MAKALAH
JENIS-JENIS WACANA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Analisis wacana
Dosen Pengampuh : Fatma Ar Umar M.Pd
Oleh Kelompok 1
Sri Ayuni S Ahmad (311421095) Nur Hidayanti A Ibrahim (311421114)
Zikri Fatira Mamonto (311421115)
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Jenis- Jenis Wacana”
Makalah ini disusun guna untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan tugas pada mata kuliah Analisis wacana di Fakultas Sastra Dan Budaya Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Gorontalo. Dalam penyusunan makalah ini, Penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan serta dorongan moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu.
Akhir Kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kelanjutan pembuatan makalah ini.
Gorontalo, September 2023 Penulis.
DAFTAR ISI
COVER ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 1
1.3 Tujuan ... 1
BAB II LANDASAN TEORI... 2
2.1 Wacana ... 2
2.2 Jenis-Jenis Wacana... 2
2.3 Contoh Jenis-Jenis Wacana... 4
BAB III PENUTUP... 9
3.1 Kesimpulan ... 9
DAFTAR PUSTAKA... 10
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat- kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana( inggris:discourse) bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada disekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat- kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada disekitarnya.
wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdiri dari pembagian jenis-jenis yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar( dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Untuk itu kami akan membahas tentang jenis-jenis wacana agar kita lebih tau dalam pembagian jenis-jenis wacana tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis wacana itu?
2. Apa ciri –ciri jenis wacana berdasarkan tujuannya?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahuhui jenis-jenis wacana.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri jenis wacana berdasarkan tujuannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Wacana.
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau berarti terdapat konsep,gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang biasa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar, wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yangmemenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya (Chaer, 2007:267).
Sebuah tulisan adalah sebuah wacana, akan tetapi apa yang dinamakan wacana itu tidak hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Websters (dalam Sobur, 2006: 10) sebuah pidato pun adalah wacana juga. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1993: 23) yang mengatakan bahwa istilah wacana dipergunakan untuk mencangkup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraandimuka umum, tulisan, serta upaya- upaya formal seperti laporan ilmiah dansandiwara.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap yang dapat dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan).
2.2. Jenis –Jenis Wacana
Menurut Keraf (1995: 7-17) berdasarkan tujuannya, wacana dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. wacana deskripsi
Wacana deskripsi adalah wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu:
a. Berhubungan dengan panca indra.
b. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara langsung.
c. Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.
2. Wacana Narasi
Wacana narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatuperistiwa atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca.
Narasi menyajikan peristiwa dalam sebuah rangkaian peristiwa kecil yang bertalian. Ia mengisahkan sebuah atau suatu kelompok aksi sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu yang secara populer disebut ceritera.
Adapun ciri-ciri wacana narasi :
a. Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
b. Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas.
c. Terdapat alur cerita, setting dan konflik.
3. Wacana Persuasi.
Wacana persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangandari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya akan apa yangdikatakan itu.
Karena itu persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain.
4. Wacana argumentasi.
Wacana Argumentasi adalah wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran.
Lebih jauh sebuah argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti obyek yang diargumentasikan itu. Argumentasi dilihat dari sudut proses berpikir adalah suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan serta menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan.
Ciri-ciri wacana argumentasi yaitu :
a. Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan.
b. Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan.
5. Wacana Eksposisi.
Wacana eksposisi adalah wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakekat suatu obyek. Penjenisan wacana dari pendapat tersebut,
dapat disimpulkan ada empat, yaitu berdasarkan : media penyampaian, jumlah penutur, sifat, dan tujuannya. Dalam penelitian ini penulis membatasi penggunaan teori wacana hanya berdasarkan tujuannya yaitu wacana deskriptif.
Ciri-ciri wacana eksposisi yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pembaca.
b. Adanya fakta dan informasi.
c. Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan.
2.3. Contoh Jenis-Jenis Wacana
Untuk lebih memahami tentang materi yang telah diuraikan diatas. Dibawah ini terdapat contoh dari jenis-jenis wacana.
1. Berdasarkan Media Penyampaian.
a. Wacana Tulis.
Banyak sekali contoh yang dapat kita ambil dari wacana tulis yang ada disekitar kita, salah satunya ketika kita akan memasuki sebuah daerah baru pastinya kita sering melihat sebuah kalimat yang terdapat pada gapura “Selamat Datang di Jombang “ kalimat tersebut merupakan wacana tulis yang mana dalam kalimat tersebut tersirat satu gagasan bahwa kita telah memasuki daerah jombang dan ini sangat efektif sekali karena dapat dilihat dan dibaca oleh banyak orang.
b. Wacana Lisan
Wacana lisan merupakan salah satu wacana yang sering kita pratikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebagai manusia kita selalu menggunakan lisan atau mulut kita untuk bisa saling berkomunikasi dengan orang lain. Seperti contohnya
“aku pulang sekitar pukul 3 sore Vir, soalnya aku ada les tambahan !! “pada kalimat diatas dapat dilihat bahwa si aku memberikan gagasan dia pulang jam 3 sore karena dia ada les tambahan.
2. Berdasarkan Jumlah Penutur.
a. Wacana Monolog.
BPOM Semarang: 25 Merk Susu Aman Dikonsumsi Pemirsa Headline news,
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/4), menyatakan 25 merk susu formula bayi tidak mengandung Enterobacter Sakazakii. Jadi, susu itu dinyatakan aman dikonsumsi. Pernyataan itu disampaikan usai BPOM Semarang menguji 25 merek susu formula.
Pengujian tersebut merupakan tindak lanjut dari dugaan adanya Enterobacter Sakazakii pada sejumlah merk susu yang beredar luas di masyarakat. Kepala BPOM Semarang Supriyanto meminta masyarakat tidak khawatir lagi atas peredaran susu tercemar. Pasalnya, hasil penelitian menyimpulkan, 25 merk susu aman dikonsumsi karena terbebas Enterobacter Sakazakii. Namun, BPOM Semarang tetap mengimbau masyarakat, terutama ibu yang memiliki anak, untuk selalu mengikuti petunjuk penyajian, penyimpanan dan juga menjaga kebersihan botol susu. Warga juga diimbau menggunakan air matang saat menyeduh susu.
(RAS)
Paragraf diatas merupakan contoh dari berita yang dibacakan seorang pembaca berita pada media elektronik dan merupakan wacana monolog karena, disitu seorang presenter menyampaikan satu gagasan tentang susu yang aman untuk dikonsumsi. kemudian didalam penyampaian berita tersebut dia menyampaikan secara runtut dan saling berkesinambungan antar kalimat yang diucapkan.
b. Wacana Dialog.
Rani : Rio sini deh !!
Rio : ada apa Ran?
Rani : kamu kenal sama cowok imut itu?
Rio : eeemmmhhh,, yang pakek kacamata itu ? Rani: bener,,bener,,bener..
Rio : awas jangan deket-deket sama dia !!!
Rani : lho kenapa? Apa dia udah punya cewek ? atau dia Playboy ? atau...
Rio : iyeeee,, dese’ itu brondong ekeee ....
Pada dialog diatas, terdapat satu cuplikan lawakan yang didialogkan dan itu merupakan contoh dari wacana dialog.
3. Berdasarkan Sifat.
a. Wacana fiksi (Puisi)
Perhatikan contoh wacana puisipada sebait lagu Balada karya Ebiet G.
Ade berikut ini.
dan pergi menjadi mudah dipahami dan terkesan indah untuk mari kita tunggu datangnya hujan
duduk bersanding di pelataran sambil menjaga mendung di langit agar tak ingkar
agar tak pergi lagi
Keindahan wacana di atas, antara lain terletak pada penggunaan gaya bahasapersonifikasi: mendung dan hujan diibaratkan manusia. Diksi datang, ingkar, menggambarkan perilaku alam tersebut.
b. Wacana Non Fiksi.
Perhatikan kutipan berikut : Gelombang Tsunami
bahkan tak sepasang matapun tahu dari mana datangmu kau renggut begitu saja
harta benda, bahkan:
jiwa saudara-saudaraku,
anak-anak tak terdengar lagi jeritannya
kemurkaan lautMu menyadarkan hati dan pikiran masih tersisa secuil semangat: harap dan kepasrahan tolong, sisakan cintaMu buat bangsa ini.
Kutipan di atas merupakan wacana fiksi (berupa puisi) dengan judul Gelombang Tsunami. Sementara itu, pada kutipan dibawah ini merupakan contohdari wacana nonfiksi (berupa artikel).
Gelombang Tsunami terjadi karena daya dorong dan letupan yang sangat kuatdari dasar laut, yang dipicu oleh gempa tektonik. Letupan gempa itu kemudianmenghasilkan badai dan gelombang pasang yang dasyat.
Berdasarkancatatan, bencana Tsunami di Amerika beberapa tahun silam, pernah mencapaiketinggian hampir 27 meter. Gerakan air pasang menyebar ke segala penjuruarah, termasuk menuju daratan (pulau terdekat). Ketika gelombang pasangmendekati pantai, ketinggian dan daya dorongnya semakin meningkat karenaair laut semakin dangkal di wilayah pantai. Itulah sebabnya,
ketika mencapaidaratan, gelombang itu tidak mungkin ditahan lagi. Gempa berkekuatan 8,9skala Richter yang terjadi di Indonesia itu, dianggap oleh para ahli sebagaigempa dan bencana Tsunami yang paling dahsyat. Banyaknya korban, berupaharta benda dan nyawa yang mencapai ratusan ribu orang itu, antara laindisebabkan oleh : (1) tidak adanya peringatan dini, (2) bangunan dan tempat tinggal tidak dirancan antibencana.
Dari landasan teori tersebut terdapat berbagai macam jenis-jenis wacana dilihat dari sudut pandangnya, karena beberapa para ahli meninjau jenis-jenis wacana berbeda-beda. Jenis –jenis wacana tersebut antara lain apabila di klasifikasikan yaitu : jenis –jenis wacana berdasarkan tujuan pemaparanya, jenis wacana berdasarkan media penyampaian, jenis wacana berdasarkan jumlah penuturnya,jenis wacana berdasarkan acuan atau sifatnya, jenis wacana berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan, jenis wacana berdasarkan cara penuturannya, jenis wacana berdasarkan eksitensinya.
Agar kami mengarah dan fokus pada sasaran objek analisis maka kami menganalisis jenis wacana berdasarkan klasifikasinya dan juga yang berdasarkan jumlah penuturnya. Di dalam makalah ini kami menganalisis wacana monolong yang berupa iklan sponsor.
Iklan adalah sebuah karya kreatif yang menggunakan media visual, audio, audio visual dan media verbal. Dengan media verbal manipulasi kata-kata dan ungkapan seringkali dilakukan secara leluasa sehingga dalam beberapa hal ada kecenderungan melanggar kaidah kebahasaan yang berlaku. (Sugiono: 2009) Wreight (dalam Mulyana, 2005:63- 64) menambahkan bahwa iklan merupakan proses berkomunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran,membantu layanan,serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif.
Alwi dkk. (2005:421) menyebutkan bahwa iklan adalah
a) berita pesanan untuk mendorong,membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan
b) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.
c) berita atau jasa yang ditawarkan
d) pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat
Tujuan Iklan
Produsen di dalam membuat iklan mempunyai beberapa tujuan (Susanto, 1989:213). Adapun tujuan iklan adalah sebagai berikut:
a) Menyadarkan komunikan dan memberi informasi tentang suatu barang, jasa, atau ide.
b) Menimbulkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan dengan memberikan preferensi kepadanya.
c) Meyakinkan komunikan akan kebenaran sesuatu yang dianjurkan dalam iklan dan menggerakkan mereka untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Berdasarkan pemaparan materi diatas tentang jenis-jenis wacana dapat terbagi atas beberapa bagian dan menurut para ahli pembaagiannya berbeda-beda.
Menurut Mulyana (2005: 51-55) jenis-jenis wacana terbagi menjadi tiga yaitu : 1. berdasarkan media penyampaian:
a) wacana tulis b) wacana lisan.
2. berdasarkan jumlah penutur:
a) wacana monolog b) wacana dialog.
3. berdasarkan sifat:
a) wacana fiksi b) wacana nonfiksi.
Menurut Keraf (1995: 7-17) wacana dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
a) wacana deskripsi b) wacana narasi c) wacana persuasi
d) wacana argumentasi, dan e) wacana eksposisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari setiap para ahli mempunyai pendapat tersendiri tentang pembagian jenis-jenis wacana itu semua tegantung dari penggunaannya dan tujuan dalam menggunakan wacana tersebut.
Daftar Pustaka.
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacanaFitriMulya
%20dkk. Pdf)
(di akses tanggal 20 april 2015)
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacanayulianik
%20dkk. Pdf)
(di akses tanggal 20 April Maret 2015)