• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH JENIS-JENIS BIDANG USAHA

N/A
N/A
Marcenia thomas

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH JENIS-JENIS BIDANG USAHA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

JENIS-JENIS BIDANG USAHA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan dan Tekno-Sosial

Disusun Oleh : MARCENIA THOMAS

NIM 2214401022

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Jenis-jenis Bidang Usaha”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Kewirausahaan dan Tekno-Sosial. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang jenis-jenis bidang usaha.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Penulis juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Pekanbaru, 7 Maret 2024

Marcenia Thomas

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan... 4

1.4 Manfaat... 5

BAB II ... 6

PEMBAHASAN ... 6

2.1 Definisi Wirausaha ... 6

2.2 Jenis Dan Bidang Usaha ... 6

2.3 Pendekatan Dan Teori Kewirausahaan ... 8

2.4 Pengenalan Produk Brownie à la Mode ... 12

2.5 Gambaran Usaha Brownie à la Mode ... 13

2.6 Analisis SWOT Brownie à la Mode ... 14

2.7 Promosi Dan Penjualan Brownie à la Mode ... 14

BAB III ... 16

PENUTUP... 16

3.1 Kesimpulan... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola hidup di masyarakat. Kemajuan ini telah membuat kesibukan pada masing masing individu untuk mencukupi kebutuhan ekonominya masing masing agar hidup lebih layak. Dalam usaha usaha pemenuhan kebutuhan inilah yang menyita waktu yang banyak, sehingga pada sebagian masyarakat membutuhkan makanan siap saji.

Makanan siap saji untuk sarapan atau santap siang di kala kesibukan, begitu banyak variasi dan jenisnya salah satunya Brownies. Pemanfaatan Brownies sebagai makanan penganan untuk sarapan pagi dan makanan pengisi diwaktu sibuk terasa cukup banyak membantu. Atas dasar analisis kebutuhan, maka diperoleh sebuah peluang bisnis untuk membuat sebuah usaha pembuatan kue Brownies.

Brownies merupakan salah satu makanan yang banyak disukai oleh berbagai kalangan masyarakat dari segala usia. Namun persaingan usaha yang cukup ketat dari bisnis ini membuat kami berinovasi dalam menciptakan brownies premium dengan harga affordable.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa definisi dari wirausaha?

2. Apa saja jenis dan bidang usaha?

3. Bagaimana pendekatan dan teori kewirausahaan?

4. Bagaimana pengenalan Produk Brownie à la Mode?

5. Bagaimana gambaran usaha Brownie à la Mode?

6. Bagaimana Analisis SWOT dari Brownie à la Mode?

7. Bagaimana promosi dan penjualan dari Brownie à la Mode?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui definisi dari wirausaha.

(5)

2. Untuk mengetahui jenis dan bidang usaha.

3. Untuk mengetahui pendekatan dan teori kewirausahaan.

4. Untuk mengetahui pengenalan produk Brownie à la Mode.

5. Untuk mengetahui gambaran usaha Brownie à la Mode.

6. Untuk mengetahui analisis SWOT Brownie à la Mode.

7. Untuk mengetahui promosi dan penjualan Brownie à la Mode.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang jenis-jenis bidang usaha.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wirausaha

Wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.

Menurut Dan Stein dan Jhon F.Burgess (1993), wirausaha adalah orang yang mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk menciptakan peluang usaha dan usaha baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

2.2 Jenis Dan Bidang Usaha A. Jenis Usaha

Terdapat 3 jenis kategori umum jenis usaha yaitu : 1. Usaha produksi (Manufacturing)

Usaha produksi adalah usaha yang terkait dengan mengubah bahan baku menjadi produk. Oleh karena itu sumber keunggulan usaha produksi dalam bersaing terkait dengan kualitas, kontinuitas dan harga bahan baku yang dipasok oleh pemasok, serta teknologi produksinya.

Usaha produksi diklasifikasikan menjadi dua tingkatan yaitu primer dan skunder. Produk primer mengacu pada penggalian sumber daya alam, atau penggunaan sumber daya berada di dalam bumi. Sedangkan usaha produksi skunder merupakan lanjutannya, sebagai contoh kayu gelondongan dibuat papan (primer), papan dibuat furniture dan interior (skunder), kapas dibuat benang tenun (primer), benang tenun dibuat kain songket (skunder), dan sebagainya.

(7)

2. Usaha perdagangan (Trading)

Usaha perdagangan dapat dikelompokkan menjadi usaha retail dan distributor.

Usaha retail adalah suatu kegiatan menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir, usaha retail ini merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir.

Usaha distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas pemasaran (marketing) yang menggerakkan barang dari produsen ke pedagang retail atau ke usaha marketing-marketing lainnya.

3. Usaha Jasa (Service).

Usaha jasa terkait dengan usaha yang mengandalkan pada sumber daya manusia sebagai keunggulan bersaing.

B. Bidang Usaha

Berdasarkan dari ketiga jenis usaha yang dikemukakan sebelumnya yaitu usaha produksi (manufacturing), usaha perdagangan (trading) dan usaha jasa (service) maka ketiganya memiliki bidang-bidang usaha tersendiri.

1. Bidang Usaha Produksi.

Bidang usaha produksi adalah segala sesuatu yang menghasilkan barang baik dalam bentuk penggalian/pengelolaan sumber daya alam, produk pertanian, produk perkebunan, peternakan maupun mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai.

Dilihat dari skala produksinya ada yang skala besar, skala menengah dan skala kecil.

2. Bidang Usaha Perdagangan

Usaha bidang perdagangan (trading) dikelompokkan atas dua macam yaitu usaha retail dan distributor.

• Usaha Retail

Usaha retail sering juga disebut usaha eceran, di mana jenis produk yang dibuat oleh usaha produksi ditawarkan di warung, toko, mini market dan lain-lain.

Perdagangan retail adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada

(8)

konsumen akhir, jadi perdagangan retail adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang retail sangat penting bagi pengusaha produksi karena melaluinya produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang produksinya.

• Distributor

Distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang retail atau lembaga- lembaga marketing lainnya (Alma, 2009).

3. Bidang Usaha Jasa

Kotler dan Amstrong dalam Solihin (2007) menjelaskan usaha jasa mengandalkan pemasaran interaktif yang dilakukan entrepreneur kepada pelanggan secara langsung melalui aktivitas pemasaran internal dalam bentuk pemberian berbagai pelatihan yang akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

2.3 Pendekatan Dan Teori Kewirausahaan

Terkait dengan entrepreneurship atau kewirausahaan terdapat 2 (dua) pendekatan sebagaimana dijelaskan Barringer dan Ireland (2008) yaitu:

1) Pendekatan Makro.

Pendekatan makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses gagalnya suatu entrepreneurship. Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi eksternal yang berada di luar kontrol seorang entrepreneur. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) aliran dalam pendekatan makro yaitu:

a. Aliran pemikiran lingkungan. Aliran pemikiran lingkungan ini berkaitan dengan faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup entrepreneur. Faktor eksternal ini misalnya lingkungan sosial politik yang mempengaruhi pengembangan entrepreneurship dan kelompok sosial seperti teman dan kerabat yang mempengaruhi keinginan untuk menjadi entrepreneur.

b. Aliran pemikiran finansial/kapital. Dasar dan fokus dari aliran pemikiran pemikiran finansial/kapital ini adalah proses pencarian kapital/modal. Aliran pemikiran ini

(9)

memandang keseluruhan aktivitas perusahaan dari sudut pandang manajemen finansial/ keuangan. Keputusan finansial terjadi pada setiap tahapan daur hidup perusahaan.

c. Aliran pemikiran displacement. Aliran pemikiran displacemen ini berfokus pada fenomena kelompok. Seorang individu dipandang tidak akan mendirikan usaha kecuali individu tersebut dihambat untuk melakukan aktivitas lain. Contoh sederhana adalah seorang individu yang kehilangan pekerjaan atau di PHK maupun karena adanya hambatan untuk terus bekerja di suatu perusahaan maka individu tersebut beralih menjadi entrepreneur.

2) Pendekatan Mikro.

Pendekatan mikro mengevaluasi faktor-faktor spesifik pada entrepreneurship.

Entrepreneur potensial memiliki kemampuan atau kontrol untuk mengarahkan atau menyesuaikan keluaran dari setiap pengaruh dalam pendekatan ini. Tidak seperti halnya dengan pendekatan makro yang berfokus pada kejadian atau faktor dari luar, maka pendekatan mikro berfokus pada sesuatu dengan memandang dari dalam ke luar.

Terdapat 3 (tiga) aliran pemikiran pada pendekatan mikro yaitu:

a. Aliran pemikiran trait entrepreneurial.

Terdapat ciri-ciri umum dari entrepreneur sukses seperti kreatif, rasa percaya diri tinggi, keinginan untuk maju dan berani menempuh resiko. Ciri-ciri ini apabila dapat ditumbuhkan akan memberi kemungkinan keberhasilan yang tinggi dari seorang entrepreneur.

b. Aliran pemikiran peluang usaha.

Aliran pemikiran peluang usaha ini berfokus pada aspek peluang dari pengembangan suatu usaha. Pengembangan ide yang tepat pada waktu yang tepat untuk pasar yang tepat dipandang merupakan kunci suksesnya usaha.

c. Aliran pemikiran formulasi strategis.

Aliran pemikiran ini berpendapat bahwa proses perencanaan merupakan bagian terpenting dalam pengembangan suatu usaha. Formulasi strategi merupakan hasil dari gabunganelemen unik yang terdiri dari pasar, orang, produk, dan sumber daya unik.

(10)

Selanjutnya teori kewirausahaan dapat dikelompokkan menjadi dua tema yaitu: (1) mengutamakan peluang usaha. Pada teori yang mengutamakan peluang usaha lebih banyak dianut oleh para ahli ekonomi, dan (2) mengutamakan tanggapan pihak lain atas peluang tersebut. Pada teori yang mengutamakan perbedaan tanggapan pihak lain atas peluang usaha banyak dianut oleh ahli sosiologi dan psikologi. Adanya perbedaan pandangan tentang teori kewirausahaan ini berakibat pada kebijakan dan tindakan dalam mengembangkan usaha (Fadiati dan Purwana, 2011).

Selanjutnya terkait dengan teori-teori kewirausahaan diantaranya yang dapat dicatat adalah:

1. Teori ekonomi.

Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau ada peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat berwujud pada tindakan yaitu:

a. Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.

b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.

c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.

Tokoh pada aliran ini antara lain Cantilon, Schumpter, Leibenstein dan Broehl.

Terkait dengan teori ekonomi, perkembangan entrepreneurship dapat ditelusuri mulai dari pendekatan classical, neoclassical, dan Austrian market process (AMP). Murphy, Liao dan Welsch (2006) menjelaskan sebagai berikut:

a) Classical.

Pendekatan classical menekankan pentingnya ketidakpastian dan resiko.

Kepemilikan dan status tidak terlihat sebagai sesuatu yang mutlak diperlukan entrepreneur. Inovasi dan koordinasi merupakan aspek dominan dalam aktivitas entrepreneurship. Inti dari pendekatan classical adalah pasokan, permintaan, dan harga jangka pendek.

b) Neoclassical.

Pendekatan neoclassical muncul sebagai respon kelemahan pendekatan classical yang mengasumsikan adanya keseimbangan. Pendukung pendekatan

(11)

neoclassical berpendapat bahwa asumsi keseimbangan tidak kompatibel dengan harga jangka pendek dan biaya produksi relatif. Konsep utilitas marginal yang menurun dan biaya produksi relatif.

Konsep utilitas marginal yang menurun muncul sebagai penjelasan dari aktivitas ekonomi. Fokusnya bukan pada akumulasi kapital namun lebih pada kombinasi baru dari sumber daya yang dimiliki. Entrepreneur berperan dalam menyesuaikan alokasi sumber daya karena perubahan seperti peningkatan pasokan, penurunan permintaan dan kondisi keseimbangan. Entrepreneur menciptakan produk baru, metode produksi baru, memperkenalkan sumber daya baru atau bentuk organisasi baru yang kemudian menyebabkan kondisi lama menjadi usang. Entrepreneur melakukan perubahan dalam lingkungan dan memberikan respon terhadap perubahan tersebut.

c) Austrian market process.

Pendekatan ini menekankan pada aktivitas manusia dan memberikan kerangka konseptual yang lebih kaya pada entrepreneurship. Penekanannya adalah bagaimana menumbuhkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menemukan peluang dan membuat keputusan yang tepat. Pendekatan ini menjelaskan apabila pengetahuan dikomunikasikan dalam sistem pasar, misalnya melalui informasi harga, maka inovasi akan muncul dan entrepreneur mengetahui bagaimana menghasilkan produk baru atau cara yang lebih efektif untuk menghasilkan produk baru, maka manfaat dapat diperoleh dari pengetahuan ini.

Pendekatan neoclassical tidak menjelaskan aktivitas ini. Austrian market process memandang lingkungan tidak dapat diulangi atau tidak selalu memberikan keluaran yang sama dalam sistem ekonomi. Entrepreneur memperoleh insentif dengan meggunakan pengetahuan untuk menghasilkan nilai. Dibangun berdasarkan ide neoclassical, Austrian market process mendudukkan entrepreneurship sebagai pendorong sistem pasar.

2. Teori sosial.

Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat tertentu harus

(12)

dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk meluruskannya. Teori ini didasari atas adanya perbedaan tanggapan atas berbagai kelompok sosial seperti ras, suku, agama, dan kelas sosial. Tokoh pada aliran ini adalah Max Weber dan Hagen.

3. Teori psikologi.

Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur tidak tergantung pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Pada dasarnya teori psikologi tentang kewirausahaan mencoba dua pertanyaan yaitu:

a. Adakah karakteristik perorangan yang membedakan entrepreneur dan orang yang bukan entrepreneur?

b. Adakah karakteristik perseorangan yang membedakan entrepreneur yang berhasil dan yang kurang berhasil?.

Dalam teori ini dikatakan bahwa hubungan antara prilaku kewirausahaan dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) sangat erat. Kebutuhan untuk berprestasi terbentuk pada masa anak-anak antara lain melalui isi bacaan untuk anak-anak sekolah dasar. Oleh sebab itu kebutuhan untuk berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini. Tokoh dalam teori ini David Mc.Clelland.

4. Teori prilaku.

Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah hasil dari sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan dapat diperlajari dan dikuasai secara sistematis, sistematik dan terencana.

2.4 Pengenalan Produk Brownie à la Mode

Brownies merupakan salah satu jenis yang berwarna cokelat kehitaman. Brownies pada umumnya mempunyai tekstur empuk karena brownies tidak membutuhkan pengembangan gluten.

Struktur brownies sama seperti cake, yaitu ketika dipotong terlihat keseragaman tekstur, berwarna menarik dan jika dimakan terasa lembut (Sunaryo : 1985).

(13)

Brownies kukus adalah sejenis cake coklat padat yang awalnya merupakan adonan gagal dan keras. Terdapat 2 jenis brownies yaitu brownies panggang dan brownies kukus. Dibandingkan dengan brownies panggang, brownies kukus lebih banyak penggemarnya, karena teksturnya yang lebih lembut (Yeni : 2007).

Kue brownies, yang juga dikenal sebagai brownie, adalah sejenis kepingan pencuci mulut berbahan dasar cokelat. Berbentuk persegi empat, brownies memiliki tekstur yang lembut dan padat, serta warna cokelat kehitaman yang khas. Rasa cokelatnya yang pekat membuatnya menjadi favorit banyak orang.

2.5 Gambaran Usaha Brownie à la Mode A. Produk

Bahan baku pembuat brownies cukup mudah diperoleh. Bahan baku dapat dibeli di warung, supermaket, atau toko-toko langganan. Menjaga hubungan baik dengan toko pemasok bahan baku dapat dijadikan strategi untuk mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga relatif murah. Salah satu bahan baku utama pembuatan brownies adalah cokelat. Karena itu, cokelat yang digunakan untuk membuat brownies sebaiknya cokelat bermutu. Brownies juga tersedia dalam berbagai aneka rasa seperti cokelat, keju, kacang, hingga moccacino.

B. Perlengkapan Usaha

Usaha skala rumah tangga pembuatan brownies membutuhkan perlengkapan seperti oven, kompor, tabung gas, mixer, loyang, dan baskom. Harga beli perlengkapan usaha dapat dilihat di bagian analisis usaha.

C. Penetapan Harga

Harga jual brownies dengan berat 0,5 kg sekitar Rp 25.000/dus. Sedangkan untuk ukuran 1 kg dijual dengan harga Rp 50.000 Harga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung perubahan harga bahan baku.

(14)

2.6 Analisis SWOT Brownie à la Mode

▪ Kelebihan (strengths) kue brownies : rasa klasik yang tak terkalahkan dengan cokelat pekat, daya tahan yang luar biasa, cocok untuk produksi massal dan penjualan di toko-toko.

▪ Kelemahan (weaknesses) kue brownies : persaingan ketat dikalangan pelaku bisnis kue cokelat yang lain.

▪ Peluang (opportunities) kue brownies : modifikasi menjadi kue kustom sesuai permintaan pelanggan, penjualan secara online melalui platform e-commerce.

▪ Ancaman (threats) kue brownies : persaingan dari bisnis kue lainnya, perubahan tren makanan.

2.7 Promosi Dan Penjualan Brownie à la Mode a. Promosi

Banyak cara dapat dilakukan untuk mempromosikan brownies. Promosi dapat dilakukan melalui online dengan memanfaatkan media social, spanduk, kartu nama atau melalui konsumen dari mulut ke mulut.

b. Target Market

Target market yang akan membidik pasar menengah atas. Untuk pasar menengah keatas harus Brownies dengan kualitas istimewa, dalam artian mutu dan pelayanan yang baik yang harus diutamakan. Pangsa pasar menengah keatas ini terdiri dari berbagai elemen di masyarakat yaitu:

Pekerja di kantoran, ibu rumah tangga, anak sekolah. Untuk memenuhi target pemasaran kelas menengah ini harus ada siasat agar brownies laku terjual dipasaran yaitu kue tetap lezat, promosi dan dengan harga terjangkau.

c. Penjualan

Untuk mencapai target yang telah ditentukan dan keuntungan yang ingin dicapai dilakukan dengan berbagai strategi penjualan.

Strategi penjualan yang dilakukan meliputi:

1. Menyewa konter yang ada di Mall. Untuk penyewaan konter ini harus dilihat dari lokasi dan tempatnya. Diusahakan yang strategis yang menjadi tempat lalu lalang pengunjung.

(15)

2. Menjual secara online. - Dengan menggunakan media website dan berbagai media sosial. - Dengan memanfaatkan program reseller.

3. Menjual dipasar tradisional / toko kue. Penjualan dengan cara ini ada berbagai macam pilihan seperti:

- Memiliki toko sendiri.

- Menitipkan pada toko toko yang menjual kue.

- Menjual putus pada toko yang menjual kue. Sistem seperti ini biasanya sangat jarang terjadi.

4. Menjual di supermarket / mini market biasanya dengan system konsinyasi / titip jual.

5. Ditawarkan ke kantor-kantor, koperasi-koperasi dapat dilakukan dengan cara menitipkan brosur brownies kepada resepsionis dengan imbalan komisi. Ditawarkan ke pusat-pusat keramaian seperti pasar, mal, dan tempat-tempat hiburan. Penjualan seperti ini biasanya dilakukan menggunakan jasa sales.

6. Menjual ditempat tempat wisata, dengan cara membuat sebuah konter.

(16)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kue brownies, yang juga dikenal sebagai brownie, adalah sejenis kepingan pencuci mulut berbahan dasar cokelat. Berbentuk persegi empat, brownies memiliki tekstur yang lembut dan padat, serta warna cokelat kehitaman yang khas. Rasa cokelatnya yang pekat membuatnya menjadi favorit banyak orang.

Brownie à la Mode ini merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan di masa depan. Permintaan konsumen yang semakin meningkat disertai dengan inovasi produk yang terus dilakukan akan membuat pasar dari Brownie à la Mode semakin meluas.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2009). Kewirausahawan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Bagi Mahasiswa Dan Masyarakat Indonesia. . Bandung: Alfabeta.

Amstrong, G. d. (2007). Marketing: An Introductuon. New Jersey: Pearson Prentice Inc.

Barringer, B. d. (2008). Entrepreneurship and Regional Growth: An Evolutionary Intrepretation.

Journal of Evolutionary Economics.

Fadiati, A. d. (2011). Menjadi Wirausaha Sukses. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yeni. (2007). Kue Brownies: Resep dan Cara Membuatnya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

pasar yang lengkap dan akses pasar kepada para pelaku tata niaga khususnya petani maupun kelompok tani, misalnya informasi harga harian bawang merah. Selain itu, diharapkan

intrabusiness EC: kategori EC untuk aktivitas internal suatu organisasi yang melibatkan pertukaran barang, jasa, atau informasi antara berbagai bagian dan individu dalam

Namun, ketika Triton muncul ke pasar dengan harga yang lebih murah dari pesaing misalnya dan mengusung "lntel Inside" yang memang sudah memiliki reputasi baik

Pada kegiatan ini, pemateri menjelaskan secara singkat mengenai harga pokok produksi kepada mitra UMKM untuk memperluas pengetahuan mengenai harga pokok produksi dan

intrabusiness EC: kategori EC untuk aktivitas internal suatu organisasi yang melibatkan pertukaran barang, jasa, atau informasi antara berbagai bagian dan individu dalam

pasar yang lengkap dan akses pasar kepada para pelaku tata niaga khususnya petani maupun kelompok tani, misalnya informasi harga harian bawang merah. Selain itu, diharapkan

3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian SWOT SWOT merupakan metode analisis perencanaan strategi strategic planning guna mengetahui peta faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal

3 Siswa mampu menganalisis elemen-elemen yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis usaha, seperti harga pokok produksi, analisis kelayakan teknis, dan analisis peluang pasar.. 4