Laporan Praktikum Bioteknologi Laut
UJI KADAR AIR D
I S U S U N OLEH :
DI
NDA ROSE 2011101010101
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
OKTOBER, 2023
LEMBAR PENGESAHAN
UJI KADAR AIR
OLEH :
Nama : Dinda rose
Nim : 2011101010101
Prodi : Ilmu kelautan Kelompok : 2 shift 1
DISETUJUI
Asisten Koor Shift
Nurmega Indriani Nanda Ulfa Khaira
1911101010114 181110101004
2
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan praktikum Bioteknologi Laut yang berjudul “Uji Kadar Air” yang dilakukan pada hari rabu 11 Oktober 2023 yang bertepatan di laboratorium kimia laut fakultas kelautan dan perikanan. Tujuan dari percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penentuan kadar air dalam daun manggrove dan mengetahui jumlah kadar air yang ada dalam daun manggrove.
Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu metode kualitatif yaitu menilai dan mengamati perubahan yang terjadi pada objek yang diamati. Air dalam bahan ataupun produk pangan memiliki peranan yang sangat penting diantaranya dapat mempengaruhi tekstur, kesegaran dan keawetan,pelarut universal (garam, vitamin, gula, pigmen), dapat berionisasi (H3O+, OH-), berperan dalam reaksi kimia, mempengaruhi aktivitas enzim. penting bagi pertumbuhan mikroorganisme karena keamanan dan stabilitas pangan, dan sebagai medium untuk pindah panas. Hasil dari praktikum ini didapatkan berat kadar air yang berbeda yaitu daun kupula 60 %, daun manggrove muda 90% dan daun manggrove tua 60%. Manfaat dari dilakukannya praktikum ini praktikan dapat mengetahui tentang cara uji kadar air dan mengetahui kadar air yang ada dalam daun manggrove.
Kata Kunci : Daun mangrove, Metode, Objek, Kadar air, Air
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan paktikum ini dengan baik menjadi sebuah laporan praktikum uji kadar air pada waktu yang telah ditentukan. Laporan ini dikerjakan secara sistematis dengan sebaik mungking yang bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah. Selain itu praktikan berharap dengan laporan praktikum ini dapat menginspirasi banyak orang untuk bekerja dalam ilmu pengetahuan alam khususnya bioteknologi laut.
Dalam hal ini praktikum menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu praktikan meminta maaf atas segala kekurangan dari kemampuan praktikan dalam menyelesaikan laporan ini. Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Dosen serta kakak asisten Nurmega Indriani, sebagaimana beliau telah memberikan pengarahan sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Banda Aceh, Oktober 2023
Praktikan
4
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN...
ABSTRAK...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
DAFTAR TABEL...
BAB I PENDAHULUAN...
1.1Latar belakang...
1.2 Tujuan...
1.3 Manfaat...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
BAB III METODE PENELITIAN...
3.1 Waktu dan Tempat...
3.2 Alat dan Bahan...
3.3 Cara Kerja...
3.4 Analisa Data...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...
4.1 Hasil dan Pengamatan...
4.2 Pembahasan...
BAB V PENUTUP...
5.1 Kesimpulan...
5.2 Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN...
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.2.1 Alat praktikum...
Tabel 3.2.1 Bahan praktikum...
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan...
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Lokasi praktikum...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 analisa data...
Lampiran 2 dokumentasi...
8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Indonesia dengan wilayah perairannya yang sangat luas (2 /3 dari luas wilayah) dan beriklim tropis merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman bakau atau mangrove (Purwaningsih et al., 2018). Mangrove merupakan tanaman yang subur dan mendominasi di sekitar kawasan pesisir pantai. Hutan mangrove lebih dikenal dengan nama hutan bakau. Bakau adalah nama lokal dari spesies Rhizophora mucronata. Tumbuhan bakau mendominasi hutan mangrove di perairan Indonesia (Podungge et al., 2015).
Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yang mungkin terjadi.Semakin tinggi kadar air suatu bahan pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. Pengurangan kadar air bahan pangan akan berakibat berkurangnya ketersediaan air untuk menunjang kehidupan mikroorganisme dan juga untuk berlangsungnya reaksi – reaksi fisikokimiawi(Andrawulan, 2020). Dengan demikian baik pertumbuhan mikroorganisme maupun reaksi fisikokimiawi keduanya akan terhambat, bahan pangan akan dapat bertahan lebih lama dari kerusakan. Pengaturan kadar air merupakan salah satu basis dan kunci terpenting dalam teknologi pangan (Fardiaz, 2017).
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan mutu produk pangan adalah kadar air dari pangan tersebut. Hasil pengujian kadar air buah mangrove segar sebesar 52,38%. Nilai tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan kadar air buah mangrove (Rhizophora mucronata) yang berasal dari hutan mangrove di Kecamatan kwandang Kabupaten Gorontalo Utara (Podungge et al., 2015) sebesar 61,06%. Kadar air dalam buah perlu diketahui untuk menentukan penanganan yang tepat. Kadar air yang rendah dapat memperpanjang masa penyimpanan. Kandungan air dalam bahan pangan, selain mempengaruhi terjadinya perubahan kimia juga ikut menentukan kandungan mikroba pada pangan (Fedha et al., 2010).
Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan( thermogravimeri ), metode destilasi ( thermovolumetri ), metode fisis dan metode kimiawi ( Karl Fischer Method ). Dari keseluruhan metode-metode yang dapat digunakan untuk penentuan kadar air bahan pangan, pada umumnya penentuan kadar air bahan pangan dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven suhu 105-1100C selama 3 jam atau sampai diperoleh berat konstan. Metode ini dikenal dengan metode pengeringan atau metode thermogravimetri yang mengacu pada SNI 01-2891-1992.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penentuan kadar air dalam daun mangrove dan mengetahui jumlah kadar air yang ada dalam daun mangrove.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui cara penentuan kadar air 2. Dapat mengetahui apa itu kadar air
3. Dapat mengetahui cara menghitung kadar air 4. Dapat mengetahui air dalam beberapa kelompok 5. Dapat mengetahui peranan kadar air
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yangmungkin terjadi . Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan ( thermogravimeri ), metode destilasi ( thermovolumetri ), metode fisis dan metode kimiawi ( Karl Fischer Method ). Pada umumnya penentuan kadar air bahan pangan dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven suhu 105-1100C selama 5 jam atau sampai diperoleh berat konstan ( Hayati, dkk., 2018).
Selain pemilihan metode penentuan kadar air yang tepat, jaminan mutu hasil pemeriksaan atau analisa laboratorium juga sangat diperlukan untuk menentukan kualitas bahan pangan yang tepat. Akurasi data hasil analisa adalah hal penting yang menjadi perhatian dalamjaminan mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilaisebenarnya (gold standard). Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahuinilai sebenarnya dari parameter yang diukur, kemudian dapat diketahui seberapa besartingkat akurasinya (Fardiaz, 2020).
Penentuan kadar air pada suatu bahan memerlukan suatu ketetapan standar pengujian, misalnya suhu yang digunakan harus diperhatikan. Seperti pada metode yang biasa digunakan di laboratorium yaitu metode pengeringan oven digunakan suhu tertentu. Suhu pengeringan oven yang berbeda akan berdampak pada hasil yang berbeda. Kadar air (w) didefinisikan sebagai rasio massa fase air terhadap fase padatan, yang dinyatakan sebagai persentase (O’Kelly, dkk., 2018).
Pengaruh ukuran partikel sampel terhadap akurasi penetapan kadar air pada prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian, yaitu panas harus diberikan pada bahan yang akan dikeringkan, dan air harus dikeluarkan dari dalam bahan. Dua fenomena ini menyangkut perpindahan panas ke dalam dan perpindahan massa keluar. Salahsatu faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan adalah: Luas permukaan Pada umumnya, bahan pangan yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik dengan cara diiris, dipotong, atau digiling (Nielsen, 2019).
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioteknologi Laut dengan judul “ Ekstraksi DNA “ dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 18 Oktober 2023 pada pukul 08.00 s/d selesai. Praktikum ini bertempatan di laboratorium kimia laut, fakultas kelautan dan perikanan, Universitas syiah kuala.
Gambar 1. Lokasi praktikum di Fakultas kelautan dan perikanan 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Tabel 3.2.1 Alat praktikum
No Nama Jumlah Fungsi
1 Gunting 2 Untuk menggunting dan mencacah
sampel
2 Gelas kimia Untuk mereaksikan sampel
3 Mikropipet 3 Untuk mengambil atau memindahkan
larutan dalam volume kecil
4 Tube racks 2 Untuk menyimpan atau menata tabung
12
reaksi 5
6 7
8 9
10
11
12
13
14 15
Pinset
Petridishes Microcentrifuge tubes
Scalpes and blades Alcohol wash bottle
Bunsen burner
Paper towel
Labels
Marking pens
Incubator Vortex
2
2 1
2 2
1
Secukupnya
Secukupnya
1
1 1
Untuk mengambi atau menjepit sampel
Untuk menaruh sampel
Untuk menampung sampel dalam ukuran kecil dalam kecepatan tinggi Untuk mengiris jaringan sampel Untuk membersihkan berbagai peralatan laboratorium
Untuk pembakaran, pemanasan alat gunting agar tidak terkontaminasi bakteri
Untuk membersihkan meja agar tidak terkontaminasi bakteri
Untuk menamai sampel agar tidak tertukar
Untuk menulis nama sampel di label name
Untuk memanaskan sampel
Untuk mencampur larutan atau sampel yang ada dalam tabung reaksi
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Tabel 3.2.2 Bahan praktikum
No Nama Jumlah Fungsi
1 Daging ikan hiu bagian vektoral
secukupnya Sebagai sample
3.4 Cara kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah :
1. Persiapan
Disterilkan meja menggunkan alcohol 70%, kemudian dilap menggunakan tisu, dan Alaskan meja menggunakan tisu. Diletakkan sampel daging ikan hiu bagian vectoral, karena ikan hiu bergerak menggunaka sirip vectoral.
2. Prosedur pembedahan - Tahapan pemisahan DNA
Disterilkan gunting dan pinset menggunakan alcohol 70% untuk mencincang sampel. Diambil sampel 2 – 3 cm agar lisis. Dimasukkan CTAB yang sudah dimodifikasi 700 mikrolite. Dimasukkan proteinase 3 mikrolite kemudian dikocok atau dihomogenkan. Kemudian, diinkubasi selama 30 menit dengan suhu 96 C.
- Tahapan pemisahan DNA
Ditambahkan 600uL 70% EtOH dan 25uL 3M NaCL dan dibalikkan larutan beberapa kali. Disentrifugasi pada 13000 rpm selama 15 menit. Dibuang EtOH dan keringkan pellet. Dilarutkan Kembali pellet dengan 20-100uL.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah : Tabel 4.1 Hasil pegamatan
No Jenis sample Hasil kadar
air
1 Daun kupula 60%
2 Mangrove muda 90%
3 Mangrove tua 60%
4.1 Pembahasan
Kadar air merupakan banyaknya kandungan air yang terdapat pada suatu bahan.. Nilai kadar air dapat ditentukan dari pengurangan berat suatu bahan yang dipanaskan pada suhu pengujian. Kadar air yang tinggi bisa menumbuhkan bakteri dan menurunkan kualitas suatu produk. Kadar air yang rendah akan memicu protein dari lemak yang tinggi. Air dalam bahan ataupun produk memiliki peranan yang sangat penting diantaranya, mempengaruhi tekstur, kesegaran, keawetan, pelarut
universal, dapat berionisasi, berperan dalam reaksi kimia, mempengaruhi aktivitas enzim, penting bagi pertumbuhan mikroorganisme karena menentukan keamanan dan stabilitas pangan, dan sebagai medium untuk pindah panas.
Pengukur kadar air dapat dilakukan mengunakan alat ukur dan pengukuran dengan menggunakan metode oven. Pengukuran dengan metode oven atau pengeringan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kadar air dalam suatu pangan dengan prinsip yaitu bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 1050 C selama waktu tertentu serta perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air bahan tersebut. Penurunan kadar air sebanding dengan waktu pengeringan.
Semakin lama waktu pengeringan, kadar air dalam bahan makin berkurang, namun dengan kecepatan penurunan kadar air makin sedikit. Makin tinggi suhu pengeringan, maka waktu yang diperlukan bahan untuk mengering semakin cepat.
Awal proses pengeringan penurunan kadar air sangat signifikan dibandingkan dengan saat-saat akhir proses pengeringan.
Kadar air yang diuji pada praktikum ini adalah daun mangrove muda, daun mangrove tua, dan daun kupula. Sampel diambil berbeda bertujuan agar ada perbandingan hasil kadar airnya. Sebelum menimbang sampel, cawan harus ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai D dari rumus kadar air. Setelah itu, cawan dimasukkan ke dalam oven, kemudian ditimbang kembali untuk mendapatkan nilai C pada rumus kadar air. Setiap sampel digunting dan ditimbang sebanyak 5 gram untuk mendapatkan nilai B pada rumus kadar air. Kemudian, sampel yang sudah ditimbang sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105C. Setelah sampel dioven, ditimbang kembali menggunakan timbangan analitik sampai berat konstan.
Berat sampel daun mangrove muda setelah dioven yaitu 0,5 gram, daun mangrove tua 2 gram, dan daun kupula 2 gram. Hal ini menunjukkan bahwa daun mangrove muda memiliki kadar air lebih sedikit daripada daun mangrove tua dan daun kupula. Faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan kadar air yaitu suhu dan kelembapan laboratorium, suhu dan tekanan udara pada ruang oven, ukuran dan struktur partikel sampel, dan faktor iklim seperti kelembapan, temperatur pada jenis tanaman yang diambil sebagai sampel.
16
Kadar air yang didapatkan pada daun mangrove muda 90%, daun mangrove tua 60% dan daun kupula 60%. Kadar air didapatkan dari 100 dikurang dengan A yaitu berat bersih sampel setelah dioven , dibagi dengan B yaitu berat sampel basah kemudian dikali dengan 100, kemudian 100 dikurangkan dengan nilai persentase yang sudah didapatkan pada setiap sampel yang sudah dihitung kadar airnya, lalu didapatkan hasil kadar air pada setiap sampel. Kadar air yang sangat penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan terhadap kerusakan yangmungkin terjadi.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Kadar air merupakan banyaknya kandungan air yang terdapat pada suatu bahan.. Nilai kadar air dapat ditentukan dari pengurangan berat suatu bahan yang dipanaskan pada suhu pengujian. Kadar air yang diuji pada praktikum ini adalah daun mangrove muda, daun mangrove tua, dan daun kupula. Sampel diambil berbeda bertujuan agar ada perbandingan hasil kadar airnya. Kadar air yang didapatkan pada daun mangrove muda 90%, daun mangrove tua 60% dan daun kupula 60%.
5.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi laporan ini. Masih banyak kekurangan dan kelemahan saya dalam membuat laporan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang berhubungan dengan hasil pengamatan pada penelitian ini. Semoga untuk praktikum lapangan kedepannya berjalan dengan lancar dan asisten serta para pembaca memberikan masukan yang membangun agar kedepannya laporan ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta (ID): Dian Rakyat. [AOAC].
Fardiaz, D., N.L. Puspitasari, dan C.H. Wijaya. (2020). Analisis Pangan (Monograf).
Bogor: Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Fedha M, Mwasaru M, Njoroge C, Ojijo N, Ouma G. 2010. Effect of drying on selected proximate composition of fresh and processed fruits and seeds of two pumpkin species. Agriculture and Biology Journal of North America. 1 (6):
1299–1302.
Podungge F, Purwaningsih S, Nurhayati T. 2018. The Characteristic of Black Bakau Fruit as Extract of Antioxidant Source. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 18 (2): 140–149.
Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. 2018. Analisis Pangan. Jakarta (ID): Dian Rakyat. [AOAC].
Fardiaz, D., N.L. Puspitasari, dan C.H. Wijaya. (2020). Analisis Pangan (Monograf).
Bogor: Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Hayati R, Abdullah A, Ayob M, Soekarto S. 2018. Analisis Kadar Air dan Aktivitas
18
Air Kritikal Produk Sata dari Malaysia dan Implikasinya pada Sifat-sifat Produk dan Umur Simpannya. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 16 (3) : 191.
Nielsen, S.S. (2019). Food Analysis. 3rd ed. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers.
LAMPIRAN Lampiran analisa data :
-Daun Kupula :
100 – (2/5 x 100) = 60%
-Mangrove tua :
100- (2/5 x 100) = 60 % -Mangrove muda : 100 – (0,5/5 x 100)
½ /5 x 100 1/1 x 10 = 10 100-10 = 90%
-Lampiran dokumentasi
Gambar 1. Berat cawan setelah di oven Gambar 2. Cawan dipanaskan
20
Gambar 3 Berat daun mangrove tua Gambar 4 Berat basah daun mangrove muda
Gambar 5. Sampel dipanaskan Gamba r 6. Sampel setelah dioven
Gambar 7 Berat Sampel kupula Gambar 8. Berat sampel mangrove muda
22