• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan riap pohon V1

N/A
N/A
Nexus Airov

Academic year: 2024

Membagikan "laporan riap pohon V1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RIAP POHON

(Laporan Praktikum Perencanaan Hutan)

Oleh

Abnes Fada Pratama 2214151077 Kelompok 1

JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2024

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Riap Pohon Tanggal : 17 Oktober 2023 Tempat : Jurusan Kehutanan Nama : Abnes Fada Pratama

NPM : 2214151077

Jurusan : Kehutanan Kelompok : 4

BandarLampung, 17 Oktober 2023 Mengetahui,

Asisten dosen

Vio Deka Ananda 1914151004

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kayu merupakan bahan material yang telah dikenal sejak zaman dahulu, kayu yang banyak dipergunakan umumnya berasal dari bagian batang pohon.

Selain dapat dijadikan sebagai bahan material, kayu dapat dijadikan pula sebagai bahan bakar baik itu untung memasak ataupun untuk sebuah mesin. Penggunaan material kayu dengan aspek rasio yang seimbang dapat meningkatkan sifat-sifat kayu. Pada batang pohon terdapat kayu teras dan kayu gubal, kayu teras merupakan bagian dalam kayu yang telah mati dan megeras sedangkan kayu gubal merupakan bagian luar kayu yang masih mempunyai sel hidup tetapi tidak memiliki kekerasan seperti kayu teras. Indonesia merupakan negara yang luas serta memiliki banyak sumber daya alam, kayu merupakan salah satu dari sumber daya alam tersebut dan menjadi komoditas unggulan untuk ekspor (Krause, et al., 2018).

Industri pengolahan kayu di Indonesia merupakan barometer peningkatan perekonomian nasional dan faktor kunci dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor kehutanan. Harga jual kayu beragam tergantung jenis dan kualitasnya, namun volume kayu menjadi hal yang utama. Hal ini diisebabkan karena volume kayu secara tradisional merupakan standar metrik untuk menentukan produk yang dapat diperdagangkan dari suatu pohon. Kebutuhan dan permintaan terhadap komoditas kayu yang terus meningkat, namun kemampuan produksi semakin rendah seiring berkurangnya lahan dan lamanya pertumbuhan pohon. Sistem pengelolaan hutan lestari harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan kayu dalam jangka panjang untuk generasi sekarang dan mendatang.

Produksi kayu dari suatu pohon memiliki hubungan terhadap pertumbuhan pohon

(4)

Arah pertumbuhan suatu pohon mencerminkan genetika, kesehatan, dan persaingan dalam habitatnya, dan hal ini saling berkorelasi dengan dinamika populasi dan struktur tegakan. Pertumbuhan pada pohon merupakan hasil dari interaksi berbagai proses fisilogis seperti fotosintesa, respirasi dan transpirasi.

Pohon dan hutan tumbuh dan merespon perubahan lingkungan dengan beberapa cara sekaligus, misalnya, dengan perubahan riap radial, riap tinggi, dan kepadatan tegakan. Riap adalah kecepatan pertumbuhan yang dialami pohon atau tegakan selama jangka waktu tertentu. Riap yang terbentuk pada hutan alam mempunyai nilai yang berbeda untuk jenis yang berbeda (Trouillier, et al., 2020).

1.2. Tujuan

Berikut ialah tujuan dari praktikum ini : 1. Mengetahui dan memahami riap pohon.

2. Menghitung riap pohon.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Inventarisasi Hutan

Inventarisasi hutan adalah pengumpulan dan penyusunan data tentang sumber daya yang ada dalam hutan . Inventarisasi hutan dilakukan secara sistematis dan berkala. Salah satu kegiatan dalam inventarisasi hutan ialah pengukuran dimensi pohon untuk menyediakan data yang dapat diandalkan untuk memperkirakan produksi kayu. Data yang diperoleh juga dijadikan dasar pengambilan keputusan pengelolaan terkait perlakuan silvikultur untuk perbaikan pohon dan kondisi lahan.. Inventarisasi menilai dan mengevaluasi status tegakan untuk memberikan dasar analisis dan perencanaan, serta membangun landasan bagi pengelolaan hutan lestari Basis data dimensi terkait umur pohon biasanya diakumulasikan dari pengukuran dimensi periodik pada plot sampel permanen (Kangas, et al. 2006)

2.2. Riap Pohon

Riap adalah pertambahan volume pohon atau tegakan per satuan waktu tertentu. Riap juga digunakan untuk menyatakan pertambahan nilai tegakan atau pertambahan tinggi atau diameter pohon setiap tahun. Riap tegakan terbentuk oleh pohon-pohon yang masih hidup dalam tegakan. Penjumlahan dari riap pohon yang ada dalam tegakan tidak akan sama dengan riap tegakannya. Dalam periode tertentu beberapa pohon dalam tegakan dapat mati, busuk atau mungkin ditebanng. Riap yang terbentuk pada hutan alam mempunyai nilai yang berbeda untuk jenis yang berbeda. Pada satu jenis yang sama akan diperoleh riap yang bervariasi pada kelas umur yang berbeda, demikian pula pada perlakuan yang berbeda (Davis, et al..1987).

(6)

2.3. Riap Diameter

Riap diameter suatu spesies pohon merupakan salah satu atribut tegakan yang penting. Riap diameter digunakan untuk memahami struktur vegetasi dan memperkirakan stok biomassa di atas permukaan tanah. Riap diameter dan pola pertumbuhan masing-masing pohon merupakan alat penting dalam pengelolaan hutan terutama untuk memilih spesies pohon yang akan ditebang, pemilihan spesies pohon untuk dilindungi, memperkirakan siklus penebangan, dan menentukan perlakuan silvikultur. Model riap diameter pohon secara individual juga digunakan untuk memprediksi riap diameter pohon pada suatu tegakan, Model riap diameter merupakan salah satu masukan terpenting bagi banyak model pertumbuhan dan hasil berbasis individu pohon. Secara umum, model riap diameter dikembangkan menggunakan pendekatan berbasis pertumbuhan potensial atau pendekatan independen pertumbuhan potensial. Dalam model berbasis pertumbuhan potensi, pertumbuhan diameter dimodelkan sebagai produk dari fungsi pertumbuhan potensial dan pengubah persaingan, sedangkan dalam model pertumbuhan potensial independen, dinyatakan sebagai fungsi dari atribut pohon, karakteristik lokasi, dan ukuran persaingan antar pohon individu (Dissanayake, et al., 2023).

(7)
(8)

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.50 WIB. Kegitan praktikum ini bertempat di Gedung Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, laptop, dan handphone. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu literatur dari berbagai sumber.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, E. T., et al. 2023. Annual Tree-Ring Curve-Fitting for Graphing the Growth Curve and Determining the Increment and Cutting Cycle Period of Sungkai (Peronema canescens). Forests, 14(8) ; 1-16.

Davis, J.S., et al..1987. Forest Management. Mc Graw-Hill Book Company. New York ; 584.

Dissanayake, D. P. V. R.,et al. 2023. Predicting annual stem diameter increment of selected tree species in Sinharaja rain forest by considering tree and stand level effects. Ceylon Journal of Science, 52(2); 209-217.

Kangas, A., et al. 2006. Managing Forest Ecosystems Volume 10; Forest Inventory;Methodology and Applications, Springer Science & Business Netherlands ; 362.

Krause, K. C., et al. 2018. Utilization of recycled material sources for wood- polypropylene composites: Effect on internal composite structure, particle characteristics and physico-mechanical properties. Fibers, 6(4) ; 1-18.

Trouillier, M., et al. 2020. A unifying concept for growth trends of trees and forests–the “potential natural forest”. Frontiers in Forests and Global Change, 3 ; 1-12.

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi yang mendasari berlakunya tabel volume lokal pada sebuah areal hutan (tegakan) adalah bahwa pohon-pohon yang memiliki ukuran diameter sama maka akan memiliki tinggi dan

Model Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tegakan (luas bidang dasar, jumlah pohon dan ukuran/diameter pohon) berpengaruh berbeda terhadap model

Model tersebut lolos validasi dan layak digunakan untuk memprediksi rata-rata lebar tajuk pohon dominan jati asal Kebun Benih Klon pada tegakan berkualitas baik umur 6

Riap Tegakan beserta Penaksiran dan Pemodelannya M6 - 11 Sehubungan dengan hal inilah maka model-model tersebut umumnya hanya dipakai dalam pemodelan pertumbuhan pohon pada tahap

Penelitian ini bertujuan mengkaji struktur diameter tegakan pohon berdasarkan distribusi kelas diameter pohon pada berbagai tipe vegetasi yang terdapat di Gunung

1 Kerapatan awal tegakan berdasarkan kelas diameter 7 2 Kerapatan awal tegakan berdasarkan kelompok jenis dan kelas diameter 9 3 Jumlah pohon rusak berdasarkan tipe-tipe kerusakan

Model riap awal yang terbentuk juga mencerminkan tingkat efektivitas pengaruh dari perlakuan silvikultur yang diberikan dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan berguna

Data diameter ini antara lain dapat digunakan untuk menghitung volume pohon (penaksiran potensi tegakan), Indeks Nilai Penting (INP) dalam analisis vegetasi hutan, serta