Laporan Praktikum Hidrodinamika Laut
BATIMETRI
Disusun oleh:
Nama : Fairuzzaman Nim : 2011101010043 Mata kuliah : Hidrodinamika Laut Laboran : Reza Wafdan, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
SEPTEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batimetri adalah proses penggambaran dasar perairan sejak pengukuran, pengolahan, hingga visualisasinya. Batimetri perairan dangkal biasanya dapat dicirikan dari warna pada beberapa habitat, seperti daerah terlindung, daerah cukup terlindung, dan daerah terekspos atau tak terlindung.
Indonesia memiliki garis pantai sepanjang ± 81.000 km, maka pemeruman kedalaman (batimetri) yang lebih efisien dan efektif tanpa memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama menjadi sangat penting. Topografi dasar laut merupakan suatu sistem yang dinamis, sehingga setiap saat perubahan-perubahan dapat terjadi. Perlu dilakukan suatu upaya pengkajian untuk mengetahui secara cepat kondisi perubahan tersebut sehingga perbaikan peta-peta batimetri dapat dilakukan agar perubahan mengenai dasar suatu perairan dapat di informasikan segera setelah perubahan terjadi.
Teknologi pemetaan batimetri berkembang dari waktu ke waktu. Pada awalnya, kedalaman diukur dengan menggunakan tambang yang ujungnya diberi pemberat dan mencoba untuk memperhitungkan kapan pemberat tersebut menyentuh dasar. Metode ini sulit dilakukan dan hasilnya hampir selalu tidak akurat karena arus yang kuat dapat menarik tambang dan pemberatnya ke samping sehingga kedalaman yang dihasilkan sering bukan kedalaman sebenarnya. Metode ini kurang akurat juga membutuhkan waktu yang lama karena kapal harus berhenti dalam waktu yang lama untuk menurunkan dan menaikan tambang. Oleh karena itu, saat ini teknik penginderaan jauh banyak digunakan sebagai alternatif untuk survei batimetri, terutama untuk perairan laut dangkal.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui kedalamaan pada lautan di sekitar pulau yang di ekstrak menggunakan aplikasi Matlab.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang didapakan setelah melakukan praktikum ini sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu batimetri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui ukuran kedalaman lautan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan Matlab dalam mencari kedalaman lautan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Teknik-teknik awal bathimetri menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi kapal.
Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. teknik tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus (Nontji.A, 2014).
Batimetri (dari bahasa Yunani: bathy, berarti “kedalaman”, dan metry, berarti “ukuran”) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relif lantai atau dataran dengan garis-garis kontor (countour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasin permukaan (Anonim, 2014).
Batimetri merupakan informasi mendasar yang utamanya diperlukan dalam pemetaan laut dan kajian oseanografi sebagai referensi utama. Namun pemahaman manusia terhadap kondisi dasar perairan laut di bumi lebih tertinggal dibandingkan informasi mengenai permukaan bulan atau Planet Mars sekalipun. Aplikasi lanjutan dari informasi batimetri dalam bentuk peta ataupun metadata 9 dapat digunakan di bidang pelayaran dan membangun model oseanografi, khususnya dinamika gerak arus (Agus, 2012).
Batimetri dasar laut diperlukan di suatu perairan sebagai pedoman jalur pelayaran yang jelas agar kapal yang melintas tidak karam terkena terumbu karang. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian batimetri menggunakan pancaran gelombang akustik sebagai pendekatan untuk pemetaan batimetri. Pancaran gelombang akustik tersebut dilakukan dengan bantuan alat Single Beam Echosounder. Single Beam Echosounder sangat cocok untuk menampilkan profil dasar laut dan banyak digunakan untuk pengukuran kedalaman dengan cepat pada bawah kapal untuk membantu navigasi secara realtime (Fachrurrozi, 2013).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar 3 Gambar 2
Gambar 1
B. Pembahasan
Pembuatan peta batimetri merupakan salah satu bidang kajian hidrografi. Batimetri adalah ukuran dari tinggi rendahnya dasar laut yang merupakan sumber informasi utama mengenai dasar laut.
Adapun manfaat peta batimetri pada bidang kelautan dan perikanan sebagai berikut.
1. Penentuan jalur pelayaran yang aman.
2. Perencanaan bangunan pinggir pantai.
3. Pendeteksian adanya potensi bencana tsunami di suatu wilayah.
4. Mengetahui kondisi morfologi suatu daerah perairan.
1.clc
2.close all 3.clear all
4.data='srtm15plus_52eb_9996_82ac.nc'
5.ncdisp(data)
6.% z
7.% Size: 167x130
8.% Dimensions: longitude,latitude
9.% Datatype: single
10. d=ncread(data,'z');
11. d1=permute(d,[2,1]);
12. figure(1) 13. contour(d1)
Untuk memunculkan gambar 1 yang ada di hasil pengamatan menggunakan script diatas yang cara nya, terlebih dahulu unduh datanya di web ‘erddap’. Setelah mengunduh data tersebut, copy nama filenya dan paste di script pada line 4 maka saat dijalankan akan keluar hasil seperti gambar 1 di hasil pengamatan.
Pada gambar 1 hanya memunculkan garis berwarna sebagai pembatas zona kedalamannya saja.
1.clc
2.close all 3.clear all
4.data='srtm15plus_52eb_9996_82ac.nc'
5.ncdisp(data)
6.% z
7.% Size: 167x130
8.% Dimensions: longitude,latitude
9.% Datatype: single
10. d=ncread(data,'z');
11. d1=permute(d,[2,1]);
12. figure(1)
13. contour(d1)
14. figure(2)
15. lat=ncread(data,'latitude');
16. lon=ncread(data,'longitude');
17. contourf(lon,lat,d1)
18. colorbar;
Untuk memunculkan gambar 2 ialah membuat lanjutan script yang telah dibuat untuk memunculkan gambar 1. Jika telah membuat script lanjutannya seperti yang diatas, setelah itu jalankan script yang di buat tadi maka akan muncul hasil seperti gambar 2.
Perbedaan gambar 1 dan gambar 2 yaitu pada gambar 2 ini telah ada warna di dalam garis tersebut.
1.clc 2.close all
3.clear all
4.data='srtm15plus_52eb_9996_82ac.nc'
5.ncdisp(data)
6.% z
7.% Size: 167x130
8.% Dimensions: longitude,latitude
9.% Datatype: single
10. d=ncread(data,'z');
11. d1=permute(d,[2,1]);
12. figure(1)
13. contour(d1)
14. figure(2)
15. lat=ncread(data,'latitude');
16. lon=ncread(data,'longitude');
17. contourf(lon,lat,d1)
18. colorbar;
19. dlmwrite('batimetri.dat',d1,'delimiter','\t','precision','%.6f')
20. % dlmwrite('file.txt',M,'delimiter','\t','precision','%.6f') writes M
21. % to file file.txt with elements delimited by the tab character, using a
22. % precision of 6 decimal places.
23. [m n]=size(d1)
24. d2=d1;
25. for i=1:m
26. for j=1:n
27. if d2(i,j)>=0
28. d2(i,j)=NaN;
29. else
30. d2(i,j)=-d2(i,j);
31. end
32. end
33. end
34. figure(3)
35. [C,H]=contourf(lon,lat,d2)
36. colorbar;
37. xlabel('longitude')
38. ylabel('latitude')
39. title('Pulau Sipura(Fairuz)')
40. grid on;
41. clabel(C,H)
Setelah muncul gambar 1 dan 2, maka akan lanjut untuk memunculkan gambar 3. Yang dilakukan untuk memunculkan gambar 3 ialah membuat lanjutan script dari gambar 2. Jika sudah membuat lanjutan scriptnya seperti yang tertera di atas, sebelum itu ketik di line 39 nama pulau yang ingin diekstrak gambarnya. Setelah itu jalankan script tersebut, maka akan muncul hasil gambar seperti gambar 3 yang tertera di hasil pengamatan.
Perbedaan gambar 1, 2, dan 3 ialah, pada gambar 3 ini sudah muncul angka kedalaman di setiap lautan yang berada di sekitar pulau yang di ekstrak dan di gambar 3 juga warna pada daratannya dihilangkan dengan cara membuat script yang ada di line 25-33. Alasan dihilangkan warna daratannya terebut kembali lagi dari tujuan materi ini yaitu untuk mengukur kedalaman laut yang berada di sekitar pulau yang di ekstrak gambarnya.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Batimetri adalah ukuran dari tinggi rendahnya dasar laut yang merupakan sumber informasi utama mengenai dasar laut.
2. Manfaat peta batimetri di bidang kelautan dan perikanan yaitu penentuan jalur pelayaran yang aman, perencanaan bangunan pinggir pantai, pendeteksian adanya potensi tsunami, dan mengetahui kondisi morfologi suatu daerah.
3. Pada gambar 1 hanya tampak garis berwarna.
4. Gambar 2 sudah tampak warna di dalam garis tersebut.
5. Di gambar 3 warna daratan hilang dan sudah tertera angka kedalamannya.
B. Saran
Semoga lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Syamsul B., Siregar, V. P., Bengen, D.G., dan Hanggono, A. 2012. Profil Batimetri Habitat Pemijahan Ikan Terumbu Hasil Integrasi Data Inderaja Satelit dan Akustik: Studi Kasus Perairan Sekitar Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 2 No. 2:45-61.
Fachrurrozi, M., Widada, Sugeng., dan Helmi, Muhammad. 2013. Studi Pemetaan Batimetri untuk Keselamatan Pelayaran di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Oseanografi.UNDIP. Vol. 2. No.3: 310-317.