• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI KLINIK BERSALIN HARAPAN BUNDA KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DI KLINIK BERSALIN HARAPAN BUNDA KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
353
0
0

Teks penuh

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. Metode asuhan kebidanan dalam laporan akhir ini menggunakan metode studi kasus, pengumpulan data asuhan kebidanan. teknik menggunakan data primer dan data sekunder.

Latar Belakang

Suntik dan pil termasuk dalam metode KB jangka pendek, sehingga efektivitas suntik dan pil dalam mengendalikan kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis KB lainnya. Angka metode operasi pria (MOP) 2,7%, angka operasi wanita (MOW) 0,5%, pengguna IUD 7,4%, pengguna implan 7,4%, suntik 63,7%, pil KB 17,0%. Penyebab kematian ibu (AKI) tahun 2019 terutama karena penyakit jantung 27,2%, kardiomiopati 9,1%, ECT (kehamilan ektopik) 9,1%, preeklampsia berat dan jantung 9,1%, ruptur uteri 9,1%, koagulapati 9,1%, hipertensi 9,1 %, HPP (Hemorhagic post partum) 9,1% dan PEB 9,1%.

Rumusan Masalah

Sebagai bahan kajian atau referensi bagi mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Borneo Cendekia Medika dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan KB. Klien dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan serta mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB).

Ruang Lingkup

Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan

Tinjuan Pustaka

Metode Penelitian

Tinajuan Kasus

Pembahasan

Penutup

Kehamilan

  • Pengertian Kehamilan
  • Perubahan-Perubahan Fisiologi Kehamilan a. Uterus
  • Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
  • Tanda Bahaya dalam Kehamilan
  • Ketidaknyamanan pada Kehamilan TM III
  • Kunjungan Antenatal Care

Pada ibu hamil (ibu hamil), pengukuran LiLA merupakan sarana deteksi dini adanya kekurangan energi kronis (KEK) atau malnutrisi. Malnutrisi pada ibu hamil menyebabkan berkurangnya transfer nutrisi ke janin, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

Gambar 2.4  Proses Implantasi atau Nidasi
Gambar 2.4 Proses Implantasi atau Nidasi

KonsepPersalinan

  • PengertianPersalinan
  • Tanda-Tanda Persalinan a. Adanya kontraksirahim
  • Perubahan Fisiologi pada Masa Persalinan a. Perubahan Fisiologi KalaI
  • Perubahan Psikologis pada Persalinan
  • Kebutuhan dasar ibuBersalin 1) Kebutuhan Makanan danCairan
  • Tahapan Persalinan a. Kala I (kalapembukaan)
  • Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
  • Mekanisme Persalinan
  • Penatalaksanaan Persalinan (60 Langkah APN) Tabel 2.13 Asuhan Persalinan Normal

30 Dalam 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat sekitar 2-3 cm dari pusat bayi. 35 Sambil menunggu rahim berkontraksi, regangkan tali pusat ke bawah sementara tangan yang lain mendorong perlahan rahim ke belakang (dorso cranial) (untuk mencegah rahim terbalik).

Tabel 2.8 perubahan psikologis pada masa persalinan
Tabel 2.8 perubahan psikologis pada masa persalinan

Konsep Bayi Baru Lahir(BBL) .1 Pengertian Bayi BaruLahir

  • Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal Menurut Tando, 2016 ciri-ciri Bayi Baru Lahir
  • Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Tidak Normal
  • Inisiasi Menyusui Dini(IMD)
  • Tanda-tandaBahaya

Ketidakmatangan jumlah sistem perlindungan secara signifikan meningkatkan risiko infeksi selama masa bayi baru lahir (Marmi, 2014). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Bagian Perawatan Segera Bayi Segera Setelah Lahir, Yogyakarta). Pemotongan tali pusat sebelum atau sesudah lahirnya ari-ari tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali bayi prematur.

Asuhan yang diberikan adalah menjaga agar tubuh bayi baru lahir tetap hangat, mencegah infeksi, memberikan ASI eksklusif (Prawirohardjo, 2012). Sedangkan pada bayi yang sudah minum susu formula, frekuensi BAB akan lebih sedikit dan konsistensinya lebih padat.

Tabel 2.16 Penilaian APGR scor
Tabel 2.16 Penilaian APGR scor

KonsepNifas

  • PengertianNifas
  • Perubahan Fisiologis MasaNifas
  • Kebutuhan pada MasaNifas
  • Tanda Bahaya Pada Masa Nifas a. Perdarahan Post Partum
  • Penatalaksanaan Masa Nifas

Ibu biasanya langsung lapar setelah melahirkan, sehingga bisa makan ringan.Ibu sering lapar segera setelah melahirkan dan siap makan 1-2 jam setelah melahirkan dan dapat ditoleransi dengan diet ringan. Pada tahap ini ibu membutuhkan dukungan dan merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai macam bimbingan dalam merawat dirinya dan bayinya agar percaya diri (Yanti & Sundawati. Tahap melepaskan adalah tahap menerima tanggung jawab atas peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan Seorang wanita dewasa membutuhkan 2.200 kalori, Ibu menyusui membutuhkan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 kalori pada 6 bulan pertama + 500 kalori pada bulan-bulan berikutnya. Karbohidrat 50-60%, lemak 25-35% dari total makanan, jumlah kelebihan protein yang dibutuhkan ibu saat melahirkan sekitar 10-15%.

Batasan waktu 6 minggu ini didasarkan pada pemikiran bahwa pada saat itu semua luka bersalin, termasuk luka episiotomi dan luka operasi caesar (SC), biasanya sembuh dengan baik. H. Asuhan kebidanan nifas adalah manajemen asuhan yang diberikan kepada pasien mulai dari saat setelah bayi lahir hingga tubuh kembali seperti keadaan sebelum hamil atau menjelang kehamilan (Aprilianti, 2016).

Konsep Dasar Keluarga Berencana .1 Pengertian

  • Macam-Macam Keluarga Berencana dan Cara Kerjanya

Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai 12 minggu, efisiensi tinggi, tidak mengganggu produksi ASI. Efek samping kontrasepsi suntik antara lain sakit kepala, kembung, depresi, berat badan naik, perubahan suasana hati, perdarahan tidak teratur, dan amenore. e) Indikasi dan kontraindikasi (1) Indikasi. Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia subur, nifas, ibu menyusui, ibu nifas, perokok, nyeri haid hebat, dan ibu yang sering lupa minum pil KB (Arum, 2017).

Kontraindikasi kontrasepsi adalah wanita yang dicurigai hamil, perdarahan yang tidak jelas penyebabnya, yang menderita kanker payudara dan wanita yang menderita diabetes melitus dengan komplikasi (Arum, 2017). f) Cara kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pelepasan FSH dan LH agar tidak terjadi pelepasan sel telur, mengentalkan lendir serviks sehingga spermatozoa sulit menembus, peristaltik tuba falopi berubah sehingga pembuahan terhambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil pembuahan. Kontrasepsi ini sangat efektif untuk wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon dan merupakan kontrasepsi jangka panjang selama 8-10 tahun.

Gambar 2.16 KB suntik
Gambar 2.16 KB suntik
  • Langkah-langkah Manajemen Kebidanan a. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Kita cek apakah reaksi kehamilan ini bahagia atau tidak, reaksi suami terhadap kehamilan ini mendukung atau tidak, reaksi keluarga terhadap kehamilan ini, kebiasaan. Ini adalah salah satu cara untuk mengetahui gejala atau gangguan kesehatan yang dialami pasien (Hidayat & Kepala: Bagaimana bentuk kepala, apakah warna rambut hitam atau tidak, bersih atau tidak, apakah ada ketombe dan rambut rontok.

Mulut dan gigi : Mulut, lidah dan gigi bersih atau tidak, apakah ada karies, apakah ada. gusi berdarah, stomatitis bibir atau tidak... tiroid, apakah ada pembesaran vena jugularis, apakah ada pembesaran getah bening. Ekstremitas atas : ujung jari pucat atau tidak, turgor ikterik atau tidak, tangan dan kuku bersih atau tidak.

Konsep SOAP

Karena proses manajemen perawatan adalah sebuah rangkaian, perlu untuk kembali dari awal perawatan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif dan melakukan penyesuaian terhadap rencana perawatan. TTV (TD, N, S, RR), Pemeriksaan palpasi abdomen (LI, LII, LII, LIV), pemeriksaan vagina (ekstraksi, pembukaan serviks) (Contoh diagnosa kebidanan pada BLL. Rencana asuhan ini harus dapat mencapai kriteria objektif yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Pendokumentasian dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang disusun sesuai dengan keadaan untuk mengatasi masalah pasien. Jika kondisi pasien berubah, begitu pula analisisnya, maka rencana perawatan dan implementasi kemungkinan besar akan berubah atau perlu disesuaikan.

Jenis Laporan Kasus

Teknik Pengumpulan Data .1 Data Primer .1 Data Primer

  • Data Sekunder

Selain mengobservasi dan mewawancarai pasien, peneliti juga mengumpulkan data dari cohort registry, buku KIA, hasil USG, dan hasil laboratorium untuk melengkapi data sebelumnya dan pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Instrumen Studi Kasus

Seperti buku KIA, bagan ibu dan kohort register, hasil USG, hasil lab (terlampir). implementasi dan evaluasi) dan data perkembangan kebidanan SOAP (subjektif, objektif, analisis dan manajemen).

Alat dan Bahan

Etika Penelitian

Peneliti menjamin segala kerahasiaan dan perizinan data hasil penelitian, baik informasi maupun hal-hal lain, dan data tersebut hanya dapat diakses oleh bidan, pembimbing dan peneliti.

Kehamilan

  • Asuhan Kebidanan Antenatal Care kunjungan ke - I
  • Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan II
  • Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan III

Pola minum : ±8 gelas/hari minum air putih, kadang minum teh Keluhan/masalah : tidak ada keluhan/masalah b) Selama hamil. Mata: Simetris, bening, tidak ada sekret, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada alat bantu penglihatan dan fungsi penglihatan baik. Payudara : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola susu, tidak ada sekret.

Mata : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera, konjungtiva merah muda, tidak ada alat bantu penglihatan dan penglihatan baik. Payudara : simetris, bersih, tidak ada dinding dada yang menyusut Payudara : simetris, bersih, kedua puting susu menonjol keluar.

Kasus Persalinan

  • Pengkajian KalaI Fase Laten
  • Pengkajian KalaI Fase Aktif
  • KalaII
  • Kala III
  • Kala IV

Hasil: Ibu dan keluarga memberikan respon yang baik terhadap hasil penelitian. 2) Amati dilatasi serviks dan tekanan darah setiap 4 minggu. Jam. Hasil : Ibu minum air putih setengah gelas, minum teh 1 gelas, makan roti dan makan apel 1 buah. Hasil : Ibu dan keluarga merespon hasil penelitian dengan baik 2) Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengendalian nafas saat kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan nafas melalui mulut saat kontraksi.

Hasil: Disiapkan perlengkapan ibu dan bayi, birth kit, hook kit dan resusitasi bayi baru lahir. Hasil: Kotiledon lengkap dan selaput ketuban pada plasenta, insersi tali pusat marginal, panjang tali pusat ±60 cm, tebal plasenta ±2 cm, diameter plasenta ±20 cm. Ada ruptur perineum derajat 2.

Kasus Bayi Baru Lahir

  • Asuhan Bayi Baru Lahir kunjungan ke I (2 jam)
  • Kunjungan Bayi Baru Lahir ke-II (8 jam)
  • Kunjungan Bayi Baru Lahir ke-III (7 Hari)
  • Kunjungan bayi baru lahir ke IV (2 minggu)

Mata : Simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret, sklera putih, konjungtiva merah muda, reflek pupil +/+ kanan dan kiri. Mulut : Bibir simetris, merah, mulut bersih, langit-langit mulut tidak ada kelainan, refleks isap : +/baik dan refleks rooting : +/baik. Ekstremitas: Atas: simetris, jumlah jari 10, tidak ada pita pada jari, refleks. gemuk: +/baik, refleks Moro: +/baik.

Perut: Tali pusat dipotong pada hari ke-4 dan tidak ada tanda-tanda infeksi di bagian tengah. Hasil : Ibu mengerti dan akan menjaga bayinya tetap hangat 3) Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir usia 2 tahun. Minggu.

Kasus Nifas

  • Kunjungan Nifas I (6 jam)
  • Kunjungan Nifas II (7 hari)
  • Kunjungan Nifas III (2 minggu)
  • Kunjungan Nifas IV (6 minggu)

Hasil : ibu mengerti dan akan mengganti pembalut jika sudah penuh 8) Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAB. Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak berpantang makan 6) Menyarankan ibu untuk memeriksakan kembali 1 minggu lagi yaitu tanggal. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih c) Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar dengan lancar, . tidak ada ASI ibu d) Abdomen: TFU dapat teraba di atas simfisis e) Genital: Lokia serosa berbau khas, laserasi kering.

Kasus Keluarga Berencna

  • Pengkajian a. Data Subyektif
  • IdentifikasiKebutuhanSegera

Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalahnya Rasional : Informasi diperoleh dari masalah yang dialami ibu. Jelaskan tentang KB suntik 3 bulan (pengertian, cara kerja, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan, efek samping KB suntik 3 bulan). Persiapkan alat-alat yang diperlukan saat melakukan KB suntik 3 bulan, seperti jarum suntik, cotton bud dan obat Deponeo.

Jelaskan tentang suntik 3 bulan (pengertian, cara kerja, indikasi, kontraindikasi, pro dan kontra serta efek samping suntik 3 bulan). Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk KB suntik 3 bulan, seperti jarum suntik, alkohol swab dan Deponeo.

Asuhan Kebidanan Kehamilan

  • Kunjungan I : asuhan kebidanan kehamilan 34 minggu 6 hari a. Data Subjektif

Hal ini didukung oleh teori Walyani (2015), pendidikan berpengaruh terhadap praktik kebidanan dan cara pemberian KIE. Hal ini juga didukung oleh teori Walyani (2015), alamat diminta untuk memudahkan kunjungan rumah dan mengetahui jarak tempat tinggal dengan tempat tersebut. Hal ini juga didukung oleh teori Lubis (2012), perkawinan juga dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksi yang disebabkan karena menikah pada usia dini pada saat organ reproduksi belum siap dan terlalu sering menikah yang dapat mengakibatkan ibu terkena penyakit menular seksual (PMS). infeksi menular) karena berganti pasangan.

Hal ini juga didukung oleh teori (Nugroho dan Utama, 2014) yaitu membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi. Hal ini didukung oleh teori Mufdilah (2014), untuk menentukan kemungkinan panggul sempit (terutama yang pendek) dengan tinggi normal yaitu ≥145 cm.

Gambar

Gambar 2.4  Proses Implantasi atau Nidasi
Gambar 2.6 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
Tabel 2.1 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan  Jaringan dan Cairan  Berat Badan (kg)  Janin
Tabel 2.2 Prakiraan Persentase Penambahan Berat Badan Kehamilan Bulan Ke-  Persentase Penambahan Berat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari dan memahami penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta di RSUD Sukoharjo secara komprehensif..

Evaluasi yang didapatkan dari pelaksanaan asuhan kebidanan komprehenshif pada Ny.Y tidak terjadi komplikasi selama hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB

komperhensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dimulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana,

Tujuan LTA memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manaj emen kebidanan

Perencanaan asuhan kebidanan dapat dilaksanakan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana pada Ny “P” di Bidan Praktek

memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas dengan tujuan utama komplikasi pada masa hamil, bersalin, nifas serta komplikasi pada bayi baru lahir BBL dapat di atasi dalam melaksanakan

Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana pada Ny.I dengan metode

S G3P2A0 DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI Putri Jelita1Arsulfa2Khalidatul Khair Anwar2 Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pemberian asuhan menyeluruh mulai