L A P O R A N
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PT. KUNANGO JANTAN
BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK DAN, PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN KE – 21
KELOMPOK 2 Annisa Fadhila David Satria Efendi Elsha Kemala Tanamas
Hafriyon Ahmad Intan Helvia Ma’wa
Rian Ariansyah Varli Varnatha
Yulia Siska PENYELENGGARA
PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO PADANG, 18 AGUSTUS 2017
BAB I PENDAHULUAN... 3
1.1 Latar Belakang... 3
1.2 Maksud dan Tujuan... 3
1.3 Ruang Lingkup... 4
1.4 Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelompoknya) ... 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN... 6
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja... 6
2.2 Temuan-temuan di lapangan... 7
BAB III ANALISA (dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan) ... 11
3.1 Temuan Positif K3 Penangulangan Kebakaran... 11
3.2 Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran ... 13
3.3 Temuan Positif K3 Listrik... 13
3.4 Temuan Negatif K3 Listrik... 16
3.5 Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan... 19
3.6 Temuan Negatif K3 Konstuksi Bangunan...21
BAB IV PENUTUP…... 25
A. Kesimpulan... 26
B. S a r a n... 26
BAB I PENDAHULUAN
Praktek Kunjungan Lapangan (PKL) telah dilaksanakan dan dibuat laporan praktek kunjungan lapangan. Laporan Kunjungan Praktek Lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT Duta Selaras Solusindo yang bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan. Kunjungan Praktek Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2017 bertempat di PT Kunango Jantan. Topik yang dibahas dalam laporan PKL di PT Kunango Jantan tersebut adalah K3 Konstruksi, K3 Listrik dan K3 Penanggulangan Kebakaran.Pentingnya penerapan sistem K3 saat ini menjadi perhatian utama bagi konsumen pasar saat ini. Seiring dengan perkembang industri yang pesat.
Pembuatan laporan ini disusun untuk memaparkan temuan-temuan pada saat PKL terkait hal positif dan negatif dalam penerapan K3 pada Perusahaan tersebut. Temuan-temuan tersebut nantinya akan dibandingkan dan dianalisis dengan regulasi terkait peraturan K3 dari masing- masing topik yang telah dipilih sebelum nya, sehingga dapat diketahui nantinya sejauh mana penerapan K3 pada PT Kunango Jantan dan nantinya dapat diberikan saran dan masukan terhadap PT Kunango Jantan hal-hal yang dirasa kurang atau belum benar terkait penerapan K3.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan
2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan khususnya di bidang konstruksi, listrik dan penanggulangan kebakaran;
3. Menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum agar dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau rekomendasi;
4. Calon peserta AK3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau rekomendasi
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Kerja Praktek Lapangan:
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan;
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran 1.4 DASAR HUKUM
1.4.1 Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
Dasar hukum yang menjelaskan mengenai K3 Konstruksi adalah:
1. UUD 1945;
2. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi;
5. UU No. 28 Tahun2002 Tentang Bangunan Gedung;
6. Permenaker No. 01 Tahun 1980 Tentang K3 Kontsruksi Bangunan;
7. SKB Menaker dan Mentri PU Kep.174/104/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada Kegiatan Konstruksi;
8. KepdirjenBinawasNo.Kep.20/BW/2004tentang Kompetensi personil K3 Konstruksi Bangunan;
9. Kep.74/PPK/XXI/2013 Lisensi K3 Bidang Supervisi Perancah 1.4.2 Dasar Hukum K3 Listrik
Dasar hukum yang menjelaskan mengenai K3 Listrik adalah:
1. UUD 1945;
2. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
3. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasn Instalasi Penyalur Petir;
5. Permenaker No. Per.03/MEN/1999 tentang Syaratsyarat K3 pada Lift Penumpang dan Barang
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat kerja;
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No: Kep.407/BW/1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift;
8. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No: Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik;
9. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-040225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja;
10. PERMEN No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
1.4.3 Dasar Hukum K3 Penangulangan Kebakaran Dasar hukum yang menjelaskan mengenai K3 Listrik adalah:
2. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasn Instalasi Penyalur Petir;
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.: Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI-040225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja;
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja;
9. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
10. SNI 03-6570-2001 Tentang instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja
PT Kunango jantan adalah sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Bapak Asril. Beliau memulai bisnisnya sebagai rentenir. Bisnis ini berlangsung hingga tahun 1986. Beliau mulai beralih menjadi seorang trading yang membuat sebuah beton blok untuk penyangga tiang listrik dengan modal seadanya. Dari ide kreatifnya beliau mampu memanfaatkan besi yang sudah tidak terpakai menjadi bahan baku pembuatan beton blok dan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu beliau juga mensuplay alat-alat listrik untuk kontraktor PLN.
Pada tahun 2012 dari perkembangan usaha pabrik tiang besi listrik di kota Padang, beliau membeli tanah seluas 12,5 hektar di daerah By pass KM 25 Padang Pariaman. Pada tahun 2013 beliau membangun pabrik pembuatan pipa baja yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan tiang besi listrik tanpa perlu harus membeli lagi ke pihak luar. Selanjutnya pada tahun 2015 beliau juga mendirikan pabrik elbow dan galvanis. Pabrik elbow sudah mulai beroperasi dan saat ini sedang dilakukan ekspansi, sedangkan pabrik galvanis belum mulai beroperasi.
PT Kunango Jantan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi pipa, beton dan plat baja . PT Kunango Jantan bertempat Jl By Pass Km 25 Kanagarian Kasang, Kab Padang Pariaman – Sumatra Barat. PT Kunango Jantan dibangun diatas tanah seluas 12,5 hektar dengan luas bangunan sekitar 12.500 m2.
PT Kunango Jantan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin). Prinsip tersebut memiliki sasaran kepedulian, pola hidup bersih dan sehat serta melatih hidup mandiri sedangkan pola dasarnya meliputi niat, usaha berpikir, tentukan cara, laksanakan segera dan kontinuitas. PT Kunango Jantan memiliki sarana dan fasilitas berupa sarana parkir, fasilitas MCK, tempat ibadah, kantin, tempat penampungan sementara limbah padat dan cair, sarana K3 (APD, pelayanan kesehatan dan gambar sebagai peringatan kewasapadaan bagi karyawan), labor, ruangan timbangan, ruangan teknis dan bus karyawan.
PT Kunango Jantan memiliki jumlah tenaga kerja 420 orang, yang artinya perusahan wajib menerapkan SMK3 dan juga mempunyai potensi bahaya yang tinggi dari kegiatan produksi atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti ledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit sudah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
Pembentukan P2K3 pada PT KunangoJantan sudah sesuai dengan Permanaker RI No 04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta tata cara penunjukan ahli K3. Pada tahun ini, PT Kunango Jantan sedang melengkapi 64 kriteria pada Tingkat Awal elemen SMK3, selanjutnya PT Kunango Jantan harus melengkapi 122 kriteria pada Tingkat Transisi dan yang terakhir melengkapi 166 kriteria pada Tingkat Lanjut.
Dalam kegiatannya, PT Kunango Jantan melakukan berbagai macam proses kerja yang tidak luput dari resiko. Proses tersebut antarar lain proses produksi tiang besi, proses produksi elbow, proses produksi galvanis, proses produksi beton, proses quality control, dan hingga proses transporting/ pengiriman.
Bermacam-macam peralatan digunakan dalam kegiatan atau proses kerja di PT Kunango Jantan diantaranya adalah pemakaian bahan berbahaya seperti bahan kimia pada proses produksi, menggunakan 80% peralatan produksi dengan tenaga listrik yang mempunya potensi kebakaran akibat arus pendek, maintenance yang tidak sesuai prosedur, ataupun instruksi kerja yang tidak dijalankan dengan baik. Selain itu peralatan-peralatan pendukung yang memiliki potensi bahaya yang cukup signifikan diantaranya forklift, genset, maupun pesawat angkat-angkut.
2.2 Temuan-temuan di Lapangan
2.2.1 K3 Penanggulangan Konstruksi 2.2.1.1 Temuan Positif
1. Perusahaan telah menunjuk Ahli K3 Kontruksi dalam pelaksanaan kegiatan kontruksi;
2. Tenaga kerja dan petugas tidak berada pada sekitar mesin pancang;
3. Tempat kerja telah memiliki penerangan yang cukup dan ventilasi yang cukup;
4. Tangga memiliki panjangtidak lebih dari 9 meter dan terbuat dari bahan yangkuat;
5. Perusahaan telah rutin melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara berkala;
6. Operator mesin telah mesin yang bertugas telah memiliki lisensi;
7. Pekerja telah menggunakan APD.
2.2.1.2 Temuan Negatif
1. Kerapian area kerja maintenance konstrusi tidak terjaga yang ditandai dengan alat kerja yang berserakan;
2. Penggunaan scaffolding sudah memenuhi standar, namun pada tiap- tiap pekerjaan konstruksi tertentu masih jarang digunakan;
3. Terdapat pekerja yang melintas saat overhead crane beroperasi;
4. Operator overhead crane belum mempunyai lisensi;erdapat juru las yang belum memperhatikan K3 dalam bekerja.
2.2.1 K3 Penanggulangan Listrik 2.2.1.1 Temuan Positif
1. Setiap panel listrik yang ada pada setiap unit produksi sudah diberi tanda peringan berupa poster peringatan.
2. Sudah ada pengesahan awal untuk izin listrik yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Padang.
3. udah ada sistem penyalur petir aktif yang mana pada saat sebelum instalasi telah diperiksa oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Padang.
4. Telah dilakukan pengujian instalasi petir setiap 1 tahun sekali oleh PLN
5. Tahanan tanah (grounding) dibawah 5 ohm telah memenuhi syarat teknis
6. Adanya izin penggunaan peswat angkat angkut (lift) yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Padang.
2.2.1.2 Temuan Negatif
1. Belum dibentuk tim maintenance listrik yang tersertifikasi baik Ahli K3 listrik dan Teknisi Listrik, sesuai Permen No 12 tahun 2015 pasal 7
2. Ditemukan beberapa instalasi kabel listrik yang masih aktif namun kondisinya terbuka dan terurai sehingga berpotensi bahaya kebakaran dan kesetrum.
3. Terdapat sambuangan kabel listrik dan alat elektronik yang melintang di lokasi unit produksi yang berpotensi kebakaran.
4. Ditemukan salah satu Gardu listrik yang terbuka tanpa ada pengawas ataupun engineer yang berada dilokasi gardu.
5. banyaknya panel listrik yang terbuka dan kabel yang berserakan yang bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak berkepentingan 6. Ditemukan instalasi kabel listrik yang berada di saluran air dan
menggantung tanpa dilindungi benda lain.
2.2.2 K3 Penanggulangan Kebakaran 2.2.2.1 Temuan Positif
1. Jalur evakuasi bahaya telah tersedia di beberapa tempat;
2. Team pemadam kebakaran telah tersedia yang masuk dalam keanggotaan P2K3 dan telah diadakan simulasi kebakaran;
3. Team pemadam kebakaran sudah dilatih terlebih dahulu dalam menangani terjadinya kebakaran di lingkungan perusahaan;
4. Tersedianya APAR yang tersebar di seluruh tempat di PT Kunango Jantan.
2.2.1.2 Temuan Negatif
1. Belum adanya ahli K3 spesialis kebakaran;
2. Team pemadam kebakaran belum tersertifikasi;
3. Jalur evakuasi yang tersedia tidak tersebar di seluruh perusahaan;
4. Peta jalur evakuasi dipasang ditempat yang susah untuk dilihat;
5. Tidak adanya hydran di perusahaan;
6. Tidak terdapatnya sprinkler di perusahaan;
7. Tidak terdapatnya smoke detector di perusahaan;
8. Jarak antar APAR tidak beraturan dan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku;
9. Tidak adanya SOP APAR;
10. Tidak terdapatnya APAR di ruangan kerja seperti kantor;
11. Tidak semua APAR sudah memiliki data ceklis pemeriksaan;
12. Belum semua departemen terdapat penanggung jawab pada bagian APAR;
13. Tidak terdapatnya pressurized fan khususnya pada tangga darurat dan jalur evakuasi.
BAB III
ANALISA TEMUAN 3.1 Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran
No. Lokasi Temuan Saran Dasar Hukum Foto
1
Pembuatan Tiang
Terdapatnya APAR sebagai sarana proteksi kebakaran.
Sebaiknya APAR diletakkan setiap 15 m dan tersebar diseluruh area kerja.
Perletakan APAR sebaiknya ditempat yang mudah dijangkau dan dijaga perawatan dari APAR tersebut.
Peraturan Menteri No.04/1980
Bab II Pemasangan
Pasal 4 dan pasal 8.
Lampiran 2 2
PT.Kunango Jantan
PT Kunango jantan telah memiliki tim penanggulangan kebakaran dan tanggap darurat yang berada di bawah naungan P2K3. Simulasi kebakaran sudah pernah dilakukan di perusahaan ini..
Sebaiknya tim penanggulangan kebaran telah berlisensi agar sah dimata hukum dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Simulasi kebaran di perusahaan ini sebaiknya dilakukan secara rutin misalnya satu kali dalam setahun, sehingga seluruh tim penanggulangan kebaran dan
Instruksi Menaker Inst. 11/MEN/1997 tentang pengawasan
khusus K3
penanggulangan
kebakaran nomor 1 poin 2
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT
Kunango Jantan]
3.2 Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran
No. Lokasi Temuan Hazard Saran Regulasi Foto
1 Pembuatan Tiang Jalur evakuasi tidak tersebar diseluruh perusahaan.
Terjatuh dan
Terjerembab akibat saling dorong pada saat terjadi bencana, dikarenakan tidak tersebarnya jalur evakuasi
Jalur evakuasi sebaiknya tersebar diseluruh perusahaan dan terletak ditempat yang mudah terlihat.
UU Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1b.
Kepmenaker No. 186 Tahun 1999
2 Tidak terdapatnya
pressurized fan pada perusahaan.
Kebakaran tidak teratasi
Membuat pressurized fan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan agar saat terjadi kebakaran api tidak mudah meluas ke bagian lain. Pressurized fan sebaiknya diletakkan pada tangga darurat dan
Instruksi Menaker Inst. 11/MEN/1997 tentang pengawasan khusus K3 penanggulangan
kebakaran Lampiran bagian II
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan
dengan pihak PT Kunango Jantan]
3 Penanganan kebakaran hanya dilakukan dengan menggunakan APAR, belum tersedianya hydran, smoke detector, dan sebagainya.
Kebakaran tidak teratasi
Seharusnya setiap perusahaan memiliki perlindungan kebakaran baik pasif dan aktif.
Instruksi Menaker Inst. 11/MEN/1997
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan
dengan pihak PT Kunango Jantan]
4 Tidak terdapatnya ahli K3
spesialis kebakaran yang tersertifikasi serta tim penanggulangan
kebakaran tidak
tersertifikasi.
Seharusnya setiap perusahaan memiliki ahli k3 spesialis kebakaran dan tim penanggulangan kebaran tersertifikasi.
Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. KEP-
186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan
dengan pihak PT Kunango Jantan]
3.3 Temuan Positif K3 Listrik
No Lokasi Temuan Saran Regulasi Foto
1. Gardu Listrik
Instalasi listrik telah mengacu kepada SNI-04-0225-2000 (PUIL 2000) yang dilaksanakan langsung oleh pihak 3 yaitu PLN
Pengawasan instalasi litrik sebaiknya dilakukan oleh pegawai pengawas atau Ahli K3 listrik perusahaan.
Kepmenakertrans RI No KEP 75/MEN/ 2002 PUIL 2000 poin 9.10.2.1
2. Pembuatan Reducer
Adanya rambu tanda bahaya listrik pada unit produksi yang menggunakan listrik bertegangan tinggi
Pertahankan pada setiap unit produksi
PUIL 2000 & 2011 poin 9.5.4.2
3. Produksi Tiang Listrik
Terdapat sistem penyalur petir yang bersifat aktif (elektro statis) pada setiap bangunan yang memiliki resiko tinggi dengan sistem penyalur petir pasif.
Tinggi tiang penyalur petir ± 20 meter
Sebaiknya tempat-tempat kerja, lorong-lorong, gang-gang tempat orang lebih dirapikan
Permenakertrans No 2/1989 PUIL 2000 poin 3.25
No Lokasi Temuan Saran Regulasi Foto
4. Produksi Tiang Listrik
Telah dilakukan pemeriksaan dan ujian berkala instalasi listrik dan ruang panel listrik ditemukan pada unit produksi
sebaiknya pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan , ahli k3 listrik dan/atau ahli k3 bidang listrik dari PJK3
Permenaker RI No 33 tahun 2015 perubahan permen 12/2005 pasal 10
5. Produksi Tiang Listrik
Terdapat proteksi kejut listrik berupa panel box
Sebaiknya panel listrik tersebut diberi tanda bahwa benda tersebut adalah sumber listrik yang bertegangan tinggi
PUIL 2000 & 2011 poin 9.5.4.2
No Lokasi Temuan Hazard Saran Regulasi Foto
1. Pembuatan Pipa
Ditemukan beberapa instalasi kabel listrik yang tidak tersusun rapi
Tertelungkup, Terjatuh dan terjerembab .
Sebaiknya instalasi litrik dan penggunaan kabel listrik harus tersusun rapi dan dipasang dengan tepat.
Dan perusahaan sebaiknya menerapkan 5R sesuai perusahaan
PUIL 2000 & 2011 poin 3.24.2.3
2. Pembuatan Pipa
Ditemukan panel listrik yang terbuka dan hanya diberi tanda dengan cat tanda petir. Hal ini dapat menimbulkan
kesalahpahaman pekerja sehingga bisa menjadi resiko kesetrum.
Tersetrum Sebaiknya dilengkapi dengan visual control “ Bahaya Tegangan Listrik Tinggi”
PUIL 2000 & 2011 poin 3.4
3. Pembuatan Pipa
Tidak terdapat proteksi gangguan langsung pada kabel listrik dan terdapat genangan air pada sekitar kabel
Tersetrum,
Tertelungkup akibat kabel yang berserakan
Perusahaan atau P2K3 sebaiknya melakukan proteksi terhadap kabel tersebut dengan cara membuat cover dan melindungi kabel dari kondisi area yang tergenang air.
PUIL 2000 & 2011 poin 3.24.2.3
No Lokasi Temuan Hazard Saran Regulasi Foto
4. PT.Kunango Jantan
Tidak ditemukan box control untuk pengecekan sistem penyalur petir
Perusahaan harus
menambahkan control box agar dilakukan pemantauan secara terus menerus.
PUIL 2000&2011 po 3.25 [Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
5. PT.Kunango Jantan
Pengawasan terhadap instalasi listrik belum dilakukan oleh pegawai pengawas atau ahli K3 bidang listrik
Tersetrum, Kebakaran Perusahaan sebaiknya memiliki ahli K3 dibidang listrik yang tersertifikasi karena unit produksi menggunakan listrik berdaya tinggi yang berisiko.
Permenaker No 12 tahun 2015 K3 Listrik ditempat kerja pasal 7
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
6 PT.Kunango Jantan
Hanya memiliki engineer listrik
Sebaiknya memiliki ahli K3 spesialis dibidang listrik pada perusahaan
Permenaker No 12 tahun 2015 K3 Listrik ditempat kerja pasal 7
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
7 PT.Kunango Jantan
Belum menerapkan LOTO (Locked Out and Tag Out) untuk proses maintenance
Perusahaan harus menerapkan sistem LOTO (Locked Out and Tag Out)
Permen No 3 Tahun 1984 [Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
No Lokasi Temuan Hazard Saran Regulasi Foto
8 Gardu Listrik
Ditemukan ruang Gardu listrik yang terbuka tanpa pengawas. Yang bisa masuki oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
Tersetrum aliran listrik Sebaiknya pintu tidak dibiarka terbuka tanpa ada pengawasan Ahli K3 listrik atau Teknisi Listrik dari perusahaan
PUIL 2000 & 2011
3.5 Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan
No Lokasi Temuan Saran Regulasi Foto
1. PT.Kunango Jantan
Perusahaan telah menunjuk Ahli K3 Kontruksi dalam pelaksanaan kegiatan kontruksi
Sebaiknya Ahli K3 Kontruksi lebih sering melakukan kontrol ke lapangan agar pelaksanaan K3 pekerja lebih terarah
Bab I Pasal 1 ayat 6 UU No. 1 Tahun 1970 serta Pasal 5 KEP.
174/MEN/1986 danNo . KEP.
104/KTPS/1986
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
No Lokasi Temuan Saran Regulasi Foto
2. Konstruksi Pondasi Tiang
Tenaga kerja dan petugas tidak berada pada sekitar mesin pancang
Pekerja tetap harus memperhatikan APD dan keselamatan saat bekerja
Bab XI Pasal 69 Permenkertrans No. 1/ MEN 1980
3. Pekerjaan Pengelasan
Tempat kerja telah memiliki penerangan yang cukup dan ventilasi yang cukup
Sebaiknya tempat-tempat kerja, lorong-lorong, gang- gang tempat orang lebih dirapikan
Bab II Pasal 5 Permenkertrans No. 1/ MEN1980
4. Pekerjaan Pengelasan
Tangga memilikipanjangtidak lebih dari 9 meter dan terbuat dari bahan yangkuat
Sebaiknya lokasi sekitar tangga lebih dirapikan dan kondisi tangga selalu di cek agar keamanan terjamin
Bab IV Pasal 25 dan 26 ayat 3 PermenkertransNo.1/MEN 1980
No Lokasi Temuan Saran Regulasi Foto
5. PT.Kunango Jantan
Perusahaan telah rutin melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara berkala
Pertahankan dan tingkatkan Bab VII Pasal 43Permenkertrans No. 1/ MEN1980
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
6. PT.Kunango Jantan
Operator mesin telah mesin yang bertugas telah memiliki lisensi
Diadakan pelatihan berkala pada operator agar lebih terlatih
Bab VII Pasal 44
PermenkertransNo. 1/ MEN1980
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
7. Penyambungan besi
Pekerja telah menggunakan APD Pekerja selalu diawasi penerapan sistem K3 saat pekerja dan dilakukan oleh seluruh pekerja
Bab XV Pasal 99Permenkertrans No. 1/ MEN1980
3.6 Temuan Negatif K3 Konstruksi Bangunan
No Lokasi Temuan Hazard Saran Dasar hukum Foto
1. Pekerjaan Pengelasan
Kebersihan dan
kerapian area kerja maintenance konstrusi tidak terjaga yang ditandai dengan alat kerja yang berserakan
Terjungkal, Terjatuh, Tertelungkup akibat benda-benda yang berserakan
Sebaiknya kebersihan dan kerapian ditempat kerja
harus dijaga
sehinggabahan-bahan yangberserakan, bahan-
bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
Bab II Pasal 6 Permenkertrans No. 1/ MEN1980
2. Pekerjaan
Pengelasan
Penggunaan scaffolding sudah memenuhi standar, namun pada tiap-tiap pekerjaan konstruksi tertentu masih jarang digunakan
Terjatuh dari
ketinggian
Penggunaan scaffolding ini
harus di beri perhatian lebih oleh pengawas, karena keselamatan tenaga kerja dalam pekerjaan ditempat ketinggian sangat beresiko tinggi bagi pekerja.
Bab III Pasal 12 danpasal 18Permenkertrans No. 1/
MEN 1980
No Lokasi Temuan Hazard Saran Dasar hukum Foto
3. Pengangkutan Hasil Produksi
Terdapat pekerja yang melintas saat overhead crane beroperasi
Tertimpa Benda atau alat-alat pada saat overheadcrane
beroperasi
Ahli K3 dan para supervisor harus lebih
tegas dalam
menindaklanjuti dan mengawasi pekerjaan para karyawan agar tidak terjadi kecelakaan serta dibuat jalur lintas khusus pekerja
Bab V Pasal 31 Permenkertrans No. 1/
MEN1980
4. Pengangkutan Hasil Produksi
Operator overhead
crane belum
mempunyai lisensi
Tertimpa, Kejatuhan alat-alat atau benda- benda dll.
Perusahaan merekrut operator yang berlisensi dan melakukan pelatihan untuk operator yang belum berlisensi
Bab VII Pasal
44Permenkertrans No. 1/MEN /1980
[Sesuai dengan diskusi dan peninjauan lapangan dengan pihak PT Kunango
Jantan]
5. Pekerjaan
Pengelasan
Terdapat juru las yang belum memperhatikan K3 dalam bekerja
Terkena percikan bunga api, tersengat aliran listrik, tergores dll.
Diberikan teguran kepada pekerja yang tidak memperhatikan K3 saat bekerja
Bab XIII Pasal
44Permenkertrans No.1/MEN /1980
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN
1. Pelaksanaan K3 di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada PT Kunango Jantan masih terbilang rendah, terlihat dengan kurangnya sarana K3 penanggulangan kebakaran seperti adanya peta evakuasi, penyediaan proteksi kebakaran pasif (sarana evakuasi yang memadai; serta peta berserta petunjuk jalur evakuasi) maupun aktif (penyediaan alat deteksi, dan APAR yang sesuai, sprinkler serta hidran).
Tetapi masih diperlukan peningkatan kualitas dan kondisi, karena masih terdapat APAR posisi dan jaraknya yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. PT Kunango Jantan masih membutuhkan perbaikan di bidang K3 Listrik dari segi housekeeping (terutama perawatan dan kerapihan kabel) untuk mencegah adanya kecelakaan yang terkait listrik di lingkungan perusahaan. Selain itu, diperlukan adanya AK3 Listrik karena perusahaan ini memiliki kebutuhan listrik yang besar yaitu mencapai 5 MW;
3. PT Kunango Jantan dalam melaksanakan K3 di bidang konstruksi belum cukup baik karena banyak hal-hal yang belum diperhatikan seperti kondisi lingkungan kerja, APD pada pekerja dan beberapa mesin yang digunakan dalam konstruksi memberikan potensi bahaya .
4.2 SARAN
1. Diperlukan pengawasan dan pemeriksaan APAR di lingkungan kerja dengan lebih teliti, agar tidak ada APAR yang tidak lewat masa berlakunya dan tidak ada lagi kotak APAR yang terkunci tanpa ada martil untuk memecahkannya. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi mengenai housekeeping yang baik agar tidak ada lagi APAR yang diletakkan dengan tidak sesuai dengan ketentuan, maupun barang-barang yang diletakkan di sekitar APAR. Dengan ditingkatkannya inspeksi dan housekeeping diharapkan semua instalasi dapat digunakan untuk mencegah dan/atau
menanggulangi bahaya kebakaran. Selain itu, perlu adanya ditambah sarana penanggulangan kebakaran baik pasif maupun aktif;
2. Perlu adanya pengawasan untuk personil K3 di bidang listrik, agar dapat memenuhi persyaratan perundangan (seperti SIO teknisi listrik), dan adanya pembenahan di perkabelan instalasi listrik untuk mencegah terjadinya risiko korslet;
3. Lingkungan kerja di bagian konstruksi sebaiknya dikondikan lebih rapi dan teratur serta alat-alat yang digunakan dalam konstruksi sebaiknya dilakukan pengecekan terlebih dahulu guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hal itu dipersiapkan baik semenjak tahap perencanaan, konstruksi dan pasca konstruksi.
.