DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...4
1.2 Rumusan Masalah...4
1.3 Tujuan Penulisan...5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ikatan Kimia………...6
2.2 Jenis- Jenis Ikatan Kimia………...7
2.2.1 Ikatan Primer……….………...7
2.2.2 Ikatan Sekunder……….………...17
BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan...21
3.2 Saran ...21
DAFTAR PUSTAKA...22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan tabel periodik dan konsep mengenai konfigurasi elektron telah memberikan suatu landasan untuk pembentukan molekul dan senyawa. Penjelasan yang diberikan oleh Gilbert Lewis ini yaitu bahwa atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Kestabilan maksimun tercapai jika atom telah emiliki konfigurasi elektron yang sama(isoelektron) dengan konfigurasi elektron gas mulia.
Ketika atom berinteraksi membentuk ikatan kimia, hanya bagian sebenarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas terutama elektron valensi dari atom-atom yang terlibat. Munculnya teori tentang ikatan kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan VIIA pada sistem periodik. Golongan Unsur gas mulia memperlihatkan kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia. Hal ini disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet.
Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai unsur bebas seperti unsur gas mulia. Hal ini memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk senyawa yang
lebih stabil dibandingkan dengan atom unsur bebasnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari tentang ikatan kimia.
Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ikatan kimia ? 2. Apa saja jenis-jenis ikatan kimia ? 3. Bagaimana terbentuknya ikatan kimia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui apa yang dimaksud ikatan kimia.
2. Mengetahui jenis-jenis ikatan kimia.
3. Mengetahui proses pembentukan ikatan kimia.
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Ikatan Kimia
Pada tahun 1916 dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927) dari Jerman (Martin S. Silberberg, 2000) Ikatan Kimia Adalah gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa. Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) serta Kossel (Jerman). Dalam pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsur lain. (Elida, 1996).
Menurut Elida (1996) mengatatakan bahwa, berdasarkan gagasan tersebut, kemudian dikembangkan suatu teori yang disebut Teori Lewis. Dapat disimpulkan bahwa Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui
ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
Contoh Soal :
1. Setiap unsur mampu membentuk ikatan kimia karena memiliki……
Jawaban : Kecenderungan membentuk konfigurasi elektron gas mulia.
Pembahasan : Unsur-unsur gas mulia sukar bereaksi karena unsur-unsur tersebut tergolong unsur yang stabil. Menurut G. N. Lewis dan W. Kossel, kestabilan unsur gas mulia disebabkan oleh electron valensinya yang berjumah delapan, keculi He yang hanya memiliki dua elektron.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
2. Dua buah unsur memiliki notasi 11X dan 17Y. Bila kedua unsur tersebut berikatan maka senyawa yang dihasilkan adalah ….
Jawaban : XY3
Pembahasan : Pada ikatan kimia untuk membentuk suatu senyawa harus ada ikatan yang mana adanya gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan yang biasa disebut ikatan ion.
13X= 2 8 3 (golongan IIIA) membentuk ion X3+
17Y= 2 8 7 (golongan VIIA) membentuk ion Y– Sehingga membentuk dengan senyawa XY3
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
3. Unsur X dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 dapat bereaksi dengan unsur Y yang terletak pada golongan oksigen, membentuk senyawa…………
Jawaban : XY Pembahasan :
X: golongan IIA bermuatan +2 Y: golongan VIA bermuatan -2
Sehingga, jumlah elektron yang dibutuhkan Y sama dengan yang dilepas X, dan membentuk senyawa XY.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
1.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia 1.2.1 Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar. Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
1.
Ikatan IonAda beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion positif dan ion negatif.
Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom yang lain.
Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi ganda.Ciri- ciri Senyawa Ionik :
Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam kristal sulit bergerak.
Contoh Pembentukan Senyawa Ionik :
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif rendah. Artinya mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur nonlogam dengan daya tarik elektron yang relatif besar. Artinya klorin mempunyai kecenderungan besar untuk menarik elektron. Ketika natrium direaksikan dengan klorin, klorin akan menarik elektron dan natrium. Natrium
berubah menjadi ion positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi ion negatif (Cl-). Ion ion tersebut kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya Coulomb sehingga membentuk NaCl.
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi karena adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya tarik elektron yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur tersebut membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik
elektronnya relatif besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik elektron relatif lemah adalah unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.
Rumus Kimia Senyawa Ion :
Sesuai dengan aturan oktet, atom natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin membutuhkan 1 atom natrium. Akan tetapi, tidak bisa diartikan bahwa satu ion Na+ hanya terikat pada satu ion Cl–. Dalam kristal NaCl, setiap atom Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl– dan setiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga dimensi berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na+ dan Cl– adalah 1:1.
Contoh Soal :
1. Tuliskan proses pembentukan ikatan ion pada unsur 19K dan 9F……….
Jawaban : Terbentuk senyawa KF Pembahasan :
Proses pembentukan ikatan ion antara K dan F K → K+ + e
F + e → F– ___________+
K + F → K+ + F–
Sumber : https://materikimia.com/contoh-soal-ikatan-ion/
2. Diketahui beberapa unsur dengan energy ionisasi (dalam kJ mol-1) sebagai berikut. Na = 500; Li = 520; B = 800; Be = 900; F= 1.681; Ne = 2.081. Ikatan paling ionik dapat terbentuk antara pasangan unsur ……..
Jawaban : Na dengan F
Pembahasan :
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas suatu elektron paling luar yang terikat paling lemah membentuk ion positif. Dalam suatu periode semakin kekanan semakin besar energi ionisasinya, sehingga jika diliat dalam soal, untuk pasangan unsur yang paling dapat terbentuk yaitu Na dan F, kita tahu bahwa F merupakan golongan VIIA yang harus menyerap 1 elektron agar stabil. Jika kita lihat pada energi ionisisasi, Ne paling besar, tetapi Ne adalah golongan VIIIA, golongan gas mulia, yang sudah stabil sehingga sukar untuk bereaksi.
Sumber : https://materikimia.com/contoh-soal-ikatan-ion/
3. Proses pembentukan ikatan ion antara 56Ba dan 17Cl………..
Jawaban :
56Ba = 2 8 18 18 8 2
17Cl = 2 8 7 Ba → Ba2+ + 2e Cl2 + 2e → 2Cl– _____________+
Ba + Cl2 → Ba2+ + 2Cl– Ba2+ + 2Cl– → BaCl2
Terbentuk senyawa BaCl2
Sumber : https://materikimia.com/10-contoh-ikatan-ion/
2.
Ikatan KovalenAda beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam, serta mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh dua atom. Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.
Contoh Pembentukan Senyawa Kovalen :
Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan penyerapan elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen mempunyai daya tarik elektron yang cukup besar. Oleh karena peasangan elektron yang terbentuk ditarik oleh kedua inti atom hidrogen yang berikatan, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron ini yang dimaksud dengan ikatan kovalen.
Rumus Kimia Senyawa Kovalen :
Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat beberapa senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet. Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.
Jenis- Jenis Ikatan Kovalen :
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan kovalen koordinasi.
A. Ikatan Kovalen Polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol.
B. Ikatan Kovalen Non-polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau
mempunyai bentuk molekul simetri.
C. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari pemakaian bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika atom penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3. Atom N dalam NH3 sudah memenuhi kaidah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di lain pihak, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun belum memenuhi kaidah oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N.
Contoh Soal :
1.
Suatu senyawa yang terbentuk dengan cara menggunakan pasangan elektron bersama mempunyai ikatan . . .Jawaban : Ikatan Kovalen
Pembahasan : ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Ikatan yang terbentuk distabilkan oleh gaya tarik-menarik antara elektron dan inti atom serta gaya tolak-menolak antar inti atom.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
2. Pada senyawa SO3 terdapat ikatan . . ……..
Jawaban : Ikatan Kovalen dan Ikatan Kovalen Koordinasi
Pembahasan : ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pada pembentukkan ikatan terdapat pasangan elektron yang hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan. Pada molekul SO3, atom S mempunyai nomor atom 16 dan O mempunyai nomor atom 8, konfigurasi elektronnya:
Kedua atom memerlukan 2 elektron untuk membentuk konfigurasi oktet, jadi kedua atom saling memberikan 2 e– untuk digunakan bersama dengan ikatan kovalen.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
3.
Perhatikan data hasil percobaan berikut ini.Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis ikatan yang terdapat pada zat A adalah . . .
Jawaban : Ikatan Kovalen non-polar .
Pembahasan :
Ikatan kovalen nonpolar memiliki sifat : - Tidak mengalami polarisasi muatan - Larut dalam pelarut nonpolar
- Larutan tidak dapat menghantarkan listrik
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
3. Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam , yaitu:
Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk karena penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah yang tertentu.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.
Ikatan logam terjadi karena adanya delokalisasi elektron.
Sebagaimana telah diketahui bahwa unsur logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga kulit terluar atom logam relatif longgar.
Kejadian seperti itu memungkinkan elektron valensi dapat berpindah- pindah. Mobilitas elektron dalam logam sangat bebas, menyebabkan elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, atau disebut juga delokalisasi. Elektron-elektron valensi yang mengalami delokalisasi
tersebut membentuk satu awan yang membungkus ion-ion positif logam di dalamnya.
Contoh Soal :
1.
Kedudukan elektron-elektron dari atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam adalah . . .Jawaban : Tidak terikat pada salah satu atom tetapi dapat bergerak bebas sebagai awan elektron
Pembahasan :
Ikatan logam sangat kuat karena elektron valensinya bergerak cepat mengitari inti-inti logam sehinggga satu dan lainnya sukar dilepaskan.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
2. Jelaskan hubungan antara proses pembentukan ikatan logam dengan sifat logam!
Jawaban : Unsur-unsur logam mempunyai energi ionisasi yang rendah dan elektron valensi yang kecil, maka unsur logam mempunyai kecenderungan
menjadi ion positif. Elektron valensi dari atom-atom logam yang berdekatan akan terdelokalisasi membentuk lautan elektron di sekitar ion-ion positif.
Selanjutnya, lautan elektron bergerak dari satu atom ke atom lainnya dan saling berikatan membentuk ikatan logam.
Lautan elektron pada kristal logam memegang erat ion-ion positif pada logam sehingga bila dipukul atau ditempa, logam tidak akan pecah atau tercerai berai, tetapi akan bergeser. Hal inilah yang menyebabkan sifat logam yang ulet dan dapat ditempa maupun diulur menjadi kawat.
Sumber : https://materikimia.com/10-contoh-soal-ikatan-logam-dan- jawabannya/
3. Faktor yang memengaruhi besarnya ikatan logam pada logam besi adalah ….
Jawaban : Energi Ionisasi.
Sumber : https://materikimia.com/10-contoh-soal-ikatan-logam-dan- jawabannya/
1.2.2 Ikatan Sekunder
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul.
Perlu diingat bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya, sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.
1. Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga gaya
ini bisa disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan ukuran molekul.
Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksi pada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal
ini tercermin dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa- senyawa tersebut dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
3. Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals.
Namun demikian, ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar.
Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
Contoh Soal :
1. Berikut ini data titik didih beberapa senyawa hidrida.
HI = -35oC HF = 19,4oC HBr = -67oC HCl = -84oC HCN = -26oC
Di antara senyawa-senyawa pada data tersebut yang memiliki ikatan hidrogen paling kuat adalah …
Jawaban : HF Pembahasan :
Berdasarkan data titik didih terlihat bahwa senyawa yang memiliki titik didih terbesar adalah HF. Pada molekul HF ujung molekul pada atom H lebih bermuatan positif dan ujung molekul pada atom F lebih bermuatan negatif.
Jadi, antara atom H pada molekul pertama dengan atom F pada molekul berikutnya terjadi gaya tarik-menarik yang cukup kuat, yang disebut dengan ikatan Hidrogen.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
2.
Gaya dispersi pada molekul-molekul non-polar terjadi akibat adanya………Jawaban : Dipol-dipol sesaat Pembahasan :
Gaya van der Waals dalam suatu molekul kovalen dapat disebabkan oleh tiga hal, pertama adanya tarik-menarik molekul polar dengan molekul polar (dipol-dipol), kedua adanya tarik-menarik antara ion dengan molekul polar (ion-dipol), ketiga adalah terjadinya taik-menarik antara molekul-molekul non-polar akibat adanya dipol sesaat yang juga disebut gaya dispersi (gaya London).
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
3. Ukuran H2O lebih kecil daripada ukuran molekul H2S, tetapi H2O mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada H2 Peristiwa tersebut disebabkan oleh….
Jawaban : Adanya ikatan hidrogen pada H2O Pembahasan :
Titik didih H2O lebih tinggi dari H2S karena antarmolekul H2O terdapat ikatan hidrogen sedangkan antarmolekul H2S terdapat gaya tarik dipol-dipol.
Sumber : https://soalkimia.com/soal-ikatan-kimia/
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengenai kembali dari latar belakang penulisan sampai pada pembahasan mengenai Ikatan Kimia dalam kehidupan sehari–hari telah ditunjukkan penulis tentang berbagai kimia organik yang berasal dari senyawa–senyawa yang terdapat di dalam dan juga sintesi dari penelitian laboratorium.
Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus–gugus karbon yang ada memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari–hari tertutama dalam bidang trasportasi, kesehatan juga dalam bidang–bidang lain yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup manusia.
3.2 Saran
Kami mengharapkan dengan Adanya pembahasan mengenai Ikatan Kimia ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam menjawab segala persoalan mengenai pembelajaran dalam dunia perkuliahan yang membahas Ikatan Kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Utakatikotak. 2019. “Ikatan Kimia Pengertian Jenis Ikatan”
Diakses dari :
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/10121/Ikatan-Kimia-Pengertian-Jenis- Ikatan-Beserta-Contohnya
( Pada Tanggal 19 Oktober 2020 )
Soalkimia. 2020. “ Ikatan Kimia, Pengertian, Teori, Sifat, Jenis dan Geometri Molekul “
Diakses dari :
https://soalkimia.com/ikatan-kimia-pengertian-teori-sifat-jenis-dan-geometri-molekul/
(Pada Tanggal 19 Oktober 2020)
Chang,Raymond.2004. Kimia Dara.Jakarta : Erlangga.
(Dibaca pada tanggal 19 Oktober 2020).