• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERSFEKTIF GLOBAL DIKAITKAN DENGAN SOSIOLOGI

N/A
N/A
Syifa Maulana

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PERSFEKTIF GLOBAL DIKAITKAN DENGAN SOSIOLOGI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERSFEKTIF GLOBAL DIKAITKAN DENGAN SOSIOLOGI

Dosen pengampu:

Bpk. Mursalim nohonggi

Disusun oleh:

Paulina Malir Winda Nurjani pauspaus

Once tuturop Sekolastika temongmere

Syifa maulana

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

NUUWAR FAKFAK 2023

(2)

KATA PENGANTAR

segala puja dan puji atas tuhan YME makalah ini dapat tersusun dari awal hingga akhir dan tidak lupa juga mengucakan terima kasih kepada bapak dosen Yang telah membimbing kami, terima kasih juga pada pembuat google yang telah membantu kami menemukan banyak materi

kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di praktekkan dalam dalam kesehari-harian kita semua.

Bagi kami sebagai pembuat makalah ini merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah sebab keterbatasan pengetahuan kami masih kurang cukup bayak yang kami ketahui. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Fakfak,09,juni,2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1. LATAR BELAKANG...4

2. RUMUS MASALAH...4

3. TUJUAN...4

BAB II...5 PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN………

2. PERSPEKTIF GLOBAL DALAM VISI SOSIOLOGI……….

3. INTERAKSI GLOBAL DILIHAT DARI PERSFEKTIF SOSIOLOGI………

BAB III………

PENUTUP

1. KESIMPULAN……….

2. SARAN………

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Globalisasi dapat diartikan sebagai proses dimana antar individu/kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia.Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang. Sebagai contoh dari cara kita bersosialisasi, berpakaian, kebudayaan maupun politik tidak bisa lepas dari yang namanya arus globalisasi.

Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya.Dengan adanya perspektif global kita dapat mengetahui perkembangan dunia dan menyelidiki suatu berkaitan dengan isu global. Dengan demikian dalam cara berpikir seseorang harus berpikir secara global dan bertindak secara local.

Pada kajian perspektif global tersebut ternyata bahwa antara satu bidang ilmu dengan yang lainnya, sukar dipisah-pisahkan. Tidak hanya pada satu bidang ilmu saja misalnya geografi, sejarah atau ekonomi. Akan tetapi politik, sosiologi dan antropologi termasuk di dalamnya. Pada pembahasan diatas dapat dinyatakan bahwa antara satu bidang yang satu dengan bidang yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Namun demikian, untuk

mrngadakan penekanan setiap bidang ilmu sosial, pembahasan secara disipliner, kita lakukan juga. Selanjutnya, pada makalah ini kita akan membahas mengenai perspektif global yang dilihat dari sudut visi sosiologi.

2. RUMUS MASALAH

1. Apa itu persfektif global dan sosiologi?

2. Bagaimana persfektif global dalam ilmu sosiologi?

3. Bagaimana interaksi global dalam persfektif sosiologi?

3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu sebenarnya persfektif global dan sosiologi.

2. Untuk memahami bagaimana persfektif global dalam ilmu sosiologi.

3. Untuk mengetahui bagaimana interaksi global dilihat dalam persfektif sosiologi.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1) Perspektif global

Persfektif global adalah suatu pandangan atau cara pandang terhadap suatu

masalah, kejadian atau kegiatan dari suatu kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau international. Oleh karena itu, sikap atau perbuatan yang kita lakukan juga diarahkan untuk kepentingan global. Perspektif global juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan atau cara pandang dimana setiap individu secara bersama-sama

mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang berkaitan dengan isu global. Isu global meliputi isu lingkungan, hak asasi manusia (HAM), keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan pendidikan, dsb. Pembelajaran perspektif global memiliki tujuan mendorong individu untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global, mendorong individu untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya,

mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam pengembangan profesinya. Perspektif global bertitik tolak dari masalah hidup sehari-hari misalnya masalah kelaparan, pengangguran, pengungsian.

Semua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat ditinjau dari berbagai sudut ilmu pengetahuan yang akan menyatu dalam perspektif global.

2) Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat atau dapat disebut juga dengan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang timbul akibat hubungan antar kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Selain itu, sosiologi merupakan ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum. Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antarmanusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia itu sendiri, atau yang disebut lingkungan sosial dimana terjadi interaksi sosial yang semakin lama semakin luas dan berkembang.

Mulai dari keluarga, teman, tetangga, sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat global antar bangsa. Dalam sosiologi mengajarkan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada kelompok itu.

B.Persfektif global dalam visi Sosiologi

Menurut Frank H.Hankins (Fairch, H.P.dkk, 1982: 302), sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antar manusia, terutama dalam lingkungan yang

(6)

terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut lingkungan sosial. Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.

Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial ini makin intensif dan meluas. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non-fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui e-mail menyebabkan dunia ini menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik batas-batas wilayah setiap negara berdasarkan hokum internasional masih jelas. Interaksi secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung melalui berbagai media yang semakin intensif serta makin meluas, membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan ilmu dan pengenalan teknologi yang terbawa oleh satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui berbagai media, berdampak luas terhadap tatanan sosial, baik material maupun non-material.

Contohnya material, pakaian, peralatan, dan perangkat kasar lain tidak hanya terbatas digunakan serta dimanfaatkan oleh orang tertentu melainkan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal, regional, bahkan juga global. Katakanlah mie instan, pakaian dan jeans, pizza, hot dog, humberger, dan lain-lain, telah masuk dalam kehidupan perkotaan, pedesaan secara regional dan bahkan global. Katakanlah jenis makanan khas setempat seperti dodol Garut, kacang Bali, manisan Cianjur, oncom Bandung, tidak lagi hanya ada ditemapt semula melainkan telah menyebar kesegala tempat dan adanya pun di toko serba ada (toserba) bahkan juga di mancanegara.

Non-material, nilai dan norma juga mengalami pergeseran. Bersalaman, tepuk punggung, tegur sapa ada ala barat, sampai pada ciuman antar keluarga, antarteman, dan seterusnya, telah masuk ke dalam kehidupan orang Indonesia.

Hal-hal yang positif yang berdampak sosial seperti pertukaran pengalaman, pertukaran kemampuan, pertukaran nilai dan seterusnya, wajib disyukuri. Contohnya pertandingan olahraga, kunjungan dan pertukaran pemuda pelajar, pertemuan pramuka (jambore), tingkat daerah,tingkat regional, nasional, serta antar negara merupakan interaksi sosial yang meluas, paling tidak di wakili oleh kelompok yang bertemu saat itu. Suasana dan peristiwa yang demikian itu, tidak hanya bertemu atau interaksi manusia saja melainkan juga terjadi pertemuan berbagia aspek sosial yag terbawa oleh kelompok-kelompok manusia itu.

(7)

Dari arus global dan interaksi sosial baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang wajib diwaspadai. Pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang, kebiasaan minum- minum keras, sadisme dan sebangsanya yang menjadi racun bagi kehidupan sosial. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ketingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatakan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, harus disyukuri sedangkan yang berdampak negatif, harus kita waspadai bahakan secara aktif kita harus mencari alternatif pemecahannya. Sosiologi yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia.

C. Interaksi Global dilihat dari Perspektif Sosiologi

Interaksi Global dilihat dari Perspektif Sosiologi merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya yang memiliki pandangan terhadap suatu masalah baik dari isi kepentingan dunia atau internasional. Perspektif dalam Sosiologi meliputi :

a. Perspektif Evolusi

Evolusi dapat diartikan sebagai perubahan sehingga jika dikaitkan dengan sosiologi yaitu menitikberatkan pada pola perubahan masyarakat dalam

kehidupannya. Perpektif evolusi merupakan pandangan teoritis yang paling awal dalam sosiologi. Pandangan seperti ini didasarkan pada karya Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Ibnu Khaldun. Para tokoh ini melihat pada pola perubahan dalam masyarakat. Mereka mengkaji masyarakat dengan menitikberatkan pada evolusinya. Dalam perspektif ini secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju (secara linear). Selain itu juga, perspektif ini menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu organisme atau suatu makhluk hidup yang mengalami proses diferensiasi dan integrasi secara berurutan. Kehidupan masyarakat sebagai suatu organisme mengalami suatu pertumbuhan secara terus menerus dalam upaya memperbaiki struktur yang ada. Dalam kaitannya dengan proses perubahan sosial terdapat empat hal penting, yaitu : asal usul dari masyarakat maju sekarang, tingkat perubahan sosial, penyebab perubahan sosial, kemana arah perubahan sosial yang akan terjadi. Latar belakang contoh: Karena adanya suatu sistem yang mengatur kehidupan dalam berperilaku. Dan Individu tunduk pada sistem tersebut.

Sistem ini hadir melaui proses evolusi yang cukup panjang dan adanya saling ketergantungan antara bagian-bagiannya. Mayarakat juga berevolusi dengan sendirinya

(8)

lepas dari kemauan dan kesadaran individu-individu. Contoh: Saat ini masyarakat Indonesia menganggap bahwa makanan pokok warga negaranya adalah nasi liwet. Maka setiap individu-individu di dalamnya akan memakan nasi liwet. Bahkan menjadikannya sebagai suatu keharusan untuk dimakan. Proses untuk menjadikan nasi liwet ini sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia membutuhkan waktu yang lama. Bahkan mengalami proses integrasi dan juga disintegrasi untuk akhirnya terbentuk kesepakatan bahwa nasi liwet adalah makanan pokok setiap individu di Indonesia.

b. Perspektif Interaksionis atau simbolik

Pandangan ini mengkaji masyarakat dari interaksi simbolik yang terjadi di antara individu dan kelompok masyarakat. Tokoh yang menganut pandangan interaksionis misalnya G.H Mead dan C. H Cooley. Mereka berpendapat bahwa interaksi manusia berlangsung melalui serangkaian simbol yang mencakup gerakan, tulisan, ucapan, gerakan tubuh, dan lain sebagainya. Pandangan ini lebih mengarah pada studi individual atau kelompok kecil dalam suatu masyarakat, bukan pada kelompok-kelompok besar atau institusi sosial. Perspektif ini cenderung menolak

anggapan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang determinan terhadap fakta sosial yang lain. Bagi perspektif ini, orang sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Dengan perasaan dan pikiran orang mempunyai kemampuan untuk memberi makna terhadap situasi yang ditemui, dan mampu bertingkah laku sesuai dengan interpretasinya sendiri. Sikap dan tindakan orang tidak dipaksa oleh struktur yang berada di luarnya (yang membingkainya) serta tidak semata-mata ditentukan oleh masyarakat. Jadi, orang dianggap bukan hanya mempunyai kemampuan mempelajari, memahami, dan melaksanakan nilai dan norma masyarakatnya, melainkan juga bisa menemukan, menciptakan, serta membuat nilai dan norma sosial (yang sebagian benar-benar baru). Karena itu orang dapat membuat, menafsirkan, merencanakan, dan mengontrol lingkungannya. Singkatnya, perspektif ini memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dengan kelompok, terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan kata-kata baik lisan maupun tulisan. Atau dengan kata lain perspektif ini meyakini bahwa orang dapat berkreasi, menggunakan, dan berkomunikasi melalui simbol-simbol. Latar belakang contoh: Dalam contoh ini, ketika kita memaknai Kabayan sebagai orang yang kampungan, maka kita menganggap pada kenyataannya Kabayan memang adalah orang yang kampungan. Begitu pula sebaliknya. Contoh: dalam film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh

(9)

tersebut. Ketika Kabayan pergi ke kota besar, maka masyakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak,

kampungan.

c. Perspektif structural Fungsional

Dalam perspektif ini, masyarakat dianggap sebagai sebuah jaringan teroganisir yang masing-masing mempunyai fungsi. Institusi sosial dalam masyarkat

mempunyai fungsi dan peran masing-masing yang saling mendukung. Masyarakat dianggap sebagai sebuah sistem stabil yang cenderung mengarah pada

keseimbangan dan menjaga keharmonisan sistem. Dengan demikian menurut pandangan perspektif ini, setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus, karena hal itu fungsional. Sehingga, pola perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat dan apabila kebutuhan itu berubah,

pola itu akan hilang atau berubah. Hal ini juga berarti bahwa perubahan sosial akan mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil tersebut. Namun tidak lama kemudian akan tercipta Kembali keseimbangan. Perspektif ini lebih menekankan pada keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat. Lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, dan agama dianalisis dalam bentuk bagaimana lembaga-lembaga itu membantu mencukupi kebutuhan masyarakat. Ini berarti lembaga-lembaga itu dalam analisis dilihat seberapa jauh peranannya dalam memelihara stabilitas masyarakat.

Perspektif fungsionalis menekankan pada empat hal berikut ini:

1. Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota-anggotanya mempunyai persamaan persepsi, sikap, dan nilai.

2. Setiap bagian mempunyai kontribusi pada keseluruhan.

3. Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan saling memberi dukungan.

4. Masing-masing bagian memberi kekuatan, sehingga keseluruhan masyarakat menjadi stabil.

Latar belakang contoh: Oleh karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas, demikian pula setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat.

Setiap lembaga dalam masyarakat melaksanakan tugas tertentu untuk stabilitas dan pertumbuhan masyarakat tersebut. Contoh: Struktur tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu,

masyarakat mempunyai kelembagaan yang saling terkait dan tergantung satu sama

(10)

lain.

d. Perspektif Konflik

Pendekatan ini terutama didasarkan pada pemikiran Karl Marx. Teori konflik melihat masyarakat berada dalam konflik yang terus-menerus di atara kelompok atau kelas. Dalam pandangan teori konflik masyarakat dikuasai oleh sebagian kelompok atau orang yang mempunyai kekuasaan dominan. Selain Marx dan Hegel tokoh lain dalam pendekatan konflik adalah Lews Coser. Perspektif ini melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang kekuasaan yang terus berusaha memelihara dan meningkatkan posisinya. Perspektif ini beranggapan bahwa kelompok-kelompok tersebut

mempunyai tujuan sendiri yang beragam dan tidak pernah terintegrasi. Dalam mencapai tujuannya, suatu kelompok seringkali harus mengorbankan kelompok lain. Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap saat selalu berusaha meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya.

Ciri lain dari perspektif ini adalah cenderung memandang nilai dan moral sebagai rasionalisasi untuk keberadaan kelompok yang berkuasa. Dengan demikian kekuasaan tidak melekat dalam diri individu, tetapi pada posisi orang dalam

masyarakat. Pandangan ini juga menekankan bahwa fakta sosial adalah bagian dari masyarakat dan eksternal dari sifat-sifat individual. Singkatnya, pandangan ini berorientasi pada studi struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial. Ia memandang masyarakat terus- menerus berubah dan masing-masing bagian dalam masyarakat potensial memacu dan menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan tatanan sosial, perspektif ini lebih menekankan pada peranan kekuasaan.

Latar belakang contoh: sebagai perjuangan memperebutkan kekuasaan yang tak berkesudahan, kelompok dominan berusaha memelihara dan mempertahankan kedudukannya; kekuatan adalah faktor terpenting dalam mempertahankan

stabilitas, kekerasan mungkin diperlukan untuk memulihkan keseimbangan sosial jika keseimbangan itu terganggu. Kekerasan tidak memerlukan pembenaran moral, karena kekerasan mempunyai kualitas pembaharuan membebaskan manusia untuk mengikuti ketentuan tak rasional dari sifat bawaannya sendiri. Contoh: konflik antar kelompok. Perang antar kelompok dapat disamakan dengan perjuangan untuk mempertahankan hidup dan yang terkuatlah yang menang dalam kehidupan sosial.

Kebencian yang besar dan yang melekat antar kelompok, antar ras dan antar orang yang berbeda menyebabkan konflik tak terelakkan. Dari beberapa pandangan

(11)

tentang perspektif sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa, perspektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses social kehidupan didalamnya.

e. Contoh Interaksi Global dilihat dari Perspektif Sosiologi 1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB

Pada tanggal 28 September 1950 Indonesia menjadi anggota PBB dan

tercatat menjadi anggota yang ke-60. Banyak manfaat yang diperoleh bangsa Indonesia semenjak menjadi anggota PBB. Berbagai bantuan dan jasa baik PBB telah dinikmati bangsa Indonesia.

a) PBB turut berperan menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda dalam Perang Kemerdekaan (1945-1950) dengan mengirimkan KTN dan UNCI.

b) PBB berjasa menyelesaikan pengembalian Irian Barat ke pangkuan RI dengan mengirim misi UNTEA.

c) PBB banyak memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya melalui organisasi khusus, seperti IMF, IBRD, UNESCO, WHO, dan

sebagainya. Namun, hubungan yang harmonis antara Indonesia dan PBB menjadi terganggu sejak Indonesia menyatakan diri keluar dari keanggotaan PBB pada 7 Januari 1965.

Persoalannya, usul Indonesia agar Malaysia tidak diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tidak membuahkan hasil. Kenyataannya, Malaysia tetap diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Sejak keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan internasional.

Kenyamanan dan kebersamaan hidup dengan bangsa lain tidak dapat dirasakan lagi. Begitu pula pembangunan negara menjadi terhambat sehingga berakibat pada kesengsaraan rakyat.

Menyadari adanya kerugian itu, maka pemerintah Orde Baru memutuskan untuk masuk kembali menjadi anggota PBB. Pada 28 September 1966 Indonesia kembali aktif di PBB.

Indonesia tetap diterima kembali sebagai anggota PBB yang ke-60. Tindakan Indonesia ini mendapat dukungan dari Aljazair, Filipina, Jepang, Mesir, Pakistan, dan Thailand.

2. Kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan Jepang

Walaupun sempat menjadi negara jajahan Jepang, seiring berjalannya

waktu Indonesia dan Jepang menemukan titik damai dan menjalin kerjasama bilateral demi menjaga hubungan diplomatik yang baik. Indonesia membutuhkan Jepang dan sebaliknya Jepang pun membutuhkan Indonesia. Kerjasama Indonesia dan Jepang hingga saat ini telah berjalan kurang lebih selama 52 tahun sejak tahun

(12)

1958. Berbagai sektor kerjasama telah dijalankan oleh Indonesia dan Jepang baik di bidang ekonomi, pendidikan, perdagangan bahkan kultural budaya.

Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu

a) Hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi.

Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global,

menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.

Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak langsung (misalnya on-line shopping) ini semakin intensif dan meluas.

b) Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat. Contohnya jenis makanan khas setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh lainnya adalah jenis permainan atau

kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dsb.

c) Kegiatan sehari-hari seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi, misalnya pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antar negara seperti sea games ataupun olimpiade.

d) Perkembangan teknologi transpormasi dan komunikasi telah menyebabkan interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui email (electronic mail)menyebabkan dunia ini tanpa batas (bord erless) secara non fisik. Setiap orang yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun menerima berita dari seluruh dunia. Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu saja ada yang wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatkan kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya. Sosiologi, yang oleh Horton dan Hun (1976 : 22) didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masalah global yang mengancam kehidupan umat manusia. Secara fisik batas-batas wilayah setiap Negara berdasarkan hukum Internasional masih jelas.

(13)

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam sosiologi keterikatannya dengan persfektif global sebagai Upaya untuk memahami, memantau bagaimana perubahan yang akan terjadi antar bangsa yang bertemu dan berkumpul menjadi satu, serta menjadi sebuah jalan pikiran untuk memandang suatu perbedaan budaya dan peradaban diantara bangsa-bangsa sama derajatnya sehingga tidak menimbulkan konflik yang tidak diperlukan.

2. Saran

Sebagai seorang pelajar seharusnya kita belajar untuk melihat dunia dengan persfektif global, dunia ini terlalu luas hanya untuk dipandang dengan kedua mata kita, dengan persfektif global dalam visi sosiologi kita bisa memandang lebih baik lagi tentang bagaimana indahnya perbedaan, untuk hal ini semoga di masa

mendatang semoga perspektif global bisa ditanamkan lebih dini kepada pelajar.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.adinnagrak.blogspot.com/2013/09/makalah-perspektif-global-pengertian.html, di akses tanggal 8 juni 2023.

Nursed Sumaartmadja. Kuswaya Wihardit.1999.Perspektif Global.Universitas Terbuka.

http://alfinnitihardjo.ohlog.com/perspektif-dalam-sosiologi.oh112670.html, di akses tanggal 8 juni 2023.

https://ruangpersegi.wordpress.com/2011/10/19/perspektif-sosiologi/, di akses tanggal 8 juni 2023.

http://triamusriyanti.blogspot.com/2013/12/perspektifglobal-perspektifglobal-dari.html di akses tanggal 9 juni 2023.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-medan/pendidikan-guru-sekolah- dasar/makalah-tr-2-perspektif/59182901

di akses pada tanggal 10 juni 2023.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, objek formal sosiologi adalah hubungan antarmanusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat... Fungsi dan Tujuan

Beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan manusia dalam masyarakat, serta

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia di dalam lingkungan sekitar masyarakat3. Manfaat Mempelajari

Sosiologi merupakan ilmu masyarakat yang mempelajari stuktur social. dan proses social, termasuk

sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan

Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial yang lain, misalnya Mayor Polak (1979: 4-8) menjelaskan bahwa sosiologi adalah (1) suatu ilmu pengetahuan yang

Sosiologi adalah bagian dari ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Dengan kata lain objek studi dari sosiologi adalah masyarakat. Lebih jauh sosiologi dianggap

Sosiologi pendidikan mencoba mengkaji hubungan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan pendidikan; sosiologi agama yang mempelajari hubungan antara fenomena