• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG SKRIPSI"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA

DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG

SKRIPSI

Oleh:

Mohammad Oktavian Naufal NIM: T20181258

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NOVEMBER 2022

(2)

i

PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA

DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Mohammad Oktavian Naufal NIM: T20181258

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

NOVEMBER 2022

(3)

ii

PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA

DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Mohammad Oktavian Naufal NIM: T20181258

Dosen Pembimbing:

Alfisyah Nurhayanti, S.Ag, M.Si NIP. 197708162006042002

(4)

iii

PERAN MAJELIS TAKLIM DAN SHOLAWAT AL-FATAH DALAM MEMBENTUK AKHLAK REMAJA

DI KELURAHAN DITOTRUNAN LUMAJANG

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Jum’at

Tanggal : 18 November 2022 Tim Penguji,

Ketua Penguji Sekretaris

Dr. H. Moh. Anwar, M.Pd Dani Hermawan, M.Pd NIP. 196802251987031002 NIP. 198901292019031009

Anggota:

1. Dr. H. Mursalim, M.Ag ( )

2. Alfisyah Nurhayanti, S.Ag, M.Si ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I NIP. 196405111999032001

(5)

iv

MOTTO

ْيبَِأ ْنَع َمَِّتَُيلِ ُتْثيعُب اََّنَّيإ :َمَّلَسَو يهْيَلَع ُللها ىَّلَص يللها ُلْوُسَر َلاَق َلاَق ُهْنَع ُللها َييضَر َةَرْ يَرُه

يق َلَْخَْلِا َميراَكَم (

يقهيبلاو مكالحاو دحمأ هاور )

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus Allâh SWT untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”, (HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)1

1 Imam Bukhari, Shahih Adabul Mufrad (Himpunan Hadis Shahih seputar Adab Seorang Muslim), terj. Abu Ahsan (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), 124.

(6)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya tercinta bapak Sugianto dan Ibu Esa Bety Maria yang telah memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, sekaligus menjadi motivator terbesar saya dalam perjuangan menempuh pendidikan S1. Semoga Allah membalas kebaikan kedua orang tua saya dan menempatkan di surga Firdaus- Nya kelak, Aamiin.

2. Adik saya Adilah Cahyaning Tyas dan Filia Rima Alifia yang telah memberikan semangat dan motivasi selama menempuh pendidikan S1.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun skripsi ini.

4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan arahan dan masukan kepada kami.

5. Alfisyah Nurhayanti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing proses penyusunan skripsi ini.

(8)

vii

6. Segenap Dosen dan seluruh Civitas Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan pelayanan dengan baik secara administrasi.

7. Ketua Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah yang telah memberikan izin kepada penulis, sekaligus membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

8. Pengurus Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah di Kecamatan Lumajang, Remaja, dan Masyarakat sekitar yang telah banyak membantu kelancaran selama penelitian.

9. Kepada penulis yang telah senantiasa berusaha memberikan yang terbaik dalam melaksanakan penelitian skripsi ini hingga selesai.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun kesempurnaan bukanlah milik manusia, melainkan milik Allah SWT semata. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Jember, 18 November 2022

Mohammad Oktavian Naufal T20181258

(9)

viii

ABSTRAK

Mohammad Oktavian Naufal, 2022: Peran Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah Dalam Membentuk Akhlak Remaja Di Kelurahan Ditotrunan Lumajang

Kata kunci: Majelis Taklim dan Sholawat, Akhlak, Remaja.

Fase remaja merupakan fase dimana mereka masih mencari jati diri mereka dengan cara mengeksplor rasa keingintahuannya. Salah satu dampak yang terjadi jika mereka gagal adalah terjadinya penurunan akhlak pada remaja, seperti yang terjadi di Kelurahan Ditotrunan Lumajang. banyak remaja yang mengalami kemunduran akhlak disebabkan terpengaruh kecanggihan teknologi dan lingkungan yang buruk seperti kecanduan game online, nongkrong di tepi jalan, bahkan sampai melakukan perbuatan yg dilarang oleh agama seperti minum- minuman keras dan pergaulan bebas. Hal ini tentu akan berdampak pada perkembangan mentalitas dan perilaku remaja kedepannya yang menyebabkan hubungan sosial mereka menjadi tidak terkondisikan. Menanggapi hal tersebut keberadaan majelis taklim dan sholawat mengupayakan untuk memberikan pengetahuan dasar dan wawasan mengenai Islam, serta pembentukan akhlak para remaja melalui kegiatan-kegiatan positif yang ada dengan harapan agar mereka dapat memahami dan mengamalkan sesuai tuntunan ajaran Islam.

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah? 2) Bagaimana peran majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang?. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kegiatan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah. 2) Untuk mendeskripsikan peran majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk menguji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Kesimpulan dalam penelitian: 1) Pelaksanaan kegiatan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah: a) Pembacaan Ratib Al-Haddad, b) Pembacaan kitab maulid Simthu ad-Durar dan Sholawatan bersama, c) Ceramah agama. 2) Peran majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kecamatan Lumajang: a) Melalui keteladanan dengan saling meniru dan mencontoh pengucapan dan perbuatan yang baik antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, b) Melalui pembiasaan yang dilakukan dengan membiasakan para remaja agar melakukan hal-hal yang baik atau positif dalam kehidupan sehari- hari, c) Melalui nasihat yang dilakukan dengan cara bercerita atau perumpamaan, dan disampaikan secara langsung dengan diberikan motivasi agar menumbuhkan kesadaran dalam diri mereka untuk merubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang lebih baik.

(10)

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Penelitian terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 19

1. Majelis Taklim dan Sholawat ... 19

(11)

x

2. Akhlak dan Ruang Lingkup... 25

3. Pembentukan Akhlak Remaja ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 44

B. Lokasi penelitian ... 45

C. Subjek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Analisis Data ... 49

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahapan Penelitian ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 54

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 54

B. Penyajian Data dan Analisis... 62

C. Pembahasan Temuan ... 90

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

4.1 Gambar Kitab Ratib Al Haddad ... 67 4.2 Gambar Kitab Maulid Simthu ad-Durar ... 67 4.3 Salah satu qosidah sholawat yang ada di majelis taklim dan

sholawat Al-Fatah Lumajang ... 72 4.4 Gambar Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim ... 74 4.5 Gambar Ceramah oleh Al Habib Muhdor bin Sholeh Al Hamid

di Kelurahan Ditotrunan Lumajang ... 76 4.6 Gambar Kegiatan Pembiasaan Untuk Membentuk Akhlak

Remaja Melalui Kegiatan Positif Dengan Menghadiri Dan Mengikuti Kegiatan Majelis Taklim Dan Sholawat Al-Fatah

Cabang Lumajang ... 85 4.7 Gambar Kegiatan Pembiasaan Untuk Membentuk Akhlak

Remaja Melalui Kegiatan Positif Dengan Latihan Hadroh Secara

Bersama-sama ... 85 4.8 Gambar Kegiatan Pembiasaan Untuk Membentuk Akhlak

Remaja Melalui Kegiatan Positif Dengan Menghadiri dan Mengikuti Kegiatan Rutin Satu Bulan Sekali Bersama Para

Remaja dan Masyarakat Sekitar ... 86 4.9 Gambar Kegiatan Evaluasi dan Pemberian Nasihat Kepada Para

Remaja Yang Dilakukan Oleh Pengurus Hadroh Al-Fatah

Lumajang... 90

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Majelis taklim merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat non formal di bidang keagamaan yang diharapkan dapat menjalankan fungsinya dalam mengembangkan sistem nilai dan norma yang dimiliki Islam.2 Senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia, meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan, serta memberantas kebodohan umat Islam agar memperoleh kehidupan yang bahagia, sejahtera dan di ridhai oleh Allah SWT.

Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2019 yang mengacu pada Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa: “Majelis taklim adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam non formal sebagai sarana dakwah Islam”.3 Peraturan tersebut menjelaskan bahwa majelis taklim merupakan sebuah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang bersifat non formal dan mempunyai tugas untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam, serta sebagai penambah atau pelengkap pendidikan sepanjang hayat.

Majelis taklim memiliki peranan penting dalam membina dan menanamkan nilai-nilai keagamaan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, hal

2 Maesaroh Lubis, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Tasikmalaya: EDU PUBLISHER, 2018), 98.

3 Kementrian Agama Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim, pasal 1 ayat (1).

(15)

yang tak kalah penting dalam majelis taklim ini yaitu tentang pendidikan akhlak terutama di kalangan remaja. Karena melihat para remaja di zaman sekarang sangat rentang dengan akhlak yang buruk dan pergaulan bebas, maka dari itu pendidikan akhlak sangat-sangat dibutuhkan oleh para remaja.

Memang, mereka sudah mendapat pendidikan akhlak di sekolah, tetapi itu dirasa sangat kurang karena di lembaga pendidikan seperti sekolah tidak terlalu fokus pada akhlak saja, masih banyak yang perlu diperhatikan sehingga pendidikan akhlak di sekolah dirasa kurang bagi para remaja. Maka dari itu, para remaja membutuhkan suntikan moral berupa pendidikan akhlak yang diperoleh dari luar sekolah.

Akhlak adalah salah satu aspek yang menjadi perhatian khusus, mengingat akhlak merupakan aspek terpenting dalam kehidupan. Dalam pembinaan akhlak maupun mentalitas, mengajarkan kita cara berperilaku dalam lingkup kecil seperti keluarga maupun masyarakat di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu, peran pendidikan akhlak dapat memberikan stimulus-stimulus yang dapat membentuk karakter seseorang itu menjadi baik melalui kegiatan yang positif.

Dalam kehidupan sehari-hari perlu untuk mempunyai bekal dalam sikap maupun moralitas kita dalam bersosialisasi. Sebab, seseorang yang berakhlak baik bisa menjadi individu yang mampu melaksanakan kewajiban dan pekerjaan dengan baik, sehingga ia dapat hidup dengan bahagia.

Sebaliknya, apabila seseorang tidak mempunyai akhlak yang baik maka dapat dikatakan orang tersebut tidak baik. Diantara peran Nabi diutus adalah untuk

(16)

memperbaiki akhlak manusia agar dapat berakhlak dengan baik yaitu akhlak kepada Allah Swt, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam (lingkungan).

Selain itu, penyempurnaan akhlak yang dibawa oleh Rasulullah Saw tidak hanya untuk kalangan muslim saja, melainkan akhlak kepada seluruh manusia yang ada di muka bumi. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad Saw, sebagai berikut:

َأ ْنَع َمَِّتَُيلِ ُتْثيعُب اََّنَّيإ :َمَّلَسَو يهْيَلَع ُللها ىَّلَص يللها ُلْوُسَر َلاَق َلاَق ُهْنَع ُللها َييضَر َةَرْ يَرُه ْيبِ

يق َلَْخَْلِا َميراَكَم (

يقهيبلاو مكالحاو دحمأ هاور )

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)4 Dari hasil observarsi di lapangan, kegiatan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah merupakan proses pendidikan non formal yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para jama’ah khususnya para remaja mampu untuk menerapkan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari, karena melihat kondisi di lapangan banyak sekali para remaja yang saat ini mengalami kemunduran akhlak disebabkan terpengaruh oleh adanya teknologi yang canggih dan lingkungan yang buruk seperti kecanduan game online, nongkrong di tepi jalan, bahkan sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, di Lumajang banyak ditemukan para pengedar narkoba yang dilakukan oleh kalangan anak muda seperti yang dijelaskan oleh Kapolres

4 Imam Bukhari, Shahih Adabul Mufrad (Himpunan Hadis Shahih seputar Adab Seorang Muslim), terj. Abu Ahsan (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), 124.

(17)

AKBP Dewa Putu Eka Darmawan yang menyatakan bahwa “pengungkapan penyalahgunaan narkoba ini selama operasi didominasi oleh kalangan anak muda dengan usia mulai 20 tahun dan tentu hal ini harus dihentikan mengingat narkoba ini merusak generasi bangsa dan dampaknya bisa memicu tindak pidana lainnya”.5 Hal ini jika terus berlanjut tentu akan berdampak pada perkembangan mentalitas dan perilaku remaja kedepannya dimana pada fase remaja mereka masih mencari jati diri mereka yang sesungguhnya dan hubungan sosial remaja menjadi tidak terkondisikan.

Menanggapi hal tersebut maka keberadaan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam hal ini berupaya untuk memberikan pengetahuan dasar dan wawasan mengenai Islam, serta membina akhlak para remaja melalui beberapa kegiatan kajian-kajian seperti masalah ibadah, fiqh, aqidah, dan akhlak yang diberikan oleh Habaib / ustadz pada saat ceramah. Selain itu, cara lain yang dilakukan untuk membentuk akhlak remaja yaitu mengajak para remaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif yang ada di majelis taklim dan sholawat Al-Fatah seperti melakukan bakti sosial, menghadiri kegiatan sholawatan, menghadiri kegiatan rutinan majelis khusus para remaja yang diadakan satu bulan sekali dan membuka perekrutan bagi para remaja yang ingin bergabung di grup hadroh Al-Fatah. Hal itu semua dilakukan dengan tujuan agar mereka dapat mengalihkan kegiatan kurang baik menjadi kegiatan berbasis keagamaan.

5 “Pelaku Pengedar Narkoba di Lumajang Didominasi oleh Anak Muda,”

Lumajangsatu.com, September 28, 2022, https://m.lumajangsatu.com/baca/pelaku-pengedar- narkoba-di-lumajang-didominasi-oleh-anak-muda-

(18)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui seberapa besar peran Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah dalam pembentukan akhlak pada kalangan remaja. Oleh karena itu, penulis memberikan judul penelitian pada skripsi ini yang berjudul “Peran Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah Dalam Membentuk Akhlak Remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi untuk memberikan batasan yang jelas tentang masalah yang akan diteliti, sebelum melakukkan penelitian, penulis menetapkan fokus penelitian terlebih dahulu supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian yang akan diteliti. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti yang berkenaan dengan akhlak remaja, adapun penelitian ini memfokuskan pada beberapa hal, sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah di Kelurahan Ditotrunan Lumajang?

2. Bagaimana peranan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berfungsi untuk menjawab permasalahan penelitian yang didapat dari fokus penelitian. Dalam penelitian ini, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(19)

1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan majelis taklim dan sholawat Al- Fatah di Kelurahan Ditotrunan Lumajang.

2. Mendeskripsikan peranan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berisi tentang kontribusi yang akan diberikan setelah melakukan penelitian. Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pembentukan akhlak bagi remaja dalam kehidupan mendatang, serta memberikan gambaran dan informasi tentang peran Majelis Taklim dan Sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan menambah wawasan ke ilmuan tentang materi yang diteliti dalam hal ini ialah terkait peran majelis ta’lim dan sholawat dalam pembentukan akhlak di kalangan remaja.

b. Bagi lembaga yang di teliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang nyata mengenai perannya terhadap pembinaan dan pembentukan akhlak, serta menjadi filter dalam mencegah terjadinya kenakalan dan

(20)

hal-hal negatif di kalangan remaja khususnya di daerah Kelurahan Ditotrunan Lumajang.

c. Bagi UIN KHAS Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan rujukan bagi mahasiswa lain yang ingin melaksanakan penelitian dengan tema yang sama dan juga diharapkan dapat dijadikan wawasan baru dalam dunia pendidikan.

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai perkembangan majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dan dapat turut ikut andil dalam kontribusi untuk membina dan membentuk akhlak di kalangan remaja terkhusus di wilayah Kelurahan Ditotrunan Lumajang.

E. Definisi Istilah

Defnisi istilah merupakan isi tentang pengertian-pengertian penting yang menjadi titik perhatian peneliti yang tertera pada judul penelitian. Tujuan dari definisi istilah ini adalah agar tidak muncul kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.6

Adapun definisi istilah yang ditegaskan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

6 IAIN Jember, karya ilmiah, 45

(21)

1. Peran Majelis Taklim dan Sholawat

Majelis taklim merupakan sarana dakwah dan tabligh yang bercorak Islami dan berperan sentral dalam pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntunan ajaran agama dengan tujuan untuk menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati, memahami, dan mengamalkan ajaran agamanya yang konstekstual kepada lingkungan hidup, sosial budaya, dan alam sekitar mereka, sehingga menjadikan umat Islam sebagai ummaatan wasathan yang meneladani kelompok lain.7 Sedangkan, sholawat merupakan sebuah sarana untuk menambah iman kita kepada Allah Swt dan cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw. serta untuk mengetahui tentang sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw agar manusia mengamalkan apa yang telah Nabi ajarkan kepada hambanya untuk berbuat baik kepada sesama dan sebagainya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peranan majelis taklim dan sholawat ini dapat membantu masyarakat serta para remaja pada khususnya untuk membentuk peradaban yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dengan dilandasi pribadi akhlak yang mulia.

2. Akhlak Remaja

Peran remaja dalam Islam amat strategis, karena remaja merupakan aset bangsa dan penerus syiarnya ajaran agama Islam serta penentu perjalanan bangsa di masa mendatang. Dalam akselerasinya, generasi muda memiliki kelebihan dalam pemikiran, daya kritis, kematangan

7 Maesaroh Lubis, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Tasikmalaya: EDU PUBLISHER, 2018), 103

(22)

berorganisasi dengan bingkai idealismenya, dan remaja juga motor penggerak utama akan perubahan. Dengan bekal kemampuan tersebut, sudah sepatutnya peran remaja harus dibalut dengan kepribadian berakhlak mulia yang senantiasa meneladani Rasulullah, karena nilai-nilai akhlak yang baik harus tetap diwujudkan dan ditegakkan agar mereka bisa menjadi teladan bagi masyarakat dan generasi berikutnya.

Dari beberapa definisi di atas, menurut peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa peran majelis taklim dan sholawat dalam membentuk akhlak remaja ini merupakan salah satu jalan yang terbaik. Hal ini dikarenakan dalam majelis taklim dan sholawat selain diajarkan tentang dasar- dasar ilmu agama tentang tauhid, aqidah, sejarah, terutama akhlak, mereka juga diajarkan untuk bersholawat dan cinta kepada Rasulullah Saw melalui sholawatan dengan syair-syair qosidah yang dibawakan saat majelis berlangsung. Dan perlu diketahui untuk pemberian nama Al-Fatah setelah kata sholawat dalam skripsi ini yang berjudul peran majelis taklim dan sholawat Al-Fatah dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Ditotrunan Lumajang merupakan sebuah nama dari majelis itu sendiri dan bukan sebuah nama dari macam-macam jenis sholawat.

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan hasil ini akan disistematika menjadi lima bab yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebelum memasuki bab pertama akan didahului dengan judul penelitian (sampul).

(23)

Bab pertama atau pendahuluan terdiri dari konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua atau kajian pustaka terdiri dari penelitian tedahulu dan kajian teori.

Bab ketiga atau metode penelitian terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat terdiri dari penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, pembahasan temuan.

Bab kelima atau penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

(24)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti memaparkan berbagai hasil penelitian tedahulu yang berkaitan dengan penelitian, kemudian peneliti membuat ringkasan. Baik penelitian yang sudah terpublikasi ataupun penelitian yang belum terpublikasi.

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai berikut:

1. Niken Nur’azizah, Skripsi, 2021, Peranan Majelis Ta’lim dan Shalawat Syubbanul Musthofa dalam Meningkatkan Karakter Religius Remaja di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan Niken Nur’azizah yang dilakukan di Desa Sooko Kabupaten Ponorogo dapat disimpulkan bahwa peran majelis taklim dan sholawat Syubbanul Musthofa dalam meningkatkan karakter religius remaja berhasil dilakukakan, sebab para remaja yang ada disana diajak untuk selalu ikut dalam seluruh kegiatan yang ada di dalam majelis.8 Contohnya, membentuk koordinator penggerak, mengajak menghadiri majelis taklim dan terlibat pada kegiatan berbasis masjid, mengisi majelis dengan kajian kitab, tausiyah dan motivasi, berkoordinasi dengan tokoh agama dan masyarakat, serta melakukan evaluasi dan pengembangan program. Jadi dengan dilibatkannya para remaja pada semua kegiatan yang ada maka majelis

8 Niken Nur’azizah, Peran Majelis Ta’lim dan Sholawat Syubbanul Musthofa dalam Meningkatkan Karakter Religius Remaja di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo, 2021), 1

(25)

Syubbanul Musthofa mampu memperbaiki kebiasaan remaja, menambah pengetahuan keagamaan yang mengubah polah pikir dan meningkatkan ibadahnya, mencetak remaja kreatif, memperbaiki hubungan social remaja, meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an, serta memberikan ketenangan hati jama’ahnya.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Niken berfokus pada peran majelis taklim dan shalawat dalam meningkatkan karakter religius remaja, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran majelis taklim dan sholawat dalam membentuk akhlak remaja.

2. Nur Halimah Mahmudah, Skripsi, 2020, Peran Majelis Taklim Bandaralim dalam Meningkatkan Akhlak Islami Remaja.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Halimah pada majelis taklim Bandaralim dalam meningkatkan akhlak Islami remaja adalah perencanaan kegiatan dilakukan langsung oleh kepala majelis taklim Bandaralim, kajian kitab yang dilakukan bertujuan agar para remaja senantiasa semangat untuk memperdalam ilmu agama sebagai dasar dalam berperilaku yang benar dan tidak melanggar syari’at, pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh ustadzag Suswati selaku kepala dari majelis taklim Bandaralim, metode yang digunakan masih menggunakan metode tradisional yaitu halaqoh, ceramah, dan tanya jawab, serta evaluasi

(26)

kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca kitab remaja agar mereka dapat membaca kembali kitabnya, menghafal dan mengamalkannya.9

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan penelitian kualitatif dan berorientasi pada perubahan akhlak remaja.

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah berfokus pada perencanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi yang dilakukan majelis taklim Bandaralim dalam meningkatkan akhlak Islami remaja, sedangkan yang peneliti akan lakukan berfokus pada peran majelis taklim dan sholawat dalam membentuk akhlak remaja.

3. Abdi Robbihim, Skripsi, 2019, Peran Majelis Taklim An-Nur dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Lingkungan Bendega Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdi Robbihim tentang peran majelis taklim An-Nur dalam pembinaan akhlak remaja di lingkungan Bendega Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram dapat diambil kesimpulan bahwa majelis taklim An-Nur memiliki peran dalam pembinaan akhlak pada kalangan remaja yang dapat dilihat dari beberapa program kegiatan yang ada di dalamnya. Seperti, program kegiatan kajian rutin yang dilaksanakan setiap malam sabtu dan minggu setelah maghrib, program ceramah yang dilkukan pada jum’at sore setelah

9 Nur Halimah Mahmudah, Peran Majelis Taklim Bandaralim dalam Meningkatkan Akhlak Islami Remaja, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo, 2020), 1.

(27)

sholat ashar, program bakti sosial yang dilakukan pada hari minggu dengan membersihkan masjid dan program pembinaan akhlak secara khusus yang dilakukan pada malam minggu setelah shalat isya’.10

Penelitian ini membahas tentang peran majelis taklim dalam pembinaan akhlak Remaja dan faktor pendorong dan penghambat dalam pembinaan akhlak di Majelis Taklim An-Nur Lingkungan Bendega Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan penelitian kualitatif dan berorientasi pada pembinaan akhlak remaja. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Abdi berfokus pada peran majelis taklim dalam meningkatkan akhlak remaja, sedangkan yang akan peneliti lakukan berfokus pada peran majelis taklim dan sholawat dalam membentuk akhlak remaja.

4. Vendi Hardianto, Jurnal, 2019, Peran Majelis Taklim Wal Maulid Ar Ridwan Batu Dalam Membina Akhlak Remaja Di Kelurahan Ngaglik Kota Batu.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Vendi Hardianto tentang Peran Majelis Taklim Wal Maulid Ar Ridwan Batu Dalam Membina Akhlak Remaja di Kelurahan Ngaglik Kota Batu dapat diambil kesimpulan bentuk pembinaan akhlak yang dilakukan oleh majelis taklim Ar Ridwan sebagai berikut, tujuan pembinaan majelis taklim wal maulid Ar Ridwan yakni membentengi akhlak remaja agar tidak terjerumus ke

10 Abdi Robbihim, “Peran Majelis Taklim An-Nur dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Lingkungan Bendega Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela Kota Mataram”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, 2019), 1.

(28)

jurang kemaksiatan, memberikan pengaruh yang baik bagi remaja agar tidak terjadi kenakalan remaja seperti pergaulan bebas,narkoba,balap motor. Dengan memberikan pemahaman agama terhadap remaja, menambah keimanan pada remaja,serta mengenalkan sholawat kepada remaja agar didalam hatinya tertanam rasa cinta kepada Rasulullah SAW.

Memberikan materi agama seperti ilmu akidah akhlak, ilmu sosial, fiqih maupun Al Qur’an. Faktor-faktor dalam upaya pembinaan akhlak oleh majelis taklim Ar Ridwan ada faktor pendukung yakni tingginya antusiasme remaja terhadap sholawat yang diiringi hadrah. Kerjasama yang terbangun sejak awal mula berdirinya majelis, semangat mengikuti kegiatan majelis. Kemudian faktor penghambat yakni kesibukan antar crew masing-masing ada yang bekerja, sekolah maupun yang lainya.

Lingkungan bergaul yang kurang mendukung, kurangnya pemahaman tentang agama.11

Penelitian ini membahas tentang peran majelis taklim dalam pembinaan akhlak Remaja dan faktor pendorong dan penghambat dalam pembinaan akhlak di Majelis Taklim Wal Maulid Ar Ridwan Batu di Kelurahan Ngaglik Kota Batu. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan penelitian kualitatif dan berorientasi pada pembinaan akhlak remaja. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Vendi berfokus pada peran majelis taklim dalam membina akhlak remaja serta faktor pendukung dan

11 Vendi Hardianto, “Peran Majelis Taklim Wal Maulid Ar Ridwan Batu Dalam Membina Akhlak Remaja Di Kelurahan Ngaglik Kota Batu”, Jurnal Pendidikan Islam 4, No.

8 (2019): 180.

(29)

penghambat remaja dalam upaya pembinaan akhlak remaja, sedangkan yang akan peneliti lakukan berfokus pada pelaksanaan kegiatan majelis dan peran majelis taklim dan sholawat dalam membentuk akhlak remaja.

5. Asrul Ardiyan Syah, Jurnal, 2020, Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius (Studi Kasus di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno)

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Vendi Hardianto tentang Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius (Studi Kasus di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno) dapat diambil kesimpulan bahwa proses majelis dzikir Madzkhurrah dalam rangka membentuk akhlak remaja berjalan dengan baik meskipun terdapat faktor-faktor penghambat dan adapun peran majelis dzikir Madzkurrah dalam pembentukan akhlak remaja yang religius di dusun Mojodadi adalah sebagai pemantik semangat belajar agama remaja dan sebagai media pembinaan akhlak remaja.12

Penelitian ini membahas tentang peranan majelis dzikir Madzukhurrah dalam pembentukan akhlak remaja dan faktor-faktor pendukung serta penghambat dalam pembentukan akhlak remaja di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan berorientasi pada pembentukan akhlak remaja. Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian, dimana penelitian yang dilakukan oleh Asrul

12 Asrul Ardiyan Syah, “Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius (studi Kasus Di Dusun Mojodadi Desa Selorejp Kecamatan Mojowarno)”, Journal of Education and Management Studies 3, No. 6 (Desember 2020): 47.

(30)

menggunakan jenis penelitian studi kasus, sedangkan yang akan peneliti lakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama, Tahun dan Judul Persamaan Perbedaan 1. Niken Nur’azizah, Skripsi,

2021, Peranan Majelis Ta’lim dan Shalawat Syubbanul Musthofa dalam Meningkatkan Karakter Religius Remaja di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo

a. Penulis sama- sama

mengangkat peran majelis taklim dan sholawat dalam memperbaiki akhlak remaja b. Menggunakan

metode penelitian kualitatif

a. Jenis penelitian yang digunakan studi kasus b. Fokus pada karakter

religius remaja c. Lokasi penelitian

2. Nur Halimah Mahmudah, Skripsi, 2020, Peran Majelis Taklim Bandaralim dalam Meningkatkan Akhlak Islami Remaja.

a. Penulis sama- sama

menggunakan metode penelitian kualitatif

b. Jenis penelitian deskriptif kualitatif

a. Fokus pada

perencanaan kegiatan, proses pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi yang dilakukan majelis taklim Bandaralim dalam meningkatkan akhlak Islami remaja

3. Abdi Robbihim, Skripsi, 2019, Peran Majelis Taklim An-Nur dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Lingkungan Bendega

Tanjung Karang

Kecamatan Sekarbela Kota Mataram

a. Penulis sama- sama

mengangkat peran majelis dalam

memperbaiki akhlak remaja b. Menggunakan

metode penelitian kualitatif

a. Jenis penelitian studi kasus

b. Lokasi penelitian

(31)

No. Nama, Tahun dan Judul Persamaan Perbedaan 4. Vandi Herdianto, Jurnal

Pendidikan Islam, 2019, Peran Majelis Taklim Wal Maulid Ar Ridwan Batu Dalam Membina Akhlak Remaja Di Kelurahan Ngaglik Kota Batu

a. Penulis sama- sama

mengangkat peran majelis dalam

memperbaiki akhlak remaja b. Menggunakan

metode penelitian kualitatif

a. Fokus pada peran majelis dan faktor pendukung serta penghambat dalam upaya pembinaan akhlak remaja

b. Lokasi penelitian

5. Asrul Ardiyan Syah, Journal of Education and Management Studies, 2020, Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja yang Religius (Studi Kasus Di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno)

a. Penulis sama- sama

mengangkat peran majelis dalam

memperbaiki akhlak remaja b. Menggunakan

metode penelitian kualitatif

a. Jenis penelitian studi kasus

b. Lokasi Penelitian

Berdasarkan dari penelitian terdahulu yang sudah diteliti sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan. Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terdapat pada fokus penelitian, lokasi penelitian dan tahun penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terdapat pada metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dan bertujuan memperbaiki akhlak para remaja.

(32)

B. Kajian Teori

1. Majelis Taklim dan Sholawat

a. Pengertian Majelis Taklim dan Sholawat

Secara bahasa kata majelis taklim berasal dari bahasa Arab yakni majlis dan taklim. Kata majlis berarti tempat duduk atau rapat.

Sedangkan taklim berarti mengajar atau melatih. Dari beberapa arti tersebut maka dapat disimpulkan bahwa majelis taklim berarti tempat mengajar, tempat mendidik, tempat melatih atau tempat belajar, tempat berlatih dan tempat menuntut ilmu.13

Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, majelis taklim juga bisa diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan, pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jama’ah dan masyarakat sekitarnya.

Sholawat secara istilah berarti rahmat yang sempurna, kesempurnaan atas rahmat bagi kekasihnya. Disebut rahmat yang sempurna karena tidak diciptakan sholawat kecuali hanya kepada Nabi Muhammad Saw. Sholawat juga sebuah sarana untuk menambah iman kita kepada Allah SWT dan cinta kepada Nabi Muhammad Saw, serta mengetahui tentang sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw agar

13 Rizal DJ. Kasim, Majelis Taklim dan Masyarakat Multikultural (Tinjauan Fungsi dan Bentuk Kegiatan Majelis Taklim Pada Masyarakat Multikultural Di Kota Manado), (Jurnal Syntax Transformation, Vol. 2, No. 3, 2021), 400

(33)

manusia mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh Nabi kepada umatnya untuk berbuat baik kepada sesama muslim dan selainnya.14

Selain itu, sholawat juga sebagai pengantar dikabulkannya do’a. Mereka yang sudah memiliki mahabbah kepada Rasulullah akan senantiasa merasa lebih dekat dengan beliau, sehingga secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-harinya tak lepas dari bentuk kepribadian Rasulullah Saw.15 Dengan adanya sholawat dalam suatu majelis maka akan membuat suasana yang ada menjadi lebih ceria, menyenangkan, optimis, dan selalu mengungkapkan rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah melalui lantunan syair (lirik lagu) yang biasanya diiringi oleh musik yang ceria dan energik. Terkadang lirik yang digunakan bersifat sederhana dan populer di kalangan masyarakat.

Majelis sholawat tergolong dalam gerakan spiritual di era global dan modern ini. Sebab, dari majelis sholawat ini dapat menarik jama’ahnya dengan mempengaruhi aspek psikologisnya dan berbeda dengan hiburan populer lainnya.

Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa majelis taklim dan sholawat adalah tempat perkumpulan orang-orang untuk menuntut ilmu agama Islam dan perkumpulan orang-orang yang bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw dengan tujuan untuk mencari ilmu dan rahmat dari Allah SWT,

14 Muadilah Hs. Bunganegara, “Pemaknaan Sholawat: Pandangan Majelis Dzikir Haqqul Yaqin”, Jurnal Tahdis 9, no. 2 (2018), 185.

15 Ummu Faizah, “Kontribusi Majelis Shalawat al-Wasilaa Dalam Merubah Kepribadian Pemuda di Desa Dukuh Mencek Sukorambi Jember”, (Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2018), 45

(34)

serta syafa’at Nabi Muhammad Saw. Di samping itu, dengan dikolaborasinya majelis taklim dan sholawat semakin menambah nilai lebih dalam suatu majelis.

b. Tujuan dan Fungsi Majelis Taklim dan Sholawat

Mengenai tujuan majelis taklim, Tuti Alawiyah merumuskan bahwa tujuan majelis taklim yaitu:

1) Berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar dengan tujuan untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang mendorong pengalaman ajaran agama serta pegamalan akan ilmu yang dipelajarinya.

2) Berfungsi sebagai wadah berkegiatan, kreatifitas atau mewujudkan minat sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jama’ahnya.

3) Berfungsi sebagai jaringan komunikasi atau tempat kontak sosial dengan tujuan untuk menyambung silaturahmi dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.16

Selain itu, majelis taklim juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Sebagai lembaga pendidikan non formal Islam berupa pengajian 2) Sebagai majelis pemakmuran rumah ibadah

3) Sebagai majelis pembinaan aqidah, ibadah, dan akhlak sebagai tempat peningkatan wawasan perjuangan Islam

16 Iwan Ridwan, Istinganatul Ulwiyah, Sejarah dan Kontribusi Majelis Taklim Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia, (Jurnal Pendidikan Karakter

“JAWARA” (JPKL), Vol. 6, No. 1, 2020), 23.

(35)

4) Sebagai organisasi untuk meningkatkan pengelolahan amaliah berupa zakat, infaq, dan shadaqah17

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa majelis taklim memiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena mampu memberikan suatu motivasi, inspirasi kepada para anggota dan dalam kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamnya mengenai sholawatan.

c. Peranan Majelis Taklim dan Sholawat

Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat Islam itu sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan umat manusia.

Pertumbuhan majelis taklim di kalangan masyarakat menunjukkan bahwa kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat terkait dengan pendidikan agama meningkat karena dalam pendidikan agama itu bisa membantu mereka dalam memecahkan masalah-masalah menuju kehidupan yang lebih bahagia.

Peranan majelis taklim dalam masyarakat adalah untuk mengokohkan landasan hidup manusia dalam bidang mental spiritual keagamaan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Tentunya keberadaan majelis taklim dalam masyarakat telah membawa banyak manfaat dan kemaslahatan bagi umat, apalagi bagi mereka yang menjadi anggota dan jama’ahnya. Hal

17 Muhamad Arif Musthofa, Majelis Taklim Sebagai Alternatif Pusat Pendidikan Islam, (Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, Vol. 1, No. 01, 2016), 3.

(36)

ini tentu erat kaitannya dengan kegiatan dengan lembaga dakwah tersebut dalam masyarakat.

Majelis taklim mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, yaitu:

1) Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

2) Taman rekreasi rohaniyah karena penyelenggaraannya bersifat santai

3) Wadah silaturahmi yang menghidupkan syiar Islam

4) Media penyampaian gagasan yang sangat bermanfaat bagi pembangunan umat Islam.18

Peranan majelis taklim selama ini tidaklah terbatas hanya untuk kepentingan jamaah majelis taklim saja, melainkan juga untuk masyarakat sekitar pada umumnya dan lebih khususnya kepada para remaja. Selain itu, untuk meningkatkan motivasi para remaja dalam mengikuti majelis taklim, maka banyak kalangan majelis taklim yang ada, terutama pada zaman sekarang ditambah dengan diadakannya sholawatan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan taklim.

Dengan adanya sholawatan di dalam majelis taklim maka para pemuda saat ini banyak sekali yang ikut untuk mengikuti kegiatan majelis taklim yang ada. Karena, selain berperan penting dalam

18 Iwan Ridwan, Istinganatul Ulwiyah, Sejarah dan Kontribusi Majelis Taklim Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia, (Jurnal Pendidikan Karakter

“JAWARA” (JPKL), Vol. 6, No. 1, 2020), 26

(37)

menarik minat para pemuda dalam mengikuti kegiatan majelis taklim, sholawatan juga menjadi media untuk para jamaah khususnya para pemuda untuk bisa lebih dekat atau cinta kepada Rasulullah SAW melalui syair-syair yang dibawakan dalam sholawatan tersebut.

Secara strategis keberadaan majelis taklim dan sholawat ini menjadi sarana dakwah dan tabligh yang bercorak Islami yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.19 Selain itu, dengan adanya majelis taklim dan sholawat ini guna untuk menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya yang bersifat kontekstual kepada lingkungan sosial budaya dan alam sekitar mereka, sehingga dapat menjadikan umat Islam sebagai Ummatan Washatan yang meneladani kelompok lain.

Jadi, peranan secara fungsional majelis taklim dan sholawat ini adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup secara integral, lahiriyah dan bathiniyah, duniawiyah dan ukhrowiyah secara bersamaam sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan dalam segala bidang kegiatannya.

19 Zaini Dahlan, Peran dan Kedudukan Majelis Taklim di Indonesia, (Al-Fatih: Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol. 2, No. 2, 2019), 267

(38)

2. Akhlak dan Ruang Lingkup a. Pengertian Akhlak

Akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku, perangai atau tabiat, sedangkan menurut istilah akhlak adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk, mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.20

Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang dan bersatu dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk (mazmummah). Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik maka disebut akhlak yang baik (mahmudah).

Islam sendiri sangat mementingkan akan akhlak, karena dengan akhlak manusia dapat melakukan sesuatu tanpa menyakiti atau menzalimi orang lain dalam setiap tindakan kita selama bergaul dengan manusia dan mahluk Allah yang lain.21 Menurut Imam Al- Ghazali yang dikenal dengan hujjatul Islam (pembela Islam) beliau menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah dilakukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.22 Sedangkan dalam buku Al-Islam, secara terminologi akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terbaik

20 Buana Sari dan Santi Eka Ambrayani, Pembinaan Akhlak Pada Anak Remaja, (Surakarta: Guepedia, 2021), 11.

21 Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), 8.

22 Sari dan Ambrayani, 12.

(39)

dan tercela, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan manusia itu sendiri secara lahir dan bathin.23

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas baik dalam kata-kata maupun perbuatan dan apabila yang tampak itu perbuatan yang baik maka dapat dikatakan akhlaknya baik, namun jika yang ditampakkan perbuatan buruk maka dapat dikatakan akhlaknya buruk. Selain itu, akhlak juga bertujuan untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan terhadap sesama manusia, terhadap binatang, terhadap flora dan fauna.

b. Kedudukan Akhlak

Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting yaitu sebagai salah satu rukun agama, karena dapat dilihat bahwa salah satu sumber akhlak adalah wahyu.24 Akhlak memberikan manusia peran yang sangat baik dalam kehidupan, baik yang bersifat individu atau kelompok (bersama-sama).

c. Ciri-ciri Akhlak Islam

Akhlak merupakan salah satu aspek penting dalam Islam. Tentu akhlak memiliki beberapa ciri di dalamnya, yaitu:

1) Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk

23 Sari dan Ambrayani, 12.

24 Sari dan Ambrayani, Pembinaan Akhlak, 14

(40)

2) Menjadi sumber moral antara ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits yang shahih.

3) Bersifat umum dan komprehensif yang dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia dimana pun dan kapan pun mereka berada, serta dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun.

4) Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang baik dan muliaserta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia.25

d. Ruang Lingkup Akhlak

Dalam pembahasan ilmu akhlak, bahwa ruang lingkup akhlak atau objek kajian akhlak adalah berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Adapun ruang lingkup dalam akhlak ada dua macam, yaitu:

1) Akhlak terhadap Allah SWT

Lingkup akhlak terhadap Allah SWT antara lain:

a) Beribadah kepada Allah SWT

Hubungan manusia dengan Allah SWT diwujudkan dengan memenuhi kewajibannya yaitu beribadah kepada Allah SWT seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

25 Sari dan Ambrayani, 17-18.

(41)

b) Mencintai Allah SWT di atas segalanya.

Mencintai Allah SWT melebihi cintanya kepada siapa saja dengan jalan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya.

c) Berdzikir kepada Allah SWT

Berdzikir yaitu mengingat Allah SWT dalam berbagai situasi (lapang, sempit, senang, susah) dan itu semua merupakan salah satu wujud akhlak manusia kepada-Nya.

d) Berdoa, tawaddu’, dan tawakkal

Berdoa atau memohon kepada Allah SWT sesuai dengan hajat harus dilakukan dengan cara sebaik mungkin, penuh keikhlasan, dan keyakinan akan dikabulkannya doa itu.

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk tawaddu’ dan tawakkal kepada Allah SWT.26

2) Akhlak terhadap Mahluk

Manusia sebagai mahluk sosial tidak akan dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia perlu berinteraksi dengan sesamanya tentunya dengan akhlak yang baik. Diantara macam- macam akhlak terhadap sesama yaitu:

a) Akhlak terhadap Rasulullah SAW

Cara mewujudkan akhlak kepada Rasulullah SAW yaitu dengan mencintai beliau secara tulus dengan mengikuti sunnah-

26 Sari dan Ambrayani, Pembinaan Akhlak, 15.

(42)

sunnah yang diajarkan oleh beliau, mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, memuliakan Rasulullah SAW, dan melanjutkan misi Rasulullah SAW.

b) Akhlak terhadap orang tua

Cara mewujudkan akhlak kepada orang tua yaitu dengan mencintai mereka, menjaga tutur kata kita kepada mereka, serta melaksanakan semua perintahnya kecuali jika bertentangan dengan syari’at.

c) Akhlak terhadap masyarakat

Contoh akhlak terhadap masyarakat yaitu memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku, menaati putusan/ peraturan yang telah diambil, bermusyawarah dalam segala urusan untuk mencapai kepentingan bersama.

d) Akhlak terhadap lingkungan

Memelihara kelestarian lingkungan, memanfaatkan dan menjaga alam, terutama hewani, nabati, flora dan fauna yang ke semuanya diciptakan oleh Allah SWT untuk memenuhi kepentingan manusia dan mahluk-mahluk lainnya.27

e. Faktor Pembentuk Akhlak

Menurut Hamzah Ya’kub faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak atau moral pada prinsipnya dipengaruhi dan

27 Sari dan Ambrayani, Pembinaan Akhlak, 16.

(43)

ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern.28

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luarnya. Setiap anak yang lahir ke dunia telah memiliki naluri keagamaan yang nantinya dapat berpengaruh terhadap dirinya seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya yang turut membentuk akhlak atau moral, diantara unsur-unsur yang membentuk akhlak tersebut yaitu:

a) Instink (naluri)

Instink adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti pada seseorang, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis.29 Para ahli psikologi menerangkan berbagai naluri yang ada pada manusia sebagai pendorong tingkah lakunya seperti naluri makan, naluri berjodoh, naluri berjuang, naluri bertuhan, dan sebagainya.

b) Kebiasaan

Salah satu faktor penting dalam pembentukan akhlak adalah kebiasaan atau adat istiadat dimana kebiasaan itu

28 Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, (Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2021), 12.

29 Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 12.

(44)

merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Kebiasaan dipandang sebagai fitrah yang kedua setelah nurani, karena 99% perbuatan manusia terjadi karena kebiasaan. Misalnya, makan, minum, dll.

c) Keturunan

Warisan sifat orang tua terhadap keturunannya ada yang bersifat langsung (terhadap anaknya) dan tidak langsung (misalnya cucu). Contoh: ayahnya adalah seorang pahlawan, maka belum tentu anaknya adalah pahlawan dan bisa saja sifat itu turun kepada cucunya.

d) Keinginan/ Kemauan Keras

Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu sehingga manusia bisa berbuat dengan sungguh-sungguh.30 Dengan demikian, dari kehendak ini akan menjelma niat yang baik dan yang buruk, dan dampaknya bisa mempengaruhi perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang.

e) Hati Nurani

Hati nurani berfungsi untuk memperingati bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika seseorang terjerumus melakukan keburukan, maka bathin merasa tidak

30 Siti Rohma, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 14.

(45)

senang (menyesal). Selain itu juga mengisyaratkan untuk mencegah dari keburukan dan memberikan kekuatan mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang baik.

Oleh karena itu, hati nurani termasuk salah satu faktor yang ikut membentuk akhlak manusia.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari luar yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia diantaranya, yaitu:

a) Lingkungan

Lingkungan adalah salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau masyarakat adalah lingkungan, sebab lingkungan mampu mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku.31

b) Pengaruh Keluarga

Setelah manusia lahir maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan yaitu memberikan pengalaman kepada anaka melalui penglihatan atau pembinaan menuju terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua. Oleh karena itu, orang tua (keluarga) merupakan pusat kehidupan rohani sebagai penyebab perkenalan dengan alam

31 Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 15.

(46)

luar tentang sikap, cara berbuat, serta pemikirannya di hari kemudian.

c) Pengaruh Sekolah

Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga dimana dapat mempengaruhi akhlak anak.

Karena1 di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan. Seperti, pembentukan sikap- sikap dan kebiasaan, kecakapan-kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kawan sekelompok melaksanakan tuntunan-tuntunandan contoh yang baik, dan belajar menahan dari kepentingan orang lain.

d) Pendidikan Masyarakat

Masyarakat merupakan kumpulan individu dalam kelompok yang diikat oleh ketentuan negara, kebudayaan, dan agama. Sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Marimba bahwa,

“Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang banyak sekali dan meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan, sikap dan minat maupun kesusilaan dan keagamaan”.32

f. Tujuan dan Manfaat Akhlak

Tujuan akhlak dalam ajaran Islam agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak) atau memiliki kebiasaan yang baik dalam bersikap sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Mustafa Zahri sebagaimana

32 Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 16-17.

(47)

dikutip oleh Abudin Nata dalam buku “Akhlak Tasawuf” menjelaskan bahwa “Akhlak bertujuan untuk membersihkan qalbu (hati) dan kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat Nur (cahaya) dari Tuhan”.33

Selain itu, dapat dikemukakan bahwa fungsi dan manfaat mempelajari ilmu akhlak ini yaitu:

1) Ilmu akhlak dapat memenuhi rasa ingin tahu manusia tentang nilai- nilai kebaikan dan keburukan.

2) Ilmu akhlak dapat menjadi petunjuk atau memberi arah bagi manusia yang ingin berbuat baik.

3) Nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran akhlak dapat menjadi sugesti atau mendorong jiwa manusia untuk melakukan kebaikan.

4) Ilmu akhlak membahas tentang sifat-sifat manusia. Yang berarti jika seseorang mempelajari ilmu akhlak secara luas dan mendalam, maka dapat mencari dan menemukan cara menangkal atau meminimalisir faktor-faktor yang dapat merusak akhlak manusia.34

Selain itu, menurut Dr. Hamzah Ya’qub menyatakan bahwa hasil atau hikmah dan faedah dari mempelajari ilmu akhlak yaitu:

1) Meningkatkan derajat manusia 2) Menuntun kepada kebaikan 3) Manifestasi kesempurnaan iman

33 Asrul Ardiyan Syah, Peranan Majelis Dzikir Madzkhurrah Dalam Pembentukan Akhlak Remaja Yang Religius (Studi Kasus Di Dusun Mojodadi Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno), (Joernal of Education and Management Studies (JoEMS), Vol. 3, No. 6, 2020), 50. 34

Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 18.

(48)

4) Keutamaan di hari kiamat

5) Kebutuhan pokok dalam keluarga 6) Membina kerukunan antar tetangga

7) Untuk menyukseskan pembangunan bangsa dan negara 8) Dunia betul-betul membutuhkan akhlakul karimah.35

Dari beberapa penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat mempelajari ilmu akhlak yaitu untuk memberikan panduan atau pedoman kepada manusia dalam melakukan suatu tindakan dan menilai suatu perbuatan apakah perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk, serta sesuai dengan tuntunan konsep Islam atau tidak.

3. Pembentukan Akhlak Remaja a. Pengertian Remaja

Istilah remaja dalam bahasa Inggris dikenal dengan puberty yang berarti masa remaja/ pubertas. Puberty biasanya sering disebut sebagai masa tercapainya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologisnya. Istilah lain selain pubertas adalah adolescence yang mempunyai kesamaan arti, yakni masa remaja yang menunjukkan masa tercepat antara usia 12 sampai dengan 22 tahun dengan mengikuti urutan-urutan tertentu. Masa remaja berlangsung antara

35 Siti Rohmah, Buku Ajar Akhlak Tasawuf, 19.

(49)

umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun untuk wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.36

Remaja adalah seorang individu yang baru beranjak selangkah menuju dewasa dan baru mengenal mana yang benar dan mana yang salah, mengenal lawan jenis, memahami peran dalam dunia sosial, menerima jati diri dari apa yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT pada dirinya, dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri individu itu sendiri.37

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran.

Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tua, masyarakat bahkan sering sekali bagi polisi. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak- kanak dan masa dewasa.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Oleh karena itu, masa remaja sekarang harus lebih berfikir dewasa karena masa remaja sudah seharusnya berfikir secara stabil agar tidak terpengaruh oleh lingkungan dan teman sebayanya yang kurang baik.

36 Sari dan Ambrayani, Pembinaan Akhlak, 19.

37 Achadyah Prabawati, Remaja Yang Ideal Adalah Idola Sosialita Dambaan Orang Tua Harapan Bangsa dan Negara, (Majalah Ilmiah “Pelita Ilmu”, vol. 2, No. 1, Juni, 2019), 3.

(50)

b. Ciri-ciri Remaja

Adapun ciri-ciri perkembangan pada remaja yang meliputi beberapa aspek, yaitu:

1) Perkembangan fisik

Pada hal ini remaja mengalami perubahan pada proporsi tubuh maupun berkembangnya ciri-ciri seks sekunder dan secara biologis mulai menunjukkan tanda-tanda sebagai orang dewasa.

Itulah sebabnya dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa.38

2) Perkembangan perilaku seksual

Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual diantranya yaitu mulai dari rasa tertarik kepada lawan jenis, bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai berhubungan seks. Dalam hal ini para remaja harus mampu untuk mengendalikan diri, sebab jika tidak, maka menimbulkan masalah. Namun, permasalahan atau pelanggaran tersebut bisa dicegah dengan pendidikan seks termasuk di dalamnya mengenai tentang penidikan terkait kesehatan reproduksi.

3) Perkembangan intelektual

Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating sebagai berikut:

38 Rinda Fauzian, Pengantar Psikologi Perkembangan, (Sukabumi: CV Jejak, 2020),

Gambar

4.1  Gambar Kitab Ratib Al Haddad .......................................................
Tabel 2. 1  Penelitian Terdahulu
Gambar 4.1 Kitab Ratib Al Haddad 83
Gambar 4.3 Salah satu qosidah sholawat yang ada di  majelis taklim dan sholawat Al-Fatah Lumajang 95
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Remaja Oleh Jamaah Sholawat Al Huda 95 C.. Temuan

Namun setelah adanya pengajian rutin yang diadakan oleh Majelis Taklim Matla’ul Anwar, dan setelah mereka mengikutinya kondisi akhlak msayarakat yang tadinya suka dan

menghadiri majlis lain. 2) peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlakul karimah antara lain : dapat menggugah kesadaran akan perilaku buruk

Ada beberapa tahap dalam proses pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh majelis taklim Husnul Khotimah dalam meningkatkan pemahaman fikih wanita yakni sebagai berikut: 1 Materi