MAKALAH ANGGARAN KAS
Mata Kuliah:
Penganggaran Bisnis
Dosen Pengampu: Dra. Sri Isworo Ediningsih, M.M.
Disusun oleh:
Kelompok 5 (EM-E)
Anggota Kelompok:
Khafiqqul Ulum (141230241) Muhammad Rafi R. A. (141230242) Benny Praditya (141230253) Julio Kevin Candra (141230256)
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Anggaran Kas” yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penganggaran Bisnis.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai anggaran kas.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Isworo Ediningsih, M.M. selaku Dosen Mata Kuliah Penganggaran Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Yogyakarta, 20 November 2024
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Anggaran Kas 3
B. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas C. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas
D. Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas E. Bentuk Anggaran Kas
F. Teknik Penyusunan Anggaran Kas G. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas H. Pengendalian Posisi Kas
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran Kas merupakan alat penting dalam manajemen keuangan perusahaan yang berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas.
Dengan menyusun anggaran kas, perusahaan dapat memprediksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu, sehingga dapat memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
Penyusunan anggaran kas yang baik membantu perusahaan menghindari kekurangan kas yang dapat mengganggu operasional, serta memanfaatkan surplus kas untuk investasi atau kegiatan produktif lainnya. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai anggaran kas sangat diperlukan bagi para pengelola keuangan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Dengan adanya anggaran kas, manajemen dapat melakukan evaluasi terhadap realisasi arus kas dibandingkan dengan rencana, serta langkah- langkah korektif jika terjadi deviasi. Selain itu, anggaran kas juga memberikan informasi penting bagi pemangku kepentingan dalam menilai kesehatan finansial perusahaan dan potensi pertumbuhannya di masa depan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran kas?
2. Apa yang menjadi tujuan penyusunan anggaran kas?
3. Bagaimana pendekatan penyusunan anggaran kas?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas?
5. Bagaimana bentuk anggaran kas?
6. Bagaimana teknik penyusunan anggaran kas?
7. Bagaimana ilustrasi penyusunan anggaran kas?
8. Bagaimana pengendalian posisi kas?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran kas?
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi tujuan penyusunan anggaran kas?
3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan penyusunan anggaran kas?
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas?
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk anggaran kas?
6. Untuk mengetahui bagaimana teknik penyusunan anggaran kas?
7. Untuk mengetahui bagaimana ilustrasi penyusunan anggaran kas?
8. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian posisi kas?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran Kas
Untuk menjalankan aktivitas dalam sebuah perusahaan, kas sangatlah penting kedudukannya karena kas merupakan unsur modal kerja dan juga merupakan bagian dari aktiva lancar. Kas adalah kekayaan perusahaan yang merupakan sejumlah dana yang ada di perusahaan. Sebelum menyusun anggaran kas (cash budget) maka perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari anggaran kas.
Anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahaan-perubahaan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tertentu. Dari pengertian tersebut, kita mengetahui bahwa anggaran kas mempunyai tiga sektor, yaitu:
sektor penerimaan kas, sektor pengeluaran kas, dan sektor keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggaran kas merupakan gambaran atas seluruh kegiatan penerimaan atau pengeluaran uang yang berkaitan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan- perubahan posisi kas yang menunjukkan aliran kas pada periode tertentu
B. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan-perubahan dari waktu-ke waktu selama periode yang akan datang. Tujuan utama penyusunan anggaran kas (cash budget) adalah untuk:
1. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional perusahaan.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.
3. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
4. Dipakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.
Sedangkan menurut Ellen Christina, dkk cash budget sebagai alat perencanaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang masuk dengan uang kas keluar.
2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.
C. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas
Menurut M. Nafarin terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai berikut:
1) Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan arus kas keluar dari anggaran penjualan, anggaran biaya/beban dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan.
2) Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dari pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi anggaran kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti: beban/ biaya terutang, beban biaya bayar dimuka, depresiası/ penyusutan/ penghapusan/
amortisasi. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang.
Metode ini dikatakan pendekatan akunting keuangan karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan.
Sedangkan menurut Ellen Christina dkk, ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu sebagai berikut:
1) Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari- hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat pemberian otoritas kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.
2) Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana darı sumber-sumber internal dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir periode tahun anggaran.
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
1) Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka pendek, bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas.
2) Anggaran kas jangka panjang. Meliputi jangka waktu lima tahun sampai dengan jangka waktu sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka waktu anggaran jenis ini harus disesuaikan dengan waktu vang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari anggaran kas iri adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah dana dari sumber- sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo akhir tahun dari tiap-tiap anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan kebijaksanaan keuangan.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Kas, antara lain:
a) Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan memperbesar penerimaan kas.
b) Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil pula penerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperbesar pula penerimaan kas.
c) Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaan Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d) Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas.
Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
e) Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap.
f) Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (non operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Kas, antara lain:
a) Anggaran pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama Periode yang akan datang.
b) Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas.
c) Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat
"memaksakan" pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
d) Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah.
e) Anggaran upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
f) Anggaran biaya pabrik tidak langsung, Semakin besar biaya pabrik tidak langsung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
g) Anggaran biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h) Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. Penambahan aktiva tetap memperbesar pengeluaran kas.
i) Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating), seperti misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
E. Bentuk Anggaran Kas
Bentuk anggaran kas bagi setiap perusahaan tidak sepenuhnya sama, namun disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari masing-masing perusahaan. Tetapi, terdapat suatu bentuk atau format yang dianggap baik dan sistematis tentang penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas suatu perusahaan. Menurut Rusdianto, format anggaran kas terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah berbagai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk menghasilkan produk sekaligus semua upaya yang berkaitan dengan menjual produk tersebut.
Oleh karena itu, di dalam aktivitas tersebut tercakup beberapa aktivitas utama, di antaranya:
a. Penjualan produk perusahaan
b. Penerimaan piutang dari aktivitas penjualan kredit c. Pendapatan dari sumber di luar usaha utama d. Pembayaran tenaga kerja
e. Pembelian bahan baku
f. Pembayaran biaya-biaya overhead g. Pembayaran biaya-biaya pemasaran
h. Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang bisa menjadi sumber pendapatan perusahaan, seperti pembelian atau penjualan gedung, tanah, mesin, kendaraan, pembelian obligasi/saham perusahaan lain, dan sebagainya.
3. Aktivitas Pembiayaan
Aktivitas pembiayaan adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya, penerbitan surat utang, penerbitan obligasi, penerbitan saham, pembayaran deviden, pelunasan utang, dan sebagainya.
Jika melihat dari format anggaran kas tersebut, maka berbagai sumber penerimaan kas dan pengeluaran kas dapat disusun dalam tabel di bawah ini:
Sumber
Aliran Kas Penerimaan Pengeluaran
Aktivitas Operasi
Penjualan Produk Pembelian Bahan/Barang Dagangan Pendapatan Lain-lain Pembayaran Biaya Tenaga Kerja
Pembayaran Biaya Overhead Pembayaran Biaya Pemasaran Pembayaran Biaya Administrasi umum
Pembayaran Biaya Lain-lain Aktivitas
Investasi
Penjualan Gedung Pembelian/pembangunan Gedung Penjualan Mesin Pembelian Mesin
Penjualan Kendaraan Pembelian Kendaraan Penjualan Tanah Pembelian Tanah
Penjualan Surat Berharga Pembelian Surat Berharga Dan lain-lain Dan lain-lain
Sumber
Aliran Kas Penerimaan Pengeluaran
Aktivitas Pembiayaan
Pembelian Saham Pembayaran Dividen Pembelian Obligasi
Pelunasan Obligasi/promes/wesel Penerbitan Promes/Wesel
Dan lain-lain Dan lain-lain
Sedangkan format untuk anggaran kas (misalnya anggaran kas bulanan) dapat disusun dalam tabel seperti di bawah ini:
Keterangan
Januari Februari
Penerimaan Pengeluaran Penerimaan Pengeluara n
Saldo Awal Kas XXX XXX
Aktifitas Operasional:
● Penjuala
n Tunai XXX XXX
● Pembeli
an Tunai XXX XXX
● Biaya
Tenaga Kerja XXX XXX
Aktifitas Investasi:
● Penjuala n Mobil
XXX XXX
● Pembeli an Tanah
XXX XXX
● Pembeli XXX XXX
an Mobil Aktifitas Pembiayaan:
● Penerbit an Saham Baru
XXX XXX
● Kredit Bank
XXX XXX
● Penerbit
an Obligasi XXX XXX
Jumlah XXX XXX XXX XXX
Saldo Akhir Kas XXX (XXX) XXX (XXX)
F. Teknik Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas disusun berdasarkan anggaran-anggaran lain yang telah terlebih dahulu disusun. Teknik penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan kas (cash inflow) menurut rencana operasional perusahaan secara terperinci.
2. Menyusun estimasi pengeluaran kas (cash outflow) secara terperinci.
3. Menggabungkan kedua estimasi tersebut dalam bentuk arus kas (cash flow) sehingga dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.
4. Jika terjadi defisit atau saldo akhir dalam arus kas lebih rendah daripada persediaan kas yang ditetapkan perusahaan (jika perusahaan menetapkan persediaan kas minimal yang harus ada dalam perusahaan), maka perusahaan perlu menyusun estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya untuk menutupi defisit kas tersebut, beserta waktu pembayaran kembali.
5. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran adanya transaksi finansial. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
Menurut Bambang Riyanto, tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operation transaction). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasinya perusahaan.
2. Menyusun perkiraan/estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya, yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Disusun juga estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas setelah adanya transaksi finansial. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Ellen Christina dkk, langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran penagihan piutang.
2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain-lain.
3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini biasanya meliputi pos-pos pembelian mesin, pembelian gudang,
pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya, dan pengeluaran lain- lain.
4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara. Artinya apabila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah pinjaman tersebut harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran pokoknya.
5. Memperkirakan pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi). Untuk itu, diperlukan skema pembayaran bunga yang lengkap.
6. Menyusun anggaran kas akhir.
Secara umum, yang harus diperhatikan dalam menyusun anggaran kas adalah bahwa anggaran kas harus dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti mengenai pola cash inflow dan cash outflow oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena budget kas mencakup dua sektor, yaitu sektor penerimaan kas dan sektor pengeluaran kas, maka terlebih dahulu perlu disusun skedul tentang penerimaan kas (cash inflow schedule) dan skedul tentang pengeluaran kas (cash outflow schedule) sebelum disusun budget kas. Susunan anggaran kas dapat diilustrasikan dalam tabel di bawah ini:
Perusahaan "OSA VALIA"
Anggaran Kas untuk Bulan Juli-Desember 2015 (dalam ribuan Rp)
Keterangan Juli Agustus Sept. Okt. Nov. Des.
Saldo Awal
Kas 200,00 100,20 270,40 100,21 242,02 893,03 Penerimaan
Kas 150,00 100,00 200,00 250,00 150,00 150,00 Penjualan 900,00 1.250,00 1000,00 1.600,00 2.150,00 1.550,00
Keterangan Juli Agustus Sept. Okt. Nov. Des.
Tunai Pengumpulan
Piutang 160,00 - - 113,00 - -
Pinjaman
Bank - - - 75.00 - -
Penerimaan
Lain - - - - - -
Jumlah
Total Kas 1.410,00 1.450,20 1.583,40 2.025,21 2.542,02 2.593,03 Pembelian
Tunai 60,00 120,00 150,00 90,00 90,00 120,00 Pembayaran
Hutang 720,00 630,00 900,00 1.260,00 990,00 810,00 Upah Dan
Gaji 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 Biaya Penj.
dan Adm 175,00 175,00 175,00 175,00 175,00 175,00 Sewa
Gedung 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pembayaran
Deviden 100,00 - - - - 100,00
Pajak - - - - - 200,00
Pembayaran
Bunga 4,80 4,80 8,19 8,19 3,99 -
Pembayaran Pinjaman
Bank
- - - - 140,00 133,00
Total Pengeluaran
Kas
1.309,80 1.179,80 1.483,19 1.783,19 1.648,99 1.788,00
Saldo Akhir
Bulan 100,20 270,40 100,21 242,02 893,03 805,03
G. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas
Disini akan diberikan ilustrasi bagaimana teknik penyusunan anggaran kas secara lengkap, yang antara lain memberikan gambaran tentang beberapa hal sebagai berikut: transaksi operasi (operation transaction) kas, transaksi finansial (financial transactions) kas, dan anggaran kas final. Untuk operasionalnya akan diberikan beberapa contoh kasus dan pemecahannya (penyelesaian) seperti dibawah ini.
Kasus 1 dan Pemecahan Kasus 1 Kasus 1 dan pemecahan kasus 1;
merupakan ilustrasi yang terkait dengan aplikasi penyusunan anggaran kas dalam tiga tahapan (operation transaction, financial transactions dan final), yang kasusnya sebagai berikut:
Kasus 1: PT "OSA VALIA" mempunyai data penyusunan anggaran kas selama 6 bulan (Januari - Juni) tahun 2015 sebagai berikut:
➢ Estimasi Penerimaan Kas
No Keterangan Estimasi penerimaan kas (dalam ribuan rupiah)
Jan Feb Maret April Mei Juni
1 Hasil penjualan tunai
400 500 730 960 800 900
2 Piutang yang
terkumpul 400 500 650 760 660 670
3 Penerimaan- penerimaan lainnya
200 200 220 180 140 124
➢ Estimasi Pengeluaran Kas
No Keterangan Estimasi Pengeluaran kas (dalam ribuan rupiah)
Jan Feb Maret April Mei Juni
1 Hasil penjualan tunai
600 600 500 550 600 600
2 Piutang yang
terkumpul 250 250 200 250 250 300
3 Penerimaan- penerimaan lainnya
200 300 200 200 250 230
4. Biaya
administrasi dan umum
350 350 400 400 400 420
5. Pajak penghasilan - - 100 - - -
Saldo kas pada akhir bulan Desember 2014 sebesar Rp100.000
➢ Persediaan besi kas (kas minimal) ditetapkan sebesar Rp50.000
➢ Apabila posisi kas terjadi defisit bisa ditutup dengan pinjam di bank Pinjaman dari bank diterima pada awal bulan dan pembayaran bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran pinjaman dilakukan pada awal bulan berikutnya dengan bunga yang ditetapkan oleh bank sebesar 1% per bulan.
Berdasarkan data-data PT "OSA VALIA" tersebut diatas susunlah:
a. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas). selama 6 bulan (Januari Juni) tahun 20155
b. Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya. (transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januarı-Junı) tahun 2015!
c. Anggaran kas final (gabungan antara transaksi operasional kas dan transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januarı Juni) tahun 2015!
Pemecahan Kasus 1:
a. Menyusun anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas) selama 6 bulan (Januari - Juni) tahun 2015:
Teknik menyusun transaksi operasional kas dimulai dari mengelompokkan seluruh aliran penerimaan kas dan seluruh aliran pengeluaran kas (cash inflow dan cash outflow). Kemudian seluruh aliran penerimaan kas dikurangi dengan seluruh aliran pengeluaran kas akan dapat diketahui surplus atau defisit kas. Dan untuk lebih memudahkan dalam menyusun transaksi operasional kas dibuat dalam bentuk tabel anggaran penerimaan dan pengeluaran kas sebagai berikut:
PT "OSA VALIA" Anggaran Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Januari Juni Tahun 2015
➢
Keterangan Estimasi Penerimaan dan Pengeluaran kas (dalam ribuan rupiah)
Jan Feb Maret April Mei Juni
Estimasi
penerimaan kas : Hasil penjualan
tunai 400 500 730 960 800 900
Piutang yang terkumpul
400 500 650 760 660 670
Penerimaan- penerimaan lainnya
200 200 220 180 140 124
Jumlah
penerimaan kas 1.000 1.200 1.600 1.900 1.600 1.604 Estimasi
pengeluaran kas Penerimaan- penerimaan lainnya
200 300 200 200 250 230
Biaya
administrasi dan umum
350 350 400 400 400 420
Pajak penghasilan - - 100 - - -
Jumlah
Pengeluaran kas 1.400 1.500 1.400 1.400 1.500 1.550
Surplus (Defisit) (400) (300) 200 500 100 144
b. Menyusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya (transaksi finansial kas) selama 6 bulan (Januari - Juri) tahun 2015: Dari hasil penyusunan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas (transaksi operasional kas) selama 6 bulan (Januari Juni) tahun 2015, dapat diketahui bahwa pada bulan Januari dan Februari PT "OSA VALIA" dalam keadaan defisit, sedangkan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni dalam kondisi surplus.
Apabila PT "OSA VALIA" menginginkan kondisi kasnya tetap aman dalam arti kata surplus maka perlu dilakukan transaksi finansial dalam rangka menutup defisit posisi kas bulan Januari dan bulan Februari. Transaksi finansial kas dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya. Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengadakan transaksi finansial kas yaitu:
1) Menentukan besarnya pinjaman yang akan diminta dari bank:
Besarnya defisit kas pada bulan Januari sebesar Rp400.000 dan bulan Februari sebesar Rp300.000, maka perlu ditentukan berapa besarnya pinjaman pada bulan Januari dan bulan Februari tahun 2015:
Besarnya pinjaman minimal pada bulan Januari (X) X1 = Defisit kas kas minimal-saldo kas awal th besarnya bunga pinjaman
X1 = -400.000-50.000-(100.000-1%X1) X1 = 450.000-100.000 -0,01 X1
X1 = -0,01 X = 350.000 0,99 X1 = -350.000 X1 = -353.535,3535
X1 = -353.536
Dengan pinjaman dari bank minimal sebesar Rp 353.536, maka pada akhir bulan Januari saldo kas sebesar persediaan besi kas (persediaan kas minimal) Rp50.000.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Saldo kas awal januari Rp. 100.000
Pinjaman dari bank Rp. 353.536
Jumlah kas yang tersedia Rp. 453.536
Untuk menutup defisit Rp. 400.000
Bunga pinajam yang harus dibayar akhir januari Rp. 3.536
Jumlah defisit dan bunga pinjaman Rp. 403.536
saldo kas akhir bulan Rp. 50.000
Besarnya pinjaman pada bulan Februari:
Besarnya tambahan pinjaman minimal pada bulan Februari (Xp)
Xp = Defisit kas + kas minimal-saldo kas awal Feb + besarnya bunga pinjaman
Xp = 300.000 + 50.000-(50.000+1% Xp) Xp = 350.000-50.000 -0,01 Xp
Xp-0,01Xp =-300.000 0,99 Xp= 300.000
Xp= 303.030,303 =303.031
Dengan pinjaman dari bank minimal sebesar Rp303.031, maka pada akhir bulan Januari saldo kas sebesar persediaan besi kas (persediaan kas minimal) Rp50.000.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Saldo kas awal januari Rp. 50.000
Pinjaman dari bank Rp. 303.031
Jumlah kas yang tersedia Rp. 353.031
Untuk menutup defisit Rp. 300.000
Bunga pinajam yang harus dibayar akhir januari Rp. 3.031
Jumlah defisit dan bunga pinjaman Rp. 303.031
saldo kas akhir bulan Rp. 50.000
Namun karena pada bulan Februari juga harus membayar bunga bulan sebelumnya (Januari), maka besarnya pinjaman pada bulan Februari adalah sebesar pinjaman minimal Rp303.031 ditambah bunga bulan Januari Rp3.536, sehingga besar pinjaman menjadi sebesar Rp 306.567. Pinjaman bulan Februari sebesar Rp 306.567 dimaksudkan untuk menjaga agar supaya persediaan besi kas (persediaan kas minimal) tidak kurang dari Rp 50.000.
2) Menentukan kapan pinjaman diterima dan pinjaman dibayar:
Ketentuan tentang kapan pinjaman diterima dan pinjaman beserta bunganya dibayar, maka ditetapkan bahwa pinjaman sebesar Rp 353.536 diterima pada awal bulan Januari dan sebesar Rp 306.567 diterima pada awal bulan
Februari. Pembayaran bunga sebesar Rp 3.536 dibayarkan pada aklır bulan Januari dan sebesar Rp6.567 dibayarkan pada akhir bulan Februari. Untuk pembayaran kembali pinjaman, bisa dilakukan dengan mengangsur jika terjadi saldo kas akhir bulan melebihi besarnya persediaan besi kas (persediaan kas minimal). Artinya jika saldo kas akhir bulan misalnya sebesar Rp100.000, maka besar angsuran pinjaman bisa. dilakukan karena saldo kas aklır bulan melebihi persediaan kas minimal Rp50.000. Dan jika telah dilakukan angsuran pinjaman maka secara otomatis akan mengurangi beban bunga yang harus dibayar, karena besarnya pokok pinjaman sudah berkurang sebesar angsuran pinjaman..
3) Menyusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya:
Dengan diketahuinya kapan pinjaman diterima dan pinjaman dibayar beserta bunganya, maka akan dapat disusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman bank beserta bunganya sebagai berikut:
PT "OSA VALIA" Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman Bank Beserta Bunganya Januari-Juni Tahun 2015
(dalam rupiah)
Keterangan Jan Feb Maret April Mei Juni
Saldo kas awal bulam :
100.000 50.000 50.000 243.433 545.333 178.663
Terima pinjaman awal bulan
353.536 306.567 - - - -
angsuran peminajaman awal bulan
- - - 193.433 466.670 -
Kaas tersedia 455.536 306.567 50.000 50.000 78.663 178.633
pada awal bulan
Surplus (Defisit) (400.00
00) (300.00
0) 200.000 500.000 100.000 144.000 Pembayaran
bunga akhir bulan (3.536) (6.567) (6.567) (4.667) - - Saldo kas akhir
bulan 50.000 50.000 243.433 545.333 178.663 322.633 Surplus (Defisit) 355.536 660.103 660.103 406.670 - -
c. Anggaran kas final (gabungan antara transaksi operasional kas dan transakai finansial kas) selama 6 bulan (Januari-Juni) tahun 2015:
Anggaran kas final menjadi tahap terakhir dan penyusunan anggaran kas, dimana anggaran kas final merupakan gabungan antara transaksi operasional kas dan transaksi finansial kas. Anggaran kas final ini akan menunjukkan posisi sáldo kas akhir bulan selalu dalam kondisi aman, artinya persediaan bes kas akan selalu terjaga sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Bentuk anggaran kas final tidak ada standard bakunya, artinya bentuknya tidak mesti seragam, namun untuk memudahkan dalam penyusunan anggaran kas final dapat dibuat dalam bentuk tabel sesuai dengan kebutuhan masing-masing manajemen perusahaan.
Anggaran kas final PT "OSA VALIA" selama bulan (Januari Juni) tahun 2015 dapat disusun sebagai berikut:
PT "OSA VALIA" Anggaran Kas Januari-Juni Tahun 2015
Keterangan Jan Feb Maret April Mei Juni I Saldo kas awal bulan : 100.000 50.000 50.000 243.433 545.333 178.663 II Penerimaan kas
1. Hasil Penjualan Tunai 400.000 500.000 730.000 960.000 466.670 900.000 2. Piutang Yang
Terkumpul 400.000 500.000 650.000 760.000 660.000 670.000
3. Pinjaman dari Bank 355.536 306.567 - - - -
4. Penerimaan Lainnya 200.000 200.000 220.000 180.000 140.000 124.000 Jumlah Penerimaan Kas 1.353.5
36 1.506.5
67 1.600.0
00 1.900.0
00 1.600.0
00 1.694.0
00 Jumlah Kas Keseluruhan 1.453.5
36 1.545.5
67 1.650.0
00 2.143.4
33 2.145.3
33 1.872.6
63 III Pengeluaran Kas
1. Pembelian Bahan Baku 600.000 600.000 500.000 550.000 600.000 600.000 2. Pembayaran Upah
Buruh 200.000 250.000 200.000 250.000 250.000 300.000
3. Biaya Penjualan 200.000 300.000 200.000 200.000 250.000 230.000 4. Biaya Administrasi
dan Umum 350.000 350.000 400.000 400.000 400.000 420.000
5. Pajak Penghasilan - - 100.000 - - -
6. Pembayaran Bunga 3.536 6.567 6.567 4.667
7. Angsuran Pinjaman - - - 193.433 466.670 -
Jumlah Pengeluaran Kas 1.403.5 36
1.506.5 67
1.406.5 67
1.598.1 00
1.966.6 70
1.550.0 000 IV Saldo Kas Akhir Bulan 50.000 50.000 243.433 545.333 178.663 322.663
H. Pengendalian Posisi Kas
Your Text
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran kas merupakan gambaran keseluruhan rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang berkaitan dengan rencana keuangan perusahaan serta transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tertentu. Anggaran kas memiliki posisi tiga sektor, yaitu sektor penerimaan kas, sektor pengeluaran kas, dan sektor keuangan. Tujuan pokok anggaran kas adalah untuk merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin guna menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun waktunya. Oleh sebab itu, arus kas masuk dan arus
kas keluar harus diusahakan seimbang. Artinya, tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun kekurangan.
Pendekatan dalam penyusunan anggaran kas terkait dengan jangka waktu anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan, yaitu anggaran kas jangka pendek dan anggaran kas jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas dan pengeluaran kas. Bentuk anggaran kas bagi setiap perusahaan tidak sepenuhnya sama, namun disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Secara umum, yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas adalah bahwa anggaran kas harus dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti mengenai pola cash inflow dan cash outflow oleh pihak yang berkepentingan. Dalam aspek pengendalian, kas berfungsi untuk menentukan posisi kas pada berbagai dimensi waktu. Bagian keuangan yang bertanggung jawab atas pengendalian posisi kas. Dalam menentukan posisi kas, dilakukan dengan membandingkan antara aliran kas masuk dengan kas keluar. Dengan perbandingan ini ditambah saldo kas awal tahun dapat diketahui besarnya saldo kas akhir tahun. Pengendalian kas sebaiknya dilakukan dengan dua prosedur, yaitu evaluasi secara terus-menerus dan pengendalian kas dengan catatan data harian atau mingguan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, G. and Anggarini, Y. (2017) Anggaran Bisnis: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. 1st edn. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Herlianto, D. (2015) Anggaran Keuangan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.