PRAKTIK ILMU UKUR TANAH ACARA 4
PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN SIPAT DATAR
Dibuat oleh:
DEA RUSDAYANTI (NIT. 24335177)
KELOMPOK 6 KELAS A
1. BENING LARASATI (NIT. 24335176)
2. DEA RUSDAYANTI (NIT. 24335177)
3. DYAH AYU PERMATASARI (NIT. 24335180)
4. FAUZIYAH HUSNA (NIT. 24335181)
5. IQLIMA ARDINE N.G. (NIT. 24335184)
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
YOGYAKARTA 2024/2025
PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN SIPAT DATAR Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2024
Lokasi : Blok D Asrama Putri
A. Kompetensi Dasar
Praktikan mampu mengadakan kerangka kontrol vertikal pada bangun poligon tertutup yang diselenggarakan dengan pengukuran menyipat datar, sehingga dapat ditentukan ketinggian (Z) pada titik-titik poligon.
B. Tujuan Kegiatan
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan praktikan mampu menggunakan instrumen waterpass serta mengukur beda tinggi dengan tepat dan akurat serta masuk dalam toleransi ketelitian hasil pengukuran dengan memperhatikan ketelitian alat yang digunakan. Praktikan juga diharapkan mampu menghitung menggunakan table bowditch KKV (Kerangka Kontrol Vertikal) dengan tepat dan akurat serta masuk dalam toleransi ketelitian hasil pengukuran.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Selasa, 24 September 2024 Waktu : Pukul 08.00 s.d. 11.30 WIB Tempat Pelaksanaan : Asrama Putri Blok D
D. Alat dan Bahan
1. Waterpass Leica Na332 2. Unting-unting (2) 3. Rambu Ukur 4. Statif
5. Formulir pengukuran dan perhitungan waterpass 6. Field-board dan alat tulis
E. Dasar Teori
Metode menyipat datar kring biasa dilakukan pada jaring tertutup (misal: poligon tertutup). Pada jaring ini, titik awal dan titik akhirnya merupakan satu titik yang diketahui ketinggiannya, misal titik A. Berdasar tinggi titik A akan ditentukan tinggi 1, 2 dan 3.
Gambar 1. Menyipat Datar Kring
Pengukuran menyipat datar dilakukan dengan pengamatan pergi- pulang. Untuk penghitungan tinggi titik-titik 1, 2 dan 3 perlu dilakukan perataan kesalahan penutup tinggi (fH) yang sebanding dengan jarak slag.
Tahapannya:
1) Hitung beda tinggi tiap slag (ΔH), baik pengukuran pergi maupun pulang. Tuangkan dalam tabel hitungan.
2) Hitung jarak tiap slag (d) pada pengukuran pergi, dan tuangkan dalam tabel.
3) Hitung beda tinggi rata-rata (ΔH), dan jumlahkan total beda tinggi rata- rata (ƩΔH).
4) Hitung besarnya kesalahan penutup tinggi (fH) = ƩΔH.
5) Koreksikan fH pada tiap beda tinggi slag sebanding dengan jarak tiap slag: kHi = di/Ʃd.(-fH)
6) Hitung tinggi titik 1, 2 dan 3 dengan hitungan secara berantai:
H1 = HA + ΔHA1 + kHA1 H2 = H1 + ΔH12 + kH12 H3 = H2 + ΔH23 + kH23 HA = H3 + ΔH3A + kH3A
Jika HA hasil hitungan (pengecekan) sama dengan HA data awal, maka hitungan dinyatakan benar.
Kualitas dari pengukuran menyipat datar dapat ditinjau dari kesalahan penutup tingginya (fH), yaitu beda antara ΔH hitungan dengan ΔH referensi. Terdapat toleransi 15 kesalahan penutup tinggi pada pengukuran menyipat datar. Toleransi ini ditetapkan berdasarkan orde/tingkatan jaring kerangka vertikal yang akan diadakan:
a. Orde primer mempunyai toleransi : 4 mm.√L b. Orde sekunder mempunyai toleransi : 8 mm.√L c. Orde tersier mempunyai toleransi : 12 mm.√L
dalam hal ini L = jumlah jarak slag dalam satuan kilometer.
F. Langkah Kerja
1. Mendirikan alat di antara 2 titik perapatan (mulai dari antara titik 1 dan 2). Dalam mendirikan alat harus memperhatikan syarat pemakaian waterpass. Syarat pemakaian waterpass:
a) Syarat dinamis: sumbu I vertikal b) Syarat statis:
1) Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I 2) Garis arah nivo tegak lurus sumbu I
3) Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo 2. Mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 1 dan 2;
3. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 1), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
4. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 2), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
5. Mendirikan alat di antara titik 2 dan 3, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 2 dan 3;
6. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 2), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
7. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 3), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
8. Mendirikan alat di antara titik 3 dan 4, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 3 dan 4;
9. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 3), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
10. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 4), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
11. Mendirikan alat di antara titik 4 dan 1, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 4 dan 1;
12. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 4), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
13. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 1), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt. Dalam hal ini, pengukuran pergi telah diselesaikan;
14. Kemudian mendirikan kembali alat di antara titik 1 dan 4, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 1 dan 4;
15. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 1), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
16. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 4), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt.
17. Mendirikan alat di antara titik 4 dan 3, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 4 dan 3;
18. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 4), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
19. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 3), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
20. Mendirikan alat di antara titik 3 dan 2, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 3 dan 2;
21. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 3), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
22. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 2), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
23. Mendirikan alat di antara titik 2 dan 1, dan mendirikan rambu ukur pada masing masing titik 2 dan 1;
24. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu belakang (titik 2), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt;
25. Mengarahkan dan membidik instrumen waterpass pada rambu depan (titik 1), kemudian mencatat hasil pengukuran berupa data Ba, Bb, dan Bt. Dalam hal ini, pengukuran pulang telah diselesaikan
26. Setelah semua pengukuran terselesaikan, kemudian menghitung koreksi benang tengah (Bt) dengan cara:
(𝑩𝒂 + 𝑩𝒃) 𝟐
27. Memasukkan data-data hasil pengukuran pada formulir perhitungan waterpassing (tabel KKV)
28. Kemudian menghitung beda tinggi (∆𝐻) dengan rumus:
BtBelakang - BtMuka
29. Menghitung jarak optis menggunakan data yang diketahui (Ba, Bb, Bt) dengan rumus;
d = 100 (Ba-Bb)
30. Menghitung beda tinggi rata-rata dengan rumus;
∆𝑯 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 + ∆𝑯 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝟐
31. Menghitung KH dengan rumus;
𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌
𝚺𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 . (− 𝚺𝚫𝑯𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊) 32. Menghitung titik tinggi dengan rumus;
𝒛 + 𝚫𝑯 + 𝑲𝑯 z merupakan titik tinggi pada titik sebelumnya 33. Menghitung ketelitian data menggunakan rumus
12√𝚺𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 (𝒌𝒎)
G. Hasil dan Pembahasan
Formulir Pengukuran Waterpassing
Alat : Waterpass Leica No. Seri : Diukur oleh : Kelompok 6
Lokasi : Asrama Putri Blok D Tanggal Pengukuran : 24 September 2024
Titik
Pengukuran Pergi Pengukuran Pulang
Belakang Muka Belakang Muka
Bt Ba/Bb Bt Ba/Bb Bt Ba/Bb Bt Ba/Bb 1
1,175 1,230
1,250 1,300
1,326 1,360
1,275 1,345
2 1,120 1,200 1,292 1,205
1,690 1,840
1,895 2,090
2,036 2,170
1,820 2,028
3 1,540 1,700 1,902 1,610
1,282 1,304
1,346 1,432
1,465 1,495
1,415 1,495
4 1,260 1,260 1,438 1,335
1,546 1,650
1,200 1,410
1,220 1,420
1,568 1,682
1 1,442 0,990 1,020 1,452
Perhitungan Hasil Pengukuran:
Pengukuran Pergi
Jarak
Bacaan Belakang
(mm)
Koreksi Bt = (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2
Bacaan Muka (mm)
Koreksi Bt = (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2
1-2
Ba: 1,230 Bt: 1,175 Bb: 1,120
1,175
Ba: 1,300 Bt: 1,250 Bb: 1,200
1,250
d = 11 m d = 10 m
d total = 21 m
2-3 Ba: 1,840 Ba: 2,090
Bt: 1,690 Bb: 1,540
1,690 Bt: 1,895 Bb: 1,700
1,895
d = 30 m d = 39 m
d total = 69 m
3-4
Ba: 1,304 Bt: 1,282 Bb: 1,260
1,282
Ba: 1,432 Bt: 1,346 Bb: 1,260
1,346
d = 4,4 m d = 17,2 m
d total = 21,6 m
4-1
Ba: 1,650 Bt: 1,546 Bb: 1,442
1,546
Ba: 1,410 Bb: 1,200 Bt: 0,990
1,200
d = 20,8 m d = 42 m
d total = 62,8 m
Pengukuran Pulang
Jarak
Bacaan Belakang
(mm)
Koreksi Bt = (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2
Bacaan Muka (mm)
Koreksi Bt = (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2
A-B
Ba: 1,360 Bt: 1,326 Bb: 1,292
1,326
Ba: 1,345 Bt: 1,275 Bb: 1,205
1,275
d = 6,8 m d = 14 m
d total = 20,8 m
B-C
Ba: 2,170 Bt: 2,036 Bb: 1,902
2,036
Ba: 2,028 Bt: 1,820 Bb: 1,610
1,819
d = 26,8 m d = 41,8 m
d total = 68,6 m C-D Ba: 1,495
Bt: 1,465 1,466 Ba: 1,495
Bt: 1,415 1,415
Bb: 1,438 Bb: 1,335
d = 5,7 m d = 16 m
d total = 21,7 m
D-A
Ba: 1,420 Bt: 1,220 Bb: 1,020
1,220
Ba: 1,682 Bt: 1,568 Bb: 1,452
1,567
d = 40 m d = 23 m
d total = 63 m
Beda tinggi merupakan perbedaan vertikal antara dua titik atau jarak dari bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Pada pengukuran kali ini, praktikan mengukur beda tinggi menggunakan waterpass dengan prinsip dasar garis horizontal yang melalui sumbu teropong dan memotong rambu ukur vertikal terhadap bidang nivo yang melalui titik tersebut di permukaan. Metode yang dilakukan yaitu instrumen waterpass diletakkan berada di antara titik perapatan poligon, sebagaimana digambarkan dalam gambar 2.
Gambar 2. Iustrasi pengukuran
Untuk mengetahui beda tinggi, diperlukan data ukuran bacaan rambu ukur Benang atas (Ba), Benang bawah (Bb), dan Benang tengah (Bt).
Kemudian jarak dicari menggunakan rumus:
d = (Ba-Bb) x 100 d total = dBelakang + dMuka
Dalam membidik bacaan, perlu dilakukan koreksi terhadap bacaan Benang tengah (Bt) dengan rumus:
Koreksi Bt = (𝐵𝑎+𝐵𝑏)
2
Agar masuk ketelitian, selisih antara bacaan tengah hasil bidikan dengan hasil koreksi harus tidak lebih dari 2 mm. Dari hasil pengukuran yang dilakukan kelompok 6, koreksi Bt tidak ada yang lebih dari 2 mm, sehingga memenuhi ketelitian.
Formulir Perhitungan Waterpassing
Alat : Waterpass Leica No. Seri: Na332
Diukur oleh : Kelompok 6 Lokasi : Asrama Putri Blok D Tanggal Pengukuran : 24 September 2024
Titi k
Pengukuran Pergi
(mm) Jarak
Slag Pergi
(m)
Pengukuran
Pulang (mm) Jarak Slag Pulang
(m)
Beda Tinggi (m) Beda Tinggi
Rata- Rata
Kh
Tinggi Titik
= 150 Belakan
g Muka Belakan
g Muka
Pergi Pulang
Bt Bt Bt Bt
1 1,175 1,250 21 1,326 1,275 20,8
2 -0,075 0,051 -0,063 -0,002 149,935
1,690 1,895 69 2,036 1,820 68,6
3 -0,205 0,216 -0,210 -0,006 149,719
1,282 1,346 21,6 1,465 1,415 21,7
4 -0,064 0,05 -0,057 -0,003 149,659
1,546 1,200 62,8 1,220 1,568 63
1 0,346 -0,348 0,347 -0,006 150
∑dpergi
= ∑dpulang
=
∑ΔHrata
2 =
43,6 174,1 0,017
Perhitungan Hasil Pengukuran:
Titik
Benang Tengah Pengukuran Pergi
(mm)
Jarak Slag Pengukuran Pergi (m) d = 100 (ba-bb)
Benang Tengah Pengukuran Pulang
(mm)
Jarak Slag Pengukuran Pulang (m) d = 100 (ba-bb)
Beda Tinggi (∆𝐻) (m) BtBelakang-BtMuka
Belakang Muka Belakang Muka Pergi Pulang
1-2 1,175 1,250 • dBelakang
= 100 (1,230-1,120)
= 11 m
• dMuka
= 100 (1,300-1,200)
= 10 m
➢ d = 11+10 = 21 m
1,326 1,275 • dBelakang
= 100 (1,360-1,292)
= 6,8 m
• dMuka
= 100 (1,345-1,205)
= 14 m
➢ d = 6,8 m + 14 m = 20,8 m
1,175-1,150
= -0,075
1,326-1,275
= 0,051
2-3 1,690 1,895 • dBelakang
= 100 (1,840-1,540)
= 30 m
• dMuka
= 100 (2,090-1,700)
= 39 m
2,036 1,820 • dBelakang
= 100 (2,170-1,902)
= 26,8 m
• dMuka
= 100 (2,028-1,610)
= 41,8 m
➢ d = 26,8 m + 41,8 m
1,690-1,895
= -0,205
2,036 -1,820
= 0,216
➢ d = 30+39 = 69 m
= 68,6 m
3-4 1,282 1,346 • dBelakang
= 100 (1,304-1,260)
= 4,4 m
• dMuka
= 100 (1,432-1,260)
= 17,2 m
➢ d = 4,4 + 17,2 = 21,6 m
1,465 1,415 • dBelakang
= 100 (1,495-1,438)
= 5,7 m
• dMuka
= 100 (1,495-1,338)
= 16 m
➢ d = 5,7 m + 16 m = 21,7 m
1,282-1,346
= -0,064
1,465-1,415
= 0,05
4-1 1,546 1,200 • dBelakang
= 100 (1,650-1,442)
= 20,8 m
• dMuka
= 100 (1,410-0,990)
= 42 m
➢ d = 20,8 + 42 = 62,8 m
1,220 1,568 • dBelakang
= 100 (1,420-1,020)
= 40 m
• dMuka
= 100 (1,682-1,452)
= 23 m
➢ d = 40 m + 23 m = 63 m
1,546-1,200
= -0,346
1,220-1,568
= -0,348
Σ𝑑pergi = 43,6 𝑚 Σ𝑑pulang = 174,1 𝑚 ∑ΔHpergi = -0,9789
∑ΔHpulang = 1,146
Titik ∆𝐻 rata-rata (m)
∆𝐻 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖 + ∆𝐻 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 2
KH (m) 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Σ𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 . (− ΣΔ𝐻𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖)
Tinggi titik (m)
𝑧 + Δ𝐻 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔) + 𝐾𝐻
1 150,000
−0,075 + 0,051
2 = −0,063 20,8
174,1 𝑥 − (−0,017) = −0,002
2 150,000 + (-0,063) + (-0.002)
= 149,935
−0,205 + 0,216
2 = −0,210 68,6
174,1 𝑥 − (−0,017) = −0,006
3 149,935 + (-0,210) + (-0.006)
= 149,719
−0,064 + 0,05
2 = −0,057 21,7
174,1 𝑥 − (−0,017) = −0,003 4
149,719 + (-0,057) + (-0,003)
= 149,659 0,346 + −0,348
2 = −0,347 63
174,1 𝑥 − (−0,017) = −0,006
1 149,659 + 0,347+ (-0,006)
= 150,000 ΣΔ𝐻 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = −0,017 𝛴𝐾ℎ = −0.017
Ketelitian = 12√𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 (𝑘𝑚) = 12 √1,741
= 5,007
Setelah dilakukan perhitungan ketelitian diperoleh bahwa hasil pengukuran dan perhitungan praktikan memenuhi TOR. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya karena pembacaan rambu ukur tepat dan perhitungan dilakukan secara teliti. Namun, pada prosesnya, praktikan mengalami beberapa kendala diantaranya:
1. Sulitnya pembacaan rambu ukur karena rambu ukur sudah usang sehingga angka tidak jelas;
2. Cuaca yang panas sehingga membuat praktikan tidak focus;
3. Waktu yang singkat sementara dalam pengukuran menggunakan waterpass harus menyelesaikan pengukuran pergi terlebih dahulu, kemudian melakukan pengukuran pulang;
4. Banyaknya kelompok kelas lain yang juga mengambil titik di sekitar titik perapatan praktikan, sehingga dalam melakukan pengukuran praktikan harus bergantian dengan kelompok lain apabila titiknya sedang dipakai.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data di atas dapat disimpulkan bahwa praktikan mampu mengoperasikan instrument waterpass.
Selain itu, perbedaan bacaan hasil bidikan dengan hasil perhitungan koreksi tidak lebih dari 2 mm sehingga bacaan Benang tengah (Bt) memenuhi ketelitian.
Adapun faktor yang mempengaruhi keakuratan bacaan rambu ukur adalah:
1. Rambu ukur berada dalam posisi tegap 2. Pembacaan rambu ukur tepat dan teliti
3. Pemakaian alat waterpass memenuhi syarat statis dan dinamis a. Syarat statis:
1) Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo 2) Garis arah nivo tegak lurus sumbu I
3) Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu b. Syarat dinamis: sumbu I vertikal
Pada perhitungan Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) ini diperoleh kesimpulan bahwa praktikan dapat menghitung pengukuran jarak, beda tinggi, dan titik tinggi. Hasil pengukuran dan perhitungan praktikan dapat dikatakan baik yaitu 𝟏
𝟓,𝟐𝟐𝟓𝟏, dimana hasil tersebut memenuhi ketelitian TOR yaitu < 𝟏
𝟑𝟎𝟎𝟎.