DPR terhadap penyelenggaraan kewenangan lembaga negara. dan bagaimanakah .. ilr': Densqunaan hak angket DPR dalam t.lUD NRI Tahun 1945 untuk mewujudkan konstitusionaiisme. Hak Angket DPR hanya ditujukan kepada lembaga negara dalam ranah eksekutif saja, tidak pada kekuasaan yang lain. Llntuk itu dalam penelitian ini perlu dilakukan kajian yang mendalam mengenai penggunaan hak angket DPR.
Penggunaan hak angket DPR terhadap KPK akan memperluas hak angket tersebut kepada lembaga-lembaga negara lain.
Neeara Hukurtt
Dari uraian di atas jelas bah,,r,a negara Indonesia berdasarkan I Indang-I-lnr.J6ng Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menganut prinsip-prinsip negara hukum vanq umum berlaku. Negara hukum lndonesia lrenurut ketentuan Pasal 281 ayat (5) Lindang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945 adalah nesara hukum vans demokratisa (democrtischt lcr,4lsIccl). artrnvil. 6 Pasal l ayat (1) Konstitusi RIS 1949 berbunyi: " Republik lndonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokras( dan berbentuk federal.".
Pasal l ayat (1) UUOS 1950 berbunyi: "Republik lndonesia yang merdeka dan berdaulat ialah sustu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.".
Dewan Perwakilan Rallvat
Konstitusionalisrne
- Kesepakatan tentang the rule of lttr sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the bu.sis of goternmznl). Konsensus ini juga sangat prinsipii
Sebagai salah satu struk-tur dalam sistem pemerintahan lslam, Majelis Umat merupakan lembaga perwakilan yang mewakili kaum muslim untuk menr.nrakari pendapat mereka kepada kepala negara. Majelis Umat membahas berbagai persoalao yang mubah dan tidak membutuhkan keahlian tertentu untuk mendapatkan keputusan yang. Maslura rrrr-inya mengambil pendapat mayoritas di Majelis Umat untuk diputuskan mengenai perkara-perkara yang silatnya mubah.
Salah satu fungsi Majelis Umat adalah sebagai sebuah minrbar tempat masyarakat Llapat menyampaikan berbagai masukan tentang kepuasan maupun ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah.
Mefode Pendekzi*rr
Saat ini penggunaan hak angket DPR menjadi perdebatan ketika DPR meiaKui(an ',.::gket lerhadap lembaga KPK. Di satu sisi ada yang tidak setuju dengan alasan, KPK . merupakan lembaga negara independen. sehingga tidak dapat diangket. Hak anql:e,. l.-:l . lranra d,rnal ,lilrkrrlrn te.lradan rt'-rrterinlah <eha.,ai nelzLsana rrnri'rno-rrn,i,rn,' Di sisi .. lain ada yang setdu penggunaan hak angket DPR terhadap KPK, dengan alasan bahwa setiap lenlbaga negara itu harus diawasi.
Obyek penelitian ini selanjutrr-va akan dikaji berdasarkan peratu/an perundang- undangan yang berlaku, asils-asas hukum, maupun doktrin-doktrin hukum yang diajarkan .'leh para ahli untuk mencari konstruksi hukum maupun hubungan hukumnva. J;;i;.ii\.ilj ;jij ;iiikiri?? irr;E dihaciapi.2T Penclitian ini alial n:eiighimpun dan mcnganulisis norrna-norna hukum positif yang berkaitan dengan Penggrmaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat dalam Undang-Undanr Dasar Nesara Reoublik Indonesia fahuii ; . . ,rntrrk me-wrlitrdkan konstitrrsionalisme. Jenis data vang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder yang terdin oari Bafiarr Flukunr Prirner.. dan bahan Ilukum T'ertier yang diperoleh dari buku-buku, literature, makalah, peraturan perundang-undangan dan sumber data lain.
Llnti'ang--rin<iang i.iomor i7 Tahun 20i4 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat.. yaitu hahan hr.rkum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang dimaksud di sini adalah bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer dan isinya tidak mengikat. Jenis bahar. h.ukrrm sekunder ini adalah buku-buku yang membahas masalah ketataoegalaan. khususnya membahas tentang demokrasi, pemilihan umum, lembaga negara, dan khususnya yang membahas tentang hak angket DPR- makalah-makalah. artikel-artikei. . dan bentuk tulisan lainnya yang ada hubungannya dengan oby. ek penelitian.
Pengumpulan data sekunder dilakukan rnerrg.'uunakarr rretode pendekatan iilerature, yailu suatu penelitian kepustakaan dengan menggunakan bahan-bahan pustaka hLrl-Lrm ] als rrendukung dalan',. pentlitiiur ini.. dilakukan dengan cara penelusuran, pengumpulan, dan studi dokumen secara konvensional seoerti membaca- nreiihat. r))endensarkan- nraunun ticnuan tein.
Metode Analisis Data
RAR IV
HASIL PENELITIAN I}AN PEMBAHASAN
Ntekanisme penggunaan hak angkel f)PR menurrrt [indang-llndang Nomor 17 Tahun 2014
- Mekanisme Penggunaan Hak Angket DPR
Hanya sayangnya- pada ma-sa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, karena kekuasaannya otoritar, maka hak angket DPR sangat lemah. Hak angket DPR yang diatur di dalam ketentuan Pual 20A llndang-Undanc Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kemudian ditindaklanjuti oleh DPR dan Presiden dcngan membentuk Undang-Undang yang mengatur tentang DPR. Pengaturan hak angket dalam undang-undang yang dibentuk pada Era Reformasi adalah: Undang- Itndang ReFublik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 tentang Su-sunan Dan Kedudukan Majelis Permrnyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 N<,mor 92').
Saat sekarang ini, Undang-Undang yang berlaku, yang mengatur mengenai hak angket DPR dan juga hak DPR yang lain berserta dengan tata cara pelaksanaannya adalah t,tndaog-Undang Nomor 17 Tahun 201 4 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Mekanisme penggunaan hak angket DPR menurut t)ndang-tJndang Republik ildonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusvawaratan Rakyat. Hak angket diusulkan oleh paling sedikit 25 (dua puluh lima) orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan lebih dari 1 (satu) fraksi.
Usulan penggunaan hak angket akan menjadi hak angket Dewan Perwakilan Rakyat apabila mendapat persetujuan dari rapat paripuma Dewan Perwal<ilan R-akyat yang. Dalam hal ,iumlah penanda tangan usulan hak angket yang belum memasuki pembicaraan lingkat i (satu) menjadi kurang dari jumlah yang disyaratkan, maka harus diadakan penambahan penanda tangan sehingga jumlahnya mencukupi. Apabila sampai 2 (dua) kali masa persidangan jumlah penanda tansan usulan hak angket yang dimaksud tidak terpenuhi, usulan hak angket lersebut menjadi gugur, m.
Rapat paripuma untuk membahas usulan hak angket menjadi gugur apabila pengusul tidak memenuhi syarat jumlah minimal (dua puluh lima orang) setelah. Apabila dalam rapat paripuma DPR menyetujui usulan hak angket menjadi hak angket DPR, maka DPR membentuk panitia khususs2 yang dinamakan panitia angker yang '".eanggotaannya terdiri atas segua unsu( Saksi DPR.
Imn!ikasi Prrtrrsan Mahkamah Konstitusi Norntrr 361PI-l I-l-X-V12017
- Tekamn lembaga-iembaga intemasionai. titiak hanya orasviuat untuk flrerna
- Komisi indepencien memiliki karakter kepemimpinan yang bersifat kolegial, sehingga keputusannya dimbil secara kolektit-
- Para kt''misioner komisi independen tidak melayani atau ttmduk pada keinginan presiden, atau bebas dari campur tangan kekuasaan eksekulif
Seteiah mentlengark-an !apr_'ra.n hasil. pa.nitia angket dan pendapat akhir Sa.ksr, . maka rapat paripurna iiPR kemudian mengambil keputusan terhadap laporan panitia angket lerstr':' .. pat'ila dala.m rapat paripuma DPF. mem'-rtuskan bahwa pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, . srategis. dan berdampak luas peda kehidupan bermasyarakat. berbangsa. rian bemegare .. l,.trtentrnqan derrqan ketenlran nerrtrrran pen rndanc-trndang-an. maka DPR dapat menggunakan hak menyatakan pendapat. Begitupun sebaliknya, apabila dalam rapat paripuma DPR mernutuskan bahwa pelaksanaan suatu undang-undang dary'atau kebiizrkan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, srategis- drur berdampak lua,s pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. maka usul hak angket dinyatakan selesai. dan materi .. rngket terebut tidak tiapat diajukan kernbali. L''-L:,,gai elemen masy'arakat kemr-tdian mengajtrkan uji materi Pasal 79 alat {3) I-lnd21g- Unciang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat.
Hal ini dapat dilihat tidak diakuinya KPK sebagai komisi negara yang bersifat independen, dan memaksanya masuk sebagai lembaga eksekutif, sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara. Tiadanya kedibilitas lembaga-lembaga negara yang telah ada akibat asumsi adanya korupsiyang sistemik, mengakar, dan sulit untuk diberantas. Tidak independennya lembaga-lembaga negara yang ada karena satu sama lain tunduk di bawah pengaruh satu kekuasaan negara atau kel.-uasaan negara lainnya 3.
Penrberlrentian anggota komisi hanya dapat dilakukan dengan sebab-sebab yang .. liatu' dalam undang-undang _vang mengatur tentang konrisi. Hal ini dapat dilihat dalam ketenluan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Kompsi yang menyatakan bahwa "Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas ciari .. pengaruh kekuasaan manapun-" . r"'lrpeo,lensi K-PK- clapat pula dilihat dalam ketentuan Pasal 20 ayat {1) unciang-Unciang Nomor 30 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa: "Komisi Pemberantasan Korupsi bertanggung jawab kepada pubiik aras pcraksanaan ruga:: .. lrln rnenyarnpaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakvat, dan Badan Pemeriksa Keuangan.". Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mzrnaDu!1 ".
Berdasarkan alasan-alasan di atas, pemohon judicial review memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk tidak memalorai lain bunyi Penjelasan Pasal 79 ayat (3) llndang-Undang Nomor 17 Tahun 2014, Pemohon juga memohon kepada Mahkamah Konstilusi untuk mengabulkan seluruh permohonan Pemohon, sehingga hak angkel menurut Pasal 79 a-v''a1 (3) Undang-Undang Nomor l7 Tahun 2014 hanva terbatas pada lingkup eksekutif. 34;nirket lerhadap KPK hanya terbatas pada hal-hal yang herkaitan dencan pelaksanaan tugas dan kewenangan KPK selain pelaksanaan tugas dan kewenangan yang berkaitan dengan tuga-s dan kewenangan yudisialnya (penyelidikan. penyidikan. dan penuntutan).
Model ldeal Penggunaan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk Mewujudkan
Ketenfuan mengenai hak angket saat ini diatur lebih lanjut di dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusvawaratan Rakvat. Penggunaan hak angket DPR saat ini sering memunculkan persoalan baru dan sering memancing perdebatan dari aspek hukum tata negara. Awal mula munculnya hak angket adalah ketika diselenggarakan rapat dengfi pendapat antara Komisi Hukum DPR dengan KPK tanggal.
Penggunaan hak angket DPR kepada Pemerintah sebenarnva merupakan perwujudan prinsip check and balances dalam hukum tata negara. Drwan Perwakilan Ra.kyat Daerah.ielas hahwa yang dapat menjadi ot'jek hak- angket DPF. Berdasarkan ketentuan pasal 79 ayat (3) Undang-Undang Nornor 17 Tahun 2014 tersebi.rt jelas hahwa lembaga penegak undang-undang tidak bisa diselidiki oleh DPR melalui hak angket.
Hak anpk", DPR juga dikenal di dalam Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang menggantikan (-onstitus RIS menyatak-an t'ahwa L)ewan Perwakilan R-akva, mempunyai hak menyelidiki (enquete) menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan . tundang-undane.. ekanisme penggunaan Hak Angket sehagaimana diatrrr tli dalam I indan.,- Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Usul hak angket diumumkan oleh pimoinan Dewan Peru'akilan Rakvat dalam rapar 1'aripnma Dewan Perwakilan Eakvat dan diha<:ikan ksfa(la semla anqqota. Badan Musyawarah membahas dan menjadwalkan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakvat atas usul hak ansket dan dapat memberikan kesempatan kepada pengusul trntuk memberikan penjelasan atas usul hak angket secar-a ringkas-.
Dalam hal lerjadi p€ngunduran diri penanda tangan usul hak angket sebelum dan pada saal rapat paripuma yang telah dijadwalkan oleh Badan Musvawarah. Kepada DPR agar dalam menggunakan hak angket sesuai dengan amanat undang- undang. dan tidak memperluas kewenangannya untuk menggunakan hak angketnya kcpada lembaga negara di luar ranah eksekutit'.