda Aisha, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Unit Pelayanan Psikologi merupakan biro pelayanan psikologi untuk kebutuhan masyarakat luas yang berkomitmen memberikan pelayanan psikologi klinis, pendidikan dan industri secara profesional.
Terdapat beberapa layanan psikologi di Unit Layanan Psikologi yang memberikan layanan di berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, industri dan organisasi, bidang klinis dan sosial, serta layanan penelitian. Berikut profil Unit Pelayanan Psikologi. Visi dan Misi Pelayanan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang adalah sebagai berikut. Memberikan pelayanan psikologi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan psikolog, baik secara individu, keluarga, dan masyarakat.
Berikut gambar logo instansi tempat praktikan melakukan kegiatan kerja praktek yaitu Unit Pelayanan Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Kedudukan dan Organisasi
Hasil Pelaksanaan
- Hasil Pelaksanaan Kegiatan Utama
- Hasil Pelaksanaan Kegiatan Harian
Konselor Unit Layanan Psikologi Dr. Dari hasil pelaksanaan kegiatan kerja praktek di Unit Layanan Psikologi, para praktisi menciptakan dua konsep kampanye yang berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan ULP baik kepada mahasiswa maupun masyarakat melalui jejaring sosial Instagram. Hasil postingan kampanye menunjukkan adanya perubahan berupa peningkatan jumlah akun yang mengikuti akun media sosial, ULP kemudian ikut serta dalam pendampingan pelatihan DISC dan MBTI sebagai operator serta penyusunan proposal penawaran layanan ULP di bidang pendidikan. industri. Kesimpulan dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan praktikum adalah meningkatkan follower media sosial ULP setelah memposting dua materi kampanye dan penyesuaian homepage media sosial ULP, kemudian melaksanakan kegiatan pelatihan DISC dan praktikum MBTI menjadi operator dan membantu merancang pelatihan. yang akan diadakan. Kurang efektifnya penggunaan media sosial ULP Instagram dalam rangka pemaparan ULP kepada mahasiswa dan masyarakat umum disebabkan karena terbatasnya waktu praktik, karena selain bekerja mereka juga melakukan aktivitas lain.
KESIMPULAN
Kesimpulan
- Kesimpulan dari Kegiatan Utama
- Kesimpulan dari Kegiatan Harian
Keterbatasan Pelaksanaan
- Keterbatasan Pelaksanaan Kegiatan Utama
- Keterbatasan Pelaksanaan Kegiatan Harian
- Saran