MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI
DOSEN PENGAMPU : Ns. Vania Tampilang.S.Kep.,M.Kes
OLEH : KELOMPOK 1/A1 DYAH ADISTY PLYUGI ANI 2314201027 CINTHIA IMANUELA RENDE 2314201020
MESAKH D.H.A MANUEL 2314201010
LEYDY MARSEILA ARAMANA 2314201022 LISNA JULIANI KIMBAL 2314201030
PROGRAM SUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami kelompok 1 boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah asuhan keperawatan dengan judul “PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI” dari Dosen Pengampu : Ns. Vania Tampilang,S.Kep.,M.Kes.Yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kami untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau tidak berkenan dihati para pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Manado, Oktober 2023
Penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
I. LATAR BELAKANG
Kebersihan dan kerapian sangat penting bagi kehidupan agar seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan,tetapi juga diperlukan karena kebersihan dapat membuat individu lebih sehat.Kebersihan diri merupakan suatu tindakan untuk melakukan perawatan diri sendiri dalam mempertahankan kesehatan diri,baik secara fisik maupun psikologis (Aziz Alimul,2006)
Perawatan dan kebersihan diri adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah,2006).Perawatan dan kebersihan diri merupakan cara perawatan diri manusia untuk menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan bebrapa hal seperti mandi,toileting,kebersihn tubuh umum dan berhias.Kebersihan meliputi perawatan rambut,kulit,gigi,rongga hidung dan mulut,mata,telinga dan area perineum genital.
Perawatan dan kebersihan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan,kesejahteraan dan kesehatan.Sesuai dengan kondisi kesehatannya,klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak mampu melakukan perawatan diri.Jika seseorang sakit,biasanya msalah kebersihan kurang diperhatikan karena menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,padahal jika dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Perawat menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawatan dan kebersihan diri menurut kebutuhan dan pilihan klien.Teknik pendekatan kebersihan dilakukan perawat untuk membantu klien memberikan perawatan kesehatan rutin,perawat mengkaji statu fisik dan emosional klien dan mengimplementasikan proses perawatan bagi kesehatan total klien.
II. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan perawatan dan kebersihan diri?
2) Apa saja jenis perawatan dan kebersihan diri?
3) Apa tujuan perawatan dan kebersihan diri?
4) Faktor apa saja yang mempengaruhi perawatan dan kebersihan diri?
5) Bagaimana jika terjadi defisit perawatan dan kebersihan diri?
6) Bagaimana asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
perawatan dan kebersihan diri?
III. TUJUAN PENYUSUNAN
1) Untuk mengetahui apa itu perawatan dan kebersihan diri
2) Untuk mengetahui apa saja jenis dari perawatan dan kebersihan diri 3) Untuk mengetahui tujuan dari perawatan dan kebersihan diri
4) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan dan kebersihan diri
5) Untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan defisit perawatan dan kebersihan diri
6) Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan seperti apa agar kebutuhan perawatan dan kebersihan diri bisa terpenuhi.
7) Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
BAB II PEMBAHASAN
I. KONSEP PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI A. DEFINISI
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PADA TAHUN 2020,Personal Hygiene adalah tindakan kebersihan yang mengacu pada kondisi yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit.Personal hygiene atau kebersihan diri adalah tindakan merawat diri sendiri,termasuk menjaga kebersihan bagian tubuh seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi,dan kulit (Nurudeen dan Toyin, 2020).
Perawatan diri sebagai bagian dari aktivitas kehidupan sehari-hari dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada dirinya sendiri maupun orang lain (Ernawati,2012).
Dalam perawatan dan kebersihan diri, fokus diberikan pada kesejahteraan manusia, lingkungan, kesehatan, dan juga keperawatan yang berinteraksi satu sama lain (Meleis, 2007 dalam Herlina, 2013). Berdasarkan pengalaman, ada kemungkinan bahwa penyakit dapat diatasi melalui pengobatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Namun, jika tidak dilakukan perawatan, penyakit tersebut akan terus ada dan kesehatan tidak akan dapat mencapai kondisi yang optimal (Asmadi, 2008).
Pemenuhan untuk perawatan dankebersihan diri dipengaruhi oleh nilai-nilai personal dan kebiasaan individu.Faktor-faktor yang memiliki pengaruh penting itu termasuk kebudayaan, lingkungan sosial, keluarga, pendidikan, persepsi akan pentingnya kesehatan, dan tingkat perkembangan seseorang.Seorang perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang kebersihan diri dan lingkungan. Pengetahuan ini akan menjadi bekal bagi perawat untuk merawat diri sendiri dan juga merawat orang lain, seperti pasien di rumah sakit, keluarga, dan masyarakat.
B. JENIS-JENIS PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI
Seseorang dikatakan mempunyai kebersihan diri yang baik jika Seseorang dapat menjaga kebersihan tubuhnya, yang meliputi:kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung dan telinga, kaki dan kuku, kemaluan serta kebersihan dan kebersihan pakaian.Menurut Potter dan Perry (2005), jenis dan tujuan personal higiene adalah sebagai berikut:
1) Perawatan kulit kepala dan rambut 2) Perawatan mata
3) Perawatan hidung 4) Perawatan telinga
5) Perawatan kuku dan tangan 6) Perawatan genetalia
7) Perawatan kulit seluruh ubuh
8) Perawatan tubuh secara keseluruhan C. Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Waktu
Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi empat,yaitu :
1) Perawatan Diri Hari
Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun dari tidur, untuk melakukan tindakan. Seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakukan tindakan perawatan diri seperti mencuci muka dan tangan serta menjaga kebersihan mulut
2) Perawatan Pagi Hari
Perawatan ini dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,membersihkan mulut dambut,serta membersihkan tempat tidur pasien
3) Perawatan Siang Hari
Perawatan pribadi dilakukan setelah berbagai prosedur atau pemeriksaan kesehatan dan setelah makan siang..Dapat melakukan berbagai tindakan perawatan diri, termasuk mencuci muka dan tangan, menyeka mulut, merapikan tempat tidur, dan menjaga kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4) Perawatan Menjelang Tidur
Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
D. Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Perawatan dan Kebersihan Diri 1) Citra Tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya akibat perubahan fisik yang membuat individu kehilangan minat terhadap terhadap kebersihannya.
2) Praktik Sosial
Pada anak yang selalu dimanjakan dalam urusan kebersihan diri, mungkin terjadi perubahan personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, perlengkapan mandi, semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan tentang kebersihan diri penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien diabetes harus selalu menjaga kebersihan kaki.
E. Tujuan Perawatan dan Kebersihan Diri
1) Mempertahankan kesehatan kulit,kebersihan.
2) Memindahkan mikroorganisme dari tubuh, menurunkan kesempatan untuk infeksi.
3) Memperbesar kenyamanan klien, kesegaran, relaksasi.
4) Meningkatkan “self image” dengan meningkatkan penampilan II. DEFISIT PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri diantaranya mandi, berpakaian dan berhias, makan dan minum serta buang air besar dan buang air kecil.
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam melengkapi kebutuhannya dan kelangsungan hidupnya sesuai kondisi kesehatannya.(Damaiyanti dan Iskandar,2012)
Dengan kata lain defisit keperawatan merupakan ketidakmampuan pada klien dalam menyelesaikan kehidupan sehari-hari deperti menjaga kebersihan diri,makan,berdandan serta memenuhi kebutuhan eliminasinya sendiri dan bila tidak ditangani dengan baik ,klien bisa mengalami perilaku isolasi sosial dan harga diri yang rendah yang berakibat memburuknya kondisi pasien.
B. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Jenis – jenis defisit perawatan diri menurut Dermawan tahun 2003 terdiri dari :
1) Defisit perawatan diri mandi atau kebersihan
Defisit perawatan diri mandi adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi, menggosok gigi dan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri
2) Defisit perawatan diri berpakaian dan berdandan
Defisit perawatan diri berpakaian dan berhias adalah gangguan kemampuan seseoarang dalammemakai pakaian dan aktivitas berdandan atau berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri makan dan minum
Defisit perawatan diri makan adalah gangguan kemampuan pasien untuk menyelesaikan aktivitas makan dan minum sendiri.
4) Defisit perawatan diri toileting
Defisit perawatan diri toileting adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas buang air besar dan buang air kecil secara mandiri
C. Penyebab Defisit Perawatan Diri
Menurut Irman (2016) penyebab defisit perawatan diri sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi 1) Faktor Biologis
Faktor biologis yang bisa menyebabkan defisit perawatan diri diantaranya :
Faktor herediter
Faktor keturunan seperti adanya anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa
Penyakit fisik;berupa struktur otak abnormal, atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar serta bentuk sel kortikal dan limbik dan mental berupa yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri serta gangguan fungsi otak. Menurut Keliat (2013) jenis – jenis gangguan fungsi otak diantaranya :
a. Gangguan kognitif ;Gangguan kognitif pada pasien defisit perawatan diri ditandai dengan gejala diantaranya tidak mampu berfikir dan memiliki persepsi yang tidak realistik, tidak mampu berespon baik terhadap aktivitas perawatan diri
b. Gangguan afek ; Gangguan efek yang terjadi pada pasien defisit perawatan diri ditandai dengan gejala diantaranya
perasaan yang tidak sesuai, tidak peduli terhadap diri sendiri maupun aktivitas perawatan diri
c. Gangguan prilaku ;Gejala gangguan prilaku pada pasien defisit perawatan diri diantaranya rasa takut berinteraksi dengan orang lain, tidak bersosialisasi dengan orang lain, tidak peduli dengan diri sendiri dan lingkungan, tidak peduli terhadap aktivitas perawatan diri
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami defisit perawatan diri diantaranya adalah :
a. Faktor perkembangan yang disebabkan oleh keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif pasien terganggu.
b. Kemampuan realitas menurun, pasien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
3) Faktor Sosial
Faktor yang datang dari lingkungan sekitar dapat berupa kurang dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
D. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan dan kebersihan Diri
Menurut Irman (2016), tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernytaan pasien mengenai kebersihan diri,mandi dan berpakaian, makan, buang air besar dan kecil serta didukung dengan data observasi, antara lain sebagai berikut:
1. Data subjektif
Pasien defisit perawatan diri mengatakan tentang : a. Malas mandi
b. Tidak mau menyisir rambut c. Tidak mau menggosok gigi d. Tidak mau memotong kuku e. Tidak mau berhias atau berdandan
f. Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat mandi atau alat kebersihan diri
g. Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
h. Buang air besar dan buang air kecil tidak pada tempatnya i. Tidak membersihkan diri dan tempat setelah Buang air
besar dan buang air kecil
j. Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar 2. Data objektif
a. Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang, tidak menggunakan alat – alat mandi, tidak mandi dengan benar.
b. Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian tidak rapi, tidak mau berdandan, tidak mau memilih mengambil dan memakai pakaian, tidak memakai sandal, sepatu, resleting dan tidak memakai barang – barang yang perlu dalam berpakaian.
c. Makan dan minum sembarangan,berceceran,tidak menggunakan alat mandi,tidak mampu menyiapkan makanan dan memindahkan makanan ke alat makan, d. membawa makanan dari piring ke mulut, tidak mengunyah,
menelan makanan secara aman dan juga tidak menyelesaikan makan
e. Buang air besar dan buang air kecil tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah buang air besar dan buang air kecil
E. Dampak Defisit Perawatan Diri
Menurut Dermawan (2013) dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri sebagai berikut :
1. Dampak fisik
Pasien mempunyai banyak masalah kesehatan karena tidak menjaga kebersihan dengan baik.. Gangguan fisik yang umum terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi mata dan telinga, serta gangguan fisik kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah gangguan pada kebutuhan akan rasa nyaman, kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan ekspresi diri dan gangguan dalam interaksi sosial.
F. Manajemen Keperawatan Defisit Perawatan dan Kebersihan Diri
Menurut Purba (2010), perencanaan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan dan kebersihan diri juga menyasar pada keluarga
sehingga dapat membimbing pasien dalam menjalankan perawatannya sendiri.
1. Tindakan keperawatan pada pasien defisit perawatan dan kebersihan diri sebagai berikut :
a. Melatih pasien dalam metode kebersihan diri.
Untuk melatih pasien dalam kebersihan diri, perawat harus mampu melakukan langkah-langkah tindakan antara lain:
Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan caranya melakukan kebersihan diri
Melatih pasien untuk melakukan kebersihan diri b. Melatih pasien berpakaian atau berdandan
Perawat dapat mengajari pasien berpakaian, pasien laki-laki perlu dibedakan dengan pasien perempuan.Untuk pasien laki-laki, hal ini meliputi: Berpakaian, menyisir dan mencukur.Untuk pasien wanita meliputi: berpakaian, menata gaya, dan mendekorasi
c. Mengajarkan pasien makan secara mandiri
Untuk melatih pasien,perawat dapat melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
Menjelaskan cara menyiapkan makanan dan minuman
Menjelaskan cara makan yang benar
Menjelaskan cara menyimpan peralatan makan setelah makan dan minum
Berlatih makan sesuai Langkah Makan Sehat d. Mengajarkan pasien untuk buang air besar dan kecil secara
mandiri.
Perawat dapat memerintahkan pasien untuk buang air besar dan kecil dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menjelaskan tempat buang air besar dan kecil
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah buang air besar dan kecil
Menjelaskan Seperti apa cara membersihkan daerah buang air besar dan kecil
2. Tindakan keperawatan pada keluarga pasien defisit perawatan diri a. Pentingnya tindakan keperawatan keluarga
Keluarga merupakan orang yang sangat dekat dengan pasien dan mengetahui keadaan pasien dengan baik, oleh
karena itu dukungan keluarga dalam perawatan pasien sangat diperlukan.Menurut Fitria (2009), keluarga dapat terus memberikan pelatihan dan dukungan terhadap pasien agar kemampuan pasien dalam merawat dirinya sendiri meningkat.
b. Tujuan dari tindakan keperawatan bersama keluarga pasien defisit perawatan diri adalah agar keluarga dapat merawat anggota keluarga yang mengalami defisit perawatan diri.
c. Kegiatan keperawatan pada keluarga pasien dengan defisit perawatan diri:Perawat harus bekerja sama dengan keluarga sehingga mereka dapat terus mendidik pasien dan mendukung kemampuan mereka sendiri untuk meningkatkan pelayanan.Perawat harus melakukan intervensi diantaranya :
Diskusikan dengan keluarga fasilitas kebersihan diri apa yang dibutuhkan pasien untuk melanjutkan perawatan mandiri
Mendorong keluarga untuk ikut serta dalam perawatan dan membantu pasien dengan mengingatkan pasien untuk menjaga dirinya sendiri (sesuai jadwal yang disepakati)
Mendorong keluarga mengucapkan pujian
kepada pasien atas keberhasilan dalam
perawatan pribadi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN DAN KEBERSIHAN DIRI Sangat disayangkan masih banyak masyarakat yang mengabaikan kebersihan diri dan lingkungan, terbukti dengan semakin banyaknya penyakit yang disebabkan oleh buruknya kebersihan diri dan lingkungan.Misalnya penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur tinea pedis, tinea kruris,tinea kapitis, dan lain-lain.Dan karena kebersihan lingkungan yang buruk dapat menimbulkan penyakit yang umum terjadi pada pasien anak seperti nyamuk Aedes Aegypty,penuyebab penyakit DBD atau yang lebih kita kenal dengan sebutan demam berdarah.
Proses keperawatan mencakup unsur-unsur yang bermanfaat bagi perawat dan klien.Perawat dan klien memerlukan proses keperawatan yang menjelaskan bagaimana melakukan pengkajian untuk mengumpulkan data, mendiagnosis, merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil keperawatan.
Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri
Sebelum melakukan pengkajian,perawat harus memiliki pengetahuan mengenai struktur dasar kulit, rambut, dan kuku agar data yang ditemukan pada pasien gangguan personal hygiene dapat akurat dan relevan.
1. Perawatan Kulit a) Struktur Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.Epidermis merupakan lapisan terluar,begitu pula aksesorisnya (rambut, kuku, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat).Fungsi kulit antara lain:
perlindungan, sensasi, intervensi, pengaturan suhu, ekskresi dan sekresi.
b) Proteksi
Melindungi jaringan di bawahnya dari luka
mencegah masuknya mikroorganisme.
Kulit dan mukosa membran, merupakan garis pertahanan pertama
Sprei dan pakaian kering
Penggunaan sabun,detergent,kosmetik atau deodorant menyebabkan iiritasi
Membersihkan kulit.
c) Sensori
Transmisi sensasi melalui reseptor saraf
Berisi organ sensori (menyentuh, nyeri, panas, dingin dan tekanan)
d) Intervensi
Saat mandi, gosok hingga bersih..
linen yang halus
Perawat; Membantu melepas pakaian dan aksesoris ditubuh e) Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kulit :
Lingkungan
Sosial Budaya (harapan dari masyarakat/kelompok sosial )
Tingkat pengetahuan
Agama
Kesukaan/keinginan pribadi
Tingkat kesehatan
f) Masalah umum yang terjadi pada kulit :
Kulit kering
Karateristik : Ciri khas dari kulit kering adalah pori-pori yang amat kecil, adanya bercak kemerahan, dan penampilan kulit yang cenderung kusam.Kulit kering biasanya juga terasa ketat, memiliki garis-garis yang lebih terlihat, serta mudah gatal dan teriritasi.
Intervensi : gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering, hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering,anjurkan menggunakan pelembab (misalnya lotion), anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar ruangan, anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Jerawat
Karateristk : Benjolan berwarna kemerahan atau kuning (karena mengandung nanah).Benjolan kecil (papul) yang muncul di atas kulit.
Intervensi : memperbaiki pola keratinisasi folikel yang berubah, menurunkan aktivitas kelenjar sebaceous, menurunkan populasi bakteri folikuler, khususnya P.
Acnesdan menggunakan efek anti-inflamasi
Hirsutism
Karateristik : pertumbuhan rambut berlebih pada tempat yang tidak biasanya seperti pada wajah dagu, di atas bibir (kumis), perut, dan dada.Umumnya terjadi pada wanita
Intervensi :menjalani perawatan untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan seperti menggunakan obat-obatan,mencukur,bleaching,waxing,
menggunakan krim (depilatories )dan elektrolisis atau sinar laser (untuk penghapusan permanen).
Kontak dermatitis
Karateristik : gatal, alergi, kulit melepuh, kulit meradang, perih, keluar nanah, muncul kemerahan pada wajah, lutut, tangan dan kaki, tetapi tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain, daerah yang terkena sangat kering dan panas pada area tersebut.
Intervensi : Hindari agen penyebab
Luka lecet
Karateristik : Garukan/gosokan pada epidermis, bisa berdarah, mengeluarkan cairan
Intervensi: Perawat tidak menggores klien dengan perhiasan/kuku
g) Pengkajian
Pengkajian fisik kulit, inspeksi dan palpasi, menentukan kebutuhan klien akan kebersihan. Kaji kondisi kulit : observasi warna, tekstur, ketebalan, turgor, catat adanya lesi
h) Diagnosa Keperawatan
Potensial perubahan dalam intergritas kulit sehubungan dengan immobilitas fisik, pemasukan nutrisi yang tidak adekuat, adanya drainase dari luka.
Perubahan intergritas kulit sehubungan dengan : luka dekubitus, kulit yang kering dan pecah pecah, adanya luka terbuka, luka bakar
i) Tujuan
Mempertahankan kebersihan kulit
Membantu membuat klien menjadi rileks
Menstimulasi sirkulasi pada kulit
Mengembangkan self image j) Implementasi
Memandikan Orang Dewasa
Metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan kemampuan fisik klien dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan.Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan untuk klien dengan ketergantungan total dan memerlukan perawatan higienis total.
Jika klien lansia berkulit kering maka direkomendasikan untuk menggunakan sabun pada daerah aksila, genitalia, dan kaki.Mandi sebagian di tempat tidur termasuk memandikan hanya bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi. Klien bergantung dalamkebutuhan hygiene sebagian atau klien terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yangtidak mampu mencapai semua bagian tubuhnya.Mandi bak atau shower dapat digunakan untuk memberikan mandi yang lebih teliti daripada mandi di tempat. Keamanan merupakan perhatian utama karena permukaan bak atau pancuran licin.Perawat harus taat pada garis pedoman berikut ketika klien sedang mandi:
Memberikan privasi dengan menutup pintu atau gorden di sekitar ruang mandi
Memelihara keamanan dengan menjaga penghalang samping tempat tidur pada posisi di atas ketika jauh dari sisi tempat tidur klien
Memeilihara kehangatan dengan memberika selimut pada pasien untuk melindungi panas badan yang dapat hilang selama mandi
Meningkatkan kebebasan klien sebanyak mungkin selama aktivitas mandi.
Perawatan Perineum
Klien yang membutuhkan perawatan perineum adalah klien yang berisiko besar memperoleh infeksi, sembuh dari operasi revital atau genital, atau telah menjalani kelahiran.Perawat mungkin menjadi malu untuk memberika perawatan perineum, terutama yang berlainana jenis kelamin.Oleh karena itu dibutuhkan sikap professional perawat untukmengurangi rasa malu dan membuat klien tentram.Perawat harus menyadari keluhan panas terbakar selama urinasi, kesakitan yang terlokalisasi, eksoriasi, atau nyeri perineum. Klien yang berisiko kerusakan perineum adalah klien yang inkontinensia urine atau fekal, balutan operasi revital dan perineum, dan kateter urin tetap
Gosokan Punggung
Gosokan punggung dilakukan untuk meningkatkan relaksasi, mengendurkan tensi otot, dan menstimulasi sirkulasi kulit.
Selama gosokan punggung, perawat dapat mengkaji kondisi kulit pasien.Gosokan yang efektif memerlukan waktu 9 sampai 6 menit.perawat harus bertanya pertama kali apakah klien menyukai gosokan karena beberapa klien tidak suka kontak fisik
Memandikan bayi
Bayi dapat dimandikan dengan cara yang sama seperti orang dewasa dengan mandi menggunakan spon atau bak mandi yang kecil.Tetapi perawat harus mengambil tindakan pencegahan khusus karena temperature bayi yang belum matang.
Permukaan kulit bayi memiliki pH sekitar 4,95 segera setelah kelahiran. Keasaman yang menutupi ini membantu mencegah perkembangan bakteri pada permukaan kulit.Dengan demikian, air biasa lebih disukai untuk mandi. Perawatan tali pusar merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir.Ujung umbilicus merupakan perhatian khusus bagi bayi baru lahir sehingga ketika mandi menggunakan spon diberikan pada tali pusar lepas dan kulitnya sembuh. Triple dye digunakan oleh banyak institusi untuk mencegah infeksi.Penggunaan alkohol setiap hari pada bagian dasar tali pusar.Mandi spon, bayi baru lahir dimandikan setelah tanda vitalnya telah stabil. Perawat memakai sarung tangan saat pertama memegang bayi yang kulitnya kotor akibat darah ibunya.Verniks kaseosa, substansi putih keabu-abuan seperti keju, yang menutupi kulit yang sementara memberikan insulasi dan lubrikasi.Peralatan mandi meliputi kemeja, popok, pin pengaman,air biasa agar meminimalkan iritasi kulit dari sabun dan minyak dan peralatan tambahanmeliputi tali pusar dan jeli petrolautum.Adapun urutan langkah dalam memandikan bayi adalah perawat mempersiapkan baskom ai rhangat bertujuan mencegah bayi agar tidak kedinginan.Perawat membersihkan muka, mata dan telinga, dan kulit kepala bayi sebelum melepaskan kemeja dan popok.Mata dan telinga dibersihkan dengan bola kapas dan muka dibersihkan dengan kain yang dilembabkan. Kulit kepala bayi dibersihkan dengan menyeka sekresi apapun dengan kain pembersih. Kemudian perawat menanggalkan baju bayi untuk mandi dengan memandikan daerah genitalia lebih dahulu dan terakhir memandikan bokong menggunakan waslap.Setelah
mandi perawat memakaikan popok bersih yang harus pas pada sekitar paha dan perut untuk mencegah kebocoran urin.Mandi di Bak, bayi dapat diberikan mandi di bak setelah umbilicus telah sembuh.Peralatan untuk mandi di bak sama dengan mandi dengan spon. Peralatan harus dalam jangkauan yang mudah antara lain muka, lehar, telinga, mata, dan kulit kepala dicuci sebelum bayi dilepaskan pakainnya dan sebelum dicelupkan ke dalam bak. Perawat menurunkan bayi perlahan ke bakuntuk menghindari mereka kaget.Anak harus selalu dipegang dengan benar menggunakansatu tangan.Seringkali bayi menyukai sensasi pencelupan di air dan bayi yang lebih besar lebih menyukai bermain selama mandi.Setelah mandi perawat membungkus bayi keseluruhan dengan handuk dan dengan lembut tekan sampai mengering dan memberikan perhatian khusus pada lipatan badan.
k) Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
Kulit bersih, kering, elastis, hidrasi baik dan tidak ada daerah yang meradang
Tidak ada lesi kulit baru, seperti abrasi, luka dekubitus/eksoriasi
Lesi : bersih, tidak ada drainase, lebih kecil dari sebelumnya 2. Perawatan pada Kaki dan Kuku
Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah infeksi, bau, dan kerusakan jaringan.Banyak orang yang tidak menyadari adanya masalah pada kaki dan kukunya sehingga menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman.
a) Masalah pada Kaki dan Kuku
Callus atau kapalan
Karateristik : Adanya lapisan tebal dan keras pada kulit.
Permukaan kasar dan tebal pada kulit.Benjolan keras dengan permukaan yang lebih tinggi pada kulit.Rasa nyeri di bawah kulit.Kulit kering atau mengelupas.
Intervensi : Pemotongan kulit yang berlebih, untuk menurunkan tekanan pada jaringan di bawah kulit keras tersebut.Pemberian salep atau krim yang mengandung asam salisilat.Menggunakan produk perawatan kaki yang sesuai dengan kondisi kaki.Menggunakan sol sepatu khusus pada pengidap yang memiliki kelainan bentuk kaki, agar kaki terhindar dari gesekan yang
menimbulkan kapalan.Operasi, untuk memperbaiki kelainan fisik tubuh, misalnya tulang, agar kembali normal dan tidak memicu timbulnya kapalan.
Corn atau Mata ikan
Karateristik :Benjolan di kulit.Kulit kering dan bersisik.Bercak tebal dan keras di kulit.Rasa tidak nyaman dan nyeri di bagian tubuh yang terkena.Benjolan kecil dengan bagian tengah keras dikelilingi kulit yang meradang.
Intervensi : Rendam kaki dengan campuran air hangat dan garam Epsom.Oleskan krim yang mengandung asam salisilat agar kulit yang menebal cepat mengelupas.Menggunakan batu apung untuk menggerus kulit mati dan mengurangi kulit yang mengeras.
Kutil
Karateristik :Lesi jamur pada telapak kaki oleh papilloma Virus dapat menular, rasa sakit, sulit untuk berjalan.
Intervensi: Sesuai instruksi dokter (acid salisilat)
Tinea Pedis
Karateristik :Infeksi jamur pada kaki, sisi dan pecah pada kulit di antara jari tangan dan telapak kaki. Tampak lepuh kecil menyebar ke bagian tubuh yang lain khususnya tangan.
Intervensi : Penggunaan sepatu karet, mengeringkan kaki, pakai bedak, kaos kaki yang bersih, instruksi dokter b) Pengkajian
Observasi warna kaki dan ekstremitas bawah
Catat warna, ukuran, kondisi, kontur, panjang kuku
Kaji pengisian kapiler
Inspeksi keseluruhan kulit kaki
Kaji mobilitas dari tumit dan jari
Kaji kebersihan kaki
Inspeksi sepatu klien c) Diagnosa keperawatan
Faktor yang berhubungan menyebabkan masalah kesehatan klien mengarahkan perawat untuk melakukan asuhan keperawatan suportif atau preventif.Identifikasi yang akurat dari faktor yang berhubungan memastikan perawat memilih intervensi keperawatan yang benar.Perencanaan Perawat memberikan perawatan kuku dan kaki selama mandi di bak atau pada waktu yang terpisah menurut pilihan klien.Jika kuku klien keras atau jika klien tidak mampu melakukan perawatan kuku pribadi maka podiatrist dapat memberika perawatan kuku. Podiatrist dilatih dalam pengobatan masalah kuku dan kaki.
Tujuan klien yang menerima perawatan kuku dan kaki meliputi hal+hal berikut :
Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut
Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih
Klien akan berjalan dan menganggung berat badan dengan normal
Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar
d) Implementasi
Periksa kaki setiap hari, meliputi bagian atas dan telapak kaki, tumit, dan daerah diantara jari
Mencuci dan merendam kaki setiap hari menggunakan air hangat tidak lebih dari 37 derajat celcius
Jangan memotong katimulmul atau kalus atau menggunakan pembersih. Konsultasi dengan dokter atau podiatrist
Jika kaki berkeringat, gunakan bedak kaki yang lunak.Gunakan sepatu yang berpoross ebelah atasnya.
Jika ditemukan kekeringan di sepanjang kaku atau di antara jari, gunakan lanolin, babyoil, atau bahkan minyak jagung dan gosok secara lembut di kulit
Mengikir jari kaki lurus dan kotak, jangan menggunakan gunting atau klip, konsultasikan ke podiatrist jika diperlukan
Jangan menggunakan sedian bebas untuk mengobati infeksi jamur kaki atau kuku jari yang masuk ke dalam.
hindari pemakaian stoking elastis, kaos kaki tinggi lutut, atau mengikat kaos kaki,
jangan menyilangkan kaki karena dapat merusak sirkulasi ekstermitas bawah
.Gunakan kaos kaki dan stoking yang bersih setiap hari.Ganti kaos kaki dua kalisehari jika kaki berkeringat banyak. Kaos kaki harus bebas lubang atau jahitan yangmenyebabkan tekanan.
Jangan berjalan dengan kaki tanpa sepatu atau kaos kaki.
Gunakan sepatu yang pas.Alas sepatu harus fleksibel dan licin.
Kain wol dapat digunakan di antara jari yang bergesekan atau saling melengkapi.Sepatu ekstra lebar dan ekstra dalam akan mengakomodasi jari yang cacat, dan bantalan alas mendistribusikan kembali tekanan kepala metatarsal yang menonjol
Jangan menggunakan sepatu baru untuk waktu yang panjang.
gunakan waktu yang singkat beberapa hari untuk melatihnya
Latihan teratur untuk meningkatkan sirkulasi pada kaki.jalan perlahan dan angkat, putar, lenturkan, dan panjangkan kaki pada pergelangan kaki
Jangan menggunakan botol air panas atau bantalan yang panas pada kaki
Gunakan kaos yang hangat atau lebih baik penutup tambahan
segera bersihkan luka kecil dan keringkan secara teliti.
Hubungi dokter untuk mengobati luka yang lambat sembuh atau laserasi.
Peningkatan Kesehatan untuk membantu klien mengikuti pedoman perawatan kaki dan kuku, mungkin akan bermanfaat untuk memasukkan hal penting lainnya dalam sesi pengajaran, terutama klienadalah lansia. Perawatan yang tepat membantu mereka menjadi lansia yang aktif, dengan demikian memungkinkan mereka berpartisipasi dalam meningkatkan aktivitas promosikesehatan lain.
3. Perawatan Mulut
Klien tidak mampu merawat gigi dan mulutnya karena kesehatan yang buruk dan kelemahan.Kondisi rongga mulut berpengaruh langsung terhadap kesehatan.Perawat bertanggung jawab membantu klien menjaga kebersihan mulut.
Tabel 1 : Perkembangan gigi pada berbagai tahapan usia
Tingkat Perkembangan Perubahan
Bayi Gigi susu mulai tumbuh ± 5 bulan - Makanan padat dapat diterima mulut ± 5–6 bulan
- Mengunyah mulai 6 – 8 bulan 18 bulan – 16 bulan 20 gigi susu sudah ada
- Usia 2 tahun, anak dapat mulai menyikat gigi dan belajar praktek kebersihan
-Gigi caries mulai menjadi masalah, bila kebersihan gigi tidak diperhatikan
6 – 12 tahun Gigi susu diganti dengan gigi permanen
-Gigi permanen mulai lengkap pada usia 12 tahun kecuali molar ke-2 dan ke-3
-Caries gigi dan ketidakteraturan jarak gigi menjadi masalah kesehatan yang penting
12-18 tahun Seluruh gigi permanen ada
- Praktek kebersihan gigi cenderung diperbaiki karena meningkatnya kesadaran body image.
18-40 tahun - Molar ke-3 sudah tampak
-Jika kebersihan mulut dan nutrisi tidak dijaga pada waktu ini, masalah dapat terjadi di tahun tahun kemudian
40 – 65 tahun Kehilangan gigi,kehilangan beberapa atau seluruh gigi karena kurangnya perawatan
65 tahun ke atas -Gigi semakin rapuh, warna lebih gelap
-Gigi tidak rata, pecah-pecah
-Kebiasaan makan sering berubah dan malnutrisi mungkin menjadi masalah
a) Masalah perawatan mulut
Beberapa masalah yang dapat ditemui : (Rujukan terbaik pada dokter gigi)
Caries Gigi
Glotitis
Ginggivitis
Halitosis (Bau Mulut)
Stomatotis (sariawan)
Penyakit Periodental b) Pengkajian
Menurut Wilkinson (2012) pengkajian yang dilakukan pada klien dengan kerusakan gigi:
Lakukan inspeksi mulut terhadap adanya gigi yang goyang atau tanggal, warna dan kondisi email, jumlah gigi yang ditambah serta tartar pada bagian dasar gigi.
Tentukan kebiasaan klien menjaga kebersihan mulut.
Kaji tingkat pengetahuan tentang tindakan untuk mencegah kerusakan gigi (misalnya, “Berapa kali Anda memeriksakan gigi ke dokter gigi ?”.
Kaji akses sumber yang dimiliki klien untuk perawatan gigi. e.
Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan mulut (misalnya, “Apakah Anda memiliki masalah dalam merawat gigi ?”.
Kaji pengetahuan klien tentang praktik dan rutinitas oral hygiene (misalnya, metode menyikat gigi).
Identifikasi faktor risiko terhadap kerusakan gigi (misalnya, klien yang mengalami sakit serius, konfusi, dan depresi
c) Perencanaan
Perencanaan Herdman (2015) menyatakan bahwa perencanaan masalah keperawatan pada kerusakan gigi dengan menggunakan NOC perawatan diri:kemampuan untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
d) Intervensi
Pemeliharaan kesehatan mulut
Lakukan perawatan mulut secara rutin.
Dorong dan bantu pasien untuk berkumur-kumur
Ajarkan cara mencegah gigi berlubang:Sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.Pastikan mengkonsumsi kalsium, fosfor dan vitamin A, C dan D yang adekuat.
Hindari mengkonsumsi makanan yang manis diantara waktu makan, konsumsi makanan tersebut saat makan besar.Konsumsi makanan yang bersifat membersihkan, seperti buah dan sayuran berserat
Rekomendasikan penggunaan sikat gigi yang berbulu lembut
Bantu pasien membuat jadwal untuk melakukan hygiene oral setelah makan dan sebelum tidur: Gunakan teknik sulkular (dari arah gusi ke gigi) dan sikat gigi yang lembut. Bilas dengan obat kumur (mouthwash) atau larutan air hangat dengan garam atau soda kue.
Instruksikan pasien untuk menyikat mulut, gigi, dan lidah.
Susun jadwal pemeriksaan gigi sesuai kebutuhan.
Pemulihan kesehatan mulut
Instruksikan pasien dan keluarga mengenai frekuensi dan kualitas perawatan mulut yang tepat: Menggunakan benang gigi.Menggosok gigi.Berkumur.Memberikan nutrisi yang adekuat
Instruksikan pasien untuk menjaga kebersihan sikat gigi dan alat pembersih lain.
Berikan rujukan ke dokter gigi, poli gigi, atau perawat gigi.
Ajarkan orang tua untuk membantu anak menyikat gigi dan membersihkan sela–sela gigi dengan benang, dan atau memeriksa mulut anak setelah sikat gigi
Anjurkan untuk meminum air yang mengandung fluorida jika memungkinkan
Perawatan gigi palsu.Klien harus dimotifasi untuk membersihkan gigi palsunya sendiri seperti frekuensi gigi alami untuk mencegah infeksi gingival dan iritasi.
Perawat harus membantu perawatan gigi palsu jika klien cacat, tidak punya kemampuan atau bingung. Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk memberi istirahat pada gusi dan mencegah bakteri tumbuh dan mukosa meradang
e) Implementasi
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang tertulis dalam perencanaan
f) Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi tebal pada lidah danmemperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa atau mencegah cedera mukosa mulut. Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi.Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hygiene yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi.
4. Perawatan Kulit Kepala dan rambut
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu.Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.
a) Masalah yang berhubungan dengan Kulit kepala dan rambut
Ketombe : gatal, kasus yang berat terdapat pada alis mata, liang telinga, menyebabkan orang menjadi malu.Masuk mata, konjungtivitis.
Intervensi :Shampoo secara teratur dengan shampoo obat .Jika kasus berat, hubungi dokter
Kutu/Pediculosis :Pediculus humanus var capitis pada kulit kepala, lekat pada helai rambut, telur berupa partikel oval seperti ketombe
Intervensi: Shampoo khusus dan ulangi 12 – 24 jam kemudian
Kutu badan/pediculus humanus var corporis:cenderung melekat pada pakaian sehingga mudah dilihat. Kutu tubuh menghisap darah dan telurnya pada baju dan kursi. Menimbulkan gatal
Intervensi: Mandi.Pada kulit yang kering, beri lotion.Lakukan 12–24 jam,mandi lagi
Kutu pubis/pintirus pubis : ditemukan pada rambut pubis, kutu warna putih keabu-abuan, telur warna merah, menyebar melalui linen, sprei, baju, kursi.
Intervensi : - Cukur rambut kemaluan.Bersihan.Jika lewat transmisi sexual, pasangan harus diberitahu.
b) Pengkajian
Pengkajian FisiK
Sebelum melakukan perawatan rambut, perawat mengkaji kondisi rambut dan kulit kepala.Rambut normal adalah bersih, bercahaya,dan tidak kusut.Untuk kulit kepala harus bebas dari lesi.Rambut klien berkulit gelap biasanya lebih tebal, lebih kering, dan lebih keriting daripada rambut klien berkulit terang. Kehilangan rambut (alopesia ) dapat disebabkan praktek perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi.
Perubahan Perkembangan
Sepanjang hidup, perubahan dalam perkembangan,
distribusi, dan kondisi rambut dapat memengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang
Kemampuan Perawatan Diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat rambut. Kondisi yang menyakitkan tangan, pegangan tangan yang lemah, kelemahan, dan hambatan fisik (misalnya gips dan balutan)merupakan beberapa kondisi yang dapat merusak kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut
Praktik Perawatan rambut
Cara untuk mengkaji praktik perawatan rambut seseorang adalah dengan mengobserpasi penampilan rambut.Rambut yang kotor, tidak bersinar, dan kusut mengidentifikasikan perawatan rambut yang tidak tepat.Dengan mengkaji perawatan rambut pilihan klien, perawat dapat mengatur pola rambut klien yang sama dengan bantuan klien untuk memberitahu pola rambut klien. Perawat juga mengkaji tipe produk perawatan rambut klien gunakan dan kapan perawatan rambut biasanya dilakukan.
c) Implementasi
Penyikatan dan Penyisiran
Penyikatan membantu mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak se)aramerata sepanjang helai rambut. Penyisiran hanya membentuk rambut dan men)egah pengusutan. Klien yang mampu melakukan perawatan diri harus di motivasi untukmemelihara perawatan rambutnya sehari-hari. Aamun untuk klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi, koordinasi yang kurang baik dan yang bingung memerlukan bantuan perawat.Penyikatan dan penyisiran yang sering menjaga rambut panjang terlihat rapi
Bersampo
Frekuensi bersampo tergantung rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal di tempat tidur, perspirasi berlebi atau pengobatan yang meninggalkan darah atau larutan pada rambut memerlukan kegiatan bersampo lebih sering.Jika klien mampu mandi shower atau mandi, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan.Jika klien tidak mampu duduk tapi dapat bergeser,perawat dapat memindahkan klien ke brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi semprotan yang dipegang.Jika klien tidak mampu untuk duduk dikursi atau berpindah ke brankar maka bersampo dilakukan pada klien di tempat tidur
Pencukuran
Pencukuran rambut yang berada di bagian wajah dapat
dilakukan setelah mandi atau bersampo. Klien yang mudah
berdarah seperti yang menerima medikasi antikoagulan,
dosis tinggi aspirin, atau obat anti peradangan nonsteroidal,
dan gangguan peerdarahan diinstuksikan untuk
menggunakan pisau cukur listrik yang sebelumnya sudah di
periksi oleh perawat. Ketika pisau cukur digunakan, kulit harus diperhalus untuk mencegah tarikan,goresan, atau pemotongan.Perawatan Kumis dan jenggot Klien pria yang berkumis dan berjenggot memerlukan perawatan sehari- hari.Menjagakebersihan daerah tersebut penting karena partikel makanan dengan mudah berkumpul dirambut.Jika klien tidak mampu merawat diri sendiri maka perawat harus memotong,menyisir, atau mencukuri ketika diperlukan atau diminta oleh klien
d) Evaluasi
Evaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk keperawatan rambut klien berdasarkanhasilyang diharapkan dan tujuan perawatan.
Perawat menggunakan ukuran evaluatief, seperti meminta klien mendemonstrasikan praktik perawatan rambut atau merawat kembali kondis irambut dan kulit kepala untuk menentukan keberhasilan intervensi perawatan
5. Perawatan Mata,Hidung,Telinga a) Pengkajian
Pengkajian Fisik
Secara normal mata terbebas dari infeksi dan iritasi.Sclera terlihat seperti bagian putih dari mata pada anterior.
Konjungtiva (garis kelopak mata)jernih, merah muda, dan tanpa inflamasi. Margin kelopak mata kira-kira berdekatan dengan bola mata, dan bulu mata disebelah luar.Margin kelopak tanpa inflamasi, drainase, atau luka.Bulu mata harus simetris
Pengkajian struktur telinga luar meliputi pemeriksaan aurikel, kanal telinga luar, dan membrane timpani.Selama melakukan tindakan higienis,perawat lebih memperhatikan keberadaan akumulasi serumen atau drainase pada kanal telinga, inflamasi local, atau nyeri.Perawat memeriksa nares untuk tanda-tanda inflamasi,pengeluaran luka, edema dan deformitas.Mukosa nasal secara normal merah muda, jernih dan memiliki sedikit atau tidak ada pengeluaran
Penggunaan Alat Bantu Sensorik
Jika klien meggunakan kacamata, lensa kontak, mata buatan atau alat bantu pendengaran, perawat mengkaji pengetahuan klien.Metode yang digunakan untuk merawat alat bantu, dan keberadaan masalah apapun yang disebabkan alat bantu.
Penemuan perawat mempunyai implikasi untuk pendidikan klien.
Kemampuan Perawatan Diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk melakukan perawatan mata, telinga, hidung seperti halnya merawat alat bantu sensorik.Klien yang tidak mampu mengengam benda kecil, memiliki keterbatasan mobilisasi tangan, memiliki penglihatan yang berkurang, atau kelelahan yang serius memerlukan bantuan perawat atau anggoa keluarga
b) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pengkajian dapat menunjukkan perubahan aktual dalam fungsi organ sensorik, masalah pada kemampuan klien untuk melakukan higienis pribadi, atau defisit pemahaman klien tentang higienis.Berfikir kritis digunakan untuk memilih diagnosA yang tidak hanya memerlukan peninjauan masalah yang klien tunjukkan tapi pertimbangan klien sebelumnya dengan masalah yang sama.Contoh diagnosa keperawatan untuk masalah mata, telinga, dan hidung,yaitu :
Defisit perawatan diri mandi/higienis yang berhubungan dengan:
Keterbatasan fisik
Kerusakan penglihatan
Deifisit pengetahuan higienis pribadi yang berhubungan dengan :
Kekurangan pemaparan informasi
Kesalahan menginterpretasi informasi
Nyeri yang berhubungan dengan :
Iritasi fisik dari mata
Inflamasi kanal mata
Iritasi mekanis nares
Risiko infeksi yang berhubungan dengan :
Praktik higienis yang buruk
Perubahan sensorik/Perceptual (penglihatan, pendengaran, dan penciuman ) yang berhubungan dengan :
Ostruksi kanal telinga
Obstruksi nasal
Inflamasi mata atau infeksi mata lokal c) Implementasi
Perawatan Dasar Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang dilembabkan dalam air.Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari.Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Membersihkan kacamata .Kacamata terbuat dari kaca yang diperkeras atau plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah.Air hangat cukup untuk membersihkan lensa kacamata.Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan.
Lensa plastik dapat tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan tissue kering.
Perawatan lensa kontak. Lensa kontak itu kecil, bulat, transparan, dan kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata.
Langkah dasar perawatan lensa kontak meliputi membersihkan untuk melepas akumulasi dari simpanan airmata, membilas untuk mengangkat kotoran setelah pembersihan, mendesinfeksi untuk melindungi mata dari infeksi dan melubrikasi untuk mengganti kembali kehilangan air dari lensa dan air mata melalui evaporasi.
Mata palsu. Klien yang menggunakan mata palsu telah memiliki enukleasi keseluruhan bola mata sebagai akibat perubahan tumor, infeksi yang hebat, atau trauma mata. Klien yang menggunakan mata palsu biasanya menyukai merawat mata sendiri namun ada kalanya perawat harus membantu membersihkan mata buatan
Membersihkan Telinga
Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat tidur.Pembersihan berakhir dengan waslap yang dilembabkan,dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut,kerja terbaik untuk membersihkan.
Alat bantu pendengaran adalah instrument yang dibuat miniature yang bekerja sama sebaga isystem untuk memperkuat suara pada perilaku terkontrol.Ada tiga alat bantu pendengaranyang popular yaitu :
Alat bantu di dalam kanal (0T7) adalah alat bantu yang terbaru, terkecil, sedikit terlihat dan masuk seluruhnya dan pas di dalam kanal telinga
Alat bantu di dalam telinga (ITE) cocok ke dalam telinga auditori eksternal dan memberikan penyetelan yang lebih baik
Alat bantu di belakang telinga (BTE) melingkar sekitar dan di belakang telinga yang dihubungkan dengan selang plastik pendek, jernih, pada daun telinga dimasukkan kedalam kanal auditori.
Perawatan alat bantu pendengaran termasuk pembersihan rutin, perawatan baterai, dan teknik insersi yang tepat.
Perawatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan hidung kedalam dengan tisu lembut.Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.Perawatmencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencederai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struksur mata yang sensitif.Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air.Jika klien menggunakan selang makan atau suksion dimasukkan ke dalam melalui hidung maka perawat harus mengganti plaster yang mengikat selang minimal sekali sehari.Perawat harus selalu membersihkan lubang hidung dengan teliti di sekitar selang karena tempat tersebut terdapat sekret yang mengumpul.
d) Evaluasi
Evaluasi perawatan mata, telinga, dan hidung harus individual pada dasar fungsi sensori klien dan hasil yang dikehendaki. Perawatan hygiene sendiri tidak meningkatkan fungsi sensori diluar tingkat data dasar klien. Evaluasi harus terus dilakukan setelah membuat klien mampu mendemonstrasikan perawatan dan mendapatkan klien mempunyai masalah dlam memanipulasi peralatan maka perawat memperbaiki rencana dan melibatkan anggota keluarga secara langsung.
6. PERAWATAN DIRI PADA GENITAL PEREMPUAN
Cara Vulva Higiene
Vulva higiene merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu membersihan vulva sendiri.Tujuannya adalah
mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
kebersihan vulva.
Persiapan Alat dan Bahan :
Kapas sublimate atau desinfektan
Pinset Bengkok
Pispot
Tempat membersihkan (cebok) yang berisi desinfektan.Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
Pengalas
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
Cuci tangan –
Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
Pasang pengalas dan pispot, kemudian letakkan di bawah glutea pasien
Gunakan sarung tangan
Lakukan tindakan perawatan kebersihan vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimate dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
Kemudian ambil kapas sublimate dengan pinset, lalu bersihkan vulva dari atas ke bawah. Kapas yang telah kotor dibuang ke bengkok. Hal ini dilakukan hingga bersih
Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien
Cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Machfoedz, I. (2005). Menjaga kesehatan gigi mulut anak–anak dan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Arsita, N. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Mubarak, Wahid I., & Nurul C. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Eti Rohayati.2019.Buku Keperawatan Dasar 1