• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Pengkajian Refleks

N/A
N/A
azzahra putri

Academic year: 2024

Membagikan " Laporan Pendahuluan Pengkajian Refleks"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN REFLEK

DISUSUN OLEH : Azzahra Putri Nugraeni

(22.0601.0014)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

TAHUN 2024

(2)

A. Definisi

Gerak refleks adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh yang berlangsung lebih cepat dibandingkan gerakan sadar. Contohnya termasuk menutup mata saat terkena debu atau menarik tangan dari benda panas yang tersentuh tanpa sengaja. Meskipun begitu, gerak refleks bisa dihambat oleh kemauan sadar, seperti dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas.

Saraf spinal terdiri dari tiga puluh satu saraf yang keluar dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, yaitu akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar anterior yang kemudian bergabung dengan serabut saraf sensorik dari akar posterior untuk membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf melintasi foramen intervertebrali. Setelah itu, serabut tersebut membagi lagi menjadi serabut primer anterior dan posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan otot punggung, sedangkan serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi pleksus saraf anggota gerak dan saraf-saraf interkostalis di daerah toraks (Pearce, 2009).

B. Komponen

1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit

2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)

3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis kembali ke neuron eferen

4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer

5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar (Syaifuddin,2006).

C. Tujuan

Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan refleks fisiologis D. Alat dan Bahan

Palu reflek

E. Prosedur Tindakan a. Fase orientasi

1. Melakukan verivikasi data pasien 2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat didekat pasien

4. Memberikan salam sebagai pendekatan kepada pasien 5. Menjelaskan prsedur tindakan dan tujuan

6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan 7. Menjaga privacy pasien

b. Fase Kerja

1. Reflek Fisiologis

1) Reflek Fisiologis Ekstremitas Atas a) Reflek bisep

(a) Pasienduduk di lantai

(b) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa

(3)

b) Reflek trisep

(a) Pasien duduk dengan rileks

(b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa (c) Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani

c) Reflek brakhio radialis

(a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep

(b) Pukullah tendo brakhioradialis pada radius distal dengan palu refleks

d) Reflek Periosteum radialis

(a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit dipronasikan

(b) Ketuk periosteum ujung distal os. Radialis e) Reflek periosteum ulnaris

(a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada siku, sikap tangan antara supinasi dan pronasi

(b) Ketukan pada periosteum os. Ulnaris 2) Reflek fisiologis ekstremitas bawah

a) Reflek patella

(a) Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai (b) Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan

daerah yang tepat

(c) Tangan pemeriksa memegang paha pasien (d) Ketuk tendo patela dengan palu refleks

menggunakan tangan yang lain 2. Reflek Patologis

1) Reflek Hoffmann – tromer

a) Tangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain disentilkan ke

ujung jari tengah tangan penderita

c) Hasil positif: fleksi jari yang lain dan adduksi ibu jari.

2) Reflek grasping

a) Gores palmar dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk.

b) Hasil positif: Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek ini ada maka penderita

c) dapat membebaskan jari pemeriksa.

3) Reflek pulmomental

Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi muskulus mentali ipsilateral. Reflek patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral.

4) Reflek nouting

Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek menyusu. Menggaruk bibir dengan

(4)

tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral.

5) Mayer reflek

Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis.

6) Reflek Babinski

Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka. Normal pada bayi masih ada.

7) Reflek Oppenheim

Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

8) Reflek Gordon

Lakukan goresan atau memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

9) Reflek chaefer

Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti babinski.

10) Reflek caddock

Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

11) Reflek rossolimo

Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid.

Reflek akan terjadi fleksi jari-jari kaki.

12) Reflek mendel – bacctrerew

Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.

c. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi Tindakan 2. Membereskan alat

3. Menyampaikan RTL 4. Mencuci tangan 5. Mendoakan pasien 6. Berpamitan

F. Referensi

https://id.scribd.com/document/351780538/Sop-Pemeriksaan-Refleks-Fisiologis https://www.academia.edu/7314582/BAB_4_pemeriksaan_refleks

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan lengan merupakan gerak pendukung yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan dayungan lengan akan mendukung laju tubuh dengan cepat. Latihan gerakan tangan dapat

tari yang berdasarkan gerak alam di lingkungan sekitar tumbuhan dan gerak alam di lingkungan sekitar binatang  Menghubungkan antara gerak pada bagian anggota tubuh dengan gerakan

Refleks : gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap rangsangan dari luar yang di berikan suatu organ atau bagian tubuh. Meningitis : Peradangan pada selaput otak dan

Melalui kegiatan diskusi tentang gerakan daun berguguran dan burung terbang, siswa dapat membedakan gerak cepat dan lambat anggota tubuh dalam suatu gerak tari dengan tepat6.

Menurut Sulistiyono (2017:100) mengatakan bahwa koordinasi merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan berbagai pola gerak dari beberapa organ bagian tubuh menjadi sebuah

Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh abnormalitas kontraksi

1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat. 2) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan

Faktor predisposisi nyeri punggung pada masa kehamilan antara lain: a Penambahan berat badan, b Perubahan postur tubuh yang berlangsung dengan cepat, c Nyeri punggung terdahulu, d