• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: KEHANTARAN THERMAL METODE LESS

N/A
N/A
21-049 Hardy Aditya Chandra

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR: KEHANTARAN THERMAL METODE LESS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA MAHASISWA HARDY ADITYA CHANDRA

NIM 210401049

FAKULTAS/PRODI FT/S1 – TEKNIK MESIN

SEMESTER 1 (SATU)

TAHUN AJARAN 2021/2022

JUDUL PERCOBAAN KEHANTARAN THERMAL METODE LESS

TANGGAL PRAKTIKUM 05 NOVEMBER 2021

ASISTEN MIRANDA TAMBUNAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR

UPT. PP. LABORATORIUM ILMU DASAR DAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

(2)

KEHANTARAN THERMAL METODE LESS

I. Tujuan

1. Untuk membandingkan nilai kehantaran termal antara teori dengan hasil percobaan (praktek).

2. Untuk menentukan nilai kehantaran termal suatu bahan menurut Metode Less berdasarkan bahan yang bukan penghantar panas yang baik (isolator).

3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi nilai kehantaran thermal.

(3)

II. Peralatan dan Bahan 3. 1 Peralatan

1. Alat Less, terdiri dari 3 keping logam yang identik, 1 keping kayu dan alat pemanas berupa filamen.

2. Power Supply Digital

Fungsi :sebagai sumber tegangan arus listrik . 3. Termometer 3 buah

Fungsi :untuk mengukur suhu dari keping logam.

4. Termometer digital

Fungsi :untuk mengukur suhu kamar.

5. Keping penghantar buruk: Kayu

Fungsi :sebagai bahan penghantar buruk yang digunakan dalam percobaan.

6. Keping penghantar baik: Logam (Tembaga)

Fungsi :sebagai bahan penghantar baik yang digunakan dalam percobaan.

7. Amperemeter

Fungsi :untuk mengukur arus listrik dari rangkaian alat Less.

8. Voltmeter

Fungsi :untuk mengukur tegangan listrik dari rangkaian alat Less.

9. Jangka Sorong

Fungsi :untuk mengukur ketebalan dan diameter dari keeping logam dan keping kayu.

10. Tahanan Geser

Fungsi :untuk memvariasikan besarnya tegangan dan arus listrik.

11. Kabel dan Penjepit Buaya

Fungsi :untuk menghubungkan komponen listrik

3. 2 Bahan 1. -

(4)

III. Prosedur Percobaan

1. Diisi gelas ukur dengan air sebanyak 100 ml kemudian diukur suhu awalnya (suhu sebaiknya dibawah 15 ˚C).

2. Ditimbang tabung kalorimeter beserta pengaduk dengan menggunakan neraca digital.

3. Diisi tabung kalorimeter dengan air es yang telah diukur volumenya kemudian ditimbang kembali massanya.

4. Dihidupkan Power Supply kemudian diatur tegangan dan arus yang akan digunakan, lalu dimatikan Power Supply.

5. Dirangkai peralatan yang digunakan.

6. Dihidupkan Power Supply bersamaan dengan stopwatch kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan-lahan dan terus menerus.

7. Diamati perubahan suhu pada waktu 60 s kemudian dicatat.

8. Dilakukan percobaan yang sama dengan interval waktu 60 s hingga mencapai 900 s.

9. Dimatikan Power Supply kemudian disusun kembali peralatan yang digunakan .

(5)

IV. Data Percobaan

I. Jenis Penghantar Baik: LOGAM

d = 4,16 𝑐𝑚 = 4,16 × 10−2 𝑚 r = 2,08 𝑐𝑚 = 2,08 × 10−2 𝑚 x = 1,28 𝑐𝑚 = 1,28 × 10−2 𝑚 II. Jenis Penghantar Buruk: KAYU

d’ = 5,20 𝑐𝑚 = 5,20 × 10−2 𝑚 r’ = 2,60 𝑐𝑚 = 2,60 × 10−2 𝑚 x’ = 0,27 𝑐𝑚 = 0,27 × 10−2 𝑚 III. I = 1,4 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒

V = 6,0 𝑉𝑜𝑙𝑡 IV. Ta = Suhu Kamar = 28 °𝐶

V. T10 = 28,5 °𝐶 T20 = 28,5 °𝐶 T30 = 28,5 °𝐶

Tabel 5.1 Data Percobaan Perubahan Suhu Terhadap Waktu

t (s) T1(oC) T2(oC) T3(oC)

300 29 31 33

600 30 35 38

900 32 38 41

1200 34 40 43

1500 35 42 45

Trata-rata

32 37,2 40

(6)

V. Analisis Data

1. Menghitung luas penampang keping penghantar baik (Logam)

2. Menghitung luas permukaan silindris keping penghantar baik (Logam) 𝑆 = 2𝜋𝑟𝑥

𝑆 = 2 ∙ 3,14 ∙ 2,08 × 10−2∙ 1,28 × 10−2

𝑆 = 𝟏𝟔, 𝟕 × 𝟏𝟎−𝟒 𝒎𝟐

3. Menghitung luas penampang keping penghantar buruk (Kayu) 𝐴= 𝜋𝑟′2

𝐴= 3,14 ∙ (2,60 × 10−2)2

𝐴= 𝟐𝟏, 𝟐 × 𝟏𝟎−𝟒 𝒎𝟐

4. Menghitung luas permukaan silindris keping penghantar buruk (Kayu)

5. Menghitung suhu isolator rata-rata

6. Menghitung konstanta banding (c) 𝐴 = 𝜋𝑟2

𝐴 = 3,14 ∙ (2,08 × 10−2)2

𝐴 = 𝟏𝟑, 𝟔 × 𝟏𝟎−𝟒 𝒎𝟐

𝑆= 2𝜋𝑟𝑥

𝑆= 2 ∙ 3,14 ∙ 2,60 × 10−2∙ 0,27 × 10−2

𝑆= 𝟒, 𝟒𝟏 × 𝟏𝟎−𝟒 𝒎𝟐

𝑇= 𝑇1+ 𝑇2 2

𝑇= 32 °C + 37,2 °C

2 = 𝟑𝟒, 𝟔 °𝐂

𝑒 = 𝑉. 𝐼

(𝑆(𝑇2− 𝑇𝑎) + (𝐴 + 𝑆)(𝑇2+ 𝑇3− 2𝑇𝑎)

(7)

7. Menghitung kehantaran thermal yang tidak baik

8. Menghitung persen deviasi

𝑒 = 6 .1,4

((16,7 × 10−4)(37,2 °C − 28 °C) + (13,6 × 10−4+ 16,7 × 10−4)(37,2 °C + 40 °C − 2 × 28 °C)

𝑒 = 6 .1,4

(153,64 × 10−4+ 642,36 × 10−4)

𝑒 = 6 .1,4 796 × 10−4 𝒆 = 𝟏𝟎𝟓, 𝟓 𝑾/𝒎𝟐. °𝑪

𝐾𝑝 = 𝑒{𝑆(𝑇− 𝑇𝑎) + (𝐴+ 𝑆)(𝑇1− 𝑇𝑎) 𝐴(𝑇2− 𝑇1) 𝑥

𝐾𝑝= 105,5{4,41 × 10−4. (34,6 − 28) + (21,2 × 10−4+ 4,41 × 10−4)(32 − 28)

21,2 × 10−4(37,2 − 32) 0,27 × 10−2

𝐾𝑝 = 105,5{29,106 × 10−4+ 102,44 × 10−4}

110,24 × 10−4 0,27 × 10−2

𝐾𝑝 = 33,99 × 10−2≈ 𝟎, 𝟑𝟒 𝑾/𝒎. °𝑪

%𝐷 = |𝐾𝑡− 𝐾𝑝

𝐾𝑡 | × 100%

%𝐷 = |0,16 − 0,34

0,16 | × 100%

%𝐷 = |−0,18

0,16 | × 100%

%𝐷 = 1,125 × 100% = 𝟏𝟏𝟐, 𝟓%

(8)

VI. Ulasan

1. Bandingkanlah hasil nilai kehantaran thermal secara praktek dan secara teori!

Hasil nilai kehantaran thermal yang tidak baik yang didapatkan secara teori adalah 𝐾𝑡 ≈ 0,16 𝑊/𝑚. °𝐶 dan untuk nilai kehantaran thermal yang tidak baik yang didapatkan secara praktek adalah 𝐾𝑝 ≈ 0,34 𝑊/𝑚. °𝐶. Besar persen deviasi antara kehantaran thermal teori dan praktek adalah %𝐷 = 112,5%.

2. Faktor yang memengaruhi nilai kehantaran thermal, yakni :

➢ Luas penampang

Semakin besar luas penampang suatu benda, maka semakin kecil nilai kehantaran thermalnya

➢ Suhu awal

Semakin tinggi suhu suatu ruangan, maka semakin tinggi pula nilai kehantaran thermalnya

➢ Jenis bahan yang digunakan

Semakin baik bahan yang digunakan, maka semakin besar nilai kehantaran thermalnya

(9)

VII. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah :

1. Nilai kehantaran thermal yang diketahui secara teori adalah 𝐾𝑡≈ 0,16 𝑊/𝑚. °𝐶 dan jika dibandingkan dengan yang didapatkan dari percobaan kali ini adalah 𝐾𝑝 ≈ 0,34 𝑊/𝑚. °𝐶 . Maka terlihat bahwa adanya perbedaan nilai diantara keduanya dikarenakan ada berbagai faktor yang memengaruhinya, seperti luas penampang, suhu awal, dan jenis bahan yang digunakan.

2. Nilai kehantaran thermal suatu bahan menurut Metode Less berdasarkan bahan yang bukan penghantar yang baik dapat didapatkan melalui rumus :

𝐾𝑝 = 𝑒{𝑆(𝑇− 𝑇𝑎) + (𝐴+ 𝑆)(𝑇1− 𝑇𝑎) 𝐴(𝑇2− 𝑇1) 𝑥 , dimana e adalah konstanta banding yang dapat didapat dengan rumus :

𝑒 = 𝑉. 𝐼

(𝑆(𝑇2− 𝑇𝑎) + (𝐴 + 𝑆)(𝑇2+ 𝑇3− 2𝑇𝑎)

Dari percobaan kali ini, didapat nilai kehantaran thermal sebesar 0,34 𝑊/𝑚. °𝐶

3. Faktor-faktor yang memengaruhi nilai kehantaran thermal adalah luas penampang (𝐴), suhu awal (𝑇0), dan jenis bahan yang digunakan, berlaku untuk konduktor maupun isolator.

Adapun saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah :

1. Asisten : Asisten mengarahkan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dan penjelasannya mudah dipahami sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

2. Laboratorium : Pemilihan alternatif dalam kegiatan belajar mengajarnya melalui daring sudah bagus untuk masa pandemi ini. Akan lebih baik jika bisa dilaksanakan secara offline.

3. Praktikum selanjutnya : Untuk praktikum selanjutnya, tidak ada yang perlu diubah karena sudah bagus dan berhasil memenuhi tujuan dilaksanakannya praktikum online ini.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat

benda-benda itu diudara dan dalam zat cair (yang akan ditentukan massa jenisnya), kemudian diukur massa jenis fluida dengan menggunakan aerometer,

Praktikum kali ini dilakukan dengan mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda menggunakan alat ukur jangka sorong serta mengukur ketebalan suatu

Syarat keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan nol.. ∑

Dalam penelitian pengaruh variasi suhu pemanasan awal ( preheating ) substrat pada metode thermal spray coating terhadap nilai kekerasan material baja karbon rendah

Sedangkan pada benda plastis, jika benda tersebut diberi gaya maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan, maka

Dari percobaan pengukuran benda padat diatas, untuk mendapatkan nilai keakuratan massa jenis suatu benda bisa kita tempuh melalui dua cara, yaitu cara perhitungan

Dalam percobaan ini akan ditentukan massa jenis benda sesuai prinsip Archimedes, dengan membandingkan besar gaya ke atas dan gaya berat di udara diperoleh massa jenis benda sebesar 𝜌