• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan tugas akhir asuhan kebidanan komprehensif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan tugas akhir asuhan kebidanan komprehensif"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADANY.”E”G1P0000 HAMIL 35 MINGGU 3 HARI DENGAN

TFSIRAN BERAT JANIN KURANG DARI NORMAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR SARI

KOTA BALIKPAPAN

Oleh:

AYU KRISNAWATI NIM. P07224114003

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

2017

HALAMAN PENGESAHAN

(2)

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKAR SARI KOTA BALIKPAPAN

TAHUN 2017”

AYU KRISNAWATI

Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan

di hadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur Jurusan Kebidanan Prodi D-III Kebidanan Balikpapan Tanggal 24 Maret 2017 Penguji Utama

Novi Pasirini, SST., M.Pd (...) NIP. 197911262001122002

Penguji I

DR. Hj. Nina Mardiana, S.Pd.,M.Kes (...) NIP. 19610925198232001

Penguji II

Hj. Suryani, SST (...) NIP. 196106151982032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Balikpapan Ketua Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

Sonya Yulia, S.Pd., M.Kes Eli Rahmawati, S.SiT., M.Kes NIP.195507131974022001 NIP. 197403201993032001

KATA PENGANTAR

(3)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat rahmat dan bimbingan Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.E 23 tahun G1P0000 Hamil 35 Minggu 3 hari Dengan Tafsiran Berat Janin Kurang Dari Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Sari Kota Balikapapan”. Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan di Program Studi D-III Kebidanan Balikpapan, Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

Bersama ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Drs. H. Lamri, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur yang telah memberikan izin dan memfasilitasi kami dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

2. Sonya Yulia.S. S.Pd.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan asuhan dan penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

3. Eli Rahmawati, S.SiT., M.Kes., selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Balikpapan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

yang telah

Laporan Tugas Akhir ini.

4. Novi Pasiriani, SST.,MPd selaku Penguji Utama yang telah memberi masukan yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

(4)

5. DR. Hj. Nina Mardiana, S.Pd.,M.Kes selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir.

6. Hj. Suryani S.ST., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir.

7. Para Dosen dan Staf Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Prodi D-III Kebidanan Balikpapan.

8. Orang tua dan adik serta keluarga tercinta yang telah membantu dengan doa dan dukungan mental kepada penulis.

9. Pasien Laporan Tugas Akhir yang telah bersedia ikut berpartisipasi menjadi pasien saya untuk menyelesaikan LTA ini, terima kasih untuk kerja samanya dan untuk semua bantuan yang diberikan.

10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan semoga Proposal Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.

(5)

Balikpapan, Maret 2017

Penulis

RIWAYAT HIDUP

(6)

I. Identitas

Nama : Ayu Krisnawati

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 04 April 1996

Pekerjaan : Mahasiswi

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Perum.Korpri Tapis Blok A4 No.3

Tanah Grogot

II. Pendidikan

1. Tahun 2001–2002 : TK ABA Aisyah 1 Wedi Klaten 2. Tahun 2002–2008 : SD Muhammadiyah 1 Wedi Klaten 3. Tahun 2008–2011 : SMP Negeri 8 Tanah Grogot 4. Tahun 2011–2014 : SMA Negeri 1 Tanah Grogot

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 4

(7)

1.3 Tujuan ... 4

A. Tujuan umum ... 4

B. Tujuan khusus... 4

1.4 Manfaat ... 5

A. Manfaat teoritis ... 5

B. Manfaat praktis... 6

1.5 Ruang lingkup ... 6

1.6 Sistematika penulisan... 7

A.Studi kepustakaan... 7

B.Studi kasus... 7

C.Studi Dokumentasi ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan...10

2.2 Ante Natal Care...11

A. Definisi...11

B. Tujuan Pemeriksaan...11

C. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan...12

D. Kebijakan Pemerintah...12

E. Asuhan Antenatal 14T...13

F. Menentukan Usia Kehamilan...15

G. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil...16

H. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil...18

I. Bayi Kecil/BBLR...19

2.3 Konsep dasar persalinan...28

A. Definisi ... 28

B. Tanda-tanda Persalinan ... 29

C. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan ... .30

D. Proses Persalinan...30

E. Mekanisme Persalinan...31

F. Asuhan Persalinan Normal...33

G. Kala II Memanjang...37

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir...38

A. Definisi ... 38

B. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir ... 39

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal ... 40

2.5 Konsep Dasar Nifas...41

A. Definisi ... 41

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas ... 41

C. Tahapan Masa Nifas ... 41

D. Perubahan Sistem Reproduksi Fisiologis Masa Nifas... 42

E. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas...43

F. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas...43

G. Manajemen Laktasi...46

(8)

2.6 Konsep Dasar Neonatus...48

A. Definisi ... 48

B. Periode Neonatal ... 48

C. Pelayanan Kesehatan Neonatus...49

D. Perawatan Neonatus...49

E. Tanda-tanda Bahaya pada Neonatus...52

2.7 Konsep Dasar Keluarga Berencana...52

A. Definisi ... 52

B. Macam-macam Metode Kontrasepsi ... 53

BABIII SUBJEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS Rancangan penelitian... 60

3.2 Kerangka kerja studi kasus ... 60

3.3 Subyek studi kasus... 62

3.4 Pengumpulan data dan analisis data ... 62

A. Pengumpulan data... 62

B. Analisa data ... 63

3.5 Etika penelitian... 63

A. Respect for person ... 63

B. Beneficence dan non maleficence ... 63

C. Justice 64 BAB IV TINJAUAN KASUS 4.1 Hasil pengkajian klien dan perencanaan asuhan ... 65

A. ANC 1/ Pengkajian ... 65

B. ANC kunjungan II ... 86

C. ANC kunjungan III... 90

4.2 Dokumentasi Asuhan Kebidanan INC... 94

4.3 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal Care... 102

4.4 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus... 114

4.5 Dokumentasi Asuhan Kebidanan KB... 124

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan... 129

A. Asuhan Kehamilan... 129

B. Asuhan Persalinan... 134

C. Bayi Baru Lahir... 139

D. Asuhan Masa Nifas... 140

E. Asuhan Neonatus... 143

F. Pelayanan KB... 146

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan... 148

6.2 Saran... 150 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Usia kehamilan berdasarkan tinggu fundus uteri ... 15

Tabel 2.2 peningkatan berat badan selama kehamilan ... 17

Tabel 2.3 Ketidaknyamanan pada ibu hamil ... 18

Tabel 2.4 Rata-rata tafsiran berat janin... 28

Tabel 2.5 Involusi Uterus Mengenai tinggi fundus uterus ... 40

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono,2008.p.89).

(11)

kehamilan haruslah direncanakan agar bayi yang dilahirkan dapat sehat dan mengalami pertumbuhan yang optimal. Kebiasaan yang tidak baik harus diubah seperti konsumsi alkohol, penggunaan obat tertentu, obat terlarang, pekerjaan yang berat, merokok, konsumsi zat gizi kurang dan kurangnya perawatan medis (wordlow, 2007).

Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan yaitu sekitar 12,5 kg. Kenaikan tersebut meliputi kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan cairan amnion. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin (Atikah dan Siti, 2009, p.48).

Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksikan berat badan lahir rendah bayi. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir ( Lubis, 2007).

Menurut Alchadi(2007) pentingnya status gizi ibu perlu dilihat dari berbagai aspek. Selain bahwa akses terhadap keamanan pangan dan terhadap pelayanan kesehatan setingi-tingginya merupakan hak asasi setiap orang.

Status gizi ibu juga mempunyai dampak secara sosial dan ekonomi. Berbagai penelitian semakin menunjukkan bahwa status gizi ibu tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan dan resiko kematian dirinya, tetapi juga kepada kelangsungan hidup dan perkembangan janin yang dikandungnya.

(12)

Kenaikan berat badan ibu hamil dapat digunakan sebagai indeks untuk menentukan status gizi ibu hamil, karena terdapat kesamaan dalam jumlah kenaikan berat badan saat hamil pada semua ibu hamil. Rata-rata total pertambahan berat badan ibu hamil berkisar 11-15 kg yaitu 1 kg pada trimester I dan selebihnya pada trimester II dan III. Mulai trimester II sampai III rata-rata pertambahan berat badan adalah 0,3-0,7 kg/minggu. Iibu dengan kondisi malnutrisi sepanjang minggu terakhir kehamilan akan cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah (<2500 g), karena jaringan lemak banyak ditimbun selama trimester III (Aritonang, 2010).

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (2,3). (SDKI,2007)

(13)

Berdasarkan hasil pendataan dan pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan Ny.E sampai usia kehamilan 35 minggu 3 hari hanya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 10 kg, dengan berat badan sebelum hamil 57 kg dan berat badan saat ini yaitu 67 kg dan dari perhitungan taksiran berat janin saat ini yaitu 2325 gram. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny”E"

G1P0000hamil 35 minggu 3 hari.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif pada

masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus sampai dengan pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada Ny”E" G1P0000hamil 35 minggu 3 hari?”

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum

Peneliti mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny”E" 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari.

B. Tujuan Khusus

Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan untuk :

a. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada asuhan kehamilan terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari, dengan tafsiran berat janin kurang dari normal di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

(14)

b. Memberikan asuhan kebidanan secar komprehensif pada asuhan persalinan terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

c. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada asuhan bayi baru lahir terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

d. Memberikan asuhan kebidanan secar komprehensif pada asuhan masa nifas terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

e. Memberikan asuhan kebidanan secar komprehensif pada asuhan neonatus terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

f. Memberikan asuhan kebidanan secar komprehensif pada asuhan keluarga berencana terhadap Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di wilayah mekar sari dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.

1.4 Manfaat

A. Manfaat Teoritis

(15)

Hasil penelitian yang telah dilakukan selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus sampaipemilihan alat kontrasepsi dapat dijaddikan dasar untuk mengembangkan ilmu kebidanan serta asuhan secara komprehensif selanjutnya.

B. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti dapat mempraktikan teori yang di dapat secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan mampu memberikan solusi setiap permasalahan yang dialami klien b. Bagi institusi pendidikan dapat menjadi bahan pembelajaran dlam

perkuliahan.

c. Bagi klien akan mendapatkan pengetahuan dan mendapatkan asuhan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak

d. Bagi peneliti lainnya dapat menjadi bahan referensi dalam membuat karya tulis ilmiah.

1.5 Ruang Lingkup

Penulisan laporan studi kasus ini disusun berdsarkan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus contunuity of care, yang bertujuan memberikan asuhan secara komprehensif pada Ny. E umur 23 tahun G1P0000 hamil 35 minggu 3 hari di kelurahan mekar sari mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelaksanaan program KB.

1.6 Sistematika Penulisan

(16)

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode narasi yang disertai dengan analisis data dan permasalahan yang timbul selama pelaksanaan asuhan kebidanan.

Adapun metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

A. Studi Kepustakaan

Dipergunakan untuk memperoleh data dasar ilmiah dari berbagai sumber berupa buku, tulisan ilmiah, bahan kuliah, internet, dan lain-lain yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini yaitu mengenai ilmu kebidanan diantaranya asuhan kehamilan, bersalin, perawatan nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana. Sumber-sumber tersebut dapat dijadikan penulis sebagai penunjang penulisan karya tulis ini.

B.Studi Kasus

Merupakan usaha pengamatan dan praktek langsung dengan klien melalui tahap-tahap proses asuhan kebidanan. Hal ini dapat dilakukan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.

C. Studi Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan, seperti lembar status.

Sistematika umum penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut:

JUDUL

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

(17)

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Manfaat

1. Manfaat Praktis 2. Manfaat Teoritis E. Ruang Lingkup F. Sistematika penulisan BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Manajemen

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan BAB III

SUBYEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS

BAB IV

TINJAUAN KASUS BAB V

(18)

PEMBAHASAN BAB VI

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

.

2.1. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komprehensif A. Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru lahir.

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan (Varney Helen, Kriebs Jan M, 2007).

(19)

B. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai lahir bayinya kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Saifuddin, 2010).

2.2. Ante Natal Care (ANC) A. Pengertian

Pelayanan antenatal (ante natal care) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) (Kemenkes RI, 2010).

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2007).

B. Tujuan pemeriksaan kehamilan

Ada beberapa tujuan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan yaitu:

(20)

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu.

3. Mengenali dan mengurangi secara didni adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematiana neonatal, sedangkan

8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin (Sondakh, 2009).

C. Manfaat pemeriksaan kehamilan

Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

(Manuaba, 2009).

(21)

D. Kebijakan pemerintah untuk pemeriksaan kehamilan mengenai jadwal pemeriksaan kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam (Kemenkes RI, 2010):

1. Trimester I : 1 kali (sebelum usia 14 minggu)

2. Trimester II : 1 kali (usia kehamilan antara 14-28 minggu) 3. Trimester III : 2 kali (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan

sesudah usia kehamilan 36 minggu).

Standar pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin terhadap perlindungan ibu hamil dan janin, berupa dteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes RI, 2013).

E. Asuhan Antenatal standar 14T (Kemenkes RI, 2016) :

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ). Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah ( T2). Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan

(22)

minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.

TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

6. Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) ( T7 ) pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan..

8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

10. Perawatan Payudara ( T10 ) senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

(23)

11. Senam Hamil ( T11 )

12. Pemberian Obat Malaria ( T12 ) diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.

13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.

14. Temu wicara / Konseling ( T14 )

F. Menentukan Usia Kehamilan

i. Metode Kalender (Kusmiyati Yuni, Wahyuningsih Heni, 2009)

Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan oleh tenaga kesehatan dilapangan perhitungannya sesuai rumus yang direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung dari tanggal pertama haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1 (satu) atau 0 (nol).

ii. Tinggi Fundus

Tabel 2.1 Usia kehamilan berdasarkan tinggu fundus uteri

UK TFU (jari) TFU (cm)

12 minggu 1/3 di atas simfisis - 16 minggu ½ di atas simfisis-pusat - 20 minggu 2-3 jari dibawah pusat 20 cm

24 minggu Setinggi pusat 23 cm

28 minggu 2-3 jari diatas pusat 26 cm 32 minggu Pertengahan pusat–PX 30 cm

36 minggu setinggi PX 33 cm

40 minggu 2-3 jari dibawah px (janin mulai memasuki panggul)

30 cm

(24)

(Sumber : Manuba Ida Ayu, 2012)

Berdasarkan palpasi abdominal menurut rumus Mc. Donald, fundus uteri dapat diukur dengan pita. Tinggi fundus uteri dibagi 3,5 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetric dan bila dibagi 3,5 dan dikalikan 4 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

Dengan menggunakan cara Mc. Donald dapat mengetahui taksiran berat janin. Taksiran ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala.

Rumusnya adalah sebagai berikut : (tinggi fundus dalam cm – n ) x 155= Berat (gram). Bila kepala diatas atau pada spina ischiadika maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ischiadika, maka n =11.

G. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikan berat badan tergantung dari berat badan sebelum kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Apabila mempunyai berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari ibu dengan berat badan ideal, yaitu antara 12,5 - 17,5 kg hal ini dikarenakan akan mempunyai resiko untuk menjadi diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklampsia (keracunan kehamilan dimana terjadi peningkatan tekanan darah). Demikian pula sebaliknya, pada wanita yang berat badannya sebelum hamil kurang, maka ketika hamil ia perlu menambah berat badan yaitu sebanyak 14 - 20 kg dari berat ibu hamil yang sebelum hamil memiliki berat badan normal. Apabila terjadi asupan gizi yang kurang sudah jelas akan menghambat

(25)

pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR (berat badan lahir rendah) dan gangguan kehamilannnya (Mintarsih, 2006).

Periode kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester yaitu masa kehamilan trimester I : 0-12 minggu, masa kehamilan trimester II : 13-27 minggu, masa kehamilan trimester III : 28-40 minggu. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:

(1) Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

(2) Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3kg/minggu.

Sebesar 60% kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.

(3) Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

Tabel 2.2 peningkatan berat badan selama kehamilan IMT (kg/m2) Total kenaikan berat

badan yang disarankan

Selama trimester 2 dan 3

Kurus (BMI <18,5)

12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu Normal

(BMI 18,5-22,9)

11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu Overweight

(IMT 23-29,9)

6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

Obesitas (BMI > 30)

0,2 kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

Sumber: (Sukarni, 2013).

(26)

H. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil

Tabel 2.3 Ketidaknyamanan Pada ibu hamil.

No. Ketidaknyamanan Fisiologi Intervensi

1. Rasa khawatir &

cemas.

(Trimester 3)

Gangguan hormonal:

penyesuaian hormonal, khawatir jadi ibu setelah kelahiran.

Relaksasi, masase perut, minum susu hangat, tidur pakai ganjal bagian tubuh.

2. Kontaksi Braxton Hick.

(Trimester 3)

Kontraksi usus mempersiapkan

persalinan.

Istirahat, teknik nafas.

3. Pusing Pembesaran

rahim menekan

pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah

menurun.

1. Bangun perlahan- lahan dari posisi istirahat.

2. Hindari posisi terlalu lama dalam

lingkungan yang hangat atau sesak.

3. Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

4. Konstipasi.

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks

terhadap otot polos, salah satunya otot halus.

Mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung sedang kosong.

5. Sering buang air kecil

Tekanan kepala yang telah masuk panggul.

1. Penjelasan mengenai penyebabnya.

2. Kosongkan saat terasa ada dorongan untuk buang air kecil.

3. Perbanyak minum pada siang hari.

4. Jangan kurangi minum pada malam hari untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan

keletihan.

5. Batasi minum bahan diuretik alamiah

misalnya kopi, teh,

(27)

dan minuman bersoda 6. Jelaskan tentang

tanda-tanda uti (infeksi saluran kemih) posisi

berbaring miring kiri dengan kaki

ditinggikan pada malam hari untuk meningkatkan diuresis.

Sumber(Syafrudin,Karningsing,2011)

I. Bayi Kecil/BBLR 1. Definisi

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR sebagian besar dikarenakan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi BBLR memiliki risiko empat kali lipat lebih tinggi dari kematian neonatal dari pada bayi yang berat badan lahir 2.500-3.499 gram (Muthayya, 2009).

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan (intrauterine growth retriction) (Wong, 2008).

2. Etiologi

dari BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010):

a. Faktor ibu 1) Penyakit

(28)

- Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

- Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.

- Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

- Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

- Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

- Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

- Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

- Aktivitas fisik yang berlebihan.

b. Faktor janin

- Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan

- kehamilan kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di

(29)

dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah (Mitayani, 2009):

a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.

b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.

c. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.

d. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.

e. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia miyora.

f. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mendapatkan serangan apnea.

g. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan Menelan belum sempurna.

4. Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam

(30)

kandungan yang disebabkan olehpenyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.

5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (Mitayani, 2009) :

a. Sindrom aspirasi meconium. Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan

pernapasan pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh masuknya mekonium (tinja bayi) ke paru-paru sebelum atau sekitar waktu kelahiran (menyebabkan kesulitan bernafas pada bayi).

b. Hipoglikemi simptomatik. Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glokosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagaikadar glukosa dibawah 40 mg/dL. Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.

c. Penyakit membran hialin yang disebabkan karena membrane surfaktan belum sempurna atau cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi

(31)

mengadakan aspirasi, tidak tertinggal udara dalam alveoli, sehingga dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk pernafasan berikutnya.

d. Asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.

e. Hiperbilirubinemia (gangguan pertumbuhan hati). Hiperbilirubinemia (icterusbayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning.

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan menerapkan beberapa metode Developemntal care yaitu :

a. Minimal handling 1) Dukungan Respirasi

Banyak bayi BBLR memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan mempertahankan respirasi. Bayi dengan penanganan suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi. Terapi oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi.

2) Termoregulasi

Kebutuhan yang paling krusial pada bayi BBLR adalah pemberian kehangatan eksternal setelah tercapainya respirasi. Bayi BBLR memiliki masa otot yang lebih kecil dan deposit lemak cokelat lebih sedikit untuk menghasilkan panas, kekurangan isolasi jaringan lemak subkutan, dan control reflek yang buruk pada kapiler kulitnya. Pada saat bayi BBLR lahir mereka

(32)

harus segera ditempatkan dilingkungan yang dipanaskan hal ini untuk mencegah atau menunda terjadinya efek stres dingin.

3) Perlindungan terhadap infeksi

Perlindungan terhadap infeksi merupakan salah satu penatalaksanaan asuhan keperawatan pada bayi BBLR untuk mencegah terkena penyakit. Lingkungan perilindungan dalam inkubator yang secara teratur dibersihkan dan diganti merupakan isolasi yang efektif terhadap agens infeksi yang ditularkan melalui udara. Sumber infeksi meningkat secara langsung berhubungan dengan jumlah personel dan peralatan yang berkontak langsung dengan bayi.

4) Hidrasi

Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi preterm, karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang sempurna, sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.

5) Nutrisi

Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR, tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Kebutuhan bayi untuk tumbuh cepat dan pemeliharaan harian harus dipenuhi dalam keadaan adanya banyak

(33)

kekurangan anatomi dan fisiologis. Meskipun beberapa aktivitas menghisap dan menelan sudah ada sejak sebelum lahir, namun koordinasi mekanisme ini belum terjadi sampai kurang lebih 32 sampai 34 minggu usia gestasi, dan belum sepenuhnya sinkron dalam 36 sampai 37 minggu.

Pemberian makan bayi awal (dengan syarat bayi stabil secara medis) dapat menurunkan insidens faktor komplikasi seperti hipoglikemia, dehidrasi, derajat hiperbilirubinemia bayi BBLR dan preterm yang terganggu memerlukan metode alternatif, air steril dapat diberikan terlebih dahulu.

Jumlah yang diberikan terutama ditentukan oleh pertambahan berat badan bayi BBLR dan toleransi terhadap pemberian makan sebelum dan ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai asupan kalori yang memuaskan dapat tercapai.

Bayi BBLR dan preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam memberikan makan dibandingkan pada bayi cukup bulan, dan mekanisme oral-faring dapat terganggu oleh usaha pemberian makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka dalam menerima makanan.

b. Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care) 1) Definisi dan manfaat perawatan metode kanguru

Perawatan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu alternatif cara perawatan yang murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi BBLR. Dengan PMK, ibu dapat menghangatkan bayinya agar tidak kedinginan yang membuat bayi BBLR mengalami bahaya dan dapat mengancam hidupnya, hal ini dikarenakan pada bayi BBLR belum dapat mengatur suhu tubuhnya karena sedikitnya lapisan lemak dibawah kulitnya.

(34)

PMK dapat memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada bayi BBLR tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh ibu dapat memberikan

kehangatan secara langsung kepada bayinya melalui kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari inkubator.

PMK dapat melindungi bayi dari infeksi, pemberian makanan yang sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan perkembangan kognitif bayi, dan mempererat ikatan antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi . Sedangkan PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang dipergunakan untuk perawatan metode kanguru disebut PMK kontinu. (Perinansia, 2008).

c. Perawatan pada inkubator

Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang optimal, sehingga dapat memberikan suhu yang normal dan dapat mempertahankan suhu tubuh. Pada umumnya terdapat dua macam inkubator yaitu incubator tertutup dan inkubator terbuka (Hidayat, 2005).

Tabel 2.4 Rata-rata tafsiran berat janin

(35)

(Supariasa I, 2007).

2.3 Konsep Dasar Persalinan A. Definisi

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan

(36)

menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (JNPK- KR Depkes RI, 2008).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2012).

B. Tanda-tanda persalinan

Tanda persalinan menurut (Manuba Ida Ayu, 2012) yaitu : i. Terjadinya his persalinan.

His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

ii. Pengeluaran lendir darah

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

iii. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah

menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

(37)

C. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan (Widyastuti, 2009) Tiga factor utama yang menentukan prognosis persalinan adalah : 1) Kekuatan yang mendorong janin keluar (power)

2) Faktor janin (passanger) 3) Faktor jalan lahir (passage)

Selain itu ada dua factor lain yang juga sangat berpengaruh terhadap asuhan persalinan yaitu factor penolong dan psikologis ibu.

D. Proses persalinan terdiri dari 4 kala (Widyastuti, 2009) 1) Kala I (kala pembukaan)

Waktu untuk pembukaan servix sampai pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.

Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm.

2) Kala II (kala pengeluaran)

Masa sejak pembukaan lengkap sampai bayi lahir, lamanya pada primigravida 2 jam dan pada multigravida 1 jam.

3) Kala III ( kala Uri )

Masa setelah lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4) Kala IV (kala observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

E. Mekanisme Persalinan

(38)

Menurut (Sumarah, Widyastuti Yani, 2009), dalam mekanisme persalinan normal terjadi pergerakkan penting dari janin, yaitu:

1) Engangement

Engangement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multi gravida dapat terjadi pada awal persalinan. Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam jalan lahir dan sedikit fleksi.

2) Penurunan Kepala

Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung menurut Cuningham dalam buku Obstetri William yang diterbitkan tahun 1995 dan Ilmu Kebidanan Varney 2002 :

a) Tekanan cairan amnion

b) Tekanan langsung fundus pada bokong c) Kontraksi otot-otot abdomen

d) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin.

3) Fleksi

a) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul

b) Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi sub oksipitobregmatika 9 cm.

c) Posisi dagu bergeser kearah dada janin.

(39)

d) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada ubun-ubun besar.

4) Rotasi Dalam

Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada di bawah simpisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

5) Ekstensi

Ekstensi terjadi sesudah kepala janin berada didasar panggul dan UUK berada dibawah simfisis sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi/ekstensi untuk dapat dilahirkan, maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dan dagu.

6) Putaran paksi luar terjadi setelah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi (putaran paksi luar), yaitu gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.

7) Ekspultasi terjadi setelah kepala lahir, bahu berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya bahu depan dilahirkan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Menyusul trokhanter depan terlebih dahulu, kemudian trokhanter belakang. Maka lahirnya bayi seluruhnya (ekspulsi).

(40)

F. Asuhan Persalinan Normal 1) Asuhan persalinan kala I

Tanda dan gejala dari kala satu yaitu:

a) Penipisan dan pembukaan serviks.

b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

c) Keluarnya lendir bercampur darah

Dalam persalinan kala I penanganan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah :

1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi 2. Persiapan perlengkapan, bahan- bahan dan obat-obatan yang

diperlukan

3. Mempersiapkan rujukan

4. Memberikan asuhan sayang ibu 5. Memberikan dukungan emosional 6. Membantu pengaturan posisi ibu 7. Memberikan cairan dan nutrisi

8. Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur 9. Pencegahan infeksi

2) Asuhan Persalinan Kala II

Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:

a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vagina

(41)

c) Perineum menonjol

d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Tanda pasti

Persalinan kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina (JNPK-KR, 2009)

Asuhan yang diperlukan selama kala II adalah :

a) Meningkatkan rasa aman dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa dia mampu untuk melahirkan.

b) Membimbing pernafasan yang adekuat.

c) Membantu posisi meneran sesuai pilihan ibu.

d) Meningkatkan peran serta keluarga, menghargai anggota keluarga atau teman yang mendampingi.

e) Melakukan tindakan yang membuat nyaman seperti mengusap dahi dan memijat pinggang, libatkan keluarga

f) Memperhatikan pemasukan nutrisi dan cairan ibu dengan memberikan makanan dan minum

g) Menjalankan prinsip pencegahan infeksi.

h) Mengusahakan kandung kencing kosong dengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kemih secara teratur.

(42)

Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu dalam fase kala II adalah:

a) Mengevaluasi his ( kontraksi uterus) frekuensi his, lamanya his, dan kekuatan his serta kaitan antara ketiga hal tersebut dengan kemajuan persalinan.

b) Mengkaji kandung kemih.

c) Mengevaluasi upaya meneran ibu efektif atau tidak.

d) Pengeluaran pervaginam serta penilaian serviks meliputi pendataran dan pembukaan serviks.

Observasi terhadap kesejahteraan janin sebagai berikut:

a) Penurunan kepala, presentasi, dan sikap

b) Mengkaji kepala janin adakah moulase atau kaput.

c) DJJ meliputi frekuensi, ritmenya, dan kekuatannya.

d) Air ketuban meliputi bau, banyak, dan warna (Sumarah, 2009).

3) Asuhan Persalinan Kala III

Tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama:

a) Pemberian oksitosin 1 menit segera setelah lahir b) Penegangan tali pusat terkendali

(43)

c) Masase uterus segera setelah plasenta lahir (JNPK-KR, 2009).

4) Asuhan Persalinan Kala IV

Kala IV adalah mulai dari lahirnya prasenta dan lamanya 2 jam. Dalam kala ini diamati, apakah terjadi perdarahan postpartum, yaitu dengan penatalaksanaan sebagai berikut :

a) Melakukan rangsangan taktil (masase) uterus, untuk merangsang uterus dalam berkontraksi

b) Evaluasi tinggi fundus uteri

c) Melakukan estimasi kehilangan darah secara keseluruhan d) Periksa kemungkinan adanya laserasi dan perdarahan dari

laserasi tersebut

e) Evaluasi keaadaan umum ibu

f) Dokumentasikan semua asuhan ke dalam partograf.

g) Membuat keputusan klinik

h) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi i) Pencegahan infeksi

j) Pencatatan (Rekam Medik) asuhan persalinan (JNPK-KR, 2009).

G. Kala II Memanjang a. Definisi

begitu servik mengalami dilatasi penuh, jangka waktu sampai berlangsungnya kelahiran tidak boleh melampaui 2 jam pada

primigravida, penurunan janin pada persalinan umumnya berlangsung setelah pembukaan lengkap, selain itu kala dua

(44)

melibatkan banyak gerakan pokok yang penting agar janin dapat melewati jalan lahir. (Fraser dan Cooper 2012)

b. Gejala klinik

persalinan lama nyeri segmen bawah rahim, oedema servik, keluar lendir dan darah dari vagina, keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, nadi cepat, suhu meningkat, DJJ cepat, his teratur dan pemeriksaan fisik yaitu gelisah,

berkeringat, dehidrasi, bagian terendah sulit didorong keatas (Manuaba, 2010).

c. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Menurut Oxorn dan Forte (2010) asuhan kebidanan yang direncanakan adalah tindakan suportif dan tindakan observatif pada ibu yaitu melakukan bina hubungan saling percaya, memberi informasi pada ibu, memantau TTV, DJJ dan his setiap 15 menit, , pemberian dehidrasi pada pasien, mengajari cara relaksasi pernapasan, menghadirkan pendamping suami atau keluarga, memfasilitasi ibu dengan mengajari ibu meneran yang baik. Evaluasi berdasarkan tujuan setelah dilakukan 2x60 menit diharapkan bayi segera lahir secara

normal, dilakukan pimpinan persalinan selama 2 jam bayi tidak lahir sehingga terjadi ketidaksesuaian antara hasil evaluasi dan tujuan asuhan kebidanan.

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir A. Definisi

(45)

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram.

(Dewi, 2012)

B. Penilaian Pada Bayi Baru Lahir(JNPK-KR Depkes RI, 2008).

Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan:

1) Apakah bayi cukup bulan ?

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ? 3) Apakah bayi menaangis atau bernapas ?

4) Apakah tonus otot baik

Kriteria 0 1 2

Jumlah 1

menit 5 menit Frekuensi

Jantung tidak ada < 100 > 100 2 2

Usaha

Nafas tidak ada lambat/tidak teratur

menangis

dengan baik 2 2

Tonus

Otot tidak ada beberapa fleksi

ekstremitas gerakan aktif 2 2

Refleks tidak ada Menyeringai menangis

kuat 2 2

Warna

Kulit biru/ pucat

tubuh merah muda, ekstremitas biru

merah mudaseluruh

nya

2 2

Jumlah 10 10

Jika bayi tidak cukup bulan, air ketuban bercampur mekonium, tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan tonus otot

(46)

tidak baik, segera lakukan tindakan resusitasi. Namun, apabila bayi dalam kondisi baik maka lakukan penanganan asuhan bayi baru lahir normal.

C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal

Menurut (JNPK-KR Depkes RI, 2008), asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal yaitu :

1. Jaga kehangatan bayi

2. Bersihkan jalan napas (bila perlu).

3. Keringkan dan tetap jaga kehangatan.

4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir.

5. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu.

6. Beri salep mata antibotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.

7. Beri suntikan vitamin K 1 mg intramuscular, di paha kairi anterolateral setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

8. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuskluar, di paha kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.

2.5 Konsep Dasar Ibu Nifas A. Definisi

(47)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Suherni, Widyasih Hesti, 2009).

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik 2) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi maupun bayinya 3) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan :

gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya , perawatan bayi sehat dan KB memberikan pelayanan KB.

C. Tahapan Masa Nifas 1) Puerperium dini

Masa kepulihan, yakni saat-saat dibolehkan berdiri dan berjalan- jalan

2) Puerperium intermedial

Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital kira-kira antara 6-8 minggu

3) Remot puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Suherni, Widyasih Hesti, 2009).

D. Perubahan Sistem Reproduksi Fisiologis Masa Nifas

(48)

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan placenta sehingga jaringan perlekatan antara placenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas.

Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil (Suherni, Widyasih Hesti, 2009).

Tabel.2.5 Involusi Uterus Mengenai tinggi fundus uterus Involusi Tinggi Fundus uterus Berat Uteru

Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram

Uri Lahir Dua jari bawah pusat 750 gram Satu Minggu Pertengahan pusat

sympisis

500 gram Dua Minggu Tak teraba diatas sympisis 350 gram

Enam Minggu Bertambah kecil 50 gram

Delapan Minggu Sebesar normal 30 gram Sumber : (Suherni, Widyasih Hesti, 2009b)

Segera setelah persalinan bekas implantasi placenta berupa luka kasar dan menonjol kedalam cavum uteri. Penonjolan tersebut diameternya kira-kira 7,5 cm. Disamping itu, dari cavum uteri keluar cairan sekret disebut lochia. Menurut (Walyani, 2015)beberapa jenis lochea yang terdapat pada wanita masa nifas :

(1) Lochea Rubra/merah (Cruenta)

Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, mekonium selama 2 hari pasca persalinan.

(49)

(2) Lochea Sangiolenta

Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

(3) Lochea Serosa

Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan berwarna kuning kecoklatan dengan ciri lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan/laserasi plasenta.

(4) Lochea Alba

Lochea ini muncul setelah 2 minggu postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

E. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Menurut(Suherni,WidyasihHesti,2009)frekuensi kunjungan waktu kunjungan dan tujuan kunjungan masa nifas yaitu:

1) Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah post partum Tujuan:

a) Mencegah perdarahan masa nifas

b) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan

c) Memberi konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah terjadinya perdarahan

d) Mobilisasi dini e) Pemberian asi awal

f) Memberi supervise pada ibu untuk melakukan hubungan awal antara ibu dengan bayi

(50)

g) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi 2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari post partum

Tujuan:

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal b) Evaluasi adanya tanda-tanda bahaya nifas

c) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda penyulit

d) Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat e) Memeberi ibu konseling dalam pengasuhan bayi 3) Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu post partum

Tujuan: sama dengan kunjungan hari ke 6

a) Kunjungan keempat, waktu 6 minggu post partum b) Menanyakan penyulit-penyulit yang ada

c) Memberikan konseling untuk KB secara dini

F. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas (Suherni, Widyasih Hesti 2009):

1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan 2) Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi

3) Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, social serta memberikan semangat kepada ibu

4) Membantu ibu dalam menyusui bayinya. Pada ibu dengan anak pertama sering ditemui puting susu ibu belum menonjol sehingga ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya. Bidan dapat melakukan perawatan payudara yang bertujuan untuk memelihara

(51)

kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Pelaksanaan perawatan payudara idealnya dilakukan sedini mungkin, namun dapat juga dilakukan sejak hari kedua setelah persalinan sebanyak dua kali sehari.

5) Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu

6) Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya sebagai orang tua

7) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman

8) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman.

9) Melakukan manajemen asuhan dengan mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

10) Memberikan asuhan secara profesional.

G. Manajemen Laktasi

1) Pengertian ASI eksklusif

Asi eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu pada bayi tanpa tambahan apapun miniman 6 bulan (Suherni, 2009).

2) Manfaat pemberian ASI a) Keunggulan ASI

(52)

Dibandingkan dengan yang lainnya, ASI memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

(1) Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi selama 3-4 bulan pertama.

(2) Tidak memberikan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.

(3) Mengandung berbagai zat antibodi sehingga mencegah terjadinya infeksi.

(4) Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.

(5) Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.

(6) Ekonomis dan praktis, tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar serta bebas dari kuman.

(Suherni, 2009) b) Manfaat pada Bayi

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama yang mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. ASI mengandung campuran yang tepat dan berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja, tanpa makanan tambahan lain merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam enam bulan pertama kehidupan (Suherni, 2009).

c) Manfaat pada Ibu

(53)

Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang keluarnya oksitosin alami yang membantu kontraksi rahim). Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih turun berat badannya dari berat badan yag bertambah semasa kehamilan. Ibu yang menyusui, yang haidnya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untu menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan hormone FSH dan ovulasi). ASI adalah cara yang penting bagi Ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman (Suherni, 2009).

d) Manfaat bagi semua orang

ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabkan infeksi. Pemberian ASI tidak menuntut persiapan khusus. ASI selalu tersedia dan gratis. Bila Ibu memberi ASI bayinya pada waktu diminta (on demand), tanpa memberikan makanan tambahan, maka kecilkemungkinannya ia akan menjadi hamil dalam enam bulan pertama sesudah melahirkan. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali, memperoleh perlindungan dari kemungkinan menjadi hamil (Suherni, 2009).

2.6 Konsep Dasar Neonatus A. Definisi

(54)

Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari (Walyani, 2014).

B. Periode Neonatal

Periode neonatal meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampaidengan usia 4 minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain:

1) Periode neonatal dini yang meliputi jangka waktu 0–7 hari setelah lahir.

2) Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi jangka waktu 8-28 hari setelah lahir. Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan(Walyani, 2014).

C. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah (Walyani, 2014).

Pelaksanaan pelayanan neonatal adalah :

1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir. Hal yang dilaksanakan adalah :

a) Jaga kehangatan tubuh bayi b) Berikan ASI eksklusif c) Rawat tali pusat

2) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu hari ke- 3 sampai dengan hari ke-7 setelah lahir.

(55)

a) Jaga kehangatan tubuh bayi b) Berikan ASI eksklusif c) Cegah infeksi

d) Rawat tali pusat

3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun waktu hari ke- 8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

a) Periksa ada atau tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit b) Lakukan :

1) Jaga kehangatan tubuh bayi 2) Berikan ASI eksklusif 3) Rawat tali pusat

4) Perawatan Neonatus menurut (Walyani, 2014) yaitu :

- Meningkatkan Hidrasi dan Nutrisi yang Adekuat untuk Bayi Metode yang dipilih ibu untuk memberi susu kepada bayinya harus dihargai oleh semua yang terlibat dan ibu harus didukung dalam upayanya untuk memberikan susu kepada bayinya. Akan tetapi, manfaat ASI untuk semua bayi, terutama bayi prematur dan bayi sakit diketahui dengan baik.

Biasanya kalkulasi kebutuhan cairan dan kalori tidak diperlukan pada bayi cukup bulan yang sehat, terutama untuk bayi yang mendapat ASI. Pengkajian mengenai apakah bayi mendapatkan kebutuhannya dengan cukup diperkirakan dengan seberapa baik bayi menoleransi volume susu, seberapa sering bayi minum susu, apakah haluan feses dan urinnya

(56)

normal, apakah bayi menjadi tenang untuk tidur setelah minum susu dan bangun untuk minum susu berikutnya.

- Memperhatikan Pola Tidur dan Istirahat

Tidur sangat penting bagi neonatus dan tidur dalam sangat bermanfaat untuk pemulihan dan pertumbuhan. Bayi cukup bulan yang sehat akan tidur selama sebagian besar waktu dalam beberapa hari pertama kehidupan, bangun hanya untuk minum susu.

- Meningkatkan Pola Eliminasi yang Normal

Jika diberi susu dengan tepat, bayi harus berkemih minimal enam kali dalam setiap 24 jam dengan urin yang berwarna kuning kecoklatan dan jernih. Penurunan haluaran urin atau aliran urin yang berkaitan dengan bayi yang letargi, menyusu dengan buruk, mengalami peningkatan ikterus atau muntah harus diperiksa karena infeksi saluran kemih dan abnormalitas kongenitak pada saluran genitourinari biasa terjadi.

Dengan menganggap bahwa bayi diberi susu dengan tepat, warna dan konsistensi feses akan berubah, menjadi lebih terang, lebih berwarna kuning-hijau dan kurang lengket di bandingkan mekonium. Setiap gangguan pada pola ini atau dalam karakteristik feses harus diperiksa dan penyebabnya ditangani, abnormalitas pada saluran GI, seperti stenosis atau atresia, maltorasi, volvulus, atau anus imperforata, akan memerlukan intervensi pembedahan.

- Meningkatkan Hubungan Interaksi antara Orangtua dan Bayi

(57)

Meningkatkan interaksi antara bayi dan orang tua agar terciptanya hubungan yang kuat sehingga proses laktasi dan perawatan bayi baru lahir dapat terlaksana dengan baik.

Orang tua memiliki pengalaman yang bervariasi dalam merawat bayi. Untuk orang tua yang tidak berpengalaman ada banyak literatur yang siap sedia dalam bentuk cetakan atau di internet, dan ada persiapan pranatal untuk kelas menjadi orang tua yang dapat diakses untuk orang tua untuk mengembangkan beberapa pemahaman menganai perawatan bayi.

D. Tanda-tanda bahaya pada neonatus (Kemenkes RI, 2010) a. Bayi tidak mau menyusu

b. Kejang c. Lemah d. Sesak Nafas e. Merintih

f. Pusar Kemerahan

g. Demam atau Tubuh Merasa Dingin h. Mata Bernanah Banyak

i. Kulit Terlihat Kuning

2.7 Konsep Dasar Keluarga Berencana A. Definisi

Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan. Tujuan utama program KB adalah

Gambar

Tabel 2.1 Usia kehamilan berdasarkan tinggu fundus uteri
Tabel 2.2 peningkatan berat badan selama kehamilan IMT (kg/m2) Total  kenaikan  berat
Tabel 4.2 Planning Antenatal Care Kunjungan ke-II
Tabel 4.3 Planning Antenatal Care Kunjungan ke-III
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas dengan menggunakan Manajemen Asuhan Kebidanan 7