• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Rafael Lighthalzen

Academic year: 2024

Membagikan "PERATURAN DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
319
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2021

TENTANG

DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 106 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

(2)

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6634);

5. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 209);

6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN TENTANG DAFTAR USAHA DAN/ATAU

KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI

DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN

KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP.

(3)

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting pada lingkungan hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan, untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan serta termuat dalam perizinan berusaha, atau persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah rangkaian proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dituangkan dalam bentuk standar untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan keputusan serta termuat dalam perizinan berusaha, atau persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

3. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut SPPL adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan Lingkungan Hidup atas Dampak Lingkungan Hidup dari Usaha dan/atau Kegiatannya di luar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL.

4. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup.

5. Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup

yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha

dan/atau Kegiatan.

(4)

selanjutnya disingkat KBLI adalah kode klasifikasi yang diatur oleh lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.

7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 2 Peraturan Menteri ini mengatur:

a. daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal;

b. daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki UKL- UPL;

c. daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki SPPL; dan

d. penambahan atau pengurangan daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal, UKL-UPL atau SPPL.

BAB II

DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK

LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 3

(1) Setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang memiliki Dampak Penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal.

(2) Kriteria Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;

b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan

maupun yang tidak terbarukan;

(5)

menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;

f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;

g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau

i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.

(3) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang besaran/skalanya wajib Amdal; dan/atau

b. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang lokasi Usaha dan/atau Kegiatan dilakukan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung.

(4) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang yang

besaran/skalanya wajib memiliki Amdal sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a disusun dalam daftar

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran

II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

(6)

berbatasan langsung dengan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b meliputi jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang:

a. batas tapak proyeknya bersinggungan langsung dengan batas kawasan lindung; dan/atau

b. berdasarkan pertimbangan ilmiah memiliki potensi dampak yang mempengaruhi fungsi kawasan lindung tersebut.

(6) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penyelenggaraan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 4

(1) Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dikelompokkan berdasarkan KBLI dan/atau non KBLI.

(2) Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha atau instansi pemerintah.

BAB III

DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 5

(1) UKL-UPL wajib dimiliki bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak memiliki Dampak Penting terhadap lingkungan hidup.

(2) Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan berdasarkan KBLI dan/atau non KBLI.

(3) Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

berlaku untuk rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang

dilakukan oleh pelaku usaha atau instansi pemerintah.

(7)

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dalam daftar yang tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 6

(1) SPPL wajib dimiliki bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak memiliki Dampak Penting terhadap lingkungan hidup dan tidak termasuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib UKL-UPL.

(2) Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan berdasarkan KBLI dan/atau non KBLI.

(3) Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha atau instansi pemerintah.

(4) Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dalam daftar yang tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 7

(1) Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) dan SPPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) berlaku untuk jenis:

a. Usaha dan/atau Kegiatan yang memerlukan sarana dan prasarana; dan

b. usaha jasa yang memerlukan sarana dan prasarana.

(8)

dan/atau Kegiatan yang memerlukan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Penentuan wajib Amdal, UKL-UPL, dan SPPL untuk usaha jasa yang memerlukan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V

PERUBAHAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN

DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pasal 8

Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang tercantum dalam daftar dapat dilakukan perubahan meliputi:

a. perubahan dari wajib Amdal menjadi wajib UKL-UPL atau SPPL;

b. perubahan dari wajib UKL-UPL menjadi wajib Amdal atau SPPL;

c. perubahan dari wajib SPPL menjadi:

1. wajib Amdal; atau 2. wajib UKL-UPL;

dan

d. penambahan jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib

Amdal, UKL-UPL, atau SPPL yang belum tercantum dalam

Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(9)

(1) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diajukan secara tertulis kepada Menteri oleh:

a. menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian;

b. gubernur;

c. bupati/wali kota; dan/atau d. masyarakat.

(2) Menteri berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan evaluasi dengan melibatkan menteri/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

(3) Tata cara perubahan dan penetapan daftar usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal, UKL-UPL, atau SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, permohonan penerbitan izin lingkungan dan pengesahan SPPL yang sedang berproses, dilanjutkan sampai dengan penerbitan Persetujuan Lingkungan dan pengesahan SPPL.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor P.38/MENLHK/

SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2019 Nomor 1011), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(10)

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2021

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

SITI NURBAYA

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2021

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 267

Salinan sesuai dengan aslinya Plt. KEPALA BIRO HUKUM, ttd.

MAMAN KUSNANDAR

(11)

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2021

TENTANG

DAFTAR USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI AMDAL, UKL-UPL DAN SPPL

A. Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan

No NOMOR KBBLI

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

SKALA/BESARAN AMDAL

SKALA/BESARAN UKL-UPL*

SKALA/BESARAN SPPL

ALASAN ILMIAH AMDAL

KATEGORI AMDAL/KATEGORI

UKL-UPL*

1. 410, 42, 42914, 42915, 42916, 42917, 42918, 42919

Konstruksi Bangunan Sesuai Besaran di

Multisektor Sesuai Besaran di

Multisektor Sesuai Besaran di

Multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebabkan

pencemaran

udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

(12)

UKL-UPL*

2. 41011 Pembangunan Rumah Khusus

(Pembangunan Rumah

Khusus adalah

Pembangunan rumah baru layak huni dengan tipologi rumah tapak dengan luas 1 unit rumah sebesar 28 m2 – 36 m2 dan dilengkapi dengan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum.

Rumah Khusus

dibangun diatas lahan penerima bantuan (Pemda/Kementerian/Le

mbaga) dan

dihuni/dimanfaatkan oleh Penerima Manfaat

sesuai dengan

ketentuan Permen PUPR tentang penyediaan Rumah Khusus)

luas ≥ 50 ha (≥ 2.500 unit)

50 ha > luas > 3 ha (150 – 2.500 unit)

Luas ≤ 3 ha (≤ 150 unit)

a. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;

b. Analisis teknis, meliputi:

- Tingkat

pembebasan lahan.

- Daya dukung lahan seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan

bangunan per hektar

- Tingkat kebutuhan air sehari-hari

- Limbah yang

dihasilkan sebagai akibat hasil kegiatan

perumahan dan permukiman

- Efek pembangunan terhadap

lingkungan sekitar (mobilisasi

material, manusia, dan lalu lintas)

- KDB (Koefisien

dasar bangunan) dan KLB (Koefisien Luas Bangunan)

- Peningkatan air

Kategori C

(13)

UKL-UPL*

larian (run-off) yang mengakibatkan banjir di hilirnya.

3. 41011 Konstruksi Gedung

Hunian >10.000 m2 <10.000m2 - 1. Keterkaitan

lingkungan hunian vertical dan hunian tapak;

2. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian vertical dan hunian tapak;

3. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup;

4. Keseimbangan antara kepentingan

publik dan

kepentingan privat 5. Analisis teknis,

meliputi:

a. Tingkat pembebasan lahan.

b. Daya dukung lahan, seperti daya dukung tanah, kapasitas resapan air tanah, tingkat kepadatan

bangunan perhektar c. Tingkat

Kategori C

(14)

UKL-UPL*

kebutuhan air sehari-hari.

d. Limbah yang dihasilkan

sebagai akibat hasil kegiatan hunian rumah susun.

e. Efek

pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material,

manusia, dan lalu lintas) f. KDB (Koefisien

dasar bangunan)

dan KLB

(Koefisien luas bangunan).

6. Peningkatan air larian (run-off) yang mengakibatkan banjir dihilirnya.

Pembangunan

dan/atau peningkatan jalan

4. 42101 a. di kota

metropolitan/besar

 panjang jalan dengan luas lahan

≥5 km dengan

pengadaan tanah

≥10 Ha

< 5 km dan/atau pengadaan tanah <

10 ha

- Berpotensi

menimbulkan

pencemaran udara, penurunan kualitas udara, peningkatan

Kategori A

(15)

UKL-UPL*

pengadaan lahan; atau

 Luas pengadaan lahan

≥ 20 Ha < 20 Ha

kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

5. 42101 b. di kota sedang

 panjang jalan dengan luas lahan

pengadaan lahan; atau

 Luas pengadaan lahan

≥5 km dengan

pengadaan tanah

≥ 30 Ha

≥ 30 ha

< 5 km dan/atau pengadaan tanah <

10 ha

luas <30 Ha

Berpotensi menimbulkan

pencemaran udara, penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

Kategori B

6. 42101 c. di pedesaan

 panjang jalan dengan luas lahan

pengadaan lahan; atau

 Luas pengadaan lahan

≥5 km dengan

pengadaan tanah

≥ 40 Ha

≥ 40 ha

< 5 km dan/atau pengadaan tanah <

10 ha

luas <40 Ha

Berpotensi menimbulkan

pencemaran udara, penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

Kategori C

7. 42101 Pembangunan

dan/atau peningkatan jalan tol (kota metropolitan/kota besar,

≥2 km dengan

pengadaan tanah

≥ 5 Ha

<2 km dan/atau pengadaan tanah <

5 Ha

- a. Luas wilayah

kegiatan operasi produksi

berkorelasi dengan luas penyebaran dampak.

b. Memicu alih fungsi lahan beririgrasi teknis menjadi lahan permukiman dan industri.

c. Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan getaran,

Kategori B

(16)

UKL-UPL*

emisi yang tinggi, gangguan visual dan dampak sosial.

8. 42101 Pembangunan

dan/atau peningkatan jalan tol di kota sedang

≥ 5 km dengan

pengadaan tanah

≥ 20 Ha

≥ 30 Ha

< 2 km dan/atau pengadaan tanah <

20 Ha

< 30 Ha

d.

9. 42101 Pembangunan

dan/atau peningkatan jalan tol di pedesaan

≥ 5 km dengan pengadaan tanah ≥ 30 Ha

≥ 40 Ha

< 5 km dan/atau pengadaan tanah <

30 Ha

< 40 Ha

e.

10. 42102 Pembangunan

Jembatan, Jalan Layang, Fly Over, dan Underpass

Panjang ≥ 500 m Panjang < 500 m - Berpotensi

menimbulkan dampak berupa perubahan kestabilan lahan (land subsidence), air tanah serta gangguan beupa dampak terhadap emisi, lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, gangguan jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air minum, telekomunikasi) dan dampak sosial disekitar kegiatan tersebut

Kategori A

(17)

UKL-UPL*

11. 42102 Jembatan gantung/

jembatan untuk orang

≥ 500 m 100 m ≤ panjang <

500 m

< 100 m Berpotensi

menimbulkan dampak berupa perubahan kestabilan lahan (land subsidence), air tanah serta gangguan beupa dampak terhadap emisi, lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, gangguan jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air minum, telekomunikasi) dan dampak sosial disekitar kegiatan tersebut

Kategori B

12. 42104 Pembangunan Terowongan

Panjang ≥ 500 m Panjang < 500 m Berpotensi

menimbulkan dampak berupa perubahan kestabilan lahan (land subsidence), air tanah serta gangguan beupa dampak terhadap emisi, lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, gangguan jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air minum, telekomunikasi) dan dampak sosial disekitar kegiatan tersebut

Kategori A

(18)

UKL-UPL*

13. 42201 Konstruksi Drainase

14. a. Kota

Besar/Metropolitan ≥ 5 km 5 km > panjang >

100 m < 100 m Kategori C

15. b. Kota Sedang/Kecil

atau Perdesaan ≥ 10 km 10 km > panjang >

100 m < 100 m Kategori C

16. 42201 Pembangunan baru

Irigasi ≥ 3.000 ha 3.000 ha > luas >

1.000 ha < 1000 ha a. Selalu memerlukan pekerjaan bangunan yang sedang

sehingga tetap berpotensi mengubah ekosistem;

b. Mengakibatkan mobilisasi tenaga kerja dan peralatan;

c. Membutuhkan pembebasan lahan yang cukup luas

Kategori A

17. 42201 Peningkatan irigasi ≥ 1.000 ha 1.000 ha > luas >

100 ha

< 100 ha a. Selalu memerlukan pekerjaan bangunan yang sedang

sehingga tetap berpotensi mengubah ekosistem;

b. Mengakibatkan mobilisasi tenaga kerja dan peralatan;

c. Membutuhkan pembebasan lahan yang cukup luas

Kategori A

18. 42202 Konstruksi Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih

a. Pembangunan IPA dengan kapasitas ≥ 250 l/dtk;

a. Pembangunan IPA dengan kapasitas antara

a. Pembangunan IPA dengan kapasitas < 25 l/dtk;

a. Besaran

diperhitungkan berdasarkan:

b. Pembebasan

Kategori C

(19)

UKL-UPL*

b. Pembangunan jaringan distribusi dengan rencana layanan ≥ 25.000 SR; atau

c. Pembangunan jaringan transmisi

≥ 40 km

25 l/dtk ≤ x <

250 l/dtk;

b. Pembangunan jaringan

distribusi dengan rencana layanan antara 2.500 SR

≤ x < 25.000 SR;

atau

c. Pembangunan jaringan

transmisi antara 10 km ≤ x < 40 km

b. Pembangunan jaringan distribusi dengan rencana layanan <

2.500 SR; atau c. Pembangunan

jaringan transmisi < 10 km

lahan.

c. Daya dukung lahan.

d. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

e. Limbah yang dihasilkan.

f. Efek

pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi

udara, dan lain-lain).

g. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB.

(koefisien luas bangunan) h. Jumlah dan jenis

pohon yang mungkin hilang.

i. Konflik sosial akibat

pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki

kepadatan tinggi).

j. Struktur bangunan bertingkat tinggi

(20)

UKL-UPL*

dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang- tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

k. Bangkitan pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

l. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.

m. Produksi sampah, limbah domestik n. Genangan/banjir

lokal.

19. 42203 Pembangunan TPA sampah dengan sistem controlled

landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya

Pembangunan Tempat pengolahan sampah terpadu/TPST a. Pengolahan fisik;

Kapasitas ≥ 500 ton/hari

≥ 500 ton/hari

Kapasitas < 500 ton/hari

50 ton/hari ≤ x < < 50 ton/hari

Besaran

diperhitungkan berdasarkan:

a. Pembebasan lahan.

b. Daya dukung lahan.

c. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

d. Limbah yang dihasilkan.

e. Efek pembangunan terhadap

Kategori C

(21)

UKL-UPL*

b. Pengolahan mekanis-biologis;

c. Pengolahan thermal

Pembangunan TPA untuk daerah pasang surut

≥ 500 ton/hari

≥ 50 ton/hari

semua besaran

500 ton/hari 50 ton/hari ≤ x <

500 ton/hari

< 50 ton/hari

< 50 ton/hari

-

lingkungan sekitar (getaran,

kebisingan, polusi

udara, dan lain-lain).

f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan) g. Jumlah dan jenis

pohon yang mungkin hilang.

h. Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi).

i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang- tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

j. Bangkitan

pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

k. Bangkitan pergerakan dan

(22)

UKL-UPL*

kebutuhan parkir pengunjung.

l. Produksi sampah, limbah domestik m. Genangan/banjir

lokal.

20. 42203 Pembangunan

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Kapasitas

pengolahan lumpur tinja > 50 m3/hari;

a. Kapasitas pengolahan lumpur tinja 5m3/hari < x <

50m3/hari

Kapasitas pengolahan lumpur tinja

<5m3/hari

Berpotensi menyebabkan pencemaran air dan kebauan

Kategori C

21. 42203 Pembangunan

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik termasuk fasilitas

penunjangnya

a. melayani >

50.000 jiwa; atau b. kapasitas

pengolahan air limbah domestik

> 5.000 m3/hari

a. melayani 1.000 jiwa < x

< 50.000 jiwa;

atau b. kapasitas

pengolahan air limbah

domestik 100 m3/hari < x <

5.000 m3/hari

a. melayani

<1.000 jiwa;

atau b. kapasitas

pengolahan air limbah domestik

<100m3/har i

Berpotensi menyebabkan pencemaran air dan kebauan

Kategori C

22. 42203 Pembangunan sistem

perpipaan air limbah a. Luas layanan >

500 ha:

b. kapasitas pengolahan air limbah domestik

> 5.000 m3/hari c. kapasitas

pengolahan air limbah >

a. Luas layanan 50 ha < x <

500 ha;

b. kapasitas pengolahan air limbah

domestik 100 m3/hari < x <

5.000

a. Luas layanan

< 50 ha; atau b. kapasitas

pengolahan air limbah domestik

<100m3/hari

; atau

Berpotensi menyebabkan

pencemaran tanah dan konflik sosial

Kategori C

(23)

UKL-UPL*

1.000m3/hari dengan jenis air limbah yang diolah tidak mengandung salah satu logam berat, seperti Merkuri, Arsen, Timbal, Sianida, Khrom; atau d. semua besaran

dengan jenis air limbah yang diolah

mengandung salah satu logam berat, seperti Merkuri, Arsen, Timbal, Sianida, Khrom

m3/hari; atau c. kapasitas

pengolahan air limbah 50 m3/hari < x <

1.000m3/hari dengan jenis air limbah yang diolah tidak

mengandung salah satu logam berat, seperti Merkuri, Arsen, Timbal, Sianida,

Khrom

c. kapasitas pengolahan air limbah

<50m3/hari dengan jenis air limbah yang diolah tidak

mengandung salah satu logam berat, seperti Merkuri, Arsen, Timbal, Sianida, Khrom

23. 42204 Konstruksi Bangunan Sipil Electrical

Sesuai Besaran di Multisektor

Sesuai Besaran di Multisektor

Sesuai Besaran di Multisektor

Besaran

diperhitungkan berdasarkan:

a. Pembebasan lahan.

b. Daya dukung lahan.

c. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

d. Limbah yang dihasilkan.

Kategori C

(24)

UKL-UPL*

e. Efek

pembangunan terhadap

lingkungan sekitar (getaran,

kebisingan, polusi

udara, dan lain-lain).

f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan) g. Jumlah dan jenis

pohon yang mungkin hilang.

h. Konflik sosial akibat

pembebasan lahan (umumnya

berlokasi dekat pusat kota yang memiliki

kepadatan tinggi).

i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang- tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

(25)

UKL-UPL*

j. Bangkitan

pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

k. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.

l. Produksi sampah, limbah domestik m. Genangan/banjir

lokal.

24. 42205 Konstruksi Bangunan

Sipil Telekomunikasi Sesuai Besaran di

Multisektor Sesuai Besaran di

Multisektor Sesuai Besaran di

Multisektor Besaran

diperhitungkan berdasarkan:

a. Pembebasan lahan.

b. Daya dukung lahan.

c. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

d. Limbah yang dihasilkan.

e. Efek pembangunan terhadap

lingkungan sekitar (getaran,

kebisingan, polusi

udara, dan lain-lain).

f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan)

Kategori C

(26)

UKL-UPL*

g. Jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang.

h. Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi).

i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

j. Bangkitan

pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

k. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.

l. Produksi sampah, limbah domestik m. Genangan/banjir

lokal.

25. 42206 Konstruksi Sentral Telekomunikasi

Sesuai Besaran di Multisektor

Sesuai Besaran di Multisektor

Sesuai Besaran di Multisektor

Besaran

diperhitungkan

Kategori C

(27)

UKL-UPL*

berdasarkan:

a. Pembebasan lahan.

b. Daya dukung lahan.

c. Tingkat kebutuhan air sehari-hari.

d. Limbah yang dihasilkan.

e. Efek pembangunan terhadap

lingkungan sekitar (getaran,

kebisingan, polusi

udara, dan lain-lain).

f. KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan) g. Jumlah dan jenis

pohon yang mungkin hilang.

h. Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi).

i. Struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan

(28)

UKL-UPL*

tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar.

j. Bangkitan

pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar.

k. Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung.

l. Produksi sampah, limbah domestik m. Genangan/banjir

lokal.

26. 42207 Pembangunan

Pengeboran Air Tanah

Pemakaian Air Tanah

≥50 l/dtk;

50 l/dtk >

pemakaian Air Tanah > 10 l/dtk;

Pemakaian Air Tanah < 10 l/dtk;

Potensi gangguan terhadap kondisi lingkungan, antara lain amblesan tanah (land subsidence), intrusi air laut/asin (salt water intrusion) dan

kekeringan terhadap sumur bor

dangkal/gali yang dipergunakan masyarakat sekitar.

Kategori C

27. 42911 Pembangunan

bendungan a. tinggi ≥ 15 m (di ukur dari dasar pondasi);

b. daya tampung ≥ 500.000 m3; atau

a. tinggi < 15 m (di ukur dari dasar pondasi);

b. daya tampung <

500.000 m3; atau

a. mengakibatkan perubahan pola iklim mikro dan ekosistem kawasan b. selalu memerlukan

bangunan utama

Kategori B

(29)

UKL-UPL*

c. luas genangan ≥ 200 ha

c. luas genangan <

200 ha

(headworks) dan bangunan penunjang (oppurtenants structures) yang besar sehingga berpotensi untuk mengubah

ekosistem yang ada c. mengakibatkan

mobilisasi tenaga kerja yang signifikan pada daerah

sekitarnya, baik pada saat pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan d. membutuhan

pembebasan lahan yang besar sehingga berpotensi

menimbulkan dampak sosial 28. 42911 Pembangunan Embung

atau jenis penampung lainnya

a. volume tampungan

> 500.000 m3; b. tinggi ≥ 15 m (di

ukur dari dasar pondasi); atau c. luas genangan ≥

200 ha.

a. volume tampungan <

500.000 m3. b. tinggi < 15 m (di

ukur dari dasar pondasi); atau a. luas genangan <

200 ha

a. Akan mempengaruhi ekosistem biota sekitar

embung/bangunan penampung air lainnya

b. Perubahan hidrologi dan pengaliran air hujan (run-off) c. Gangguan dampak

lingkungan dan

Kategori C

(30)

UKL-UPL*

sosial akibat

mobilisasi alat besar 29. 42911 Revitalisasi Situ a. volume tampungan

> 500.000 m3;

a. volume timbunan

≥3.000 m3 <

500.000 m3. b. tinggi ≥ 5 m < 15

m (di ukur dari dasar pondasi);

atau

c. luas genangan ≥ 50 ha < 200 ha

a. volume timbunan <

3.000 m3. b. tinggi < 5 m

(di ukur dari dasar

pondasi);

c. daya tampung

< 3.000 m3; atau

d. luas genangan

< 50 ha

Kategori C

30. 42911 Pembangunan Pengaman Pantai

Panjang ≥ 500 m Panjang < 500 m a. Pembangunan pada rentang kawasan pantai selebar > 500 m berpotensi

mengubah ekologi kawasan pantai dan muara sungai sehingga berdampak terhadap

keseimbangan ekosistem yang ada.

b. Gelombang pasang laut (tsunami) di Indonesia berpotensi menjangkau

kawasan sepanjang 500 m dari tepi pantai, sehingga diperlukan kajian khusus untuk pengembangan

Kategori B

(31)

UKL-UPL*

kawasan pantai yang mencakup rentang lebih dari 500 m dari garis pantai.

42911 Normalisasi Sungai

31. a. di kota metropolitan a. Panjang ≥ 5 km;

atau

b. Volume ≥ 500.000 m3

a. Panjang ≥ 1 km <

5 km; atau

b. Volume ≥ 10.000

< 500.000 m3

a. Panjang < 1 km; atau b. Volume <

50.000 m3

a. Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak

lingkungan, dampak sosial, dan gangguan.

b. Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan dampak c. Perubahan

hidrologi dan pengaliran air hujan (run-off)

Kategori A

32. b. di kota besar atau sedang

a. Panjang ≥ 10 km;

atau

b. Volume ≥ 500.000 m3

a. 10 km > panjang

> 1 km; atau b. 500.000 m3 >

volume > 50.000 m3

a. Panjang < 1 km; atau b. Volume <

50.000 m3

a. Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak

lingkungan, dampak sosial, dan gangguan.

b. Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan

Kategori A

(32)

UKL-UPL*

dampak c. Perubahan

hidrologi dan pengaliran air hujan (run-off) 33. c. di kota kecil atau

perdesaan a. Panjang ≥ 15 km;

atau

b. Volume ≥ 500.000 m3

a. 15 km > panjang

> 1 km; atau b. 500.000 m3 >

volume > 50.000 m3

a. Panjang < 1 km; atau b. Volume <

50.000 m3

a. Terjadi timbunan tanah galian di kanan kiri sungai yang menimbulkan dampak

lingkungan, dampak sosial, dan gangguan.

b. Mobilisasi alat besar dapat menimbulkan gangguan dan dampak c. Perubahan

hidrologi dan pengaliran air hujan (run-off)

Kategori A

34. 42912 Konstruksi Bangunan Pelabuhan Bukan Perikanan

a. Dermaga dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile panjang, atau luas

≥ 400 m

≥ 10.000 m2

b. Dermaga dengan konstruksi masif panjang, atau luas

a. Dermaga dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile panjang, atau luas

< 400 m

< 10.000 m2 b. -

- 1. Berpotensi

menimbulkan

dampak penting terhadap perubahan arus

pantai/pendangkalan dan sistem hidrologi, ekosistem,

kebisingan; dan 2. Dapat mengganggu

proses-proses

alamiah di daerah

Kategori A

(33)

UKL-UPL*

Semua Besaran c. Penahan gelombang

(talud) dan/ atau pemecah gelombang (break water) Panjang ≥ 500 m

c. Penahan

gelombang (talud)

dan/ atau

pemecah

gelombang (break water) Panjang <

500 m

pantai (coastal processes).

35. 42913 Konstruksi Bangunan

Pelabuhan Perikanan a. Dermaga dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile panjang, atau luas

≥ 400 m

≥ 10.000 m2

b. Dermaga dengan konstruksi masif panjang, atau luas Semua Besaran c. Penahan gelombang

(talud) dan/ atau pemecah gelombang (break water) Panjang ≥ 500 m

a. Dermaga dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile panjang, atau luas

< 400 m

< 10.000 m2

b. –

c. Penahan

gelombang (talud)

dan/ atau

pemecah

gelombang (break water) Panjang <

500 m

- a) Berpotensi

menimbulkan dampak penting terhadap

perubahan arus pantai/pendangkal an dan sistem hidrologi, ekosistem, kebisingan; dan b) Dapat mengganggu

proses-proses alamiah di daerah pantai (coastal processes).

Kategori A

36. 42914 Pengerukan a. volume pengerukan

> 500.000 m3 a. volume

pengerukan < Berpotensi

menimbulkan dampak Kategori A

(34)

UKL-UPL*

b. luas area

penempatan hasil keruk ≥ 25 ha

500.000 m3 b. luas area

penempatan hasil keruk <25 ha

penting terhadap sistem hidrologi dan ekologis yang lebih luas dari batas tapak kegiatan itu sendiri, perubahan batimetri, ekosistem, dan mengganggu proses- proses alamiah di daerah perairan (sungai dan laut) termasuk menurunnya produktivitas kawasan yang dapat

menimbulkan dampak sosial. Kegiatan ini juga akan

menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas pelayaran perairan.

37. 42914 Pengerukan perairan

dengan capital dredging ≥ 500.00 m3 < 500.000 m3 - Kategori A

38. 42923 Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas

Pengolahan Produk Kimia,

Petrokimia, Farmasi, Dan Industri Lain

Sesuai ketentuan

Multisektor Sesuai ketentuan

Multisektor Sesuai ketentuan

Multisektor Kategori C

39. 42924 Konstruksi Bangunan Sipil Fasilitas Militer Dan Peluncuran Satelit

Semua Besaran - - Kategori A

40. 43120 Penyiapan Lahan Luas Lahan ≥ 25 ha; Luas Lahan

terbangun < 25 ha;

Berpotensi

menimbulkan dampak

Kategori A

(35)

UKL-UPL*

terhadap, antara lain:

a. Hidrologi, meliputi curah hujan, air tanah, debit air sungai atau saluran, dan air limpasan.

b. Batimetri, meliputi kontur kedalaman dasar perairan.

c. Topografi, meliputi kontur permukaan daratan.

d. Geomorfologi, meliputi bentuk dan tipologi pantai.

e. Geoteknik, meliputi sifat-sifat fisis dan mekanis lapisan tanah.

f. dampak sosial.

41. 43120 Pekerjaan Tanah volume timbunan >

500.000 m3 volume timbunan <

500.000 m3 a. Mengubah bentang

alam;

b. Longsor dan peningkatan run-off dan banjir.

Kategori A

(36)

No Nomor KBLI Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Skala/Besaran

Amdal Skala/Besaran UKL-

UPL* Skala/Besaran

SPPL Alasan Ilmiah Amdal

Kategori Amdal/Kategori

UKL-UPL*

Perhubungan Darat

1. 52215 Aktivitas

Perparkiran di Luar Badan Jalan

(Off Street Parking)

- a. 5 ha > Luas Lahan >

0,5 Ha;

b. 5.000 m2 > Luas Bangunan > 1.000 m2;

c. Jumlah kapasitas parkir 100 - 300 SRP

a. Luas Lahan <

0,5 ha;

b. Luas Bangunan

<1.000 m2; c. Jumlah kapasitas parkir

<100 SRP

Berpotensi menimbulkan kemacetan,

penurunan kualitas udara, pencemaran air, peningkatan kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

Kategori C

2. 52211 Aktivitas Terminal Darat

Luas lahan ≥ 5 ha Luas lahan < 5 ha - Berpotensi menimbulkan kemacetan,

penurunan kualitas udara, pencemaran air, peningkatan kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

Kategori B

3. 5221 Aktivitas Penunjang Angkutan Darat:

Depo Kendaraan /Pool Kendaraan

a. Luas Lahan ≥ 3 ha;

b. Luas Bangunan

≥3.000 m2;

c. jumlah kapasitas kendaraan ≥ 300 SRP

a. 3 ha > Luas Lahan >

0.5 ha;

b. 3.000 m2 > Luas Bangunan > 1.000 m2;

c. jumlah kapasitas kendaraan 100-300 SRP (Satuan Ruang Parkir)

a. Luas Lahan <

0,5 ha;

b. Luas Bangunan

< 1.000 m2; c. jumlah kapasitas

kendaraan <100 SRP (Satuan Ruang Parkir)

Berpotensi menimbulkan kemacetan,

penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, konflik sosial dan keresahan masyarakat

Kategori C

(37)

UKL-UPL*

Perhubungan Laut

1. 52222 Pembangunan

Pelabuhan Sungai dan Danau

dengan fasilitas berikut:

a. Dermaga dengan bentuk konstruksi tiang pancang atau sistem dolphin Panjang, atau Luas

≥ 400 m

≥ 10.000 m2

< 400 m

< 10.000 m2

a. Berpotensi Menimbulkan dampak penting terhadap perubahan arus

pantai/penda ngkalan dan sistem

hidrologi, ekosistem, kebisingan;

dan b. Dapat

mengganggu proses-proses alamiah di daerah pantai (coastal

processes)

Kategori A

b. Dermaga dengan konstruksi quaywall Panjang, atau Luas

≥ 200 m < 200 m

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap ekosistem, hidrologi, garis pantai dan batimetri serta

Kategori A

(38)

UKL-UPL*

≥ 3.000 m2 < 3.000 m2 mengganggu

prosesproses alamiah yang

terjadi di daerah pantai

c. Penahan gelombang (talud) dan/atau pemecah gelombang (break water)

≥ 500 m < 500 m Kategori A

d. Fasilitas Terapung

(Floating Facility) ≥ 10.000 GT < 10.000 GT Berpotensi

menimbulkan dampak berupa gangguan alur pelayaran,

perubahan batimetri, ekosistem, dan mengganggu prosesproses alamiah di daerah pantai terutama apabila yang dibongkar muat minyak mentah yang berpotensi

menimbulkan pencemaran laut dari tumpahan minyak.

Kategori A

2. 52223 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan dengan fasilitas berikut:

(39)

UKL-UPL*

a. Dermaga dengan bentuk konstruksi tiang pancang atau sistem dolphin Panjang, atau Luas;

≥ 400 m

≥ 10.000 m2 < 400 m

< 10.000 m2

a. Berpotensi Menimbulkan dampak penting terhadap perubahan arus

pantai/penda ngkalan dan sistem

hidrologi, ekosistem, kebisingan;

dan b. Dapat

mengganggu proses-proses alamiah di daerah pantai (coastal

processes)

Kategori A

b. Dermaga dengan konstruksi

quaywall

Panjang, atau Luas;

atau ≥ 200 m

≥ 3.000 m2

< 200 m

< 3.000 m2

Berpotensi menimbulkan dampak terhadap ekosistem, hidrologi, garis pantai dan batimetri serta mengganggu prosesproses alamiah yang

terjadi di daerah pantai

Kategori A

(40)

UKL-UPL*

c. Penahan gelombang

(talud) dan/atau pemecah

gelombang (break water)

≥ 500 m < 500 m Berpotensi

meni,bulkan dampak kekeruhan,

perubahan batimetri dan peningkatan sedimentasi

Kategori A

d. Fasilitas Terapung

(Floating Facility) ≥ 10.000 GT < 10.000 GT Berpotensi

menimbulkan dampak berupa gangguan alur pelayaran,

perubahan batimetri, ekosistem, dan mengganggu prosesproses alamiah di daerah pantai terutama apabila yang dibongkar muat minyak mentah yang berpotensi

menimbulkan pencemaran laut dari tumpahan minyak.

Kategori A

3. 42914 Pengerukan dan Reklamasi dengan fasilitas sebagai berikut:

a. Pengerukan perairan dengan capital dredging - Volume

≥ 500.000 m3 < 500.000 m3 Berpotensi

menimbulkan

dampak penting terhadap sistem

Kategori A

(41)

UKL-UPL*

b. Pengerukan perairan sungai dan/atau laut dengan capital dredging yang memotong batu, yang bukan termasuk

material karang.

> 250.000 m3 atau semua besaran yang menggunakan bahan peledak

hidrologi dan ekologis yang lebih luas dari batas tapak kegiatan itu sendiri, perubahan batimetri, ekosistem, dan mengganggu proses- proses alamiah di daerah perairan (sungai dan laut) termasuk

menurunnya produktivitas kawasan

yang dapat

menimbulkan

dampak sosial.

Kegiatan ini juga akan menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas pelayaran perairan.

Kategori A

c. penempatan hasil keruk di laut

- Volume, atau

- Luas area

penempatan hasil keruk

≥ 500.000 m3

≥ 25 ha

< 500.000 m3

< 25 ha

Menyebabkan

terjadinya perubahan bentang lahan yang akan mempengaruhi ekologis, hidrologi setempat.

Kategori B

4. 42914 Pengerukan Volume ≥ 500.000 m3 Volume < 500.000 m3 - Kategori A

(42)

UKL-UPL*

5. 43120 Aktivitas Penyiapan Lahan (Reklamasi)

a. Luas area reklamasi

≥ 25 ha; atau

b. Volume ≥ 500.000 m3;

c. Panjang ≥ 50 m (diukur tegak lurus kea rah laut dari garis pantai)

a. Luas area reklamasi

< 25 ha; atau

b. Volume < 500.000 m3;

c. Panjang < 50 m (diukur tegak lurus kea rah laut dari garis pantai)

- Berpotensi

menimbulkan

dampak terhadap, antara lain:

a. Hidrooseanografi, meliputi pasang surut, arus, gelombang, dan sedimen dasar laut.

b. Hidrologi,

meliputi curah hujan, air tanah, debit air sungai atau saluran, dan air limpasan.

c. Batimetri,

meliputi kontur kedalaman dasar perairan.

d. Topografi,

meliputi kontur permukaan daratan.

e. Geomorfologi, meliputi bentuk dan tipologi pantai.

f. Geoteknik, meliputi sifat- sifat fisis dan mekanis lapisan tanah.

g. Dampak sosial.

Kategori A

(43)

UKL-UPL*

6. 42912 Pembangunan Pelabuhan Laut

a. Dermaga, Trestle dan Causeway dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile Panjang, atau luas

≥ 400 m

≥ 10.000 m2

b. Dermaga, Trestle dan Causeway dengan konstruksi masif

Semua besaran c. Penahan gelombang

(break water) Panjang ≥ 500 m

a. Dermaga, Trestle dan Causeway dengan bentuk konstruksi sheet pile/open pile Panjang, atau luas

< 400 m

< 10.000 m2 b. –

c. Penahan gelombang (break water) Panjang < 500 m

- 1. Usaha dan/atau

kegiatan utama dan penunjang merupakan suatu satuan yang sangat kompleks serta

membutuhkan deskripsi kegiatan yang sangat detail;

2. Dalam menghitung besaran dampak usaha dan/atau kegiatan

membutuhkan kajian yang sangat mendalam,

pemodelan

besaran dampak yang kompleks serta

membutuhkan justifikasi ilmiah yang mendalam untuk penetapan kelayakan

lingkungan hidup;

3. Waktu

pengumpulan data rona lingkungan yang lama dan wajib

mengumpulkan data roa pada musim penghujan

Kategori A

(44)

UKL-UPL*

dan musim

kemarau;

Perkeretaapian

1. 52212 Aktivitas Stasiun

Kereta Api Lahan ≥ 5 Ha atau Luas Bangunan ≥ 10.000 m²

Lahan < 5 Ha atau Luas Bangunan <

10.000 m²

- Berpotensi

menimbulkan

dampak berupa emisi, gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan pandangan, ekologis, dampak sosial, gangguan jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air minum, telekomunikasi) serta dampak perubahan kestabilan lahan, land sibsidence dan air tanah

Kategori A

Perhubungan Udara

1. 52231 Aktivitas

Kebandarudaraan

a. Luas Lahan terbangun ≥ 100 ha;

b. Panjang Landasan Pacu ≥1.800 m; atau c. Luas Terminal

≥ 10.000 m2

a. Luas Lahan terbangun < 100 ha;

b. Panjang Landasan Pacu < 1.800 m; atau c. Luas Terminal < 10.000 m2

- a. Termasuk

kegiatan yang berteknologi tinggi, harus memperhatikan ketentuan keselamatan penerbangan dan terikat dengan konvensi

internasional;

b. Akan mengubah

Kategori A

(45)

UKL-UPL*

bentuk lahan dan bentang alam;

c. Adanya ketentuan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi

Penerbangan) dan Batas Kawasan Kebisisngan (BKK) yang membatasi pemanfaatan ruang yang berpotensi

menimbulkan dampak sosial;

1. Berpotensi menimbulkan dampak berupa emisi udara,

kebisingan, getaran, limbah, dampak social, keamanan negara, dan kemungkinan bangkitan transportasi baik darat maupun laut.

(46)

UKL-UPL*

30300 Industri Pesawat Terbang sipil dan perlengkapannya

Semua Besaran - - Kategori A

(47)

NO NOMOR

KBLI JENIS USAHA DAN/ATAU

KEGIATAN SKALA/BESARAN

AMDAL SKALA/BESARAN

UKL-UPL* SKALA/BESARAN

SPPL ALASAN ILMIAH AMDAL

KATEGORI AMDAL/KATEGORI

UKL-UPL*

1. 24101 Industri Besi dan Baja Dasar (Iron And Steel Making)

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

2. 24102 Industri Penggilingan Baja

(Steel Rolling) Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

3. 24103 Industri Pipa dan

Sambungan Pipa dari Baja dan Besi

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

4. 24201 Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

Kategori C

(48)

UKL-UPL*

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan 5. 24202 Industri Pembuatan Logam

Dasar Bukan Besi

Semua besaran industri peleburan timah hitam

Sesuai besaran di multisektor, Selain industri peleburan timah hitam

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori A

6. 24203 Industri Penggilingan Logam Bukan Besi

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

7. 24204 Industri Ekstrusi Logam Bukan Besi

sesuai besaran di multisektor

sesuai besaran di multisektor

sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

8. 24205 Industri Pipa dan Sambungan Pipa dari Logam Bukan Besi dan

sesuai besaran di

multisektor sesuai besaran di

multisektor sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial

Kategori C

(49)

UKL-UPL*

Baja b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan 9. 24310 Industri Pengecoran Besi

dan Baja Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

10. 24320 Industri Pengecoran Logam Bukan Besi dan Baja

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

11. 25111 Industri barang dari logam bukan aluminium siap pasang untuk bangunan

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

(50)

UKL-UPL*

12. 25112 Industri barang dari logam aluminium siap pasang untuk bangunan

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

13. 25113 Industri konstruksi berat siap pasang dari baja untuk bangunan - selain baja profil

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

Industri konstruksi berat siap pasang dari baja untuk bangunan

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

14. 25119 Industri barang dari logam siap pasang untuk

konstruksi lainnya

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran

Kategori C

(51)

UKL-UPL*

udara, penurunan kualitas air permukaan 15. 25120 Industri tangki, tandon air,

dan wadah dari logam - selain tabung gas bertekanan (tabung gas LPG), tandon air dari logam

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

Industri tangki, tandon air dan wadah dari logam - industri tabung gas bertekanan (tabung gas LPG), tandon air dari logam

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

16. 25130 Industri generator uap, bukan ketel pemanas

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

17. 25200 Industri Senjata dan

Amunisi Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial

Kategori C

(52)

UKL-UPL*

b. Menyebakan pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan 18. 25910 Industri Penempaan,

Pengepresan, Pencetakan dan Pembentukan Logam;

Metalurgi Bubuk

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

19. 25920 Jasa industri untuk berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam

- khusus untuk kegiatan coating dan blasting untuk industri alat transportasi

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

Jasa industri untuk berbagai pengerjaan khusus logam dan barang dari logam

- selain untuk kegiatan coating dan blasting untuk industri alat transportasi

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air

Kategori C

(53)

UKL-UPL*

permukaan 20. 25931 Industri alat potong dan

perkakas tangan untuk pertanian

- untuk alat perontok padi, alat pemipil jagung dan hand sprayer dengan skala industri besar

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

21. 25933 Industri alat potong dan perkakas tangan yang digunakan dalam rumah tangga

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

22. 25934 Industri peralatan umum Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

23. 25940 Industri ember, kaleng, drum dan wadah sejenis dari logam

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial

Kategori C

(54)

UKL-UPL*

b. Menyebakan pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan 24. 25951 Industri barang dari kawat Sesuai besaran di

multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

25. 25952 Industri paku, mur dan baut

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

26. 25991 Industri brankas, filling kantor dan sejenisnya

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

(55)

UKL-UPL*

27. 25992 Industri peralatan dapur dan peralatan meja dari logam

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

28. 25993 Industri keperluan rumah tangga dari logam bukan peralatan dapur dan peralatan meja

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

29. 25994 Industri pembuatan profil Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

30. 25995 Industri lampu dari logam Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air

Kategori C

(56)

UKL-UPL*

permukaan 31. 25999 Industri barang logam

lainnya ytdl

- industri baling-baling, rantai kapal, jangkar kapal, lonceng, perlengkapan tetap (fixture) rel kereta api yang terpasang.

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

Industri barang logam lainnya ytdl

- khusus untuk pengeriting rambut yang menggunakan listrik

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor a. Berpotensi menyebabkan konflik sosial b. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

Industri barang logam lainnya ytdl

- selain industri baling- baling, rantai kapal, jangkar kapal, lonceng, perlengkapan tetap (fixture) rel kereta api yang

terpasang, dan pengeriting rambut yang menggunakan tenaga listrik

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

32. 26110 Industri tabung elektron

dan konektor elektronik Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara,

Kategori C

(57)

UKL-UPL*

penurunan kualitas air permukaan 33. 26120 Industri semi konduktor

dan komponen elektronik lainnya

Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor Sesuai besaran di

multisektor A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori c

34. 26210 Industri komputer dan/atau perakitan komputer

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori c

35. 26220 Industri perlengkapan komputer

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air permukaan

Kategori C

36. 26310 Industri peralatan telepon dan faksimili

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran

Kategori C

(58)

UKL-UPL*

udara, penurunan kualitas air permukaan 37. 26320 Industri peralatan

komunikasi tanpa kabel (wireless)

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

Sesuai besaran di multisektor

A. Berpotensi menyebabkan konflik sosial B. Menyebakan

pencemaran udara, penurunan kualitas air p

Referensi

Dokumen terkait

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak terdapat dalam daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak

(3) Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Pemantauan lingkungan hidup, berisi informasi mengenai cara, metode, dan/atau teknik untuk melakukan pemantauan yang telah dilakukan/diusulkan atas kualitas lingkungan hidup

Peraturan Menteri yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6) adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingungan Hidup, Upaya

Pada prinsipnya bersedia dengan bersungguh sungguh untuk melaksanakan seluruh pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut di atas dan bersedia untuk diawasi oleh

Kyai Modjo, Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo Alamat Kegiatan : Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo