KATA PENGANTAR
Alhamdullilahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan pertolonganNya sehingga kami dapat menyelesaika proses penulisan makalah pendidikan agama islam (PAI) Kontekstual di Perguruan Tinggi Umum (PTU). Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada risalah Allah, yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah PAI Konstektual ini merupakan makalah utama bagi mahasiswa PTU yang memperogram kuliah PAI, namun demikian makalah ini juga dapat dipelajari dan dikaji oleh siapa saja yang berminat untuk mengetahui masalah-masalah ke-Islaman Konstektual dalam perspektif tasawuf yang dibutuhkan oleh masyarakat modern dewasa ini.
Makalah PAI kontekstual ini diharapkan dapat memberikan pencerahan spiritual dan intelektual kepada pembaca, khususnya mahasiswa karena kajian yang dibahas didalamnya banyak mengupas tema keislaman.
1
KATA PENGANTAR………...……….1
DAFTAR ISI………..…………2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….…3
B. Rumusan Masalah………...3
C. Tujuan………..3
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Tasawuf……….4
B. Hubungan Tasawuf dengan Etika, Moral, dan Akhlak………4
C. Peran dan Fungsi Tasawuf dalam Menggapai Kebahagiaan Batiniah……….4
D. Zuhud dan Aktualisasinya dalam Kehidupan………..5
E. Wara| dan Aktualisasinya dalam Kehidupan………6
F. Muraqabah dan Aktualisasinya dalam Kehidupan ……….7
G. Yakin dan Aktualisasinya dalam Kehidupan………...7
H. Sabar dan Aktualisasinya dalam Kehidupan………8
I. Syukur dan Aktualisasinya dalam Kehidupan……….8
J. Tawakkal dan Aktualisasinya dalam Kehidupan……….9
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………...…10
B. Saran..………...………11
C. Daftar Pustaka………...………...12
2
BAB III PENUTUP Kesimpulan
Tasawuf bukanlah suatu yang baru dalam islam.prinsip-prinsip ajaran tasawuf telah ada dalam islam semenjak Nabi Muhammad diutus mejadi Rasul,bahkan kehidupan rohani rasul dan para sahabat menjadi salah satu panutan di dalam melakukan amal-amalannya. Ini merupakan sangkalan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf merupakan produk asing yang dianut oleh umat islam. inti dari ajaran tasawuf ialah mendekat diri dengan kepada Allah dengan melalui tahap-tahapan (ajaran)Nya yaitu maqamat dan ahwal.ajaran tasawuf ini bersumber dari Al-qur’an, hadits dan perbuatan sahabat. Banyak kita temui ayat- ayat Al-qur’an yang berhubungan dengan ajaran-ajaran tasawuf. Maupun tingkatan-tingkatan yang harus ditempuh oleh seorang sufi yang kita kenal dengan nama maqamat dan ahwal.
Tujuan tertinggi dari seorang sufi adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah atau kalau bisa menunggal dengan Allah.
Zuhud dalam istilah tasawuf berarti jalan spiritual atau tahapan-tahapan spiritual (maqamat) yang harus dilalui seorang sufi. Zuhud artinya sikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia.
“Wara’ adalah meninggalkan setiap hal yang berbau syubhat dan meninggalkan apa yang tidak perlu, yaitu meniggalkan berbagai macam kesenangan.” Jadi prilaku wara’ para sufi telah mulai menghidari berbagai macam kenikmatan yang halal yang menurut pertimbangan mereka tidak penting.
Secara bahasa (lughah) kata ikhlas berasal dari bahasa Arab: khalasha, yakhlushu, khulushan, ikhlashan, yang berarti bersih, tiada tercampur, jujur, tulus, membersihkan sesuatu hingga menjadi bersih. Jadi, seseorang yang ikhlas dalam amalannya adalah seorang yang berbuat sesuatu dan tidak ada pendorong apa-apa melainkan semata-mata untuk bertaqarrub kepada Allah swt. Serta mengharapkan keridhaan-Nya saja. Keikhlasan yang demikian tidak akan tercipta melainkan dari seorang yang betul-betul cinta kepada Allah swt. Dan tidak ada tempat sedikitpun dalam hatinya untuk mencintai harta kedua.
3