LAPORAN PROGRAM PENGAWASAN
OLEH
MUHAMMAD YUSUF, S.Pd NIP. 197011081992041001
TAHUN 2022/2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Tujuannya adalah menciptakan individu yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita - cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Dalam undang- udang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, ditegaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pengawas selaku mitra guru dan kepala sekolah ikut bertanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan dengan melaksanakan tugas dan funsi pengawas secara optimal. Tugas dan fungsi pengawas dilakukan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan, peran pengawas sekolah bukan hanya memantau implementasi standar pendidikan saja, melain kan juga membimbing dan melatih tenaga pendidik dalam hal ini guru dan kepala sekolah dalam melakukan kinerja secara profesional, efektif dan efisien.
bahwa tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas pengawasan di daerah khusus.
Berdasarkan tugas pokok pengawas pada poin pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah, maka dalam program ini pembimbingan dan pelatihan yang akan dilaksanakan adalah pemanfaatan IT oleh guru dalam proses pembelajaran, dan efisiensi dan efektifitas dalam menumbuhkembangkan budaya sekolah oleh kepala sekolah.
B. Landasan Hukum
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang JabatanFungsional Guru dan Angka Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
8. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9. Peraturan Negara Pendidikan Nasional Nomor: 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
A. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pembimbingan dan pelatihan ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi guru dalam tugas pokok sebagai pembelajar.
2. Guru dapat menyusun RPP terintegrasi Litersai, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21.
3. Mengelola pembelajaran menjadi lebih inovatif, kratif, efektif, dan efisien.
4. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam menumbuh kembangkan budaya sekolah.
B. Manfaat
Pada dasarnya pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
a) Meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam menumbuhkembangkan budaya sekolah.
b) Meningkatkan nama baik sekolah dalam mencapai akreditasi sekolah.
2. Bagi guru
a) Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
b) Menciptakan guru yang kreatif, inovatif, efektif dan efisien.
3. Bagi siswa
a) Siswa menjadi tertarik dan merasa senang dalam pembelaajran.
b) Out put siswa jadi meningkat.
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
A. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan bimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah didasari dari hasil temuan pada saat supervisi. Temuan- temuan itu menjadi acuan dalam melaksanakan bimlat sesuai kebutuhan baik guru maupun kepala sekolah. Berdasarkan hasil temuan supervisi guru adalah guru belum mampu menyusun RPP terintegrasi literasi, PPK, HOTS dan Kecakapan abad 21. Oleh karena itu dalam bimbingan dan pelatihan kali ini adalah menyusun RPP terintegrasi literasi, PPK, HOTS dan Kecakapan abad 21.
Bimbingan dan pelatihan dilakukan di 14 sekolah binaan di KORWIL IV, Kerangka pikir dalam pembimbingan dan pealtihan dapat digambarkan pada skema di bawah.
Gambar 1. Skema Pembimbingan dan Pelatihan
la p o r
a
b im lat n
te m u a n
su p e rvisi
B. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah pembimbingan dan pelatihan guru dan kepala sekolah.
1. Diawalihasil temuan pada saat supervisi akademik maupun manejerial. Hal yang kurang dalam pelaksanaan pada proses pembelajaran oleh guru dan pengelolaan sekolah oleh kepala sekolah.
2. Pada tahap berikutnya dilakukan koordinasi dengan guru maupun kepala sekolah terkait bimlat.
3. Disusun rencana bimlat, terlait waktu dan tempat pelaksanaan.
4. Melaksanakan bimlat dan melihat hasil yang dicapai.
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan bimlat.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pembimbingan dan pelatihan profesioan guru dan kepala sekolah adalah pendekatan kooperatif dan kolaboratif. Kedua pendekatan ini bersifat kerjasama dalam kelompok dalam pemecahan masalah demi kepentingan bersama sebagai mana dijelaskan sebagai berikut:
1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah adalah FGD – Focus Group Discussion. Metode ini adalah metode diskusi kelompok terpumpun dan sangat cocok digunakan pada kelompok untuk pemecahan masalah secara langsung pada pokok masalah. Kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan sudut pandang stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan Sekolah.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL
A. Pelaksanaan
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan guru hanya dilakan 14 Sekolah Binaan di KORWIL IV Dalam pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dilakukan di ruang kelas Pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan guru diawali dengan:
1. Kegiatan awal
a. Meminta guru menyediakan RPP yang sudah diajarkan
b. Meneliti komponen RPP yang sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses
2. Kegiatan inti
a. Pengawas sebagai narasumber memberikan penjelasan tentang RPP terintegrasi dengan mengacu pada instrumen RPP K. 13.
b. Guru mencermati RPP yang terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21
c. Meminta guru mempraktekkan secara langsung menyusun RPP terintegrasi dengan mengacu pada instrumen RPP K. 13 dengan bekerja sama dengan temannya yang menjadi sasaran OJT II d. Guru mereviu RPP yang disusun
3. Kegiatan akhir
a. Meminta guru mempraktekkan menyusun RPP terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21 sesuai dengan waktu yang ditentukan.
B. Pembimbingan profesional Kepala sekolah 4. Kegiatan awal
b. Penyampaian tujuan kegiatan
c. Kepala sekolah mencermati dokumen 1 KTSP sekolah masing- masing
d. Pemaparan Permendiknas No. 61 Tahun 2014 tentang KTSP 5. Kegiatan inti
a. Pengawas sebagai narasumber memberikan penjelasan tentang dokumen 1 KTSP sesuai komponen dalam permendiknas No. 61 Tahun 2014 tentang KTSP.
b. Guru mereviu dokumen 1 KTSP sekolah masing-masing
c. Meminta kepala sekolah berdiskusi kelompok berkaitan dengan dokumen 1 KTSP
d. Kepala sekolah mempresentasikan dokumen 1 KTSP hasil diskusi 6. Kegiatan akhir
a. Kepala sekolah menreviu dan merevisi dokumen 1 sekolah masing- masing di sekolah masing- masing.
b. Pengawas sekolah memantau dan memonotor dokumen 1 KTSP sekolah sasaran
B. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional guru
N
o Materi Uraian kegiatan Sasaran Target Hasil Ham
batan Waktu dan tempat 1 Bimlat guru
dalam menyusun RPP terintegrasi literasi, PPK, HOTS dan
kecakapan abad 21
b.Dokumen 1 KTSP
1. Kegiatan awal
a..Meminta guru menyediakan RPP yang sudah diajarkan
b. Meneliti komponen RPP yang sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses
2. Kegiatan inti
a. Pengawas sebagai narasumber memberikan penjelasan tentang RPP terintegrasi dengan mengacu pada instrumen RPP K. 13.
b. Guru mencermati RPP yang terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21
c. Meminta guru
mempraktekkan secara langsung menyusun RPP terintegrasi dengan mengacu pada instrumen RPP K. 13 dengan bekerja sama dengan temannya yang menjadi sasaran OJT II
d. Guru mereviu RPP yang disusun
3. Kegiatan akhir
a. Meminta guru
mempraktekkan
menyusun RPP
terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21 sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. refleksi
4 orang guru dari 2 sekolah magang/
sasaran
Semua kepala sekolah terutama
100%
guru mampu menyusu n RPP terintegra si literasi, PPK, HOTS dan kecakapa n abad 21
100%
kepala sekolah dapat
75% guru sudah mampu menyusu n RPP 25% perlu pendampi ngan guru lainnya atau pengawas sekolah
90%
kepala sekolah magang
Padatnya jadwal mengajar guru
Kepala sekolah tidak melibatka
15-19 Nov 2022
15-19 Nov 2022
KTSP sekolah masing- masing terutama sekolah sasaran magang OJT II
OJT II dokumen 1 KTSP
n
dokumen 1 KTSP
kerna padatnya kegiatan KS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dapat disimpulkan bahwa, 75% guru mampu menyusun RPP yang terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21 sedangkan 25% belum mampu dan perlu pendampingan.
Peningkatan proses pembelajaran dapat dilihat dari ketertarikan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran. Pencapaian peningkatan kompetensi guru mencapai sekitar 75% dari 100% yang ditargetkan.
Hal ini terjadi karena keterbasan waktu dan jadwal yang pada baik dari calon pengawas maupun dari guru itu sendiri.
B. Tindak Lanjut
Guru perlu meningkatkan kompetensinya dalam menyusun RPP yang terintegrasi dengan literasi, PPK, HOTS dan kecakapan abad 21 sebagai tindaklanjutnya melalui:
1. Kegiatan PKB dan juga dalam kegiatan MGMP, sebagai wadah pengembangan diri dalam meningkatkan kompetensi guru
2. Kepala sekolah harus aktif melaksanakan supervisi terhadap guru 3. Guru sebaiknya memanfaatkan IT dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan inovasi, kreatifitas, efektifitas, dan efisiensi pemebelajaran.
Lampiran:
2. Surat keterangan melaksanakan Bimlat 3. Daftar hadip pembinaan
4. Jadwal Bimlat