LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI II
PERSEBARAN PANAS MENGGUNAKAN METODE FTCS
Disusun Oleh :
Nama : Aprilia Jatiningtiyas Ragil Putri
NIM : 2007046003
Kelompok/Kelas : 1/Fisika A
LABORATORIUM FISIKA KOMPUTASI DAN PEMODELAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI II
PERSEBARAN PANAS MENGGUNAKAN METODE FTCS
Nama : Aprilia Jatiningtiyas Ragil Putri
NIM : 2007046003
Kelompok/Kelas : 1/Fisika A
Anggota Kelompok : 1. Aprillia Diyah Ayu Astuti 2. Febriananda Arianty 3. Muhammad Kasful Anwar
Samarinda, 05 Oktober 2023 Mengetahui,
Asisten
Adisty
NIM. 2007076002
Praktikan
Aprilia Jatiningtiyas R.P NIM. 2007046003
A. PENDAHULUAN
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung fungsi dan turunannya yang tidak diketahui. Jika terdapat satu variabel bebas dan turunannya merupakan turunan biasa maka disebut dengan persamaan diferensial biasa, dan jika terdapat dua atau lebih variabel bebas dan turunannya adalah turunan parsial maka persamaannya disebut dengan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial parsial menurut nilai koefisiennya dibedakan atas tiga persamaan, yaitu persamaan parabolik, persamaan eliptik, dan persamaan hiperbolik. Adapun persamaan persamaan parsial orde 2 yaitu:
𝑎𝜕2𝜑
𝜕2𝑥 + 𝑏 𝜕2𝜑
𝜕𝑦𝜕𝑥+ 𝑐𝜕2𝜑
𝜕2𝑦+ 𝑑𝜕𝜑
𝜕𝑥 + 𝑒𝜕𝜑
𝜕𝑦+ 𝑓𝜑 + 𝑔 = 0 (1) (Triatmodjo, 2002).
Persamaan parabolik biasanya merupakan persamaan yang tergantung pada waktu. Penyelesaian persamaan tersebut memerlukan kondisi awal dan batas.
Persamaan eliptik yang biasanya berhubungan dengan masalah-masalah keseimbangan atau kondisi tetap (tidak tergantung waktu), dan penyelesaiannya memerlukan kondisi batas di sekeliling daerah tinjauan. Persamaan hiperbolik biasanya berhubungan dengan getaran, atau permasalahan di mana terjadi ketidak‐kontinyuan dalam waktu, seperti gelombang kejut yang terjadi ketidak‐kontinyuan dalam kecepatan, tekanan dan rapat massa. Penyelesaian dari persamaan hiperbolik mirip dengan penyelesaian persamaan parabolik (Triatmodjo, 2002).
Fenomena Konveksi-Difusi merupakan fenomena perpindahan secara konveksi dan difusi secara bersamaan. Perpindahan panas konveksi terjadi pada saat sejumlah fluida (gas ataupun cair) mengalir dengan membawa panas yang ikut dengan aliran fluida tersebut. Sedangkan difusi adalah peristiwa mengalirnya suatu zat dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah (Huda, 2014).
Orde kedua parabolik yang khas adalah persamaan konduksi panas yang tidak stabil, yang dianggap pertama dalam dimensi satu ruang, dan kemudian dalam dimensi ruang yang lebih tinggi. Persamaan dapat dilihat di bawah:
𝜕𝑢
𝜕𝑡 = 𝛼𝜕2𝑢
𝜕𝑥2 (2)
PRAKTIKUM - I
FISIKA-FMIPA KELOMPOK 1A
dimana 𝛼 adalah konstan. Persamaan diatas dikenal dengan persamaan Konveksi- Difusi. Adapun dalam persamaan pada FTCS (Forward Time Central Space) merupakan metode yang menggunakan pendekatan beda maju untuk turunan waktu dan diferensial pusat untuk turunan ruang dalam persamaan (2), sehingga diperoleh persamaan berikut:
𝑢𝑖𝑛+1= 𝑢𝑖𝑛+ 𝛼 ∆𝑡
(∆𝑥)2(𝑢𝑖+𝑛𝑛 − 2𝑢𝑖𝑛+ 𝑢𝑖−1𝑛 ) (3) (Hoffman, 2000).
Sama halnya dengan persamaan (3), namun jika dalam skema Eksplisit terdapat waktu 𝑛 + 1 dan 𝑛 yang sudah diketahui, dengan fungsi variabel temperatur 𝑇(𝑥, 𝑡) dan turunannya dalam ruang dan waktu yang mendekati, sehingga didapatkan persamaan di bawah:
𝑇𝑖𝑛+1= 𝑇𝑖𝑛+ 𝛼 ∆𝑡
(∆𝑥)2(𝑇𝑖+𝑛𝑛 − 2𝑇𝑖𝑛+ 𝑇𝑖−1𝑛 ) (4) Dimana T merupakan variabel terhadap temperatur (Triatmodjo, 2002).
Oleh karena itu, pada praktikum persebaran panas dengan metode FTCS ini memiliki tujuan untuk mengetahui hasil dari titik persebaran panas yang terjadi dan perubahan suhu pada plat.
B. METODOLOGI PRAKTIKUM B.1 Kasus
Selesaikan persamaan berikut dengan menggunakan metode FTCS!
35𝑜𝐶 80𝑜𝐶 8 m
Apabila sebuah plat baja dengan panjang 8 𝑚 dengan langkah ruang (∆𝑥) sebesar 0,05 dipanaskan selama 10 detik dengan langkah waktu (∆𝑡) sebesar 0,01 dan nilai 𝑎 = 0,1 yang memiliki nilai awal yaitu, 𝑇(𝑥, 0) =
1
2𝑥 + 2 dengan kondisi batas 𝑇(0, 𝑡) = 35𝑜𝐶 sampai dengan 𝑇(8, 𝑡) = 80𝑜𝐶.
B.2 Algoritma 1. Dimulai program;
2. Dimasukkan nilai kondisi batas, nilai awal, waktu (𝑡), interval waktu (∆𝑡), interval ruang (∆𝑥), serta konstanta persebaran panas (𝑎);
3. Dihitung nilai sebaran panas pada konveksi-difusi dengan menggunakan metode FTCS, dengan menggunakan persamaan:
𝑇𝑖𝑛+1= 𝑘(𝑇𝑖−1𝑛 + 𝑇𝑖+1𝑛 ) + (1 − 2𝑘 + 𝑇𝑖𝑛)
Dengan:
𝑘 = 𝑎 ∆𝑡
∆𝑥2
4. Ditampilkan hasil;
5. Diakhiri program.
B.3 Flowchart
Mulai
Dimasukkan nilai kondisi batas t nilai awal, waktu (𝑡), interval waktu (∆𝑡), interval panjang (∆𝑥), serta konstanta
persebaran panas (𝑎);
Dihitung nilai perambatan panas pada konveksi-difusi dengan menggunakan
metode FTCS
Ditampilkan hasil
Selesai
PRAKTIKUM - I
FISIKA-FMIPA KELOMPOK 1A
B.4 Script
import numpy as np
import matplotlib.pyplot as plt import pandas as pd
from matplotlib import ticker
# Parameter L = 8.0
T_end = 10.0 dx = 0.05 dt = 0.01 alpha = 0.1
# Hitung jumlah titik grid spasial dan waktu Nx = int(L / dx)
Nt = int(T_end / dt)
# Inisialisasi grid
x = np.linspace(0, L, Nx+1) t = np.linspace(0, T_end, Nt+1)
# Inisialisasi matriks suhu T = np.zeros((Nx+1, Nt+1))
# Kondisi awal T[:, 0] = 1/2*x+2
# Kondisi batas T[0, :] = 35.0 T[Nx, :] = 80.0
# Iterasi metode eksplisit (FTCS) for n in range(0,Nt-1):
for i in range(1,Nx):
T[i, n+1] = T[i,
n]+((alpha*(dt/dx**2))*(T[i-1, n]- (2*T[i,n])+T[i+1,n]))
df = pd.DataFrame(T, columns=t, index=x)
pd.options.display.float_format = '{:.3f}'.format
#df_transposed=df.T print(df)
# Membuat grid untuk plotting X, T_plot = np.meshgrid(x, t) colorinterpolation = 50
colourMap = plt.cm.viridis
# Plot hasil
plt.figure(figsize=(10, 5))
plt.xlabel('Panjang baja (m)', fontname='Times New Roman', size=12)
plt.ylabel('Waktu (s)', fontname='Times New Roman' , size=12)
plt.xticks(np.arange(0, 9, 2)) plt.yticks(np.arange(0, 11, 2)) plt.tight_layout()
# Mengatur colorbar dan contour
contour = plt.contourf(X, T_plot, T.T, colorinterpolation, cmap=colourMap) colorbar = plt.colorbar(contour) tick=ticker.MaxNLocator(nbins=9) colorbar.locator=tick
colorbar.ax.set_title(label='Suhu (°C)', fontname='Times New Roman', size=12) plt.show()
PRAKTIKUM - I
FISIKA-FMIPA KELOMPOK 1A
C. HASIL DAN PEMBAHASAN C.1 Hasil
Waktu (s)
Panjang
baja (m) T0 T1 T2 … T998 T999 T1000
0 0.05 35 15.225 2.050 ... 5.950 35.575 80 0.01 0.10 35 17.865 7.330 … 17.790 41.495 80 0.02 0.15 35 20.505 9.442 … 22.526 47.415 80 0.03 0.20 35 21.878 11.765 … 27.736 50.493 80 0.04 0.25 35 23.082 13.286 … 31.146 53.193 80 0.05 0.30 35 23.931 14.680 … 34.271 55.097 80 0.06 0.35 35 24.658 15.771 … 36.719 56.728 80 0.07 0.40 35 25.240 16.739 … 38.888 58.033 80 0.08 0.45 35 25.744 25.744 … 40.723 59.162 80
… … … …
… … … …
… … … …
… … … …
9.96 7.80 35 34.093 33.187 ... 75.771 77.884 80 9.97 7.85 35 34.094 33.188 ... 75.774 77.885 80 9.98 7.90 35 34.094 33.188 ... 75.776 77.887 80 9.99 7.95 35 34.095 33.189 ... 75.778 77.888 80 10.0 8.00 35 0.000 0.000 ... 0.000 0.000 80
C.2 Grafik
Gambar 1. Grafik Persebaran Panas Dengan Metode FTCS
C.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dari persamaan Konveksi-Difusi dengan menggunakan metode FTCS (Forward Time Central Space) dbahwa adanya perubahan suhu seiring berjalannya waktu, dimana pada plat baja dengan panjang 8 𝑚, nilai awal 80°𝐶 dan nilai akhir sebesar 35°𝐶 menghasilkan nilai sebesar 17.865°𝐶, 7.330°𝐶, 17.790°𝐶, 41. 495°𝐶 dengan waktu 0.01 detik.
Sedangkan, pada waktu 0.08 detik menghasilkan nilai sebesar 25.744°𝐶, 25.744°𝐶, 40.723°𝐶, dan 40.723°𝐶. Kemudian pada waktu ke 9.96 detik menghasilkan nilai sebesar 34.093°𝐶, 33.187°𝐶, 75.771°𝐶, 77.884°𝐶 dan akan terus meningkat hingga mencapai suhu 77.888°𝐶. Pada perubahan panas mengakibatkan terjadinya perubahan temperatur. Ditunjukkan saat waktu pertama temperatur telah mengalami peningkatan secara perlahan dengan jarak setiap 0,05 𝑚 hingga ke 8 𝑚 mencapai temperatur 80°𝐶. Hal ini membuktikan bahwa adanya terjadi proses perubahan suhu terhadap waktu yang kemudian diperkuat dengan gambar grafik.
Grafik yang dihasilkan berupa grafik dengan tampilan 2D dengan skala 0°𝐶 sampai dengan 80°𝐶. Dalam gambar grafik dapat terlihat hasil pesebaran panas pada plat sepanjang 8𝑚. Maka diperoleh, nilai temperatur saat suhu
PRAKTIKUM - I
FISIKA-FMIPA KELOMPOK 1A
konstan dibbagian kanan sebesar 80°𝐶 kemudian terjadi persebaran panas yang menyebar setelah itu terjadi proses penurunan suhu pada bagian tengah grafik, seperti pada panjang baja ke 4 m dan waktu ke 6 detik terlihat bahwa baja berada pada suhu 0°𝐶. Lalu, semakin ke kiri grafik akan menunjukkan jika terjadi kenaikan suhu hingga menjadi 35°𝐶. Proses penurunan suhu dapat dilihat dari grafik yang berwarna biru gelap dan proses kenakan suhu ditandai dengan warna kuning. Dari hasil grafik tersebut dapat disimpulkan terjadi bahwa ketika suatu benda dipanaskan pada salah satu ujungnya, panas akan merambat melalui benda tersebut hingga mencapai kondisi seimbang termal di seluruh plat baja. Proses ini menghasikan perubahan suhu yang dapat diamati melalui waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Hoffman, Klaus A., dan Steve T. Chiang. 2000. Computational Fluid Dynamics Volume 1 Fourth Edition. Wichita: A Publication of Engineering Education System.
Huda, C., Harja, A., Dharmawan. 2014. Simulasi Konveksi-Difusi Dalam Media Berpori. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, Vol.16(2):68-71.
Triatmodjo, Bambang. 2002. Metode Numerik. Yogyakarta: Beta Offset.