Judul penelitian: Pengaruh kreativitas dan kemandirian belajar terhadap keberfungsian sains siswa melalui pendekatan scaffolding di Sekolah Dasar. Yang akan dikaji adalah penggunaan pendekatan scaffolding dalam meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar siswa dalam penyelesaian karya IPA siswa sekolah dasar Jakarta Timur. Tujuan Penemuan (Metode, Teori, Produk atau Masukan Kebijakan) Metode menggunakan pendekatan scaffolding untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian dalam pembelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendekatan scaffolding terhadap peningkatan kreativitas dan kemandirian belajar siswa dalam membuat karya IPA. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar siswa.
Latar Belakang …
H0 : Tidak terdapat peningkatan kreativitas dan kemandirian belajar siswa melalui pendekatan scaffolding pada siswa kelas V SD di Jakarta Timur. H1 : Terdapat peningkatan kreativitas dan kemandirian belajar serta hasil belajar siswa melalui pendekatan scaffolding pada siswa kelas V SD di Jakarta Timur. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar yang menggunakan pendekatan Scaffolding berbeda dengan sebelum menggunakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Integrated Scaffolding Metode Everyone is a teacher here untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa sekolah dasar dalam pembelajaran IPA. Hasil nilai postes kelas kontrol dengan pendekatan Integrasi Scaffolding Nilai Everyone is a teacher diperoleh disini, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:. Penelitian ini tidak hanya melihat perubahan hasil belajar, tetapi juga kreativitas siswa dalam membuat kartu soal 5 menit pertama dan dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran.
Penilaian kreativitas pembuatan kartu soal diperlukan untuk melihat seberapa banyak siswa membuat kartu soal dalam lima menit pertama setiap pertemuan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan integrated scaffolding Metode Everyone is a teacher here untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar serta hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang membuat kartu soal pada lima menit pertama setiap pertemuan.
Peningkatan jumlah orang yang membuat kartu soal ini menandakan bahwa telah terjadi peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Selain peningkatan kreativitas dalam pembuatan kartu soal, juga diamati jumlah siswa yang bertanya selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pendekatan integrated scaffolding Metode Everyone is a Teacher Here untuk meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar serta hasil belajar IPA siswa sekolah dasar dapat disimpulkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil analisis peningkatan kreativitas menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dalam pembuatan kartu soal yang terlihat pada peningkatan jumlah kartu soal yang dihasilkan siswa pada lima menit pertama pembelajaran. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran diawali dengan semua siswa membuat kartu soal, saat menilai kreativitas siswa peneliti melihat adanya perubahan kecepatan pembuatan kartu soal siswa pada 5 menit pertama pembelajaran. Skor kreativitas kartu soal diperlukan untuk melihat jumlah siswa yang membuat kartu soal pada lima menit pertama setiap sesi.
Kecepatan pembuatan soal-soal ini diperlukan untuk mengukur perubahan kreativitas dalam pembuatan soal, soal-soal yang mereka buat ditanyakan tentang materi setelah siswa diberi kesempatan untuk membaca materi.
Masalah Penelitian
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
- Pembelajaran Kreatif
- Belajar
- Teori yang Melandasi Tekhnik Scaffolding…
- Penelitian yang Relevan
- Keterbatasan Penelitian
- Kerangka Berpikir
Jadi berdasarkan pernyataan Geoch, belajar yang baik ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari suatu pengalaman. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa, artinya siswa membangun pemahaman, proses individu untuk mencapai perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang diwajibkan oleh kurikulum 20013, sedangkan pembelajaran mandiri biasanya pembelajaran yang diberikan oleh orang dewasa. Pendekatan scaffolding merupakan pendekatan proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa melalui alat peraga yang secara bertahap akan dikurangi sehingga terjadi belajar mandiri.
METODOLOGI PENELITIAN
- Populasi dan Tekhnik Pengambilan Sampel
- Metode dan Desain Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Definisi Konseptual
- Definisi Operasional
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
- Uji Normal
- Uji Homogen
- Uji Hipotesis
- Hipotesis Statistik
Ho : Tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Everyone is a teacher here integrated scaffolding di Sekolah Dasar. H1 : Ada perbedaan antara sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan perancah terpadu Everyone is a teacher here di Sekolah Dasar. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan integrasi Scaffolding metode Everyone Is A Teacher Here diperoleh hasil post test kelas eksperimen seperti pada tabel di bawah ini:.
Pengamatan jumlah siswa dalam penyusunan soal dilakukan hanya pada kelas eksperimen, karena hanya digunakan untuk melihat pengaruh pendekatan scaffolding dalam meningkatkan kreativitas siswa. Pada pertemuan pertama hanya satu orang yang membuat kartu soal pada lima menit pertama, pertemuan kedua membuat 7 kartu soal dan pertemuan ketiga menambah kartu soal menjadi 10 orang. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Metode Integrasi Scaffolding dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Sebelum membuat kartu soal, siswa terlebih dahulu diinstruksikan untuk membaca terlebih dahulu, disuruh mencari kata-kata penting untuk membuat soal dan disampaikan bahwa semua siswa harus membuat soal. Kartu soal yang dibuat akan diberikan kepada guru dan guru akan secara acak menugaskan tema yang akan dijawab. Pengamatan jumlah siswa dalam pembuatan kartu soal hanya dilakukan pada kelas eksperimen, alasannya hanya digunakan untuk melihat pengaruh pendekatan scaffolding dalam meningkatkan kreativitas siswa.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Hasil Penelitian
- Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen
- Deskripsi Data Hasil Penelitian
- Deskripsi Nilai Kreatif dan Kemandirian
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di SDN Citeup 03 Pagi, diperoleh koefisien korelasi yang dihitung untuk setiap item. Berdasarkan data di atas, diketahui nilai posttest tertinggi yang diperoleh 30 siswa kelas eksperimen adalah 100 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 60. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram dan poligon paling banyak di atas, terlihat bahwa nilai siswa terbanyak pada rentang kelas 74 - 80 dengan frekuensi tertinggi 9 siswa atau 30%.
Dan frekuensi nilai terendah yang diperoleh siswa berada pada kelas interval 60-66 dengan frekuensi sebanyak 2 siswa atau 6,60%. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh dari 30 siswa adalah 88 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 48 serta nilai rata-rata yang diperoleh adalah 70,17. Untuk memudahkan dalam membaca dan menarik kesimpulan, data interval yang mendapatkan hasil nilai dapat dilihat pada gambar grafik histogram dan poligon di bawah ini.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram dan poligon di atas terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai terbanyak pada kelas interval 62 - 68 dengan frekuensi tertinggi sebanyak 9 siswa atau 30%. Dan frekuensi nilai terendah yang dicapai siswa berada pada kelas interval 48-54 dengan frekuensi 5 siswa atau 16,70%. Mengajukan pertanyaan pada saat proses pembelajaran diperlukan untuk melihat kreativitas siswa selama proses pembelajaran dan juga untuk melihat kemandirian belajar siswa.
Meningkatnya jumlah orang yang bertanya pada saat proses pembelajaran menandakan adanya peningkatan kreativitas dalam proses pembelajaran.
Analisis Data
- Uji Prasyarat Analisis
- Uji Hipotesis…
Namun dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari dua sesi pembelajaran, ditemukan adanya penurunan jumlah orang yang bertanya. Seperti halnya data hasil belajar kelas kontrol, hasilnya ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Setelah melakukan uji analisis yang diperlukan berupa uji normalitas dan uji homogenitas serta memperoleh hasil berdistribusi normal dan homogen, peneliti kemudian melakukan uji hipotesis terhadap nilai rata-rata kelas eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol.
Uji ini menggunakan uji-t (t-test) dengan rumus Polled Variant untuk menguji perbedaan dua mean. Dengan kriteria pengujian hipotesis, taraf α = 0,05 merupakan ciri yaitu jika thitung > ttabel = 3,871 > 2,0231, maka H0 ditolak Ha diterima, maka ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar IPA di kelas 5 SD antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. B0 = nilai dk pada awal eksisting B1 = nilai dk pada awal eksisting C0 = nilai ttabel pada awal nilai eksisting C1 = nilai ttabel pada akhir nilai eksisting.
Pembahasan
Hasil analisis diperoleh pada setiap awal pertemuan, dimana terjadi peningkatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan tersebut yang menandakan rasa ingin tahu siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan kreativitas. . Artinya terjadinya kemandirian belajar selama proses pembelajaran dibuktikan dengan adanya proses pengurangan jumlah soal kepada guru setelah mereka memahami proses apa yang mereka lakukan selama pembelajaran. Menurut Rahmayani kemandirian belajar siswa tidak tercapai dengan menggunakan pembelajaran resiprokal. Hasil analisisnya dari hasil uji beda rata-rata 1 sisi sebesar 0,187 yang disebabkan > 0,05, kriteria uji menyimpulkan tidak ada perbedaan belajar kemandirian di antara mereka, menggunakan saling belajar (Rachmayani, 2014).
Sedangkan jika dilihat dari sudut belajar mandiri, belajar mandiri terjadi dalam proses pembelajaran di setiap pertemuan seiring dengan peningkatan kreativitas belajar di awal pertemuan. Dalam penelitian tentang kreativitas dan kemandirian belajar belum ditemukan indikator baku yang digunakan, oleh karena itu disarankan untuk melakukan penelitian dasar dalam menentukan indikator kemandirian belajar dan kreativitas belajar. Kenedi, 2017 Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Journal of Social Education, Science, and Humanities Vol.
Saat ini perlu diberikan proses pembelajaran yang kreatif, hal ini sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut anak untuk belajar secara kreatif, namun proses pembelajaran kreatif ini belum sepenuhnya dilaksanakan. Meningkatkan kreativitas dan kemandirian belajar siswa, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013, bahwa Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2013/2014. Berdasarkan uraian teori di atas dan dikaitkan dengan proses pembelajaran IPA akan sangat mendukung tercapainya proses pembelajaran yang aktif dan mandiri.
Selain melihat perubahan kreativitas, perlu juga dilihat perubahan kemandirian belajar siswa (lihat tabel). Peningkatan jumlah soal pada sesi 1 (pembelajaran awal) pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan kreativitas karena rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran. Hasil analisis jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: tiga orang pada pertemuan pertama, tujuh orang pada pertemuan kedua dan sepuluh orang pada pertemuan ketiga.
Terjadi peningkatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dengan dua cara yaitu pada awal dan selama proses pembelajaran. 186 Pengamatan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran mengalami penurunan yaitu pada pertemuan pertama dua orang yang mengajukan pertanyaan dan selama proses hanya satu orang, pada pertemuan kedua di awal lima orang yang bertanya dan selama proses berlangsung jumlah siswa yang bertanya. orang yang mengajukan pertanyaan hanya dua orang, sedangkan pada pertemuan ketiga yang mengajukan pertanyaan di awal pertemuan adalah delapan orang sedangkan jumlah orang yang bertanya selama proses hanya dua orang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran