• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BATUAN BEKU

N/A
N/A
Muhammad Bahrain Bahrain

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BATUAN BEKU "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KORDINATOR PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

JUMAIN ZAKARIAH, S.T MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN

09320230116 C4

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR LABORATORIUM GEOLOGI DASAR PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2024

(2)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi berasal dari kata geos dan logos. geos berarti bumi dan logos yang berarti pengertian. Secara etimologi, geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lapisan lapisan batuan yang berada di dalam bumi beserta susunannya.

Kata Geologi pertama kali dipergunakan pada Tahun 1473 oleh Richard de Bury untuk Hukum atau Ilmu Kebumian. Geologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang berhubungan dengan bumi, meneliti sejarahnya dengan kehidupan yang ada, baik susunan keraknya, bangun dalamnya, berbagai gaya yang bekerja padanya, dan evolusi yang dialaminya. Geologi dasar didalam hal ini merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya serta menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi (Rifai 2014).

Pada dasarnya batuan yang berada dipermukaan bumi terbagi atas tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk oleh magma yang mengalami proses pendinginan. Batuan sedimen terbentuk oleh material material sedimen yang terkompaksi, mengeras, dan mengalami litifikasi. Material sedimen sendiri berasal dari lapukan batuan yang lebih dahulu terbentuk yang mengalami erosi, dan lapukan ini diangkut oleh air maupun udara yang kemudian diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan endapan.

Batuan beku dan batuan sedimen ini kemudian dapat berubah bentuk karena menerima perbuhan temperatur dan mendapat tekanan dalam waktu yang sangat lama, dan akhirnya membentuk batuan metamorf. Beragam jenis batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan tekstur serta warnanya, dan hanya para ahli geologi-lah yang dapat melakukannya. (Sultoni, Hidayat, dan Slamet Subandrio 2019).

Adapun praktikum kali ini dilakukan secara offline sehingga kami lebih muda untuk membedakan beberapa batuan beku. Dimana kami dapat membedakan sifat-sifat tiap batuan batuan yaitu terdapat warna lapuk, warna segar, jenis batuan, tekstur kristanilitas, tekstur granularitas, fabrik pembentuk, fabrik relasi, struktur, serta membedakan nama batuan beku fento dan nama batua travis.

(3)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan laboratorium ini adalah agar praktikan dapat mengenal dan mengetahui, serta menguasai ilmu tenteng batuan yang menjadi salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.

1.2.2 Tujuan

1. Praktikan dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku;

2. Praktikan dapat mengetahui mineral penyusun pada batuan beku;

3. Praktikan dapat membedakan jenis batuan beku;

4. Praktikan dapat mendeskripsikan batuan beku dan menentukan nama dari batuan beku.

1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat

1. Alat tulis;

2. Mistar min.30 cm;

3. Loop (60×);

4. Magnet;

5. HCL 0,1 M;

6. Lap kasar dan lap halus;

7. Skala bar;

8. Pensil warna;

9. Komperator

10. Skala Fenton dan Travis.

1.3.2 Bahan

1. Buku catatan;

2. Kertas HVS A4 (Min. 5);

3. Buku Penuntun Geologi Dasar;

4. Buku referensi;

5. Problem set (8).

(4)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Geologi

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.

Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan (Djauhari Noor 2015).

Hampir semua kebutuhan kita sehari-hari diperoleh dari bumi mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan energinya, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir setiap bentuk kegiatan manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi, maupun untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi seperti migas dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang sangat erat dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil, Pertambangan, Pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan, menyebabkan ilmu ini semakin banyak dipelajari, tidak saja oleh mereka yang akan memperdalam bidang geologi sebagai profesinya, tetapi juga bagi lainnya yang bidang profesinya mempunyai kaitan yang erat dengan bumi.

Seorang ahli geologi mempunyai tugas disamping melakukan penelitian- penelitian untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunungapi, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi. Dengan semakin berkembangnya

(5)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

penghuni bumi, dimana sebelumnya pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang ini pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang ditentukan oleh faktor-faktor geologi agar pembangunannya tidak merusak keseimbangan alam. Karena itu tugas seorang ahli geologi disamping apa yang diuraikan diatas, juga mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa-bumi dll; meramalkan dan bagaimana cara menghindarinya. Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi lazimnya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis. Geologi Fisik atau Physical Geology, adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfir, serta proses-proses yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi Matahari dan tarikan gayaberat bumi.

Proses-proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan pengendapan.

Dalam skema dibawah ini diperlihatkan hubungan yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi antara Litosfir yang merupakan bagian paling luar dari Bumi yang bersifat padat, dengan Atmosfir (udara) dan Hidrosfir (selaput air), yang kemudian menciptakan Biosfir yang merupakan bagian dari Bumi dimana terdapat interaksi antara ketiganya dan kehidupan di Bumi. Interaksi ini menyebabkan sifat bumi yang dinamis. Kedalam Biosfir itu termasuk semua jenis kehidupan yang ada di Bumi. Dan semuanya itu terkumpul dalam lapisan atau zona yang dimulai dari dasar samudra keatas dan menembus hingga beberapa kilometer kedalam Atmosfir.

Kemudian tepat dibawah Atmosfir dan samudra terdapat bagian yang keras dari bumi yang disebut Litosfir.

Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan. Hampir semua kebutuhan kita sehari-hari diperoleh dari bumi mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan energinya, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir setiap bentuk kegiatan

(6)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi, maupun untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi seperti migas dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi.

Gambar 2.1 Interaksi antara Litosfir, Hidrosfir, Biosfir dan Atmosfir

(7)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Disisi lain, Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisma, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.

Dalam perioda abad ke 20, bagian dari ilmu geologi ini dapat dikatakan sedang berada dalam puncak perkembangannya yang semakin mempesona bagi para pakar ilmu kebumian, yaitu dengan dicetuskannya konsep tektonik global yang baru (The New Global Tectonic) dengan teori tektonik lempengnya. Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran-pemikirannya dan telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi seperti petrologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan sebagainya.

2.2 Pengenalan Batuan

Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian dari kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama yaitu batuan beku (igneous rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau dipermukaan bumi, batuan sedimen (sedimentary rock), terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi dari material organik, atau hasil penguapan dari larutan; dan batuan metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan sebagai singkapan (Muhammad Zuhdi 2019).

Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan , erosi, transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat dinamik, dan merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Sepanjang kurun waktu dan akibat dari proses-proses ini, suatu batuan akan berubah menjadi jenis yang lain. Tanah merupakan media

(8)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

tumbuh bagi tanaman dan juga sebagai tempat hidup bagi jasad renik, baik yang mikro ataupun yang makro.Tanah yang ada di sekitar kita berasal dari bebatuan yang mengalami pelapukan dikarenakan beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan pelapukan adalah iklim dan aktivitas jasad hidup.

Iklim dan aktivitas jasad renik pada suatu relief/topografi tertentu akan menentukan berapa lama bahan induk dapat mengalami pelapukan.

Pelapukan bebatuan/bahan induk untuk menjadi tanah yang bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup umumnya memerlukan waktu yang sangat lama. Bebatuan sendiri juga memilki ciri dan sifat yang berbeda- beda, seperti warna, tekstur dan mineral penyusun batuan. Batuan dibedakan menjadi beberapa jenis seperti batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan ini merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari tipe batuan yang telah ada.

Batuan berasal dari magma yang berada di perut bumi. Magma tersebut akan membeku dalam waktu yang lama. Magma yang membeku sejak berada di dalam perut bumi disebut dengan batuan beku. Batuan beku merupakan jenis batuan yang mengalami pelapukan secara sempurna, sehingga rongga yang ada didalamnya sangat kecil dan merupakan batuan yang sangat kuat. Batuan jenis ini biasanya digunakan pada sektor industri untuk bahan dalam pembangunan.

Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang berasal dari endapan atau batuan beku yang mengalami pelapukan dan terbawa oleh angin atau air.

Batuan beku yang lama kelamaan akan terkikis dan mengarami pengendapan akibat dari proses kimia atau yang sering disebut kristalisasi.

Batuan sedimen memiliki karakteristik yaitu memiliki beberapa rongga yang cukup besar, sehingga tingkat kekuatannya berada di bawah batuan beku. Batuan sedimen sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yakni terdiri dari batuan sedimen mekanik, ada juga batuan sedimen kimia, dan ada juga batuan sedimen organik.

Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang berasal dari pelapukan batuan beku dan batuan sedimen. Batuan metamorf sering disebut dengan batuan malihan.

(9)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Gambar 2.2 Siklus batuan

Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan sebagai (singkapan). Proses pembentukannya juga dapat diamati saat ini. Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang menghasilkan beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi beberapa jenis batuan sedimen. Kerak bumi ini bersifat dinamik dan merupakan tempat berlangsungnya berbagai proses yang mempengaruhi pembentukan ketiga jenis batuan tersebut. Hubuingan ini merupakan dasar dari jentera (siklus)

(10)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

batuan.Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

1. Mineral asam / felsic minerals

Mineral-mineral ini umumnya berwarna cerah karena tersusun atas silika dan alumni, seperti: kuarsa, ortoklas, plagioklas, muskovit.

2. Mineral basa / mafic minerals

Mineral-mineral ini umumnya berwarna gelap karena tersusun atas unsur- unsur besi, magnesium, kalsium, seperti : olivin, piroksin, hornblende, biotit.

Mineral-mineral ini berada pada jalur kiri dari seri Bowen.

Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral- mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Secara sederhana dapat dilihat pada Bowen Reaction Series. Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah berubah menjadi mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah mineral yang relatif stabil. Pada jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali adalah olivin sedangkan mineral yang terbentuk terakhir adalah biotit.

Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena kelompok mineral ini paling banyak dijumpai. Yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah calcic plagioclase (bytownit), sedangkan pada suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas). Mineral-mineral sebelah kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium feldsfar kemudian menerus ke muskovit dan berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang paling stabil. Mineral selalu bersifat kristalin (tersusun atas kristal-kristal sejenis), namun kristal belum tentu mineral tergantung dari komponen penyusunnya (Nisa’ dan Ilmianto 2023).

2.3 Definisi Batuan Beku

Batuan beku (Igneous rock) berasal dari bahasa latin yaitu “ignis” yang berarti api atau pijar. Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma. Magma adalah bahan cair pijar didalam bumi, bersuhu tinggi (800-1400oC) serta memiliki kekentalan tinggi, bersifat mobile dan cenderung bergerak ke permukaan bumi.

(11)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Batuan beku ekstrusif atau instrusif atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi.

Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi.

Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya sebuah magma ke atas permukaan bumi dan akan menjadi lava atau akan meledak secara dahsyat di atmosfer dan akan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan sepanjang kurun waktu dan akibat dari proses-proses ini, suatu bahan akan berubah menjadi jenis yang lain. Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena penurunan tekanan, kenaikan temperatur atau perubahan komposisi.

Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

(12)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Gambar 2.3 Magma

Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut para ahli, magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian bawah dengan temperatur yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan baku batuan beku adalah magma atau lapisan bumi yang telah dipijar yang mengalami proses pembekuan alami. Maka dari itu magma juga biasa disebut dengan proses pembentukan yang disusun oleh bahan yang berupa gas.

Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun 1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius.

Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas (antara lain air, CO2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk.

Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur utama yaitu Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95%

volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap.

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur utama yaitu; Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95%

volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang

(13)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap. Bagan yang ditunjukkan pada Gambar 3.5 merupakan cara pengenalan secara umum yang didasarkan terutama pada komposisi mineral.

Beberapa ahli yang memiliki pendapat tersendiri mengenai batuan beku seperti:

a. Bates dan Jackson (1990)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari proses pembekuaan magma baik secara ekstrusif maupun secara intrusif, yaitu proses perubahan fase dari fase cair menjadi fase padat.

b. Huang (1962)

Batuan beku (igneous rocks) adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil pembekuan daripada magma yang mendingin sehingga hal tersebut dapat dikatakan sebagai batuan yang memili mineral slikat dari hasil pembekuan.

2.4 Proses Pembentukan Batuan Beku

Magma merupakan bahan lebur berasal dari dalam bumi berupa cairan silikat kental, memiliki pijar, mudah bergerak (mobile) dan bertemperatur tinggi. Magma yang mengintrusi hingga ke permukaan bumi dimakan lava. Ketika lava tersebut mendingin dan mengkristal maka terbentuklah batuan beku ekstrusif atau sering disebut batuan vulkanik. Sedangkan apabila magma hanya mengintrusi dan membeku di dalam kerak bumi dinamakan batuan beku intrusive. Magma merupakan material silikat yang panas dan pijar yang terdapat didalam bumi dengan temperature berkisar 600oC sampai 1500oC. Magma disusun oleh bahan yang berupa gas (volatile) seperti H2O dan CO2 (Atimi, Mt. dan Sartika 2022).

Klasifikasi batuan beku secara umum didasarkan pada komposisi mineral dan sifat teksturnya yang berguna untuk penamaan batuan dan menjelaskan asal kejadiaanya. Kehadiran berbagai macam mineral pada batuan menggambarkan magma asal pembentuk batuan tersebut serta bagaimana struktur goelogi dari kerak dan mantel bumi tempat pembentukannya. Sedangkan tekstur pada batuan beku menggambarkan mengenai proses yang terjadi saat pendinginan magma dimana tekstur dapat dikenali melalui variasi ukuran dan bentuk butiran mineral.

(14)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma baik di dalam maupun permukaan bumi. Batuan beku merupakan kumpulan mineral hasil pendinginan dan solidifikasi magma yang berasal dari bagian bawah kerak bumi atau dikenal dengan mantel bumi. Proses pembentukan kerak magma dikontrol oleh gradient geotherlmal sebagai sumber panas yang diperlukan untuk proses peleburan batuan diamana temperatur akan bertambah 3°C setiap kedalaman 100 meter (Atimi, Mt. dan Sartika 2022).

pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun dan ion-ion tersebut akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi.

Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat maka ion-ion mempunyi kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya apabila pendinginan berlangsung cepat maka ion-ion tersebut tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga akan membentuk kristal yang kecil. Apabila pendinginan berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion-ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas.

Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedral oksigen-silikon.

Kemudian tetrahedral-tetrahedral oksigen silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari bermacam mineral silikat Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah.

Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral yang lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair. Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan folatil juga mempengaruhi proses kristalisasi, Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut. Pengolahan batuan beku sudah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang Berbagai cara telah di lakukan seperti

(15)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

penggabungan jenis–jenis yang sama dalam satu golongan dan pemisahaan dari jenis–

jenis yang tidak menunjukkan persamaan Karena tidak adanya kesepakatan di antara para ahli petrologi klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda–beda. Bila kita dapat memilih salah satu klasifikasi dengat tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang sangat memuskan.

Gambar 2.4 Batuan beku

2.5 Mineral Penyusun Batuan Beku

Batuan beku diklasifikasi berdasarkan kandungan silika pada batuan. Silika memberikan warna terang pada batuan, sehingga klasifikasi warna pada batuan beku didasarkan pada kandungan silika pada batuan tersebut. Silika terbentuk berdasarkan faktor konsentrasi silika pada lelehan magma, konsentrasi unsur (alumunium, besi, kalsium, magnesium, sodium dan potassium) pada lelehan magma, serta pengruh suhu dan tekanan pada saaat kristalisasi magma. Komposisi unsur pada lelehan magma tersebut membentuk beberapa mineral yang menjadi kriteria mineralogi batuan beku diantaranya yaitu kehadiran Kuarsa, komposisi Felspar, dan proporsi mineral Feromagnesia (Fe-Mg).

Kuarsa merupakan mineral yang tersusun atas silika sehingga batuan dengan komposisi mineral utamanya silika cenderung memiliki warna terang. Sedangkan batuan yang mengandung mineral olivine komponen utamanya terdiri atas besi.

(16)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Mineral-mineral yang membentuk batuan beku di determinasi oleh komposisi kimia magma darimana mineral-mineral tersebut mengkristal. Seperti halnya batuan beku yang telah di ketahui mempunyai variasi yang sangat besar, maka dapat pula di asumsikan bahwa macam magmapun mempunyai variasi yang besar pula. Para ahli geologi mengungkapkan bahwa satu gunung api mempunyai tingkat erupsi yang bervariasi, kadang- kadang mengeluarkan lava yang mempunyai mineral yang berbeda, terutama pada gunung api yang mempunyai periode letusan cukup lama.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa magma yang sama kemungkinan dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi.

N. L. Bowen adalah seorang ahli yang pertama kali melakuakan penyelidikan terhadap proses kristalisasi magma pada awal abad ke 20 ini. Hasil penyelidikan Bowen di laboratorium menunjukkan bahwa mineral-mineral yang telah mengkristal dan masih terdapat dalam lingkungan magma yang masih cair akan bereaksi dengan sisa cairan magma dan menghasilkan mineral berikutnya. Urut-urutan pengkristalan dari mineral-mineral tersebut terkenal dengan nama Bowen’s Reaction Series atau Deret Bowen. Dari deret Bowen tersebut telah dijelaskan dan dapat dilihat bahwa pada bagian kiri terdapat mineral-mineral yang berwarna gelap atau Mafic.Pada bagian kanan terdapat mineral-mineral berwarna terang seperti kuarsa, orthoklas, plagioklas dan muskovit (Putri, Putra, dan Abdurrachman 2018).

(17)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Gambar 2.5 Bowen’s Reaction Series 2.6 Dasar Klasifikasi Batuan Beku 2.6.1 Komposisi Mineral

Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur utama yaitu Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu Feldspar.

Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang.

Sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap.

2.6.2 Tekstur

Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi derajat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berkaitan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Tekstur adalah hubungan antara sifat butir mineral yang satu dengan butir mineral lainnya didalam satu masa dasar yang tidak terpisah. Tekstur dalam batuan beku terdiri atas beberapa macam, yaitu:

1. Kristanilitas

(18)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila ada pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi ada pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna Derajat/tingkat kristanilitas mineral dalam suatu masa batuan beku, meliputi:

a. Holokristalin, apabila seluruh massa batuan terdiri dari Kristal (mineral).

Hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif sempurna.

b. Hipokristalin, apabila sebagian massa batuan terdiri dari non-kristal/amorf (gelas). Hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih memungkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.

c. Holohyalin, apabila sebagian massa dasar batuan terdiri dari non- kristal/amorf (gelas).

2. Granularitas

Granularitas adalah ukuran butir Kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus sehingga tidak dapat dikenal atau dilihat. Granularitas atau ukuran butir adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali. Granularitas dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan. Adapun macam-macam granularitas, yaitu:

a. Fanerik, Apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan huungan antar butir.

Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelasatau kaca dapat diamati.

kristalnya dapat dibedakan dengan mata biasa artinya, besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa.

(19)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Gambar2.6 Tekstur fanerik 3. Fabrik

Bentuk kristal, yaitu:

Bentuk kristal dalam pandangan dua dimensi

a. Euhedral (idimorf), mempunyai bidang batas kristal yang baik.

b. Subhedral (panidomorf/Hypidomorfic), bidang kristalnya merupakan pencampuran yang baik dan yang tidak baik.

c. Anhedral (Xenomorf/Allotriomorfic), seluruh bidang kristalnya jelek.

(20)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

Bentuk kristal dalam pandangan tiga dimensi

a. Equidimensional (Equat): ketiga dimensi sama besar.

b. Tabular: dua dimensi lebih panjang dimensi ketiga

c. Prismatik: satu arah dimensi lebih panjang daripada dua dimensi lain.

d. Irregular: dimensinya tak teratur 4. Relasi

Hubungan antar kristal dalam batuan beku, yaitu:

a. Equigranular, ukuran kristalnya sama/hamper sama besar. Disebut equigranular apabila memiliki ukuran mineral yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 3:

1) Panidiomorfik Granular

Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk euhedral

2) Hipidiomorfik Granular

Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk subhedral.

3) Allotriomorfik Granular

Apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk anhedral.

b. In Equigranular, dimensinya tak teratur.

Inequigranular adalah sebuah kategori tekstur mineral yang berarti bahwa ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.

Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain (yang lebih kecil) disebut massa dasar yang bisa berupa kristal atau gelas. Hal ini menunjukkan bahwa mineral dalam batuan beku tidak hanya memiliki ukuran yang sama, tetapi juga berukuran yang berbeda-beda.

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan kita pakai dalam Praktikum batuan beku, kemudian siapkan sample batuan beku yang akan kita deskripsikan, sebanyak 8 sample batuan. Langkah pertama yaitu kita

(21)

MUHAMMAD RIZQULLAH TUNGKA MUHAMMAD BAHRAIN BURHAN 09320220111 09320230116

menentukan nomor peraga pada mineral dengan mengurutkan batuan tersebut lalu kita tulis menggunakan pensil untuk mempermudah jika ada data yang salah. Setelah itu kita lihat warna segar dan warna lapuk. Dalam menentukan warna segar kita perlu memperhatikan dengan seksama belahan batuan yang akan deskripsi, kita melihat warna apa yang paling mendasari atau mendominasi dari batuan tersebut maka itulah warna segarnya. Untuk warna lapuk kita perhatikan warna apa yang menempel pada batuan selain warna segar setelah kita simpan batu tersebut dalam beberapa waktu.

Selanjutnya kita tentukan jenis batuan tersebut apakah dia asam, intermedit, basa atau ultrabasa. Untuk strukturnya kita kita memberi struktur masive pada semua batuan karena yang di deskripsi hanyalah sampel batuan, dan tekstur batuannya, untuk kita deskripsi dari kristalinitasnya, apakah dia holokristalin, hipokristalin atau holohyalin, kita lihat dari massa batuannya apakah terdiri dari kristal atau hanya sebagian saja. Lanjut untuk granularitasnya kita perhatikan batuannya apakah dia fanerik, porfiritik atau afanitik, dilihat dari kistalnya dapat dilihat dengan kasat mata atau tidak.

Untuk untuk fabriknya terbagi menjadi dua yaitu bentuk yang dimana bentuk terbagi jadi tiga, euhedral, subhedral, dan anhedral, dapat dilihat dari bidang kristalnya jelek atau baik. Relasi terbagi menjadi dua, equigranular (ukuran kristalnya sama) dan in equigranular (dimensinnya tidak teratur).

Kita juga menentukan komposisi mineral utama dan mineral tambahannya lalu menentukan persentase dari setiap mineral tersebut, lalu menuliskan komposisi kimia dari mineral tersebut. Setelah itu, kita memberikan nama suatu batuan tersebut berdasarkan Travis, 1950 dan Fenton, 1955. Pendeskripsian terakhir dengan memberikan simbol batuan beku, simbolnya menggambar kotak terus di dalamnya diberikan simbol tanda tambah lalu diberikan warna merah. Lalu rapikan alat dan bahan.

Referensi

Dokumen terkait

Batuan beku andesit merupakan jenis batuan yang terbentuk dari pembekuan lava yang keluar kepermukaan bumi saat terjadi letusan gunung berapi dan juga terbentuk

Magma yang membeku sejak berada di dalam perut bumi disebut dengan batuan beku.Batuan beku merupakan jenis batuan yang mengalami pelapukan secara sempurna, sehingga

"api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai

Batuan beku intrusif terbentuk di dalam kerak bumi, sedangkan batuan beku ekstrusif terbentuk saat proses vulkanik yang mengeluarkan muntahan lava yang kemudian

Batuan beku adalah batuan hasil pendinginan dari magma (batu pijar), batuan sedimen adalah batuan berlapis hasil proses pengendapan berbagai partikel mineral

batuan hasil pembekuan magma (termasuk batuan piroklastik) gabro, granit, basalt; tuf ..  ,atuan

Dari teksturnya yang phaneric dan interlocking, batuan tersebut terbentuk dari proses pendinginan magma yang lama dalam kedalaman yang relative dalam sehingga terbentuk

BatuanAda 3 jenis batuan penyusun litosfer yaitu batuan beku yang terbentuk dari magma pijaryang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan, batuan sedimen terbentuk