• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Budidaya Laut

N/A
N/A
Jeannie Dwi Putri Silitonga

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktikum Budidaya Laut"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN BESAR

PRAKTIKUM BUDIDAYA LAUT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

No Nama NIM

1 Nur Athira 08051282227012

2 Yang Dinda Litha 08051182227011 3 Jeannie Dwi Putri 08051282227038 4 Umar Abdul Azis 08051382227102 5 Juanda Ferdinal 08051382227108

DOSEN PENGAMPU:

Dr. M. Hendri, S.T., M.Si.

Dr. Riris Aryawati, S.T., M.Si.

LABORATORIUM BIOEKOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Besar Budidaya Laut ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir pada Praktikum Budidaya Laut.

Penyusun menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan Laporan Besar Budidaya laut ini. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca demi untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari Laporan ini. Kami berharap Laporan Besar Budidaya Laut yang telah kami buat ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Hormat Kami,

Kelompok 6

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Jenis Pakan Ikan ... 3

2.2 Kualitas Pakan dalam Budidaya Ikan ... 4

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pakan pada Ikan ... 5

III METODOLOGI ... 6

3.1 Waktu dan Tempat ... 6

3.2 Alat dan Bahan ... 6

3.3 Cara Kerja ... 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

4.1 Persentase Komposisi Bahan ... 8

4.2 Bahan Pendukung Penyokong Protein ... 10

4.3 Bahan Perekat Buatan (Carboxymethyl Cellulose) ... 11

4.4 Rumput Laut Sebagai Bahan Perekat Alami ... 12

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 13

5.1 Kesimpulan ... 13

5.2 Saran ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum... 6 Gambar 2. Tepung Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) ... 10 Gambar 3. Carboxymethyl Cellulose ... 11

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan ... 6 Tabel 2 Persentase Komposisi Bahan ... 8

(6)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya laut terus berkembang sebagai sektor yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan global, khususnya protein hewani dari perairan.

Salah satu komponen vital dalam keberhasilan budidaya laut adalah terdapat pada pakannya. Pakan yang berkualitas, memiliki kontribusi pakan mencapai sekitar 50- 70% dari total biaya operasional dalam produksi akuakultur (Mitra et al. 2021).

Meningkatnya permintaan akan pakan ikan konvensional yang relative mahal, memotivasi pencarian alternatif bahan baku yang berkualitas, lebih ekonomis, ramah lingkungan, serta berkelanjutan (Venugopal dan Sasidharan, 2022).

Budidaya laut merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam ekonomi biru yang berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan sekitarnya (Nansi et al. 2024). Di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, budidaya laut mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk perikanan dan hasil laut lainnya. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah pengembangan pakan buatan yang terbuat dari bahan-bahan local yang bersifat organik, seperti cangkang kerang darah (Anadara granosa). Cangkang kerang darah, yang biasanya dianggap sebagai limbah, memiliki potensi sebagai sumber pakan yang kaya akan kalsium dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan dalam budidaya ikan dan udang (Sari et al. 2020).

Penggunaan bahan alami dari limbah perikanan dan hasil laut, seperti cangkang kerang darah (Anadara granosa), menawarkan potensi besar sebagai bahan dasar pakan buatan (Lutfiyana et al. 2024). Cangkang kerang darah merupakan limbah biomineral yang banyak terdapat di daerah pesisir, namun sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Pengolahan cangkang kerang darah ini dibuat menjadi pakan buatan dapat mengurangi limbah lingkungan yang mana sekaligus memberikan manfaat nutrisi bagi biota akuakultur (Choi et al. 2018).

Dalam sistem budidaya intensif, kebutuhan pakan yang tinggi menuntut formulasi pakan yang tidak hanya ekonomis tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi terhadap ikan (Yulianto dan Supriyadi, 2020). Formulasi pakan berbahan dasar limbah kerang darah dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor yang harganya mahal, seperti tepung ikan (Yue dan shen, 2022).

(7)

Hal ini juga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sumber produksi pakan lokal yang berkualitas dan berkelanjutan (Sutarto et al. 2021).

Cangkang kerang darah mengandung kalsium karbonat (CaCO₃) yang sangat tinggi, mencapai 95-98% dari berat keringnya, serta sejumlah kecil mineral esensial lainnya seperti magnesium dan fosfor (Cheng et al. 2019). Selain itu, cangkang ini memiliki potensi sebagai sumber mikroelemen yang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan atau organisme akuatik lainnya (Perez et al. 2020). Kombinasi mineral ini memainkan peran penting dalam pembentukan tulang dan meningkatkan sistem imun ikan budidaya (Cao et al. 2024).

Cangkang kerang darah mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk kalsium karbonat, yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan cangkang pada hewan akuatik (Halim et al. 2020). Penggunaan bahan baku lokal dalam pakan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keberlanjutan. Pakan yang berbasis limbah organik dapat meningkatkan pertumbuhan panjang tubuh pada ikan lele secara signifikan.

Meskipun cangkang kerang darah memiliki potensi sebagai pakan buatan, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatannya. Beberapa masalah utama yang perlu diidentifikasi adalah bagaimana cara mengolah cangkang kerang darah menjadi pakan yang berkualitas, serta bagaimana pengaruh pakan tersebut terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan atau udang (Halim et al. 2019).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik serta komposisi pembuatan pakan buatan 2. Mahasiswa dapat mengetahui pengembangan formula pakan buatan dengan

limbah yang mengandung protein dan nutrisi

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat memahami teknik serta komposisi pembuatan pakan buatan 2. Mahasiswa dapat memahami pengembangan formula pakan buatan dengan

limbah yang mengandung protein dan nutrisi.

(8)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Pakan Ikan

Pakan ikan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumbernya, seperti pakan alami, pakan buatan, dan pakan tambahan. Pakan alami mencakup plankton, serangga kecil, dan organisme akuatik lainnya yang tumbuh secara alami di perairan. Sumber pakan alami ini biasanya kaya akan protein dan nutrisi yang mendukung proses pertumbuhan ikan. Penggunaan pakan alami dapat mengurangi biaya produksi karena umumnya diperoleh atau didapat dari lingkungan sekitar tanpa perlu melakukan proses produksi tambahan. Pakan alami mempunyai kandungan gizi yang lengkap, tidak menyebabkan penurunan kualitas air dan dapat meningkatkan daya tahan benih ikan terhadap penyakit maupun perubahan kualitas air (Permadi et al. 2024).

Pakan ikan yang baik harus mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan energi dalam jumlah mencukupi sehingga dapat menunjang pertumbuhan ikan dengan baik, pada budidaya ikan 60- 70% biaya produksi digunakan untuk biaya pakan. Peningkatan efisiensi pakan melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat dibutuhkan dalam rangka menekan biaya produksi. Bahan pakan ikan yang semakin mahal mempengaruhi harga pakan pada umumnya. Banyak bahan pakan yang harus didapat dari impor. Oleh karena itu dari segi biaya pakan merupakan faktor yang paling tinggi pengeluarannya. Selain biaya pakan, kebutuhan nutrisi dari ikan harus diperhatikan (Putra et al. 2022).

Pakan buatan adalah pakan yang diproduksi melalui berbagai proses industri, seperti pelet atau tablet. Penggunaan pakan buatan sangat penting terutama dalam budidaya intensif di mana pakan alami mungkin tidak cukup tersedia atau tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ikan secara optimal. Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan disebut dengan formulasi pakan. Pakan alami merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi benih ikan maupun ikan konsumsi karena pakan alami mudah dicerna, memiliki nilai gizi tinggi bagi pertumbuhan larva, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, dan memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat dalam waktu yang relatif singkat (Andriani et al. 2022).

(9)

2.2 Kualitas Pakan dalam Budidaya Ikan

Kualitas pakan merupakan salah satu faktor krusial yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Pakan yang berkualitas tinggi memiliki komposisi nutrisi yang seimbang sesuai kebutuhan spesies ikan yang dibudidayakan dan pakan yang memiliki kualitas sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan ikan. Protein merupakan komponen utama dalam pakan ikan karena dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh. Kandungan protein biasanya berkisar antara 30 hingga 50%, tergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan.

Pakan dengan kandungan protein yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan ikan dengan sangat baik dan secara signifikan (Madjid dan Ramlan, 2024).

Lemak juga menjadi komponen penting dalam pakan ikan. Lemak berperan sebagai sumber energi utama yang lebih efisien dibandingkan karbohidrat.

Kandungan lemak yang seimbang dalam pakan membantu memaksimalkan ikan mencapai ukuran ideal dalam waktu yang lebih singkat. Di sisi lain, vitamin dan mineral penting untuk menjaga daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit dan stres lingkungan. Kandungan vitamin seperti vitamin C dan E mampu meningkatkan kekebalan tubuh ikan atau sistem imun pada ikan, sementara mineral seperti fosfor penting untuk pertumbuhan tulang (Djonu et al. 2020)

Metode penyimpanan dan teknik pemberian pakan juga memengaruhi kualitas pakan. Pakan yang disimpan terlalu lama atau terkena paparan sinar matahari dapat menurunkan kadar nutrisi dan menurun kualitas dari pakan tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk menyimpan pakan dalam kondisi yang tepat agar nutrisi yang terkandung tetap terjaga. Pemberian pakan yang tepat,seperti jadwal baik dalam jumlah maupun waktu, akan memberikan hasil yang optimal dalam proses pertumbuhan ikan (Nugraha, 2020).

Protein merupakan komponen penting dalam pakan yang dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan dan juga sebagai sumber energi. Karbohidrat dalam pakan merupakan salah satu makro nutrien yang memiliki peran sebagai sumber energi.

Karbohidrat digunakan dalam jumlah tertentu untuk pemeliharaan tubuh agar pemanfaatan pada protein dapat dilakukan secara efektif dan efisien sebagai sumber energi pendukung saat akan dilakukan proses pertumbuhan ikan sehingga mendapatkan hasil yang optimal (Hendry et al. 2019).

(10)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pakan pada Ikan

Pakan ikan yang baik harus mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan energi dalam jumlah mencukupi sehingga dapat menunjang pertumbuhan ikan dengan baik. Pakan yang berkualitas tergantung pada bahan baku pakan yang berkualitas, maka ketersediaan bahan baku harus terjaga secara kualitas dan kuantitas. Komposisi nutrisi bahan baku yang terkandung dalam pakan akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan nutrisi pada masing-masing biota air. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku pakan merupakan langkah awal dalam penyusunan formulasi pakan. Selain memilih bahan baku apa saja yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan pakan, kandungan atau komposisi nutrisi dari setiap bahan baku tersebut juga harus diketahui (Putra et al. 2022).

Pakan ikan untuk kegiatan budidaya khususnya pembesaran, optimalnya membutuhkan kandungan protein lebih dari 30% dan nutrisi lainnya seperti lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein sebagai unsur utama yang dimanfaatkan ikan sebagai untuk pertumbuhan dan juga sebagai sumber energi. Kebutuhan protein ikan untuk pertumbuhan berkisar antara 30-36 % (Putranti et al. 2015).

Penambahan suplemen bertujuan agar nutrisi dalam pakan dapat bertambah baik dari vitamin, protein dan lainnya sehingga pakan yang di produksi memiliki kualitas yang cukup baik, penambahan suplemen ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan yang disebabkan meningkatnya nutrisi dalam pakan ikan, Pada ikan, lemak memainkan peran penting dalam regulasi pertumbuhan, reproduksi, fungsi kekebalan, fungsi membran sel, metabolisme zat lemak, dan vitamin yang larut dalam lemak (Yuniarsih, 2022).

Kebutuhan nutrisi dan pakan yang berbeda-beda misalnya, ikan karnivora membutuhkan pakan dengan kandungan protein tinggi, sedangkan ikan herbivora memerlukan pakan yang kaya serat. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan spesies ikan dapat meningkatkan efisiensi pertumbuhan dan menjaga kesehatan ikan. Selain itu, siklus hidup ikan, seperti tahap larva, juvenil, atau dewasa, juga menentukan jenis dan jumlah pakan yang diberikan. Kandungan lemak dalam pakan memberikan pengaruh tertentu pada komposisi nutrisi seperti kandungan lemak dan protein kasar pada otot ikan (Handajani dan Widodo, 2024).

(11)

III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Budidaya Laut dalam Pengolahan Pembuatan Pakan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 16 September 2024 pada pukul 10.00 WIB s/d selesai.

Praktikum Budidaya Laut bertempatkan di laboratorium Bioekologi Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum yaitu:

Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Fungsi

1. Mesin Pakan Alat untuk mencetak pakan

2. Timbangan Digital Alat untuk menimbang bahan

3. Nampan Alat untuk wadah mengeringkan pakan

4. Wadah baskom Alat untuk wadah pengadukan pakan

5. Sendok Alat untuk pengadukan pakan

6. Tepung ISP Bahan yang digunakan pada praktikum 7. Tepung Ikan Bahan yang digunakan pada praktikum 8. Tepung Pollard Bahan yang digunakan pada praktikum 9. Tepung Cangkang kerang darah Bahan yang digunakan pada praktikum 10. CMC (Carboxymethy cellulose) Bahan perekat pakan

11. Air Panas Bahan pencampur CMC

(12)

Langkah pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam membuat pakan

Kemudian timbang bahan - bahan yang akan digunakan menggunakan timbangan digital

Kemudian masukkan tepung pollard, tepung ISP, tepung ikan dan tepung cangkang kerang darah kedalam wadah dan aduk hingga rada

Langkah selanjutnya masukkan CMC kedalam wadah yang berbeda dan masukkan 120 sendok air panas

Selanjutnya masukkan CMC kedalam bahan utama dalam pembuatan pakan tadi dan aduk hingga tercampur rata

Langkah terakhir masukkan adonan bahan pakan kedalam mesin pencetak pakan dan jemur pakan hingga kering

3.3 Cara Kerja

(13)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persentase Komposisi Bahan Tabel 2 Persentase Komposisi Bahan

Bahan Pakan Komposisi Bahan

Tepung Ikan 312 gram

Tepung Bungkil Kedelai 312 gram

Pollard 162,9 gram

Tepung Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) 162,9 gram

CMC (carboxymethyl cellulose) 50 gram

Tabel di atas merupakan komposisi bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pakan ikan seberat 1 kg. Masing-masing bahan dipilih berdasarkan kebutuhan nutrisi ikan, dengan jumlah yang tepat untuk mencapai keseimbangan yang baik antara protein, energi, mineral, dan struktur pakan yang diperlukan.

Menurut Amri (2007) dalam Putra et al. (2022) Pakan ikan yang baik harus mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan energi dalam jumlah mencukupi sehingga dapat menunjang pertumbuhan ikan dengan baik. Ikan secara umum memiliki kebutuhan 20-60% protein, 4-18% lemak, maksimal 15% kadar abu, tidak lebih dari 8% serat kasar serta 10-50% kadar karbohidrat (Mudjiman, 2004 dalam Sayuti et al. 2022).

Tepung ikan merupakan sumber utama protein hewani yang sangat tinggi.

Menurut Arta et al. (2023) tepung ikan memiliki sumber protein hewani yang tinggi, sebesar 49%, sebagai komponen terbesar yang diperlukan oleh ikan.

Sehingga penggunakan tepung ikan pada pakan hampir 1/3 atau 312 gram dari total pakan yang akan dibuat, karena protein yang ada pada tepung ikan merupakan komponen utama dalam pakan ikan untuk membantu pertumbuhan optimal.

Tepung bungkil kedelai juga merupakan sumber protein nabati pada pakan ikan seperti asam amino. Menurut Yatno (2011) dalam Rohman et al. (2020) bungkil kedelai mengandung asam amino esensial dan non-esensial seperti asparagin, glutamat, arginin, tirosin, lisin, dan leusin. Kandungan ini berperan penting dalam metabolisme, pertumbuhan, dan perbaikan jaringan. Asam amino tersebut membuat bungkil kedelai menjadi sumber protein nabati yang baik untuk kesehatan dan pertumbuhan ikan dalam pakan seimbang. Tepung bungkil kedelai

(14)

13.98% protein kasar, 24% serat kasar, 9.5% lemak kasar, 4.3% kadar abu, 35.0%

BETN, 0.22% Ca, 10.4% kadar air (Sayuti et al. 2022).

Pollard digunakan dalam jumlah lebih sedikit sekitar 162,9 gram karena pada pollard diambil untuk kebutuhan energi dan serat, namun penggunaan pollard tidak boleh sebanyak protein karena pollard mengandung karbohidrat yang cukup tinggi.

Menurut Manik dan Arleston (2021) pollard mengandung 11,99% protein, 1,48%

lemak, dan 64,75% karbohidrat dan serat kasarnya 3,75%. Karbohidrat dan serat pada ikan tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan atau kelebihan bobot jika terlalu banyak karbohidrat serta masalah pencernaan pada ikan jika terlalu banyak mengandung serat kasar.

Tepung tambahan penunjang dalam pembuatan pakan ini menggukan tepung cangkang kerang darah. Tepung cangkang kerang darah ini kaya akan Kalsium.

Menurut Hariyanto et al. (2020) tepung cangkang kerang darah ini mengandung sekitar 97,7% kalsium. Kalsium ini penting untuk pertumbuhan tulang, gigi, serta menjaga keseimbangan mineral dalam tubuh ikan. Penambahan kalsium ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan tulang pada ikan yang dapat ngaruh pada Panjang ikan dan berat ikan dari komposisi bahan yang lainnya.

Carboxymethyl Cellulose (CMC) adalah bahan pengikat (binder) yang umum digunakan dalam pembuatan pakan ikan untuk menjaga agar pelet tetap utuh dan tidak cepat hancur ketika berada dalam air. Fungsi CMC sangat penting untuk memastikan pakan tetap stabil selama waktu yang cukup lama, sehingga ikan memiliki kesempatan untuk mengonsumsi pakan sebelum pakan tersebut hancur dan larut dalam air. Penggunaan CMC pada praktikum digunakan sebanyak 50 gram yang dilarutkan pada 120 air hangat sebagai bahan pengikat bahan – bahan yang telah digunakan agar membentuk pakan yang padat dan tidak mudah hancur.

Penggunaan CMC (Carboxymethyl Cellulose) pada saat pembuatan pakan di kelompok kami menghadapi beberapa kendala. Pakan yang dihasilkan cenderung rentan atau mudah hancur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh CMC yang tidak bekerja secara optimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah kemungkinan CMC yang digunakan sudah melewati masa kadaluarsa, sehingga tidak memberikan kekuatan yang diharapkan dalam pakan. Akibatnya, pakan yang dihasilkan menjadi rawan pecah dan cepat hancur pada saat masa penyimpanan.

(15)

4.2 Bahan Pendukung Penyokong Protein

Gambar 2. Tepung Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa)

Gambar di atas merupakan bahan pendukung penyokong protein pada pakan ikan yang akan dibuat. Kelompok kami menggunakan tepung kerang darah (anadara granosa) sebagai bahan pakan tambahan. Tepung tambahan penunjang dalam pembuatan pakan ikan ini menggunakan tepung cangkang kerang darah, yang dikenal kaya akan kalsium. Berdasarkan penelitian oleh Hariyanto et al.

(2020), cangkang kerang darah mengandung sekitar 97,7% kalsium, menjadikannya sumber kalsium alami yang sangat efektif untuk pakan ikan.

Kalsium merupakan elemen penting dalam pertumbuhan ikan, khususnya dalam proses pembentukan tulang dan penyerapannya dapat membantu meningkatkan laju pertumbuhan ikan (Harianto et al. 2023). Kalsium tidak hanya dibutuhkan untuk struktur tulang tetapi juga berperan dalam fisiologis seperti kontraksi otot, transmisi impuls saraf, dan koagulasi darah. Penambahan kalsium dari tepung cangkang kerang darah diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan tulang, yang akan berdampak pada pertambahan panjang dan berat ikan. Ikan yang mendapatkan kalsium yang cukup cenderung memiliki kerangka tubuh yang lebih kuat, sehingga mampu tumbuh dengan optimal.

Tepung cangkang kerang ini memiliki kekurangaan yaitu rendahnya protein sekitar 2-3% (Mahry, 2017), sehingga diperlukan komposisi dari bahan – bahan lainnya terutama bahan yang kaya protein, lemak, dan karbohidrat, untuk menciptakan pakan yang seimbang dan kaya nutrisi. Kombinasi ini tidak hanya meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan ikan secara keseluruhan, tetapi juga memberikan manfaat untuk peningkatan kepadatan mineral tulang pada ikan.

(16)

4.3 Bahan Perekat Buatan (Carboxymethyl Cellulose)

Gambar 3. Carboxymethyl Cellulose

Carboxymethyl Cellulose (CMC) digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan pakan ikan, terutama untuk meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas nutrisi (Pratiwi, 2021). CMC dapat bertindak sebagai pengikat yang efektif, membantu mempertahankan bentuk dan konsistensi pelet pakan sehingga lebih stabil dalam air (Imithani et al. 2020). Hal ini penting untuk mengurangi pemborosan nutrisi dan meminimalkan pencemaran air, yang sering kali menjadi masalah yang merusak lingkungan maupun dalam akuakultur.

CMC memiliki sifat hidrofilik yang membantu dalam pelepasan nutrisi secara bertahap ketika pakan berada di dalam air (Nugroho et al. 2020). Dengan struktur molekulnya CMC mampu menahan dan melepaskan nutrisi sesuai kebutuhan, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi pada ikan. Pada beberapa studi, CMC dalam pakan terbukti meningkatkan pertumbuhan kesehatan ikan melalui penyerapan, terutama pakan yang mengandung komponen protein dan lipid.

CMC berfungsi sebagai pelapis pada pakan ikan yang mengandung probiotik atau aditif fungsional lainnya. Komponen bioaktif tersebut terlindungi dari kerusakan selama proses pembuatan dan penyimpanan, memungkinkan pakan mempertahankan kandungan gizi yang optimal hingga dikonsumsi oleh ikan. Hal ini telah diterapkan dalam pakan ikan untuk meningkatkan respons imun dan ketahanan terhadap penyakit. Penggunaan CMC dalam formulasi pakan ikan tidak hanya menawarkan manfaat nutrisi tetapi juga memiliki keuntungan ekonomi dan lingkungan (Sulistsiwati, 2023). Sebagai polimer yang murah dan ramah lingkungan, CMC membantu mengurangi ketergantungan pada bahan pengikat sintetis dan mendukung praktik akuakultur yang lebih berkelanjutan.

(17)

4.4 Rumput Laut Sebagai Bahan Perekat Alami

Rumput laut telah menjadi bahan perekat alami yang potensial untuk pakan ikan, karena kandungan polisakarida unik yang dimilikinya, seperti agar, alginat, dan karagenan (Salma dan Arisandi. 2024). Polisakarida ini berfungsi sebagai agen pembentuk gel dan pengikat alami, memungkinkan pakan ikan mempertahankan stabilitas struktural saat berada di air. Stabilitas pakan sangat penting untuk menjaga kualitas nutrisi, karena pakan yang mudah hancur akan kehilangan nutrisi di perairan sebelum dimakan oleh ikan. Rumput laut merupakan alga yang dimanfaatkan sebagai bahan baku di berbagai industri karena rumput laut memiliki kandungan nutrisi yang baik.

Rumput laut mengandung polisakarida rantai panjang yang mempunyai karakteristik gel yang kuat yang dapat dimanfaatkan untuk perekat pada pembuatan pakan udang dan ikan. Rumput laut memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan perekat (binder) pada pakan ikan dan udang. Hal ini disebabkan karena kandungan agar yang tinggi dari rumput laut dapat menjadikannya berfungsi sebagai perekat dan menyebabkan tekstur pakan menjadi kompak, sehingga semua bahan baku menyatu dan tidak mudah terlepas (Endraswari et al. 2021)

Menurut Awalludin et al. (2020) Rumput laut mengandung mineral serta kandungan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan udang karena udang tipe pemakan yang lambat, dan juga dapat menambah cita rasa dan aroma pakan yang kemudian dapat menambah nafsu makan udang. Rumput laut selain dapat dimanfaatkan sebagai binder ternyata juga berpotensi dapat meningkatkan kualitas pakan, karena secara kimia terdiri dari air, protein, lemak, serat kasar, dan abu. Rumput laut juga memiliki kandungan enzim, asam nukleat, asam amino, makro mineral.

Salah satu jenis rumput laut yang dapat dikembangkan sebagai binder pakan yaitu Eucheuma spinosum yang diketahui mengandung senyawa hidrokoloid, sehingga menyebabkannya mampu membentuk gel. Kandungan agarnya yang tinggi dapat membentuk tekstur pakan menjadi kompak, sehingga bahan penyusun pakan tidak mudah lepas, tidak leaching, dan kandungan gizi pakan tetap terjaga.

Penggunaan binder alami berbahan rumput laut pada pakan udang dapat mengurangi biaya produksi, karena persediaannnya terjamin kontinuitasnya dan harganya relatif lebih murah sehingga dapat berfungsi sebagai pengganti CMC atau

(18)

IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini, yaitu :

1. Pakan ikan yang baik harus mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan energi dalam jumlah mencukupi sehingga dapat menunjang pertumbuhan ikan dengan baik.

2. Cangkang kerang darah mengandung sekitar 97,7% kalsium, menjadikannya sumber kalsium alami yang sangat efektif untuk pakan ikan.

3. Pakan yang mengandung tepung cangkang kerang darah memberikan manfaat besar bagi ikan dalam memenuhi kebutuhan mineralnya, memperkuat tulang, meningkatkan ketahanan tubuh, serta mendukung fungsi fisiologis.

4. Cangkang kerang darah yang merupakan limbah dari industri perikanan atau makanan dapat membantu mengurangi biaya produksi pakan ikan. Selain itu, pengurangan ketergantungan pada bahan pakan konvensional yang lebih mahal menjadikan pakan ini sebagai pilihan yang lebih ekonomis dan berkelanjutan.

5. CMC adalah pengikat yang efektif dengan berbagai manfaat, termasuk menjaga stabilitas serta meningkatkan daya tahan pakan di air. CMC membuat tekstur pakan lebih padat dan tidak mudah hancur ketika di rendam di air.

5.2 Saran

Saran untuk proses praktikum budidaya kelautan angkatan 2022. Pada saat proses pencetakan pakan diharapkan agar bisa konsisten dari awal, agar tidak menyebabkan tekstur pakan menjadi kurang padat atau mudah hancur. Tekanan yang memadai saat proses pencetakan dan pemadatan bahan sebelum dimasukkan ke mesin pakan perlu diterapkan dari awal mulai mencetak untuk memastikan pakan yang dihasilkan padat dan berbentuk sempurna. Dan juga tingkatkan pengawasan asisten terhadap praktikan.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani R, Muchdar F, Irfan M, Juharni J, Marus I, Titaheluw SS. 2022. Pelatihan pembuatan pakan menggunakan bahan baku lokal pada kelompok budidaya udang vaname (Litopanaeus vanname) di desa tuada halmahera barat.

Jurnal Abdi Insani Vol. 9(4): 1366-1373

Arta BT, Suharti PH, Afnan AF, Arianto A, Tasyakuranti VF. 2023. Penentuan kapasitas produksi dan seleksi proses pakan ikan lele berbahan dasar maggot kapasitas 5.000 ton/tahun. Teknologi Separasi Vol. 9(3) : 215-224 Awaludin A, Simanjuntak RF, Jumsan J. 2020. Modifikasi pakan buatan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu (penaeus monodon). Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Vol. 37(3):

168-174

Cao, Q., Zhao, J., He, L., Zhang, T., Feng, L., Jiang, W., Jiang, J. (2024). Evaluation of the dietary L-valine on fish growth and intestinal health after infection with Aeromonas veronii. Aquaculture, 580, 740294

Choi, S. H., Lee, J. H., Yoo, J., Park, J. H., Bae, J. S., Park, C. Y. (2024). Toward transformation of bivalve shell wastes into high value-added and sustainable products in South Korea: A review. Journal of Industrial and Engineering Chemistry, 129, 38-52.

Djonu A, Andayani S, Nursyam H. 2020. Pengaruh penambahan daun kelor (Moringa oleifera) terfermentasi Rhizopus oligosporus terhadap kandungan nutrisi pakan ikan. Jurnal Aquatik Vol. 3(2): 73-78

Endraswari LPMD, Cokrowati N, Lumbessy SY. 2021. Fortifikasi pakan ikan dengan tepung rumput laut Gracilaria sp. pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Kelautan: Indonesian Marine Science and Technology Vol. 14(1): 70-81

Halim, A., Sari, R., Prasetyo, B. (2019). Pemanfaatan Limbah Perikanan Sebagai Pakan Alternatif untuk Budidaya Ikan Lele. Jurnal Perikanan Indonesia, 15(2), 123-130.

Handajani H, Widodo W. 2024. Nutrisi ikan. UMMPress

Harianto E, Ghofur M, Safratilofa S, Panuntun S. 2023. Pemanfaatan cangkang kerang darah (Anadara granosa) sebagai filter terhadap kinerja produksi dan respons fisiologi benih Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveniii Blkr). Akuakultur Sungai dan Danau Vol. 8(1) : 48 – 56

Hariyanto A, Sari VK, Pujiastuti C. 2020. Kinetika reaksi pembentukan kalsium fosfat dari asam fosfat dan cangkang kerang darah. ChemPro Vol. 1(2) : 32

(20)

Hendry Y, Anandita ES, Kurniasih D. 2019. Pengaruh tingkat karbohidrat berbeda dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan tengadak (Barbonymus schawenfeldii). Ruaya Vol. 7(2)

Imtihani, H. N., Wahyuono, R. A., Permatasari, S. N. 2020. Biopolimer kitosan dan penggunaannya dalam formulasi obat. Penerbit Graniti.

Luthfiyana, N., Diamahesa, WA, Mutamimah, D., Ratrinia, PW, Affandi, RI, Andayani, TR., Rahmadani, TBC (2024). Diversifikasi Dan Pengembangan Produk Perikanan. TOHAR MEDIA.

Mahary, A. 2017. Pemanfaatan tepung cangkang kerang darah (Anadara granosa) sebagai sumber kalsium pada pakan ikan lele (Clarias batrachus sp). Acta Aquatica: Aquatic Sciences Vol. 4(2) : 63 – 67

Majid M, Ilmi N, Ramlan P. 2024. Pencegahan Stunting dengan Ikan Lele dan Daun Kelor. Penerbit NEM

Manik RRDS, Arleston J. 2021. Nutrisi dan pakan ikan. Bandung : Penerbit Widina Bhakti Persada. 99 hlm

Mitra, S., Khan, M. A., Nielsen, R., Kumar, G., Rahman, M. T. (2024). Review of environmental challenges in the Bangladesh aquaculture industry.

Environmental Science and Pollution Research, 31(6), 8330-8340.

Nansi, M. R., Natalia, M. E., Rohman, N. R. (2024). Pemulihan ekonomi biru Indonesia pasca pandemi. Innovative: Journal of Social Science Research, 4(2), 6992-7001.

Nugraha EH. 2020. Pengaruh pakan buatan terhadap pertumbuhan benih clarias gariepinus di kelompok budidaya ikan manunggal jaya. Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains Vol. 3(2): 59-67

Nugroho, A. A., Adianto, C., Patria, Y. (2020). Nano-Androcerum: Inovasi wound healinggel dari nanopartikel daun binahong dan kayu manis pada luka kronis. Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia, 7(1), 026-042.

Perez, A., Ruz, M., García., Jiménez. P., Valencia, P., Ramírez, C., Almonacid, S.

(2024). Nutritional Properties of Fish Bones: Potential Applications in the Food Industry. Food Reviews International, 40(1), 79-91.

Permadi A, Sholihah LMN, Purwanti P, Oemardy ZL, Khasanah FN, Putri AC, Ma’arif SA. 2024. ELKATU: Pembuatan Pelet Ikan Bandeng Tinggi Protein Berbasis Limbah Bekatul di Desa Gadingsari. Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4(2): 46-54

Pratiwi, A. H. 2021. Pengaruh Konsentrasi Keragenan dan Tepung CMC.

Putra I, Aulia AH, Dwifani AP, Ramadani D, Saputra FF, Diva F, Putri WK. 2022.

Pembuatan Pakan Ikan Tenggelam dengan Bahan Baku Lokal di Desa Simpang Beringin. Rural and Urban Community Empowerment Vol. 4(1) :

(21)

5-8

Putranti GP, Subandiyono, Pinandoyo. 2015. Pengaruh protein dan energi yang berbeda pada pakan buatan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio). Aquaculture Management and Technology Vol. 4(3): 38-45

Rohmah AN, Wahyono F, Achmadi J. 2020. Pengaruh substitusi bungkil kedelai dengan daun kelor (M. oleifera) terhadap profil darah merah kambing pra- sapih. Sain Peternakan Indonesia Vol.15(1) : 29-36

Salma A, Arisandi A. 2024. pengaruh penambahan binder tepung rumput laut (eucheuma spinosum) dengan persentase berbeda terhadap kandungan nutrisi pakan udang. Riset Akuakultur Vol. 18(4): 217-226

Sari, R., Halim, A., Prasetyo, B. (2020). Komposisi Nutrisi Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) Sebagai Pakan Alternatif Ikan. Jurnal Ilmu Perikanan, 12(1), 67-75.

Sayuti M, Dewi LR, Sofian A. 2022. Karakteristik fisiko-kimia dan proses produksi pakan apung ikan lele (Clarias sp.). Pelagicus Vol. 3(1) : 17-28

Sulistiawati, N. 2023. Hubungan Kadar C-Organik, Tekstur, dan Porositas Tanah dengan Mikroorganisme Perombak Bahan Organik Pada Lahan Sawah dan Lahan Tegalan.

Venugopal, V., Sasidharan, A. (2022). Functional proteins through green refining of seafood side streams. Frontiers in Nutrition, 9, 974447.

Yue, K., Shen, Y. (2022). An overview of disruptive technologies for aquaculture.

Aquaculture and Fisheries, 7(2), 111-120.

Yulianto, A., Supriyadi, S. (2020). Potensi Pemanfaatan Limbah Kerang Sebagai Pakan Ikan: Tinjauan Kualitas Nutrisi dan Efektivitasnya pada Pertumbuhan Ikan Nila. Jurnal Teknologi Perikanan, 8(2), 99-110.

Yuniarsih, N. 2022. Pemberian Vitamin C Pada Pakan Ikan Lele Untuk Meningkatkan Hasil Umkm di Desa Sukaraja. Penelitian Dan Pengabdian Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 2(1): 952-960

Zhao, Z. J., Liu, S., Zha, S., Cheng, D., Studt, F., Henkelman, G., Gong, J. (2019).

Theory-guided design of catalytic materials using scaling relationships and reactivity descriptors. Nature Reviews Materials, 4(12), 792-804.

(22)

LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum
Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan
Gambar 2. Tepung Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa)

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura tentang Teknik Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah meteran atau penggaris,

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MULTIMETER I DISUSUN OLEH : NAMA : HILDA AULYA ZAHRA NIM : 2205211048 KELAS / KELOMPOK : TRJT 1-D / 6 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Laporan praktikum perancangan perkerasan yang disusun oleh kelompok IIIA dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah

Laporan akhir praktikum perencanaan dan perancangan produk yang disusun oleh kelompok 8 kelas

Laporan mengenai praktikum pengantar virologi tanaman yang dilakukan oleh kelompok

Ini adalah laporan praktikum Gambar Teknik yang disusun oleh kelompok 5 dari program studi Teknik Industri Universitas

Laporan praktikum pembuatan media agar oleh kelompok 6 mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas PGRI