DASAR-DASAR ILMU TANAH
PRAKTIKUM PENGAMATAN PROFIL TANAH SECARA LANGSUNG DI LAPANGAN
Disusun Oleh :
FAJRIN VANESSA MILHARDI D1A020107
Dosen Pengampu : Ir. Zurhalena, M.P.
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
JUDUL : MENGAMATI PROFIL TANAH TUJUAN :
1. Menentukan profil(deskripsi) tanah pada kawasan tertentu 2. Menentukan struktur tanah
3. Menentukan warna tanah
4. Menedeskripsikan ciri tiap lapisan tanah ALAT&BAHAN :
1. Cangkul/parang 2. Air mentah
3. Wadah datar/triplek 4. Meteran
5. Skop
6. Penggaris besi 7. Alat tulis 8. Soil color chart 9. Panduan praktikum LANGKAH KERJA :
1. Permukaan tanah dibersihkan dari rumput atau sampah lainnya.
2. Tandai tinggi lereng yang memiliki perbedaan warna dari puncak lalu diambil sampelnya untuk diamati.
3. Sampel yang diamati diidentifikasi dan didata dalam lembar kerja deskripsi tanah.
4. Catat perubahan horizon yang diamati beserta kedalamannya. Lakukan pada setiap sampel.
5. Ambil agregat tanah berdiameter + 2-3 cm setiap titik.
6. Bandingkan warna tanah tersebut dengan warna-warna yang terdapat dalam Soil Color Chart.
7. Catat satuan/kode yang terdapat dalam lembaran buku ini yaitu kilapan (hue).
8. Biasanya warna ini dicatat pada dua keadaan yaitu pada keadaan lembab dan keadaan kering.
Pada praktikum ini, dilakukan pada keadaan lembab. Lakukan pada setiap sampel.
9. Ambil agregat tanah secukupnya, kemudian basahi dengan air hingga menjadi pasta 10. Pilin tanah menggunakan ibu jari dan juga telunjuk
11. Tentukan konsistensi tanah tersebut, lakukan pada setiap sampel.
12. Ambil sedikit agregat tanah, letakkan pada telapak tangan, lalu basahi dengan air yang sedikit banyak
13. Rasakan bagaimana tekstur tanah tersebut
14. Tentukan terktur tanah berdasarkan segitiga berikut. Lakukan pada setiap sampel.
15. Amati lereng yang sudah dipilih tadi, identifikasi bagaimana pori tanah, karatan pada tanah, perakaran, celah mikroorganisme, dan juga clayskin tanah.
16. Pindahkan catatan ke dalam lembar kerja
Tanah yang diamati dan diambil sampelnya
Praktikum ini mengalami penundaan selama beberapa hari, dikarenakan curah hujan yang tinggi selama beberapa hari berturut, dan pada hari pelaksanaan pun kondisi tetap hujan, sehingga perbedaan lapisan tanah tidak tampak jelas pada gambar tanah galiannya.
Horizon O
Biasa disebut dengan top soil, merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk pada lapisan permukaan atas tanah. Lapisan ini berwarna hitam pekat yang menandakan tanah tersebut subur, tanah menjadi sangat subur karena mengandung banyak bahan organik dari pelapukan dan bahan mineral.
Horizon A
Lapisan ini berada di bawah lapisan permukaan tanah, lapisan ini telah kehilangan kandungan mineral dengan cukup besar. Warna horizon A lebih terang daripada horizon O.
Horizon B
Lapisan ini berada di tingkat ketiga dari permukaan atas. Pada lapisan ini telah banyak kehilangan struktur batuan asli, warna lebih terang dar i dua horizon teratas.
Horizon C
Lapisan ini berada di tingkat keempat dari permukaan atas. Pada lapisan ini tanah lebih padat, warna terang tetapi lebih gelap dari lapisan diatasnya
Horizon R
Lapisan ini berada di tingkat kelima dari permukaan atas. Pada lapisan ini terdapat banyak batuan Fe, warna sedikit lebih terang dari lapisan C dan sedikit gelap dari lapisan B
Penentuan warna tanah
Horizon O : Dark Brown Horizon A : Grey
Horizon B : Reddish Yellow Horizon C : Strong Brown Horizon R : Light Brown
Penentuan konsistensi tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.
Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan.
Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab atau kering.
Lapisan 1
Kondisi kering : lepas, tidak melekat satu sama lain
Kondisi lembab ; gembur, diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas.
Kondisi basah : kelekatan:agak lekat, sedikit menempel di sela jari, plastisitas:agak plastis, Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk
Lapisan 2
Kondisi kering : lunak, gumpalan mudah hancur bila diremas
Kondisi lembab : gembur, diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas
Kondisi basah : kelekatan:agak lekat, sedikit menempel di sela jari, plastisitas:agak plastis, Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk
Lapisan 3
Kondisi kering : agak keras, memerlukan tenaga untuk menghancurkannya
Kondisi lembab : teguh,berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat dihancurkan dengan remasan tangan
Kondisi basah : kelekatan:lekat, melekat pada jari tangan atau benda lain, plastisitas:plastis, dapat membentuk gulungan tanah lebih 1 cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut
Lapisan 4
Kondisi kering : sangat keras, berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan kedua tangan
Kondisi lembab : sangat teguh, berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat dihancurkan dengan remasan tangan
Kondisi basah : kelekatan:sangat lekat, sangat melekat pada jari tangan atau benda lain, plastisitas:sangat plastis, diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
Lapisan 5
Kondisi kering : lunak, gumpalan mudah hancur bila diremas
Kondisi lembab : gembur, diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas
Kondisi basah : kelekatan:tidak lekat, tidak melekat pada jari maupun benda lain, plastisitas:tidak plastis, tidak membentuk gulungan tanah.
Penentuan tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif fraksi pasir, debu dan liat yang menyusun massa tanah. Fraksi liat berukuran < 2 mikron (0,002 – 0,05 mm), dan fraksi pasir berukuran 50 – 2000 mikron (0,05-2 mm).
Penetapan tekstur tanah secara garis besarnya dapat dilakukan dengan dua cara : penetapan menurut perasaan di lapangan dan penetapan dengan metode pipet di laboratorium.
Lapisan 1
Dapat membentuk bola dengan baik, setelah diuji dengan metode pita, didaptkan hasil patahan pita
>2,5cm , setelah dipirid dirasakan kasar, sehingga tekstur tanah termasuk kelas tekstur Lempung Liat Berpasir.
Lapisan 2
Dapat membentuk bola dengan baik, setelah diuji dengan metode pita, didaptkan hasil patahan pita
<2,5cm, setelah dipirid dirasakan kasar, sehingga tekstur tanah termasuk kelas tekstur Lempung Berpasir.
Lapisan 3
Dapat membentuk bola dengan baik, setelah diuji dengan metode pita, didapatkan hasil patahan pita
<2,5cm, setelah dipirid dirasakan licin, halus, sehingga tekstur tanah termasuk kelas tekstur Lempung Berdebu.
Lapisan 4
Dapat membentuk bola dengan baik, setelah diiuji dengan metode pita, didapatkan hasil patahan pita
>5cm, setelah dipirird dirasakan halus, licin, sehingga tekstur tanah termasuk kelas tekstur Liat Berpasir.
Lapisan 5
Sedikit sulit membentuk bola karena terdapat banyak batuan Fe, setelah diuji dengan metode pita, didapatkan hasil patahan pita <2,5cm, setelah dipirid dirasakan kasar, sehingga tekstur tanah termasuk kelas tekstur Lempung
Penentuan kerapatan tanah
Kerapatan isi merupakan bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang dinyatakan dalam g/cm3. Tanah yang basah dipipihkan lalu dijemur selama 5 jam dibawah terik matahari, ukurlah diameter sebelum dan sesudah penjemuran. Kerapatan tanah ini juga sebagai cara untuk menentukan kadar air/mineral di dalam tanah tersebut.
Lapisan 1
Diameter sebelum : 3,1 cm Diameter sesudah : 2,9 cm Lapisan 2
Diameter sebelum : 3 cm Diameter sesudah : 2,7 cm Lapisan 3
Diameter sebelum : 2,9 cm
Diameter sesudah : 2,7 cm Lapisan 4
Diameter sebelum : 3,2 cm Diameter sesudah : 2,7 cm Lapisan 5
Diameter sebelum : 3,2 cm Diameter sesudah : 3 cm
Penentuan permeabilitas tanah
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poros. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas.
Pada gambar, setiap sampel tanah dibentuk bulat dengan ukuran yang sama, lalu dimasukkan ke wadah berisi air, diletakkan pada permukaan datar, kemudian didiamkan selama 1 jam.
1 2
5
3 4
1 2
5
3 4
LEMBAR KERJA DESKRIPSI TANAH
Profil No : ...
Model : Area : Ladang
Surveyor : Fajrin Vanessa Milhardi Photo Nr/Map Nr. : 8HQV+X57
Observation Nr. : 2 Vegetation : Pisang
Date : 24/09/21 Present Land Use : Ladang camp.
Location : Kenali asam bawah Water Tabel : -
Rentis : - Drainage Units : Baik
Tentatif Soil Class : Liat merah Land Units : -
Tentatif Land Class : Vegetasi Slope gradients : ±80°
Layer
Symbol O A B C R
Nr 1 2 3 4 5
Depth (cm) 9 7 11 11 27
Horizon Boundary
a c g d a c g a c
s w i b s s w w w
Matris color
Mottles
f m a f f m a a
1 2 3 1 1 2 2 2
F d p f f f |d p
Concretion
f m a - f - m a
1 2 3 - 1 - 2 3
Fe Ca Mn - Mn - Fe Fe
W m h - w - m h
Texsture
S ls sl l - - - - l
Si cl scl sicl scl sc - - -
Sc sic sil c - - sil sc -
Consistency
W So ss s vs po ps p vp vp p ss ss so
M L vfr fr fi Vfi efi fr fr vfi efi fi
D L s sh h Vh eh sh s s eh l
Struktur
0 1 2 3 1 1 2 3 3
Vf f m c vc f f m m vc
Pl pr cpr abk sbk gr cr sg m gr cr sg sbk sbk Organic
matter
H m h m m m -
Fc hc sc sc hc fc fc -
Pauna activity Z1 z2 z3 Z2 Z1 Z1 Z1 Z3
Clay skin C1 c2 c3 C1 C1 C2 C3 C1
Cracks f m a f f m a m
1 2 3 1 1 1 2 2
Pores f m a m f f f a
1 2 3 1 1 1 1 3
Roots f m a a m f m -
1 2 3 1 1 2 2 -
Stones/Laterite s
f m a f m f m a
Lgt lg lb st g co lgt lgt lgt lg lg
Remarks Soil Sample
1. Surface featur : hinterland No. Depth (cm) Special featur
2. Flooding : - hours 1 9 Organic
Depth of water : - cm 2 7 Surface
On month : - mo 3 11 Subsoil
3. Micro relief : lahan galian 4 11 Substratum
4. Permeability rate : cepat 5 27 Bedrock
5. Depth to sand : - 6. Parent material : liat 7. Sketch of landform : -
Keterangan :
Model : Area : Fungsi lahan(ladang,kebun dll)
Surveyor : Nama Surveyor Photo Nr/Map Nr. :
Observation Nr. : Misal , B 002 Vegetation : Jenis tanaman yg ada (cabai) Date : Tanggal, Bulan, Tahun Present Land Use : Tataguna lahan saat ini (kebun
Campuran)
Location : Petak/Kebun ke berapa Water Tabel : Kedalaman muka air tanah Rentis : Jalur nomor ke berapa Drainage Units : Kondisi drainase (Baik dll) Tentatif Soil Class : Klasifikasi tanah sementara Land Units : Unit Lahan
Tentatif Land Class : Klasifikasi lahan sementara Slope gradients : Kemiringan lereng Symbol : Simbol
Nr : Nomor (I, II, dst)
Depth : Kedalaman pengambilan contoh tanah 1. Horizon Boundary (batas horison)
a = abruft = nyata, tebal peralihan kurang dari 2,5 cm c = clear = Jelas, tebal peralihan 2,5 cm – 6,5 cm g = gradual = Berangsur, tebal peralihan 6,5 cm –12,5 cm d = diffus = Baur , tebal peralihan >12,5 cm
s = smooth = Rata , Batas horison datar
w = wavy = Bergelombang, Batas horison bergelombang i = irreguler = Tidak teratur, batas tidak teratur naik turun b = broken = Terputus, Batas horison tidak menyambung
2. Matrix color : Intensitas warna tanah sesuaikan dengan buku Munsell soil color chart, misal 5 YR5/6 yang berarti yellowish red (Merah kekuning kuningan). Dilihat pada kondisi lembab dan kering
3. Motles : karatan ada yang berasal dari Fe dan Mn.
Misal, Fe2+ Fe3+
Reduksi kelabu merah kuning
f = few = sedikit 1 = kecil F = Faint = baur m= medium = sedang 2 = sedang d = distinct = jelas a = abundent = banyak 3 = besar p = prominent = nyata
contoh : f1d artinya karatan sedikit, ukuran kecil dengan perbandingan yang jelas
4. Concretion merupakan lanjutan dari proses mottle hanya sifatnya keras (akumulasi bahan-bahan dalam tanah yang bersifat keras secara kimiawi) dan tidak dapat dipecah lagi.
Concretion yang disebabkan Fe berwarna merah, Mn berwarna hitam dan Ca berwarna putih.
f = few = sedikit 1 = kecil (diameter 0.5 cm) w = wake = lemah/mudah patah m= medium = sedang 2 = sedang (diameter 0.5-1.5 cm) m = moderat = sedang
a = abundent = banyak 3 = besar(diameter > 1.5 cm) h = hard = keras/kuat 5. Texture
S = sand = pasir Si = silty = debu
Ls = loamy sand = pasir berlempung cl = clay loam = lempung berliat
Sl = sandy loam = lempung berpasir scl = sandy clay loam = lempung liat berpasir l = loam = lempung sicl= silty clay loam = lempung liat berdebu sc = sandy clay = liat berpasir sil = silty loam = lempung berdebu
sic= silty clay = liat berdebu c = clay = liat 6. Consistency : sifat daya tahan tanah terhadap gaya-gaya luar
W = wet = basah M = moist = lembab Dry = Kering
So = non sticky = tidak lekat l = loose = lepas l = lose = lepas Ss = slight sticky = sedikit lekat vfr = very friable = sangat gembur s = soft = lemah S = sticky = lekat fr = friable = gembur sh=slight hard =sedikit kuat Vs = very sticky = sangat lekat fi = firm = teguh h = hard=kuat/keras Po = non plastis = tidak palstis Vfi = very firm = sangat teguh vh=very hard =sangat keras Ps = slaight plastis = sedikit plastis efi = extrimly firm = ekstrim teguh
P = plastis, vp = very plastis = sangat plastis eh = extrimly hard = extrim keras
7. Struktur
Perkembangannya Kekerasan ukurannya Bentuknya 0 = tidak berstruktur vf =very fine = sangat halus pl = platy = lempeng 1 = struktur lemah f = fine = halus pr = prismatik = prisma 2 = struktur sedang m = medium = sedang cpr = columnar prismatik 3 = struktur kuat c = coarse = kasar
Vc= very coarse = sangat kasar
abk = angular blocky sbk = sub angular blocky
Gr = granular = butir-butir Cr = crumb = remah Sg = single graind M = masif 8. Organic Matter : Bahan organik dilihat dari tingkat pelapukannya
H = high = tinggi m = Medium = sedang
fc = fibric = bahan organik melapuk kurang dari 33 % hc = hemic = bahan organik melapuk 33% - 66%
sc = sapric = bahan organik melapuk lebih dari 66%
9. Pauna activity : dengan melihat lubang-lubang cacing atau bekas serangga Z1 = sedikit = 1-3 per 7 cm2
Z2 = sedang = 4-14 per 7 cm2 Z3= banyak = > 14 per 7 cm2
10. Clay skin = Lapisan liat (sedikit mengkilat) terjadi karena adanya migrasi liat yang sangat halus menempel pada agregat tanah ped particle dan bila telah kering terlihat mengkilat.
C1 = sedikit, tipis pada bidang ped dan pori C2 = sedang, pada bidang ped dan pori C3 = banyak, tebal pada bidang ped dan pori.
11. Cracks : retakan/celah
f = few = sedikit, < 2 % 1 = kecil < 0.5 cm m = medium = sedang, 2 – 20 % 2 = sedang, 0.5-2 cm a = abundent = banyak, > 20 % 3 = besar > 2
12. Pores : pori-pori tanah, dikaitkan dengan aktivitas mikroorganisme
f = few = sedikit 1 = kecil
m = medium = sedang 2 = sedang a = abundent = banyak 3 = besar 14. Roots : perakaran
f = few = sedikit 1 = kecil, < 2 mm m = medium = sedang 2 = sedang, 2 – 5 mm a = abundent = banyak 3 = besar, > 5 mm
15. Stones/laterites : kandungan batuan-batuan dan laterit yang merupakan bahan induk pada tanah ultisol.
Pada permukaan tanah sering terdapat pecahan-pecahan laterit seperti genting, berarti tanah kurang produktif secara fisik.
f = few = sedikit, < 10 % m = medium = sedang, 10 – 30%
a = abundent = banyak, > 30%
lgt = laterite grit, diameter 2-3 mm
lg = laterite gravel, butiran bata merah diameter 3-10 mm lb = laterite boundery, besar berdiameter > 200 mm st = stones, batu-batu diameter 10 – 100 mm g = gravel, kerikil
co = cobles, batu kerikil
Surface featur : bentuk wilayah secara umum, Permeability rate : tingkat permeabilitas cepat/lambat Flooding : kebanjiran, Depth to sand : kedalaman pasir, Parent material : bahan induk
Macro relief : Bentuk wilayah, Sketch of landform : gambaran tanah tempat boring/profil
KESIMPULAN :
1. Lapisan teratas/top soil adalah lapisan yang banyak mengandung bahan organik dan mineral, pada lapisan terbawah mengandung banyak batuan Fe berwarna merah dengan diameter beragam tetapi rata-rata berukuran sedang.
2. Pori-pori pada lapisan tanah yang pertama memiliki cukup banyak pori-pori yang diakibatkan dari aktifitas mikroorganisme, sedangkan pada lapisan terbawah terdapat banyak pori yang diakibatkan dari batuan-batuan Fe tadi.
3. Karatan pada tanah cenderung lebih banyak dan tampak jelas pada lapisan ke 3 dan 4.
4. Perakaran pada tanah, lapisan pertama terdapat banyak akar-akar halus dari tumbuhan/alang-alang yang tumbuh diatas permukaannya, pada lapisan kedua terdapat sedikit akar-akar halus, pada lapisan ketiga terdapat cukup banyak akar dengan ukuran cukup besar, pada lapisan keempat terdapat cukup banyak akar dengan ukuran yang cukup besar, pada lapisan kelima tidak ditemukan akar hanya bebatuan.
5. Kerapatan tanah, tanah yang memiliki kerapatan yang kuat adalah lapisan 4, sedangkan yang memiliki kerapatan tidak rapat adalah lapisan 5, hal ini bisa saja disebabkan dari tanah yang mengandung banyak batuan.
6. Permeabilitas tanah, tanah pada lapisan 1 membutuhkan waktu lebih lama untuk air masuk kedalam pori- pori dan memisahkannya, pada lapisan ke 3,4,5 membutuhkan waktu 1 jam saja untuk air masuk ke dalam pori-pori dan memisahkannya.