• Tidak ada hasil yang ditemukan

Besaran dalam fisika diartikan

N/A
N/A
reskhi tampan

Academic year: 2023

Membagikan "Besaran dalam fisika diartikan "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1. Besaran...2

a. Besaran Pokok...2

b. Besaran Turunan...2

2. Satuan...3

a. Satuan Baku...3

b. Satuan Tidak Baku...4

c. Satuan Panjang...4

d. Satuan Massa...4

e. Satuan Waktu...4

3. Dimensi...4

4. Alat Ukur...5

a. Alat Ukur Panjang...5

Mistar (Penggaris)...5

Jangka Sorong...6

Mikroskop...11

b. Alat Ukur Massa...13

Timbangan analitik...13

Neraca Ohaus...15

c. Alat Ukur Waktu...17

Stopwatch Analog...17

Stopwatch Digital...19

DAFTAR PUSTAKA...21

(2)

1. Besaran

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Nah berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan.

a. Besaran Pokok

Besaran pokok merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan.

Besaran pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan

Besaran turunan merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok.

Contohnya, luas = panjang x lebar.

Panjang merupakan besaran pokok panjang dengan satuan meter, lebar juga termasuk dalam besaran pokok panjang dengan satuan meter. Jadi, satuan luas adalah m2 (meter persegi) yang diturunkan dari hasil perkalian satuan besaran pokok panjang, yaitu m x m.

(3)

Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Besaran Skalar, Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar), tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah volume, massa, waktu, jarak,panjang, dan suhu.

b. Besaran Vektor, Besaran vektor adalah besaranyang memiliki nilai (besar) dan arah. Contoh besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, gaya,berat, kuat arus dan percepatan.

2. Satuan

Satuan dalam fisika digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Jenis-jenis satuan yaitu:

a. Satuan Baku

Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional atau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter, kilogram, dan detik. Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:

 Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)

 Sistem CGS (Centimeter Gram Second) Tabel Satuan Baku

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS

Massa kilogram (kg) gram (g)

Panjang meter (m) centimeter (cm)

Waktu sekon (s) sekon (s)

Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)

Suhu kelvin (K) kelvin (K)

Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)

Jumlah Zat kilomole (mol) mol

(4)

b. Satuan Tidak Baku

Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu. Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

c. Satuan Panjang

Satuan Internasional untuk panjang adalah meter. Devinisi satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya yang merambat di dalam ruang vakum (hampa udara) dalam selang waktu 1/299.792.458 sekon (CGPM kE- 17, 1983). Meter standar memiliki bentuk batang logam yang terbuat dari campuran platina dan iridium.

d. Satuan Massa

Pengertian massa adalah banyak zat yang terkandung dalam suatu benda. Satuan Satuan Internasional untuk massa adalah kilogram. Devinisi satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di Lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899). Kilogram standar memiliki bentuk silinder platina-iridium yang disimpan di Sevres, dekat kota Paris, Prancis.

e. Satuan Waktu

Satuan Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon (detik).Satu sekon didevinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium untuk bergetar sebayak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967).

3. Dimensi

Cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya dinamakan dimensi. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!

(5)

Kita dapat mencari dimensi suatu besaran lain dengan cara mengerjakan seperti pada perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda pangkat positif dan untuk pembagian ditulis dengan tanda pangkat negatif.

Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut :

• Luas (L) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L]²

• Volume (V) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L]³

4. Alat Ukur

Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:

a. Alat Ukur Panjang

Mistar (Penggaris)

Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.

Fungsi penggaris ini adalah digunakan untuk mengukur benda-benda yang berbidang datar dan juga berdimensi kecil misalnya gambar atau ubin.

 Adapun bagian-bagian penggaris adalah:

1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang lainnya dalam inci 2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran

3. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris

 Cara Menggunakan Mistar Penggaris:

1. Langkah pertama yaitu menempatkan skala nol pada penggaris yang sejajar dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.

2. Setelah itu perhatikan ujung benda lainnya dan kemudian bacalah skala pada mistar penggaris tersebut yang memang sejajar dengan ujung benda.

(6)

3. Untuk bisa membaca hasilnya dengan benar, Anda harus melihat bagian tegak lurus dengan tanda garis skalanya. Pastikan untuk lebih teliti dalam melihat hasilnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.

 Contoh soal:

Hasil pengukuran dengan mistar adalah…

A. 3,0 cm B. 3,5 cm C. 4,0 cm D. 4,5 cm

Pembahasan:

Skala mistar bagian pangkal adalah 4 cm sedangkan skala bagian ujung menunjukkan angka 7,5 cm. Dengan demikian hasil pengukuran adalah 7,5 cm – 4 cm = 3,5 cm.

Jangka Sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1 mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.

Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, tebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.

 Secara standar, jangka sorong terdiri dari enam bagian penting, yaitu:

1. Sekrup pengunci

Bagian pertama adalah pengunci yang mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

(7)

2. Rahang luar

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda misalnya diameter hasil pengeboran atau diameter sebuah lubang.

3. Rahang dalam

Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam memiliki fungsi untuk mengukur dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda misal tebal, lebar sebuah benda kerja, atau diameter luar sebuah kaleng.

4. Depth probe atau pengukur kedalaman

Bagian ini umumnya terletak bagian ujung jangka sorong. Depth probe memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman sebuah benda.

5 .Skala Utama (dalam cm dan inchi)

Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk centimeter (cm) yang disebut juga metric scale, dan dalam bentuk satuan inchi untuk menyatakan ukuran utama dalam bentuk inci yang disebut juga imperial scale.

6. Skala nonius (vernier)

Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk mm. Skala nonius dinamakan juga skala Vernier, untuk menghormati nama penemunya Piere Vernier, ahli teknik berkebangsaan Prancis. Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm. Jadi, 1 bagian skala nonius (jarak antara dua garis skala nonius yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Untuk ukuran inci, garis skalanya ada pada bagian atasnya.

 Cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur suatu benda

1. Langkah pertama, kendurkan baut pengunci dan geser bagian rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Jangan lupa untuk memeriksa atau cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol.

2. Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa menyebabkan ketidaktepatan hasil pengukuran.

3. Selanjutnya, tutup geser rahang hingga mengapit benda yang diukur. Ketahui hasilnya dengan membaca skalanya utama dan skala noniusnya.

(8)

4. Jika kita ingin mengukur diameter bagian dalam sebuah benda (misalnya diameter cincin), maka pengukuran menggunakan rahang atas. Rapatkan rahang atas lalu tempatkan benda (misal cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempel dan menekan bagian dalam benda.

Pastikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala, dalam artian benda jangan sampai miring.

 Contoh Cara Menghitung dan Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap. Ada juga skala utama dalam satuan inci pada bagian atasnya, sama seperti penggaris mistar. Kemudian pada bagian yang bisa digeser adalah skala nonius untuk menunjukkan satuan 0,1 mm.

Untuk lebih memahami cara membaca hasil pengukuran jangka sorong, perhatikan contoh gambar di bawah ini:

Nah, pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang akan diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah ini. Untuk membaca dan

mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang tertera pada skala utama (main scale). Lihatlah bagian garis dari skala utama yang terdekat dengan angka 0 pada skala vernier. Ternyata bagian skala utama yang terdekat dengan angka 0 (nol) pada skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm atau 11 mm. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala utama dan skala vernier yang sejajar atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata dua garis skala yang sejajar lurus tersebut terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya 0,65 mm.

(9)

Nah, untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut, caranya dengan

menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala utama (11 mm) dan skala vernier (0,65 mm) 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

Jadi hasil pengukuran benda merah tersebut adalah 11,65 mm atau 1,165 cm.

Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.

img by physicsmax.com

 Ada sekitar 7 bagian micrometer antara lain :

1.Frame, merupakan rangka micrometer yang dijadikan pegangan kita saat memegang micrometer.

2. Anvil, poros tetap berukuran kecil yang digunakan sebagai tumpuan tetap terhadap benda yang akan diukur.

3.Spindle, poros yang dapat digerakan ke kanan dan kekiri sesuai ketebalan benda yang diukur.

4.Lock, pengunci untuk mengunci pergerakan spindle, sehingga pembacaan hasil pengukuran bisa lebih akurat.

5.Sleeve, poros yang memiliki skala utama untuk membaca hasil pengukuran.

6.Thimble, poros pemutar yang memiliki skala nonius untuk menentukan nilai decimal dengan ketelitian 0,01 mm.

7.Rachet, komponen untuk menggerakan spindle agar menjepit benda yang akan diukur.

(10)

 Cara pengukuran benda

1. Pertama putar thimble kebalikan arah jarum jam. Ini akan membuat spindle bergerak menjauhi anvil.

2. Masukan benda yang akan diukur diantara anvil dan spindle.

3. Putar rachet searah jarum jam, ini akan menggerakan spindle agar menjepit benda yang akan diukur.

4. Kalau spindle sudah mentok maka akan terdengar bunyi pada rachet ketika anda memutarnya.

5. Putar lock untuk mengunci spindle 6. Lalu lihat dan baca hasil pengukuran

 Cara membaca micrometer

1. Pada contoh pertama, skala utama menunjukan garis yang kedua, artinya skala utama menunjukan hasil pengukuran 2,00 mm. Sementara pada skala nonius, garis yang lurus dengan skala utama adalah garis dengan nilai 0,38 mm. (anda bisa menghitungnya dari titik 35).Maka hasil pengukuran milimeter tersebut tinggal ditambahkan 2,00 + 0,38 = 2,38 mm.

2. Untuk contoh yang kedua, thimble juga berhenti pada garis yang kedua, namun thimble melewati garis dibagian bawah skala utama. Itu bisa dibaca skala utama dengan nilai 2,50 mm.Sementara untuk skala nonius, masih tetap sama menunjukan nilai 0,38 mm. Maka hasil pengukurannya tinggal ditambahkan, 2,50 + 0,38 = 2,88 mm.

(11)

Mikroskop

Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk mengamati objek berukuran renik sehingga objek kelihatan lebih besar dan jelas.

 Bagian-bagian Mikroskop

1. Tubus/tabung mikroskop, berupa tabung kosong yang dapat dinaik-turunkan untuk mengatur fokus.

2. Lensa objektif, terletak di bagian bawah tabung mikroskop. Berfungsi untuk menghasilkan bayangan benda yang sedang diamati. Lensa ini tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya 5x, 10x, dan 12,5x.

3. Lensa okuler, terletak di bagian atas tabung mikroskop.

Fungsinya untuk memperbesar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Lensa ini tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya 4x, 10x, 40x, dan 100x.

4. Revolver, adalah alat yang dapat berputar untuk memilih ukuran lensa objektif yang akan digunakan.

5. Makrometer (tombol pengatur kasar), adalah tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik- turunkan tabung mikroskop dengan cepat.

6. Mikrometer (tombol pengatur halus), adalah tombol pengatur fokus bayangan dengan menaik- turunkan tabung mikroskop dengan jarak pergeseran yang lebih rapat dibandingkan makrometer.

7. Lengan mikroskop, merupakan bagian yang dipegang ketika mikroskop akan dipindahkan.

8. Meja preparat, tempat meletakkan preparat yang akan diamati.

9. Penjepit objek, yaitu penjepit preparat agar kedudukannya tidak bergeser ketika sedang diamati.

10. Diafragma, berupa lubang yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan dalam pengamatan.

11. Kondensor (pemusat cahaya), terdiri dari seperangkat lensa yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya.

(12)

12. Cermin, berfungsi untuk mengarahkan cahaya agar dapat masuk diafragma dan kondensor.

Biasanya tersedia dua cermin (permukaan datar dan cekung). Kedua cermin dapat dipakai bergantian sesuai dengan kondisi cahaya ruangan.

13. Kaki mikroskop, merupakan bagian paling bawah yang berfungsi untuk mengokohkan kedudukan mikroskop.

 Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya

1. Membawa mikroskop dengan cara tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang kaki mikroskop.

2. Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup.

3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.

4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling kecil.

5. Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop.

6. Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.

7. Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan. Cermin datar digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).

8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.

9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja mikroskop.

10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.

11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung.

12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati preparat dengan lebih jelas.

 Contoh soal

Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk lensa objektif 5x, berapakah perbesaran lensa okulernya?

Penyelesaian:

Diketahui: M = 100x dan mob = 5x Ditanyakan: mok

(13)

Jawab:

M = mob × mok

Mok = M mob =

100

5 = 20

Jadi, perbesaran lensa okuler mikroskop tersebut adalah 20x.

b. Alat Ukur Massa

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berikut merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan, antara lain ialah sebagai berikut.

Timbangan analitik

Timbangan analitik adalah sebuah timbangan yang digunakan untuk mengukur masa suatu benda, sama seperti timbangan pada umumnya. Namun timbangan analitik memiliki kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk menimbang benda dengan berat yang sangat ringan yaitu 0,1 mg.Timbangan analitik merupakan timbangan yang diperuntukan untuk orang yang bekerja di laboratorium dan timbangan analitik juga digunakan oleh peneliti atau analis. Timbangan analitik biasa digunakan untuk membuat komposisi sebuah zat baru dari beberapa zat yang telah ditentukan.

 Bagian-Bagian pada Timbangan Analitik

(14)

Setelah anda melihat beberapa gambar

timbangan analitik, tentu ada memahami bahwa sebenarnya point utama pada timbangan analitik adalah weighing plate. Weighing plate merupakan bagian dari timbangan analitik yang digunakan untuk meletakan zat yang akan kita hitung massanya.

 Cara menggunakan timbangan analitik:

1. Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power. Jika tidak bisa menyala, mungkin anda lupa mencolokan power supply ke listrik. Cek terlebih dahulu, apakah power supply timbangan analitik sudah disambungkan ke sumber daya.

(15)

2. Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka menjadi stabil(nol). Pada beberapa kasus, timbangan analitik tidak menunjukan angka nol, maka setting menjadi nol kembali dengan melihat buku panduan.

3. Bersiap menimbang. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan pelindung, buka terlebih dahulu pintu pelindung sebelum menempatkan material pada piringan.

4. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati, tempatkan material sedikit demi sedikit. Ingat, timbangan analitik anda memiliki batas maksimal. Jangan menempatkan material melebihi batas atas kapasitas timbangan analitik, karena hal ini dapat merusak timbangan analitik anda.

5. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik, tunggu beberapa saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat berapa massa material yang baru saja kita timbang.

6. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau material keluar dari piigngan timbangan analitik, agar timbangan selalu dalam keadaan kosong jika tidak digunakan.

7. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda meninggalkannya.

8. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup pintu pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.

Neraca Ohaus

Neraca ohaus digunakan untuk menimbang massa suatu benda dalam praktik laboratorium. Neraca ini sering digunakan dalam pengukuran laboratorium karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yaitu mencapai 0,01 gram.

Neraca ohaus ada tiga macam, yaitu neraca 2 (dua) lengan, neraca 3 (tiga) lengan, dan neraca 4 (empat) lengan. Pengukuran massa di laboratorium biasanya menggunakan neraca ohaus yang memiliki 3 lengan atau 4 lengan. Neraca tiga lengan umumnya memiliki kapasitas 610 gram dengan ketelitian 0,1 gram. Setiap lengan pada neraca memiliki skala dengan beban geser (anting) sebagai kilogram standar.

Lengan pertama (depan) memuat angka satuan dan sepersepuluhan yaitu 0 – 10 gram. Lengan kedua (tengah) memuat angka ratusan yaitu 0 – 500 gram. Dan lengan ketiga (belakang) memuat angka puluhan yaitu 0 – 100 gram dengan skala terkecil 0,1 gram.

(16)

 Fungsi dari kelima bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.

Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.

Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda yang akan diukur massanya.

Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap lengan neraca memilikinya.

Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu. Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.

Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.

 Adapun langkah-langkah menggunakan neraca ohaus tiga lengan adalah sebagai berikut.

1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat (anting) pada lengan depan, tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan putar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan mengarah pada angka nol.

2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.

3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia pada neraca (tempat beban).

(17)

4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke yang terkecil yaitu dimulai dari lengan yang menunjukkan skala ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang.

5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan oleh skala ratusan, puluhan, dan satuan atau sepersepuluhan.

 Cara Membaca Skala Hasil Pengukuran Neraca Ohaus

Pada neraca ohaus, setelah sistem kesetimbangan tercapai, selanjutnya kalian tinggal membaca skala hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa benda yang ditimbang. Perhatikan contoh soal berikut.

“Sekantong plastik gula pasir ditimbang dengan neraca O’Hauss tiga lengan. Posisi lengan depan, lengan tengah, dan lengan belakang dalam keadaan setimbang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tentutakanlah massa gula pasir tersebut!”

Jawab:

Dengan demikian, massa sekantong plastik gula pasir tersebut adalah 542,4 gram.

Skala Lengan Depan = 2,4 Gram

Skala Lengan Tengah = 500 Gram Skala Lengan Belakang = 40 gram

+ 542,4 gram

(18)

c. Alat Ukur Waktu

Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.Salah satu contoh alat ukur waktu adalah stopwatch.

Stopwatch adalah sebuah arloji genggam yang di rancang untuk mengukur jumlah waktu yang telah berlalu dari waktu tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch tersebut di non aktifkan. Contohnya saja menghitung berapa lama sebuah mobil dapat mencapai jarak 60 km, atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100 meter. Fungsi stopwatch juga hadir sebagai fungsi tambahan pada jam tangan digital, ponsel, pemutar musik portabel, dan komputer.

Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan kedua stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu. Tetapi ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan pembacaannya.

Stopwatch Analog

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

 Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch analog dan fungsinya yaitu :

1.Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak menjadi satu.

2.Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula yang digabung.

3.Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit dan jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.

(19)

4.Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara detik dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit dengan satu menit diatasnya atau dibawahnya.

 Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :

1. Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga gerigi berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga jarum bergerak.

2. Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta kombinasi kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak penekanan pegas pertama.

3. Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali ke posisi nol.

 Contoh soal

Arsy berlari mengelilingi lapangan sepak bola dengan waktu ditunjukkan stopwach. Lamanya Arsy berlari adalah...

a.632 detik c. 1.230 detik b. 206 detik d. 86 detik

Pembahasan :

Dik. waktu = 30 detik

= 20 menit = 1200 detik Dit. Total waktu =...?

Jawab :

Total waktu = 30 + 1200 = 1230 detik Jawaban = c

(20)

Stopwatch Digital

Stopwatch Digital adalah jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran. Dan waktu dari hasil pengukuran dapat kita baca hingga satuan detik. Stopwatch ini dalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan waktu berdasarkan perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka terhadap cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan. Satu hal yang perlu di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog sama-sama mengunakan baterai tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.

 Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara elektrik berupa angka-angka.

2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran (tombol stop).

3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.

4. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.

 Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan stopwatch yaitu : 1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.

2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.

3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.

4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.

5. Membaca hasil pengukuran.

6. Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.

 Contoh soal

(21)

Dapat kita ketahui bahwa angka di sebelah kiri titik dua “ : “ adalah menit dan disebelah kanan nya adalah detik. Maka didapatkan hasil 8 menit 36,48 detik.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Azgiara.2019.” Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya”.(online).

https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/ . (diakses pada tnggal 17 Agustus 2019) Editor. 2019.” Cara Membaca Jangka Sorong, Lengkap dengan Contoh Gambar”.(online).

https://www.diedit.com/cara-membaca-jangka-sorong/.(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019) Edra, Rabia. 2018.” Besaran, Satuan, Dimensi dalam Pengukuran Fisika”.(online).

https://blog.ruangguru.com/besaran-satuan-dimensi-dalam-pengukuran-fisika. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Mandiri, Andaru P. 2019.” Timbangan Analitik – Pengertian, Fungsi, Jenis, Bagian-bagian”.(online).

https://andarupm.co.id/timbangan-analitik/. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Muchta, Amrie. 2018.” Cara Menggunakan Micrometer Sekrup + Cara Membacanya”. (online).

https://www.autoexpose.org/2018/02/cara-menggunakan-micrometer.html.(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Pengertian, Sumber. 2018.” Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat Ukurnya !”.(online).

http://www.sumberpengertian.id/pengertian-besaran-dan-satuan. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019) Posted, Achmadi. 2019. “Penggaris : Pengertian, Fungsi, Macam, Dan Cara Penggunaannya “.(online).

https://www.pengelasan.net/penggaris/ . (diakses pada tanggal 22 Agustus 2019).

Senior, Guru. 2017.” Cara Menggunakan dan Membaca Skala Neraca Ohaus dengan Benar (Materi SMP)”.

(online). https://juniorsciences.blogspot.com/2017/11/mengukur-massa-dengan-neraca-ohaus.html . (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Unknown. 2012.” PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN”.(online).

http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/07/pengukuran-besaran-dan-satuan.html#ixzz5wsHfdJZm. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Unknown. 2017.” Mikroskop dan Cara Penggunaannya”.(online).

http://pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/02/mikroskop-dan-cara-penggunaannya.html .(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum kali ini dilakukan dengan mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda menggunakan alat ukur jangka sorong serta mengukur ketebalan suatu

Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Laju Endap Darah Kecepatan mengendapnya sel darah merah yang diukur dengan metode Westergren Westergren Pipet Westergren mm/jam

• Jika kita ukur panjang benda dengan mistar dan diperoleh 155 mm maka kita melaporkan data pengukuran sebagai.. Ketidakpastian dari

Setiap hasil dari pengukuran akan menghasilkan sejumlah angka pasti dan satu angka taksiran, sehingga apabila alat ukur yang kita gunakan sangat peka maka akan banyak angka

Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.. Secara

Untuk menentukan atau membaca skala yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dalam pengukuran suatu benda yaitu dengan pembacaan pada skala utama dan skala nonius pada jangka

Jangka sorong ( vernier caliper ) juga merupakan alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu benda serta dapat juga untuk..

Peserta didik dapat melakukan percobaan pengukuran tunggal dan berulang pada alat ukur besaran panjang, massa dan waktu 4.. Peserta didik dapat membaca skala hasil pengukuran yang