• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agar pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tentunya seluruh komponen dalam sistem manajemen pada lembaga pendidikan formal dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga tersebut, sehingga hal ini cocok untuk dilakukan manajemen. . peran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajemen tingkat tertinggi yaitu kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan berhasil tidaknya lembaga yang dipimpinnya, karena kepala sekolah merupakan penggerak bagi bawahannya yaitu tenaga pengajar sekolah. dan staf administrasi. Menurut Rusyan (2000), kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Mengingat banyaknya tugas yang diemban seorang kepala sekolah, menurut Mulyas, seorang kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan upaya memberikan dorongan dalam bekerja yang diberikan kepala sekolah sebagai pemimpin kepada bawahannya khususnya guru untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dan efektivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas tertentu.

Lingkungan kerja yang baik berkaitan dengan motivasi kerja guru, guna meningkatkan produktivitas yang dihasilkan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik (Prihantoro, 2015). Penelitian terhadap kinerja guru yang dilakukan oleh Sampurno, D dan Wibowo, (2015) menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dan motivasi kerja guru tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. kinerja guru.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

“Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Agama Islam di SMK Al-Mua'llim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah.” 6. Secara umum pengertian lingkungan kerja adalah lingkungan tempat guru melaksanakan tugas dan pekerjaannya. H3 : Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja guru di SMK Al-Mu’allim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah.

H4 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Al-Mu’allim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah. 3,651 > t-tabel=2,0244 dan probabilitas signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti pengaruh X3-Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Y-Guru adalah positif dan signifikan. Kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja dapat diterapkan terhadap kinerja guru dan terbukti memberikan dampak yang kuat dan arah positif terhadap kinerja guru.

Koefisien regresi X3-Lingkungan Kerja sebesar 0,448 menunjukkan besarnya pengaruh positif variabel Guru, positif dan signifikan. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Pascasarjana Universitas PGRI, Palembang, 12 Januari 2019.

Perumusan Masalah Penelitian

KAJIAN LITERATUR

Landasan Teori

Pemimpin adalah orang-orang yang meneruskan atau orang-orang yang terus-menerus terlibat dalam perubahan besar dalam dirinya dan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memotivasi dan mempengaruhi orang agar bersedia melakukan tindakan yang bertujuan mencapai tujuan melalui keberanian mengambil keputusan mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Definisi kepemimpinan menurut Northouse (2013) adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi individu lain untuk mencapai tujuan bersama.

Menempatkan kepemimpinan sebagai suatu proses menyiratkan bahwa kepemimpinan bukanlah suatu sifat yang ada pada pemimpin dan pengikut. Mulyadi (2002) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu dimensi hubungan sosial dalam organisasi dengan tujuan memberikan pengaruh antar individu atau kelompok melalui interaksi sosial, mengidentifikasi kepemimpinan. Sagala (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan antara seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar secara sadar bertindak dalam hubungan tugas untuk mencapai apa yang diinginkan pemimpin.

Motivasi adalah seperangkat sikap dan nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal tertentu sesuai dengan tujuan individu. 5 merupakan sesuatu yang tidak terlihat yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu berperilaku dalam mencapai tujuan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi Abraham Maslow yang dikenal dengan ‘Teori Hirarki Kebutuhan’.

Alasan penulis menggunakan teori ini adalah karena teori ini merupakan teori dasar yang mewakili kebutuhan manusia. Teori kebutuhan Maslow (Hierarchy of Need Theory), kebutuhan dapat diartikan sebagai kesenjangan atau konflik yang dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. . . Menurut Abraham Maslow, hierarki kebutuhan manusia adalah: (1) Kebutuhan fisiologis; (2) Kebutuhan keselamatan dan keamanan; (3) Kebutuhan akan rasa memiliki (kebutuhan sosial); (4) Kebutuhan akan harga diri (need for harga diri atau kebutuhan akan status); (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Handoko, motivasi adalah suatu keadaan yang menggerakkan pegawai untuk dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya, juga merupakan kegiatan yang menghasilkan, menyalurkan, memelihara dan berperilaku manusia.

Menurut Sukanto dan Indriyo (2000), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam bekerja; meliputi pengaturan penerangan, pengendalian kebisingan, pembersihan di tempat kerja dan pengaturan keselamatan di tempat kerja.” Menurut Nitisemito (2001). Dari pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang mempengaruhi tugas yang diberikan. Lingkungan kerja konstruksian penulis adalah segala sesuatu yang ada disekeliling pekerja selama bekerja, baik fisik maupun non fisik yang dapat mempengaruhi pekerja selama bekerja.

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

METODELOGI PENELITIAN

  • Populasi dan Sampel
  • Operasionalisasi Variabel
  • Data dan Teknik Pengumpulan Data
  • Rancangan Analisis

Kinerja Guru (Y) Kinerja adalah. hasil kerja a) Tingkat kualitas dan kuantitas kerja ordinal b) Tingkat disiplin internal. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan SPSS (Statistics Program for Social Science) v 24. Langkah-langkah analisis data: 1) Uji kualitas instrumen; 2) Uji normalitas data; 3) Analisis regresi berganda; 4) Uji asumsi regresi klasik dan 5). Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan terhadap seluruh guru (responden) yang mengajar di SMK AL-Mua'llim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah dengan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan program statistik SPSS v.24, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Koefisien regresi X1-Kepemimpinan sebesar 0,345 menunjukkan besarnya pengaruh variabel positif. Koefisien regresi X2-Motivasi sebesar 0,349 menunjukkan besarnya pengaruh positif variabel X2 terhadap Kinerja Guru Y, dengan nilai thitung = 3,272 > t-tabel = 2,0244 dan probabilitas signifikansi sebesar 0,002. Kemudian nilai Adjusted R-squared sebesar 0,581 yang berarti koefisien determinasi atau kontribusi variabel X3-Lingkungan Kerja, X2-Motivasi, X1-Kepemimpinan adalah sebesar 58,1% dalam menjelaskan variabel Y_Kinerja Guru.

Hasil penelitian hendaknya dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam penataan SMK AL-Mua’llim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah, harus mendapatkan motivasi yang tepat, menerapkan kepemimpinan dan motivasi yang tepat, menerapkan reward dan punishment yang tepat. dari yang tepat. kuat. Sebagai implikasi penelitian, dapat diberikan kepada SMK AL-Mua'llim Kesugihan Cilacap Jawa Tengah dan pihak terkait dalam melaksanakan implikasi dan saran berikut ini. Kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja, motivasi kerja dan kinerja guru di SMK Negeri 4 Pandeglang, Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kualitas Instrumen

Salah satu cara untuk mengukur validitas adalah jika dinilai suatu instrumen memperoleh data tentang suatu konstruk yang mempunyai pola yang sama dengan yang dihasilkan oleh instrumen tersebut secara berulang-ulang untuk mengukur konstruk yang sama.

Analisis Data

Uji Asumsi Klasik Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi regresi klasik di atas, dimana model regresi telah memenuhi asumsi yang dipersyaratkan maka dilakukan pengujian hipotesis.

Gambar  2  menunjukkan  scatterplot  data  menyebar  tidak  membentuk  pola  tertentu,  linear atau parabolic, artinya regresi bebas heteroskedastisitas
Gambar 2 menunjukkan scatterplot data menyebar tidak membentuk pola tertentu, linear atau parabolic, artinya regresi bebas heteroskedastisitas

Pengujian Hipotesis

1. Perlunya pemimpin yang mampu dengan cepat dan tepat menyesuaikan kepemimpinan dan perilakunya masing-masing dalam menghadapi berbagai tipe atau karakteristik guru sesuai dengan kondisi dan situasi. Kualitas guru harus benar-benar meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dengan memperhatikan motivasi kinerja, serta mentalitas dan moral yang benar untuk mencapai kualitas yang tinggi dan berakhlak mulia. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap prestasi kerja guru di SMP N 1 Bayang.

KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Saran

Implikasi

Gambar

Tabel 4.1: Hasil Uji Validitas Instrument  Butir
Tabel  4.2  menunjukkan  semua  butir  valid  dari  variable  X1,  X2,  X3  dan  Y  mempunyai  nilai koefisien reliabilitas Cronbach's Alpha &gt; 0.70, artinya semua butir instrument valid  dan reliabel, maka instrument dapat digunakan untuk mengumpulkan d
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.5 Analisis Regresi  Coefficients a
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian asosiatif kausal dengan pendekatan korelasi dimana pada penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal dimana menruut Sugiyono (2014: 59) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan

bersifat asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang pasar sebanyak 2108 pedagang. Teknik sampling yang digunakan adalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa metode penelitian asosiatif dengan hubungan kausal melalui pendekatan kuantitatif adalah suatu prosedur

Vol 2, No.3, 239-251. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto bersifat asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal yang mengetahui pengaruh masing-masing faktor perilaku konsumen terhadap keputusan menginap Populasi dalam penelitian ini

Pada metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif kausal,dengan melalui pembagian kuesioner dibagian bidang helpdesk ,menggunakan teknik

BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas tentang desain penelitian, kerangka operasional, populasi, sampel dan sampling, variabel penelitian, kriteria inklusi, dan