MAKALAH EVALUASI DAN TEKHNIK PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA PENDIDIKAN SENI
“ANALISIS KUALITAS TES DAN BUTIRAN SOAL”
Di Susun Oleh : Kelompok 3
Muhd Zulfahmi Nasri ( 196710470 ) Rizki Gilang Ramadhan ( 216710127 )
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Tengku Ritawati, S.Sn., M.Sn
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU TA 2024/2025
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Evaluasi dan Teknik Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pendidikan Seni . Dalam makalah ini, kami akan membahas Kualitas Tes dan Butiran Soal, yang dapat digunakan untuk menilai hasil pembelajaran, dengan merujuk pada buku Evaluasi & Pembelajaran.
Buku tersebut memberikan pemahaman mendalam mengenai konsep dasar dan pentingnya Menganalisa Kualitas Tes dan Butiran Soal dalam pendidikan. Kami berusaha untuk mengembangkan pemahaman tersebut agar dapat diaplikasikan dalam konteks yang lebih praktis. Kami berharap makalah ini dapat memberi gambaran yang jelas dan berguna mengenai bagaimana cara Menganalisis Kualitas Tes dan Butiran Soal yang efektif dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun penyusunan tulisan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama dalam memahami pentingnya alat evaluasi yang tepat dalam dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pekanbaru, 12 Januari 2025
Kelompok 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Latar belakang makalah ini bertujuan untuk menganalisis materi yang terdapat dalam Buku Evaluasi Pembelajaran pada bab 12, yang membahas tentang analisis kualitas tes dan butiran soal. Evaluasi pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pendidikan, karena berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Salah satu instrumen yang paling umum digunakan dalam evaluasi adalah tes, yang bertujuan untuk menilai pemahaman dan keterampilan peserta didik.
Namun, seringkali kualitas tes yang digunakan dalam evaluasi menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki. Tes yang tidak memiliki kualitas yang baik dapat menghasilkan data yang tidak valid dan tidak reliabel, yang akhirnya dapat merugikan proses pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, analisis kualitas tes dan butiran soal menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa tes yang diberikan dapat mengukur kemampuan siswa secara akurat, adil, dan objektif.
Pada bab 12 Buku Evaluasi Pembelajaran, dibahas beberapa aspek yang berhubungan dengan kualitas tes, seperti reliabilitas, validitas, tingkat kesulitan, daya pembeda, dan efisiensi butiran soal. Analisis butiran soal bertujuan untuk mengevaluasi setiap soal agar dapat memberikan informasi yang valid mengenai kemampuan siswa dalam aspek yang diukur.
Melalui makalah ini, penulis berusaha untuk menggali lebih dalam mengenai teori dan aplikasi dalam menganalisis kualitas tes dan butiran soal, serta bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam evaluasi pembelajaran di sekolah. Diharapkan, pembahasan dalam makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas evaluasi pendidikan dan membantu pendidik dalam merancang tes yang lebih efektif dan bermakna.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis kualitas tes dalam evaluasi pembelajaran?
2. Apa saja faktor yang memengaruhi kualitas butiran soal dalam sebuah tes?
3. Bagaimana penerapan analisis kualitas tes dan butiran soal dalam konteks evaluasi pembelajaran di sekolah?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk menganalisis cara-cara yang tepat dalam menilai kualitas tes dalam evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas butiran soal dalam tes, seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda.
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai penerapan analisis kualitas tes dan butiran soal dalam merancang tes yang efektif dan objektif dalam evaluasi pembelajaran di sekolah.
BAB II ISI
A. Identifikasi Kualitas Tes dan Butiran Soal 1. Identifikasi Kualitas Tes
Tes adalah salah satu elemen penting dalam evaluasi pendidikan. Kualitas sebuah tes sangat menentukan hasil evaluasi pendidikan. Oleh karena itu sebuah tes dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik, apabila memenuhi beberapa ciri-ciri sebagai berikut;
a. Teruji Kebenarannya
Teruji kebenarannya atau yang biasa disebut valid, maknanya sebuah alat ukur evaluasi dapat dinyatakan valid, jika alat ukur itu sesuai dengan apa yang objek ukurnya. Semisal , untuk mengukur mata pelajaran Bahasa Indonesia, jadi alat ukur yang diterapkan harus cocok dengan sistem yang ada pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, jangan sampai dicampuradukkan dengan mapel yang lainnya. Begitu juga ketika menilai pengaruh metode, media, model, mimik wajah guru, dan komponen sistem pembelajaran lainnya.
b. Reliabilitas
artinya memiliki hasil yang sama dibeberapa percobaan (consistent ). Evaluasi yang reliabel memiliki hasil yang sama meskipun dalam kurun waktu yang berbeda.
Contoh:
TABEL NILAI TES
Tes evaluasi pembelajaran dikatakan memiliki objektivitas yang tinggi, apabila dalam pelaksanaan tes tersebut tidak mengandung nilai subjektif yang memengaruhinya. Hal ini terutama terjadi pada konsep skoring. Seperti halnya tes yang berbasis uraian pasti memiliki nilai objektivitas yang lebih tinggi, karena pasti jawaban antara siswa satu dan yang lain berbeda, karena
Nama
PesertaDidik Waktu Tes Nilai Tes
Pertama Nilai Tes
Pertama Nilai Tes Kedua
Fareze 7 8
Melisa 6,8 7,8
Kenzi 9 10
Fida 6 7
Ahmad 8 9
Cahyani 8,5 9,7
memang pola pikir antara satu perserta didik dan peserta didik lainnya berbeda.
c. Mudah dilaksanakan
Sebuah tes bisa disebut memiliki tingkat kemudahan yang tinggi apabila tes tersebut bersifat mudah. Dalam artian tidak boros biaya Seperti halnya; (1) mudah pelaksanaannya, (2) mudah mengevaluasinya, (3) dan disertai contoh-contoh yang jelas.
B. Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal 1. Analisis Kualitas Tes
Ada empat tahap analisis kualitas tes yakni sebagai berikut:
a. Meninjau kembali soal-soal yang telah disusun. Proses ini penting sebagai bentuk evaluasi terhadap soal yang sudah dibuat. Kadang- kadang, meskipun soal sudah disusun, masih ada kesalahan seperti tingkat kesulitan yang tidak sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini memerlukan pemeriksaan ulang untuk memastikan soal memenuhi standar yang diinginkan.
b. Analisis soal adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi dan memahami kekurangan atau kelemahan yang ada pada tes dan butiran soal. Proses ini membantu untuk mengetahui aspek mana yang perlu diperbaiki agar tes menjadi lebih efektif dalam mengukur kemampuan peserta didik.
c. Pemeriksaan validitas adalah salah satu tahapan dalam meningkatkan kualitas tes dan butiran soal. Pada tahap ini, soal harus disesuaikan dengan tujuan pembuatannya. Guru yang merancang soal perlu memahami dengan jelas tujuan soal tersebut, apakah itu untuk mengukur aspek kognitif, afektif, atau psikomotorik. Validitas memastikan soal benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
d. Pemeriksaan reliabilitas adalah tahap lain dalam meningkatkan kualitas tes dan butiran soal, yang fokus pada peningkatan daya pembeda soal.
Tes yang reliabel harus dapat membedakan kemampuan siswa dengan baik, misalnya dapat membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah, sehingga memberikan hasil yang lebih akurat dalam evaluasi.
2. Telaah Kualitas Soal
Telaah soal menjadi suatu hal yang penting, karena lewat jalut telaah butiran soal, kita dapat mengetahui seberapa besar kualitas butiran soal tersebut. Berikut langkah-langkah telaah soal;
a. Tingkat Kesukaran
Kualitas sebuah soal juga dapat dinilai dari tingkat kesukarannya.
Tingkat kesukaran soal yang terlalu tinggi akan membuat soal tersebut tidak layak untuk diujikan kepada peserta didik, karena dapat
menyebabkan peserta didik merasa putus asa dan kehilangan motivasi dalam mengerjakan soal. Sebaliknya, soal dengan tingkat kesukaran yang terlalu rendah juga tidak ideal, karena peserta didik akan dengan mudah menjawabnya, sehingga tidak dapat mengukur kemampuan mereka secara akurat.
Tingkat kesukaran yang ideal adalah tingkat kesukaran yang sedang, yakni soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Soal dengan tingkat kesukaran yang sedang dapat menantang peserta didik untuk berpikir lebih keras, namun tetap memungkinkan mereka untuk menyelesaikan soal tersebut.
Berikut adalah cara untuk menghitung tingkat kesukaran soal:
1. Menentukan jumlah peserta yang menjawab benar (B) untuk setiap soal.
2. Menentukan total jumlah peserta (N) yang mengikuti ujian.
3. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
Tingkat Kesukaran=B/N
1. B = jumlah peserta yang menjawab benar 2. N = total jumlah peserta
Jika hasilnya mendekati 1, berarti soal tersebut terlalu mudah. Jika hasilnya mendekati 0, berarti soal tersebut terlalu sulit. Sebuah soal dengan tingkat kesukaran yang baik biasanya memiliki nilai antara 0,3 hingga 0,7.
b. Daya Pembeda (Indeks Diskriminasi)
Daya pembeda, atau yang sering disebut dengan indeks diskriminasi, merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas tes dan butiran soal. Daya pembeda mengukur sejauh mana soal dapat membedakan kemampuan peserta didik, baik yang memiliki
kemampuan tinggi maupun yang memiliki kemampuan rendah. Soal yang baik harus mampu menjadi pembeda antara peserta didik yang memiliki kemampuan lebih baik (kelas cepat) dan yang memiliki kemampuan lebih rendah (kelas lambat).
Jika suatu soal memiliki daya pembeda yang tinggi, maka soal tersebut akan lebih mudah membedakan antara peserta didik yang benar- benar menguasai materi dan yang tidak. Sebaliknya, soal dengan daya pembeda yang rendah tidak efektif untuk membedakan kemampuan peserta didik, karena banyak peserta didik, baik yang berkemampuan tinggi maupun rendah, akan menjawab dengan cara yang sama.
Indeks diskriminasi dihitung dengan cara berikut:
1. Membagi peserta didik ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (misalnya 27% peserta didik dengan nilai tertinggi) dan kelompok bawah (misalnya 27% peserta didik dengan nilai terendah).
2. Menghitung jumlah peserta didik yang menjawab benar untuk setiap soal di kedua kelompok tersebut.
3. Menghitung indeks diskriminasi dengan rumus:
Indeks Diskriminasi (D) = (A-B)/N
A = jumlah peserta didik yang menjawab benar dari kelompok atas
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar dari kelompok bawah.
N = jumlah peserta didik dalam masing-masing kelompok (biasanya 27% dari total peserta ujian
Semakin tinggi nilai indeks diskriminasi, semakin baik soal tersebut dalam membedakan antara peserta didik dengan kemampuan tinggi dan rendah.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai kualitas tes dan butiran soal dalam evaluasi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa kualitas tes sangat mempengaruhi hasil evaluasi pendidikan. Untuk mencapai hasil evaluasi yang optimal, tes harus memenuhi beberapa kriteria utama, yakni validitas, reliabilitas, objektivitas, dan kemudahan dalam pelaksanaan. Sebuah tes yang valid akan mengukur sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sementara tes yang reliabel akan memberikan hasil yang konsisten meskipun dilakukan dalam kondisi yang berbeda.
Proses analisis kualitas tes dan butiran soal melibatkan beberapa tahapan yang penting, seperti meninjau kembali soal-soal yang telah disusun, melakukan analisis terhadap soal untuk mengetahui kekurangan atau kelemahannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitas soal. Selain itu, analisis daya pembeda atau indeks diskriminasi menjadi sangat krusial dalam memastikan bahwa soal dapat membedakan antara peserta didik dengan kemampuan tinggi dan rendah, sehingga memberikan informasi yang lebih akurat dalam evaluasi pembelajaran.
Dalam telaah kualitas soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda menjadi indikator yang sangat penting. Soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tepat, yakni tidak terlalu mudah atau sulit, akan menantang peserta didik untuk berpikir lebih kritis. Sementara itu, soal dengan daya pembeda yang tinggi akan lebih efektif dalam membedakan kemampuan peserta didik, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penguasaan materi oleh siswa.
Secara keseluruhan, analisis kualitas tes dan butiran soal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi pembelajaran yang baik. Dengan menerapkan prinsip- prinsip ini, diharapkan tes yang disusun dapat menghasilkan informasi yang valid, reliabel, dan objektif, serta dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, 2016 , Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Dr. Resdianto Permata Raharjo, M.Pd. Dr. Eko Hardinanto, M.Pd. Icha Fadhilasari, M.Pd. , Evaluasi Pembelajaran, Tasikmalaya:
RSC
Dr. H. Abdul Qodir, M.Pd., 2017 ,Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, Yogyakarta: K Media