• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sosiologi Pendidikan Untuk p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sosiologi Pendidikan Untuk p"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pengajar : Drs. I Nengah Westra, M.Ag

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

OLEH :

NAMA

: I GEDE SARMITA

NIM

: 17.1.1.3.1.41

JURUSAN

: DHARMA ACARYA

PRODI

: PGSD

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI

MPU KUTURAN SINGARAJA

KELAS PUPUAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga tersusunlah makalah ini dengan judul Sosiologi Pendidikan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang berbagai hal tentang apa itu Sosiologi Pedidikan dan penjabarannya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Pupuan, 24 April 2018

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar isi...ii

BAB I Pendahuluan ...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II Pembahasan...2

2.1 Pengertian sosiologi pendidikan...2

2.2 Pengertian sosiologi menurut para ahli...3

2.3 Sejarah sosiologi pendidikan...6

2.4 Ciri – ciri sosiologi pendidikan...8

2.5 Tujuan dan kegunaan sosiologi...9

2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad...16

BAB III Penutup...18

3.1 Kesimpulan...18

3.2 Saran...18

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatu cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, terutama dalam bidang teknologi modern, Ilmu sosiologipun tidak mau ketinggalan. Salah satu

diantaranya adalah Sosiologi Pendidikan. Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan pembinaan, terutama dilingkungan akademis. Makalah ini adalah ringkasan dari buku

sosiologi Pendidikan yang ada, yang mengupas tentang pengertian, tujuan, ruang lingkup, serta kegunaan dari Sosiologi Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu sosiologi pendidikan ?

2. Apa itu pengertian sosiologi menurut para ahli ? 3. Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan ? 4. Apa saja ciri – ciri sosiologi pendidikan ? 5. Apa tujuan dan kegunaan sosiologi ?

6. Bagaimana perkembangan sosiologi dari abad ke abad ?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui tentang sosiologi pendidikan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Keduanya secara etimologi tentu berbeda maksudnya, tetapi dalam sejarah kehidupan manusia yang selalu bersentuhan dengan proses pendidikan kedua istilah ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya sosiologi dalam arti masyarakat membutuhkan pendidikan dan sebaliknya pendidikan juga membutuhkan masyarakat.Persoalan-persoalan pendidikan bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan sebaliknya persoalan-persoalan sosial juga bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan pendidikan.

Kata sosiologi pendidikan merupakan dua kata yang integral dalam pengetahuan ilmiah ilmu pendidikan dan mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan usaha-usaha pencapaian tujuan pendidikan secara universal. Sosiologi pendidikan menurut Dictionary of sociology adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental (Ary H. Gunawan, 2000: 45).

George Payne, menjelaskan bahwa sosiologi pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan. Bagi Payne sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat bertalian dengan proses belajar dan sosialisasi, akan tetapi juga segala sesuatu dalam pendidikan yang dapat dikenakan analisis sosiologis. Tujuan utamanya adalah memberikan guru-guru, para peneliti dan orang lain yang menaruh perhatian akan pendidikan latihan yang serasi dan efektif dalam sosiologi yang dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan. (George Payne dalam Nasution, 1994: 4) Lebih lanjut dijelaskan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.

(6)

serta mengorganisasikan pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

Charles A. Ellwood menjelaskan bahwa Education Sociology is the science which aims to reveal the connections at all points between the educative process and social process, Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antar semua pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial. (Muhyi Batubara, 2005: 2)

Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas dapat saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang mengkaji masalah-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis atau dengan menggunakan pendekatan sosiologis.

2.2 Pengertian Sosiologi

(7)

Kata sosiologi mula-mula digunakan oleh Auguste Comte, bapak sosiologi, dalam tuliasannya yang berjudul Cours de Philosopie Positive (Positive Philosophy) tahun 1842. Sosiologi berasal dari bahasa latin yang dari dua kata; Socius dan Logos. Secara harfiah atau etimologis kata socius berarti; teman, kawan, sahabat, sedangkan logos berarti ilmu pangetahuan. Jadi sosiologi berarti ilmu pengetahuan tentang bagaimana berteman, berkawan, bersahabat atau suatu ilmu yang membicarakan tentang bagaimana bergaul dengan masyarakat, dengan kata lain sosiologi mempelajari tentang masyarakat/ilmu pengetahuan tentang hidup masyarakat.

Secara operasional menurut Auguste Comte (1789-1853) menjelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan pula hasil terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Didasarkan pada kemajuankemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, dibentuk berdasarkan observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat serta hasilnya harus disusun secara sistematis. Emile Durkheim (1858-1917) pernah menamakan sosiologi adalah ilmu tentang lembaga-lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah “tertera” yang sedikit banyak menundukkan para warga masyarakat.

(8)

Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial yang lain, misalnya Mayor Polak (1979: 4-8) menjelaskan bahwa sosiologi adalah (1) suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat, (2) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antar hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (3) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antara hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok baik formal maupun material, (5) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antarhubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.

Pengertian sosiologi yang lain disampaikan juga oleh Alvin Bertrand, ia mengatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang hubungan antar manusia (human relationship). P. J. Bouwman, juga memberikan sumbangan pemikiran tentang pengertian sosiologi adalah ilmu masyarakat secara umum. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Ary H. Gunawan, 2000: 3). Pengertian ini hampir sama dengan pengertian sosiologi yang disampaikan oleh Soerjono Soekanto bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial.

(9)

2.3 Sejarah Sosiologi Pendidikan

Sejarah Sosiologi Pendidikan Perkembangan sosiologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang merupakan bagian dari sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian persoalan-persoalan pendidikan tersebut diatasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis

Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan sempat hilang dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk diajarkan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan masyarakat mengalami perubahan secara drastis. Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya dimensi pendidikan menjadi instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena itu, disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam tersebut dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).

Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di Amerika. Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul: Applied Sociology (Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat karena usaha manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Dewey (1859-1952). Sebagai bapak pendidikan dan sekaligus sebagai pelopor sosiologi pendidikan, dalam karyanya: School and Society (Sekolah dan Masyarakat), Dewey memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat penting. Pemikiran Dewey itu kemudian dikembangkan lagi dalam bukunya: Democracy and Education (Demokrasi dan Pendidikan) pada 1916 yang mendorong berkembang sosiologi pendidikan.

(10)

bawah pimpinan E. George Payne, dan tahun 1936 disusul munculnya majalah: Social Education.

Perlu dicatat bahwa nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana yang dipakai oleh Steward adalah Sociological Approach to Education, Educational Sociology, dan Sociology of Education. Meighan dan Siraj-Blatchford menggunakan istilah Sociology of Education.

(11)

2.4 Ciri Sosiologi Sebagai Pendidikan

Berikut inilah ciri khas dari sosiologi pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

Teoretis

Artinya sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dan abstraksi hasil observasi dan penelitian sosial sehingga menunjukkan pernyataan atau proporsi secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat kehidupan dalam manusia.

Empiris

Makna sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi merupakan ilmu berdasarkan hasil observasi logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan hasil spekulasi semata. Alasan ini diungkapkan karena sosiologi dalam perkembangannya selalu memberikan langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan realita.

Nonetis

Ciri khas sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang nonetis artinya sosiologi tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi bertujuan menjelaskan fakta secara analitis. Selain itu, Sosiologi hanya bertugas mengu ngkapkan atau menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dan fakta sosial.

Kumulatif

(12)

2.5 Tujuan dan Manfaat Sosiologi Pendidikan

Tujuan pendidikan nasional harus bertolak pada falsafah hidup suatu bangsa. Kita dapat merujuk pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3. Disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut tentu saja menjadi tujuan umum pada setiap disiplin ilmu tidak terkecuali sosiologi pendidikan.

Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial.

Sosiologi penting untuk dipelajari. Tujuan dari mempelajari sosiologi, diantaranya:

1. Untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum karena sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga perihal sifat, hakekat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat. Oleh karena itu,

diharapkan ilmu sosiologi dapat memberikan wawasan akademis maupun praktis.

2. Untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

3. Meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat serta meningkatkan daya adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya.

4. Memahami konsep-konsep sosiologi, seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi sosial.

5. Menumbuhakan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

6. Untuk menganalisis status pendidikan di masyarakat.

7. Untuk menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial.

(13)

masalah-masalah sosial. Data-data masyarakat yang diperoleh dapat membantu kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil-hasilnya.

Dalam proses sosialisasi pendidikan bisa terjadi kendala atau hambatan, hal ini dikarenakan terjadinya kesulitan komunikasi dan adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau bahkan bertentangan. Setiap orang atau individu harus berusaha menguasai kondisi semaksimal mungkin dengan tuntutan lingkungannya termasuk di sekolah. Sebab kegagalan dalam proses sosialisasi dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.

Manfaat sosiologi, diantaranya :

1. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menilai peluang dan hambatan yang ada di dalam kehidupan kita. Cara berpikir sosiologis akan membantu kita memahami proses yang sesungguhnya terjadi di masyarakat. Dengan demikian, kita bisa menempatkan diri secara lebih tepat dan meraih tujuan dengan lebih efektif.

2. Sudut pandang sosiologis membantu kita untuk menghargai perbedaan umat manusia dan menyiapkan kita dalam menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang plural.

3. Sudut pandang sosiologis menantang pemahaman-pemahaman yang lazim mengenai diri kita sendiri dan pihak lain. Hal itu menjadikan kita bisa menilai secara kritis berbagai kebenaran yang didasarkan pada asumsi-asumsi yang lazim. Dengan berpikir sosiologis kita bisa mengetahui bahwa gagasan-gagasan yang selama ini kita terima sebagai kebenaran belum tentu benar.

4. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menjadi partisipan yang aktif dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kesadaran mengenai bagaimana sesungguhnya proses dalam masyarakat itu terjadi, akan sulit ikut berpartisipasi dalam masyarakat.

Sedangkan beberapa manfaat sosiologi dari segi kehidupan bermasyarakat, sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan kebhinekaan sosial seperti keragaman ras, suku, dan agama

Sosiologi dapat menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi, kita akan memperoleh pengetahuan tentang karakteristik sosial individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.

(14)

Sosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan tehadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa pertolongan orang lain, sehingga manusia pasti membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lainnya.

3. Menghindari konflik sosial

Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar golongan, antar suku, maupun antar ras. Pada dasarnya konflik sosial itu terjadi jika antara dua kubu mempunyai prinsip atau pola pikir yang berbeda.

4. Menghindari dominasi sosial

Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi sosial. Dominasi sosial pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan oleh kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lebih lemah secara terselubung. Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil dari pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat dihindari, atau paling tidak dapat dikurangi.

5. Ketertiban dan pengendalian sosial

Dalam suatu sistem kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan lancar digunakan untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarakat sederhana, sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara mempersiapkan individu-individu agar bersedia berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat yang teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan orang melaksanakan sebagian besar kewajiban mereka kepada orang lain dan mampu

menuntut hak mereka dari orang lain.

6. Meningkatkan integritas nasional

(15)

agama seringkali menimbulkan suatu akses-akses yang negatif. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang erat di antara unsur-unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat yang majemuk, sehingga semua itu dapat

meningkatkan integritas sosial bagi masyarakat tersebut.

7. Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hal penting dalam sosiologi karena merupakan syarat terjadinya aktivitas sosial dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang di dalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok, maupun individu dengan kelompok.

8. Sosiologi sebagai ahli riset

Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu, kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal itu pula, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada pola-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi.

9. Sosiologi konsultan kebijakan

Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya, kebijakan diambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan tersebut. Salah satu faktornya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang salah terhadap permasalahannya.

10. Menujang sebuah proses-proses kesuksesan

(16)

kehidupan di masyarakat, kehidupan di dunia kerja serta menempatkan dirinya pada bidang yang mungkin orang lain menjadi yakin bahwa diri kita mempunyai potensi besar dan mempunyai kualitas tanggung jawab dalam melakukan apapun dengan komitmen yang kuat.

11. Keteraturan pada pola hidup di lingkungan

Manusia dalam mencapai pola hidupnya dihadapkan pada dua pilihan yaitu ingin lebih baik ataukah sebaliknya. Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini sosiologi memberi manfaat bagaimana seseorang di beri batasan di beri aturan-aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan, menghormati, dan melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jelas yang perlu di garis bawahi tidak menganggap aturan itu menjadikan arti dilarangnya hak kebebasan pola hidup di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta ciri dari setiap pribadi seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang dan dapat mengatur diri.

12. Menghormati pada sebuah perbedaan

Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati dari semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun dapat disatukan dan saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda. Contohnya, dalam sebuah perbedaan pendapat pada forum yang sangat penting untuk mewujudkan satu persamaan yang saling dibutuhkan satu dengan yang lainnya tanpa ada sikap dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-akan yang menjadikan diri seorang rendah dan merasa tidak adil. Karena memang hak asasi manusia adalah mutlak pada siapapun itu.

13. Menciptakan kerjasama antar pihak

(17)

14. Penyesuaian diri pada lingkungan

Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman pada setiap karakterisasi lingkungan tempat kita sedang berdiri. Sebagaimana pada sosiologi, kontak langsung dengan seseorang tidak dapat dihindari. Dimana dapat memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan hanya mendahulukan ego sendiri

termasuk penghambat untuk kita lebih menyesuaikan lingkungan. Karena rasa ke-akuan tidak bisa membuat proses-proses berbaur lebih baik pada pihak manapun.

15. Perbaikan diri menanggapi masalah

Sosiologi juga tak jauh dari pengendalian, adapun termasuk pengendalian diri dalam melihat satu titik masalah yang tidak bisa dikeluarkan dan dipecahkan dengan amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain. Musyawarah dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri, bukan hanya berselisih satu sama lain, karena kita saling berdampingan untuk saling mengisi dengan tanggung jawab serta langkah dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah.

Seorang guru mempunyai peran yang amat penting dalam dunia pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terlaksananya suatu pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didiknya agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pendidikan tercapai secara maksimal. Agar guru dapat memahami karakteristik setiap peserta didiknya, tentu saja guru harus pandai bergaul dan menyesuaikan diri terhadap peserta didiknya, sehingga dalam melaksanakan suatu

pembelajaran, guru perlu memahami sosiologi pendidikan. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru, diantaranya:

1. Untuk menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

2. Memahami seberapa jauh pembinaan yang sudah dilakukan pada kegiatan sosial peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya.

(18)

4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat, dan negara seluruhnya.

5. Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

6. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.

Selain berbagai tujuan di atas, berikut ini ada beberapa manfaat dari mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru yaitu :

1. Guru mampu mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik, meliputi keadaan sosialnya maupun keadaan psikologisnya, sehingga guru dapat menerapkan teknik mengajar yang tepat kepada peserta didik.

2. Guru mampu menempatkan dirinya sebagai seseorang yang memiliki kewibawaan. Kewibawaan perlu bagi seorang guru karena dengan adanya kewibawaan, maka pengaruh yang akan diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa karena siswa

beranggapan bahwa pengaruh tersebut memang pantas untuk ditiru.

3. Guru mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu pendidikan.

4. Mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia di lingkungan pendidikan dan pengajaran.

5. Guru dapat memahami karakteristik proses belajar dan pembelajaran sehingga guru dapat menentukan sistem pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.

(19)

2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

Perkembangan pada Abad Pencerahan

Banyak ilmuwan besar di zaman kuno, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles berpikir bahwa manusia terbentuk begitu saja. Dan tidak ada yang bisa mencegah pertumbuhan dan

penurunan masyarakat.

Pendapat itu kemudian dikonfirmasi lagi oleh pemikir abad pertengahan, seperti Agustinus, Avicenna, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakat. Pertanyaan dan perubahan akuntabilitas dalam komunitas ilmiah belum terjadi selama periode ini.

Gejolak Abad Revolusi

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan bersinar asli pendeta kekayaan dan kekuasaan, disamakan dengan hak-hak orang-orang biasa. Raja kekuatan penuh asli, sekarang dipimpin oleh hukum di set. Banyak kerajaan besar Eropa jatuh dan

perpecahan.

Revolusi Perancis Berhasil Mengubah Struktur Masyarakat Feodal ke Masyarakat yang Bebas

Gejolak revolusi mulai membangkitkan para ilmuwan pada premis bahwa perubahan

masyarakat harus dianalisa. Mereka telah menyakikan seberapa besar perubahan sosial telah membawa banyak korban perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana dapat dicegah jika saja orang telah mengantisipasi perubahan di awal.

(20)

Perubahan dalam masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, tetapi diketahui penyebab dan konsekuensi.

Untuk menemukan metode ilmiah yang jelas bahwa alat untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat dan masuk akal.

Dengan metode yang tepat ilmiah (penelitian berulang kali, penjelasan menyeluruh dan merumuskan teori berdasarkan bukti), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah

Kelahiran Sosiologi Modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di Amerika Serikat, terutama di Amerika Serikat dan

Kanada. Mengapa tidak di Eropa? (yang notabene merupakan tempat sosiologi muncul untuk pertama kalinya).

Pada awal abad ke-20, gelombang besar imigran datang ke Amerika Utara. Gejala yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, meningkatkan kejahatan dan lain-lain. Konsekuensi gejolak sosial, perubahan besar dalam masyarakat tidak dapat dihindari.

Perubahan dalam masyarakat yang menggiurkan para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk datang ke realisasi bahwa gaya lama pendekatan sosiologis Eropa tidak lagi relevan. Mereka mencoba untuk menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas dapat saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang mengkaji masalah-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis atau dengan menggunakan pendekatan sosiologis serta dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut terdapat dua hal yang penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai keseluruhan dan kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah untuk menyelami,

menganalisa dan memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.

3.2 Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

 Tjipto Subadi,209,Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan, ( publikasiilmiah.ums.ac.id )

 Gurupendidikan, 2016, Perkembangan sosiologi pendidikan,

( http://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi-dari-abad-ke-abad-lengkap/ )

 Tintapendidikanindonesia, 2017, Tujuan dan manfaat Sosiologi Pendidikan,

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai ilmu murni sekaligus ilmu terapan, tu-juan sosiologi adalah melakukan pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan mencari

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta sifat dan perubahan- perubahan

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teori sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra Pengertian sosiologi pembaca

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah

Sosiologi adalah bagian dari ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Dengan kata lain objek studi dari sosiologi adalah masyarakat. Lebih jauh sosiologi dianggap

Fokus sosiologi dikomparasikan dengan ilmu sosial lainnya Disiplin dalam Ilmu Sosial Fokus Keterkaitan dengan sosiologi Fokus berbeda yang diambil sosiologi Ekonomi

2 Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat atau dapat disebut juga dengan

PETA KOMPETENSI Mahasiswa dapat menjelaskan sosiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan Mahasiswa dapat menjelaskan tiga perspektif dalam sosiologi Mahasiswa dapat menjelaskan