• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Lingkungan Besi dan Mangan

N/A
N/A
Wifaq Zulfa Ridlo

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Lingkungan Besi dan Mangan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

BESI DAN MANGAN

Disusun oleh:

Kelompok 5 (Lima)

Nama : Muhammad Wifaq Zulfa Ridlo NIM : 2309046041

Asisten : Ridhanti Wulandari NIM : 2109046013

LABORATORIUM TEKNOLOGI LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2024

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur adalah satuan terkecil dari partikel ion atau molekul yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi partikel yang lebih sederhana dengan reaksi kimia. Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur yang disusun berdasarkan urutan nomor atom dan kemiripannya. Unsur-unsur yang terletak satu baris disebut periode dan unsur-unsur yang terletak satu kolom disebut golongan. Golongan unsur ada yang sukar untuk bereaksi dengan unsur lain seperti golongan gas mulia dan ada yang sangat mudah untuk bereaksi unsur lain atau unsur reaktif seperti golongan logam alkali dan alkali tanah.

Besi adalah logam yang dihasilkan dari bantuan besi kebanyakan besi terdapat dalam bentuk bantuan pasir dan tanah yang beroksidasi. Mangan merupakan mineral yang berwarna putih keabu-abuan dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat penting semangat sangat relatif secara kimiawi dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan.

Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan sulit untuk melelehkan tetapi mudah teroksidasi logam ion makna bersifat paramagnetik.

Besi dan mangan terlarut dalam air melalui kontak dengan batu dan mineral, dan kadang- kadang akibat kontak dengan bahan buatan manusia seperti pipa besi dan baja.

Air tanahlah yang memerlukan pengolahan untuk menghilangkan besi dan mangan, secara umum banyak sumber air memiliki tingkat kandungan besi dan mangan yang cukup tinggi, dan berpotensi menimbulkan masalah. Pembuangan limbah industri atau tambang dapat meningkatkan besi atau mangan pada sumber air, jika zat tersebut berada dalam air maka dapat menyebabkan warna kuning atau hitam pada pakaian, peralatan, perpipaan dan sebagainya serta air menjadi berasa dan berbau besi yang dapat merangsang pertumbuhan bakter. Air adalah pelarut yang kuat melarutkan banyak jenis

(3)

zat kimia. Zat- zat yang bercampur dan terlarut dengan baik disebut sebagai zat-zat hidrofilik

Oleh karena itu, Praktikum Kimia Lingkungan tentang Besi dan Mangan ini penting untuk dilakukan. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana besi dan mangan berinteraksi dengan polutan lain di perairan pada Praktikum Kimia Lingkungan. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui alasan penggunaan kalium permanganat pada metode permanganometri pada Praktikum Kimia Lingkungan.

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui cara memperkirakan kadar besi dan mangan di perairan berdasarkan berbagai faktor, seperti kondisi geologi, aktivitas manusia, dan perubahan iklim pada Praktikum Kimia Lingkungan. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat besi dan mangan dalam perairan pada Praktikum Kimia Lingkungan.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari dilakukannya praktikum Kimia Lingkungan tentang Besi dan Mangan, yaitu:

1. Mengetahui bagaimana besi dan mangan berinteraksi dengan polutan lain di perairan.

2. Mengetahui alasan penggunaan kalium permanganat pada metode permanganometri.

3. Mengetahui cara memperkirakan kadar besi dan mangan di perairan berdasarkan berbagai faktor, seperti kondisi geologi, aktivitas manusia, dan perubahan iklim.

4. Mengetahui sifat-sifat besi dan mangan dalam perairan.

(4)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Standarisasi

Standarisasi adalah titrasi yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari calon larutan standar. Standarisasi perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan titrasi, proses standarisasi melibatkan larutan standar sekunder yang konsentrasinya ditentukan dengan acuan larutan standar primer. Larutan tersebut di titrasi hingga titik ekuivalennya tercapai dan dihitung menggunakan perbandingan. Zat-zat yang dapat diperoleh dengan kemurnian tinggi untuk digunakan sebagai larutan standar dalam titrasi asam basa. Zat-zat dengan kemurnian tinggi ini yang dapat digunakan untuk membuat larutan standar primer, yaitu larutan standar yang dapat langsung digunakan dalam suatu proses titrasi tanpa perlu distandarisasi terlebih dahulu. Larutan NaOH dan KOH yang sering digunakan dalam titrasi asam-basa bukanlah larutan standar primer, karena zat ini mengandung karbonat (hasil reaksi dengan CO2 di udara) dan mudah menyerap uap air dari udara (higroskopis). Larutan standar yang didapat dari zat padat yang 100% kemurniannya rendah seperti NaOH dan KOH disebut dengan larutan standar sekunder. Larutan ini harus distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer, misalnya dengan kalium hidrogen ftalat sebelum digunakan. Zat - zat yang dapat diperoleh dengan kemurnian tinggi untuk digunakan sebagai larutan standar dalam titrasi asam basa pada percobaan atau pengamatan kimia (Ngatimin dkk, 2020).

Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi. Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi. Larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi persyaratan seperti mempunyai kemurnian yang tinggi, mempunyai rumus molekul yang pasti, tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang, larutannya harus bersifat

(5)

stabil dan mempunyai berat ekuivalen (BE) yang tinggi. Suatu larutan yang memenuhi persyaratan tersebut di atas disebut larutan standar primer. Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu, sedangkan pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standarisasi adalah proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dan lain-lain (Febriana dkk, 2014)

2.2 Pengertian Besi

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Besi pada umumnya ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (ferri), tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter <1 µm) atau lebih besar, seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)2, Fe(OH)3

dan sebagainya, tergabung dengan zat organik atau zat padat yang inorganik (seperti tanah liat). Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Ferrihidroksida dapat mengendap dan berwarna kuning kecoklatan, hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian. Bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi fero (Fe2+) sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri pada besi yang terlalu cepat (karena adanya besi ferro) menyebabkan diameter pipa berkurang dan lama kelamaan pipa akan tersumbat. Penyumbatan pada pipa dapat diatasi dengan melakukan pembersihan pada pipa secara rutin (Siahaan, 2019).

Besi merupakan logam yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal ini terjadi karena besi mempunyai berbagai macam kegunaan, selain itu besi merupakan logam terbanyak di dalam perut bumi setelah aluminium menyebabkan industri produksi besi berkembang cukup pesat. Logam besi memiliki sifat antara lain, memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar listrik (konduktor), penghantar panas, dapat membentuk alloy dengan logam lain, dapat ditempa, dan dibentuk. Sifat-sifatnya yang khas ini maka logam besi ini cukup populer di dalam bidang industri. Besi tidak hanya di bidang kesehatan besi juga terkandung dalam obat penambah darah. Obat penambah darah

(6)

mempunyai ukuran dosis tertentu untuk dapat dikonsumsi oleh penderita anemia. Zat besi yang diperlukan tubuh sekitar 150 – 300 mg per hari mengatasi terkena penyakit anemia, tubuh memerlukan asupan zat besi yang cukup karena jika zat besi berlebihan maka akan menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh pembuluh darah kapiler meningkat, sehingga plasma darah merembes keluar yang mengakibatkan volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis sehingga diperlukan sebuah metode untuk menentukan kadar besi dalam suatu sampel (Kiswanti dkk, 2020).

Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup. Logam FE yang berlebih dapat menimbulkan efek racun. Kandungan logam Fe yang tinggi dalam perairan akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya adalah bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah. kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi, insomnia dan lainnya. Logam Fe juga mempengaruhi ekosistem perairan, tingginya kandungan Fe dalam air dapat mengganggu keseimbangan biologis dan kimia perairan, yang berdampak pada flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Spesies yang sensitif terhadap logam Fe mungkin tidak dapat bertahan hidup, hal ini bisa mengubah struktur komunitas biologis dan mengganggu rantai makanan. Peningkatan kandungan Fe dalam air juga dapat mempengaruhi kualitas air secara langsung. Air yang mengandung Fe tinggi dapat berubah warna, rasa, dan baunya, yang dapat mengurangi kualitas air minum dan air untuk kegiatan sehari-hari lainnya. pengawasan dan pengendalian kualitas air sangat penting dilakukan secara berkala untuk mencegah peningkatan kadar logam Fe yang berbahaya, upaya edukasi kepada masyarakat tentang bahaya logam Fe juga perlu dilakukan untuk mencegah dampak negatifnya (Siahaan, 2019).

2.3 Pengertian Mangan

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia berupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganic (Mn4+), di dalam tanah Mn berada dalam bentuk senyawa mangandioksida. Perairan dengan kondisi

(7)

anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang bersifat larut. Mn2+

yang berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida, dan larut dalam air, mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob jika perairan kembali mendapat cukup aerasi, Mn2+ mengalami reoksidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan (Sunarya dkk, 2007).

Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/L atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan asam dapat mengandung mangan sekitar 10 – 150 mg/L. Perairan laut mengandung mangan sekitar 0,002 mg/L. Kadar mangan pada perairan air tawar sangat bervariasi antara 0,002 mg/L hingga lebih dari 4,0 mg/L, pada air minum kadar mangan maksimumnya sebesar 0,05 hingga lebih dari 4,0 mg/L, pada air minum kadar mangan maksimumnya sebesar 0,05 mg/L. Perairan yang diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaiknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/L, sedangkan untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/L. Mangan merupakan nutrient renik yang essensial bagi tumbuhan dan hewan. Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada system enzim.

Defisiensi mangan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, serta sistem saraf dan proses reproduksi terganggu, pada tumbuhan mangan merupakan unsur essensial dalam proses metabolisme. Mangan meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan, misalnya logam berat, jika dibiarkan di udara teruka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi (lebih dari 0,01 mg/L) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+

menjadi Mn4+. Koloid mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap sehingga air menjadi keruh,penetapan mangan dilakukan secara koloriometri. Mangan sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan dalam fungsi metabolisme, banyak panduan yang mengandung mangan digunakan dalam produksi baja (Kodoatie, 2012).

2.4 Definisi Tirtasi

(8)

Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi redoks merupakan titrasi reduksi dan oksidasi.

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi redoks dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat, beberapa contoh yang lain adalah penentuan asam oksalat dengan menggunakan permanganate, penentuan besi (II) dengan serium (IV), dan sebagainya. Reaksi redoks yang terlibat maka pengetahuan tentang penyetaraan reaksi redoks memegang peran penting, selain itu pengetahuan tentang perhitungan sel volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat berperan.

Pengetahuan yang cukup baik mengenai semua itu maka perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, diantaranya permanganometri, serimetri, idiometri, dikromatometri, bromometri dan nitrimetri. Indikator yang umumnya digunakan untuk digunakan dalam titrasi redoks adalah amilum, yang membentuk kompleks biru degan iodin. Penampakan warna dari indikator ini sangat spesifik untuk titrasi ini. Indikator spesifik lainnya ialah indikator tiosanat yang mana digunakan pada titrasi Fe (III) sebagai partisipan, sebagi contoh hilangnya warna merah dari Fe (III) atau kompleks tiosanat merupakan tanda titik akhir titrasi dengan standar titanium (III). Indikator redoks yang baik akan memberikan respon terhadap perubahan potensial elektroda suatu sistem. Indikator ini secara suatu subtansial lebih banyak digunakan jika dibandingkan dengan indikator yang spesifik. Perubahan indikator dari bentuk teroksidasi kebentuk tereduksi tergantung dari perbandingan kosentrasi. Pembuatan larutan dari besi salah satunya dapat dilakukan dengan mengendapkan besi sebagai besi (III) hidroksida, kemudian dipijarkan dengan suhu yang tinggi agar menjadi larutan baku (Masri dkk, 2021).

Analisis kuantitatif ada beberapa metode titrasi yang sering digunakan salah satunya metode titrasi permanganometri, dimana permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku kalium permanganat dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganate. Oksidasi ion permanganate berlangsung dalam suasa asam,

(9)

netral dan alkalis, dimana kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100 tahun, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan rumah tangga (Koedati, 2012).

(10)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Kimia Linkungan tentang Besi dan Mangan yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan yaitu:

1. Hasil pengamatan pada praktikum tentang bagaimana besi dan mangan berinteraksi dengan polutan lain di perairan di Laboratorium Teknologi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Besi dan mangan merupakan logam yang banyak ditemukan di perairan alami. Besi dan mangan memiliki peran penting dalam proses biogeokimia dan ekosistem perairan. Besi dan mangan jika berinteraksi dengan polutan lain dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kualitas air dan ekologi akuatik. Interaksi besi dan mangan dengan polutan seperti nutrient, bahan organik, dan logam berat lainnya dapat menyebabkan perubahan kimia yang kompleks. Logam berat seperti tembaga, seng, dan kadmium juga dapat berinteraksi dengan besi dan mangan, membentuk endapan atau spesies terlarut yang berbahaya bagi kehidupan akuatik. Perubahan pH dan kondisi redoks yang diakibat oleh masuknya polutan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia besi dan mangan, sehingga mempengaruhi kelarutannya dan potensi toksisitasnya.

2. Hasil pengamatan pada praktikum tentang alasan penggunaan kalium permanganat pada metode permanganometri di Laboratorium Teknologi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Kalium permanganat (KMnO4) dalam metode permanganometri digunakan sebagai oksidator kuat dalam titrasi redoks.

Penggunaan kalium permanganat memiliki beberapa alasan penting, yaitu pertama, kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam suasana asam, sehingga dapat digunakan untuk mengoksidasi berbagai jenis senyawa organik dan anorganik.

Reaksi redoks yang terjadi melibatkan perubahan ion permanganat (MnO4-) menjadi ion mangan (II) (Mn2+) yang berwarna ungu menjadi tidak berwarna. Kedua, titik akhir titrasi dengan kalium permanganat sangat mudah diamati karena terbentuknya

(11)

warna merah muda yang khas dari ion permanganat berlebih. Ketiga, kalium permanganat tersedia dalam bentuk kristal yang stabil dan mudah distandarisasi, sehingga cocok untuk digunakan dalam titrasi kuantitatif. Keempat, metode permanganometri relatif sederhana, cepat, dan akurat dalam penentuan zat yang dapat dioksidasi, seperti besi (II), oksalat, dan hidrogen peroksida. Penggunaan kalium permanganat dalam metode permanganometri menjadi pilihan yang menguntungkan untuk analisis kuantitatif dalam berbagai bidang, seperti kimia analitik, industri, dan penelitian.

3. Hasil pengamatan pada praktikum tentang cara memperkirakan kadar besi dan mangan di perairan berdasarkan berbagai faktor, seperti kondisi geologi, aktivitas manusia, dan perubahan iklim di Laboratorium Teknologi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Memperkirakan kadar besi dan mangan di perairan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi keberadaan dan konsentrasi kedua logam tersebut. Pertama, kondisi geologi daerah aliran sungai dan lingkungan perairan memegang peran penting.

Batuan dan tanah yang kaya akan mineral besi dan mangan akan meningkatkan masukan kedua logam ke perairan melalui proses erosi dan pelapukan. Aktivitas manusia seperti pertambangan, industri, dan limbah domestik dapat menyumbang konsentrasi besi dan mangan yang lebih tinggi ke badan air. Perubahan iklim juga berpengaruh, di mana peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat memengaruhi proses biogeokimia dan transportasi logam di perairan. Faktor-faktor seperti pH, oksigen terlarut, dan kehadiran bahan organik juga perlu dipertimbangkan karena dapat mengubah kelarutan dan mobilitas besi serta mangan dalam air. Informasi tentang geologi, aktivitas manusia, perubahan iklim, dan parameter kimia air diperlukan untuk mendapatkan perkiraan yang lebih akurat mengenai kadar besi dan mangan di perairan dapat diperoleh.

4. Hasil pengamatan pada praktikum tentang sifat-sifat besi dan mangan dalam perairan di Laboratorium Teknologi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Besi dan mangan memiliki sifat-sifat yang unik dalam perairan alami. Kedua logam ini hadir dalam bentuk terlarut maupun dalam bentuk padatan, dengan konsentrasi yang sangat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan. Besi dan mangan dalam kondisi tanpa oksigen dan pH rendah

(12)

cenderung lebih larut dalam air. Besi dan mangan saat terkena oksigen atau pH meningkat, keduanya akan mengalami oksidasi dan mengendap sebagai oksida logam yang tidak larut.

5.2 Saran

Sebaiknya pada Praktikum Kimia Lingkungan tentang Besi dan Mangan selanjutnya menggunakan air sampel dari Danau Surga. Danau Surga yang berada di Desa Makroman, Samarinda, Kalimantan Timur merupakan danau yang terbentuk bekas galian tambang batubara. Air danau bekas tambang batu bara biasanya mengalami pelarutan batuan dan proses oksidasi dari material sisa penambangan. Proses oksidasi berpotensi menghasilkan air asam tambang yang mungkin mengandung berbagai jenis mineral, termasuk besi dan mangan. Penelitian ini untuk mengetahui solusi untuk mengurangi kandungan besi yang kemungkinan ada di dalamnya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Febrina, L., dan Ayuna, A., 2014, Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik, Jurnal Teknologi, Volume 07, Nomor 01, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta (Diakses pada hari Senin, tanggal 18 Maret 2024 pukul 19.12 WITA).

2. Kiswanti., Wintah., dan Rahayu, N. L., 2020, Analisis Logam Berat (Mn, Fe, Cd), Sianida dan Nitrit pada Air Asam Tambang Batu Bara, Jurnal LITBANG, Volume 18, Nomor 01, Universitas Teuku Umar Meulaboh, Pekalongan (Diakses pada hari Senin, tanggal 18 Maret 2024 pukul 20.36 WITA).

3. Kodoatie, R. J., 2012, Tata Ruang Air Tanah, CV Andi Offset, Yogyakarta.

4. Masri, R. M., dan Purwaamijaya, I. S., 2021, Rekayasa Lingkungan, Deepublish, Yogyakarta.

5. Ngatimin, S. N. A., Muhanniah., Arif, M., dkk., 2020, Agrohidrologi, Leutika Pro Press, Yogyakarta.

6. Siahaan, M. A., 2019, Analisis kadar Besi (Fe) pada Air Sumur Gali Penduduk Wilayah Kompleks Rahayu Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan, Univrersitas Sari Mutiara, Medan (Diakses pada hari Senin, tanggal 18 Maret 2024 pukul 19.37 WITA).

7. Sunarya, Y dan Setiabudi, A., 2007, Mudah dan Aktif Belajar Kimia, Setia Purna Inves, Bandung.

(14)

LAMPIRAN

(15)

(16)

Referensi

Dokumen terkait

II. TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses korosi pada besi ( paku ) dan faktor apa saja yang menyebabkan korosi besi

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Analisa ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu atas kerjasamanya yang

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Laporan praktikum prakarya kimia yang berjudul “Buah dalam Botol” ini berisi mengenai informasi mengenai buah kedongdong secara umum, pemilihan buah kedongdong yang

PANDUAN PENULISAN LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA Panduan Umum Laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia baku dan diwajibkan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

sebagai Dosen Pembimbing Prakarya Kimia yang telah bersedia memberikan petunjuk, bimbingan dan motivasi yang tinggi sehingga Laporan Praktikum Prakarya Kimia ”Sari Buah Stroberi” ini

Laporan mingguan praktikum kimia lingkungan mengenai alkalinitas yang disusun oleh kelompok

Laporan mingguan praktikum tentang klor aktif oleh Kelompok 5 (Muhammad Wifaq Zulfa Ridlo dan Sharadiva Helia