• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah K3

N/A
N/A
Salsabila Shafa

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah K3"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah K3

Dosen pengampu:

Agus Joko Susanto

Disusun oleh:

Salsabila Shafa Azra (P24840422073)

PROGRAM STUDI DIPLOMA ANALISI FARMASI DAN MAKANAN POLITEKNIK KEMENKES JAKARTA 2

JAKARTA 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Laporan ini berisi hasil pencarian sumber melalui internet yang saya lakukan beberapa waktu lalu. Saya berharap laporan ini akan menjadi

motivasi bagi saya untuk semakin baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kendala yang saya hadapi dari pencarian sumber yang tepat hingga pembagian waktu saya.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula dengan laporan ini, oleh karena itu saya menerima dengan terbuka setiap kritik dan saran yang membangun agar saya dapat menyusun makalah lainnya dengan lebih

baik.

Akhirnya, tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu saya baik dalam pengumpulaln data hingga penyusunan makalah ini, secara khusus kami mengucapkan terimakasih

kepada dosen pengajar serta para penulis artikel yang telah membantu dalam penyelesaiian makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun Teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermafaat.

Terima kasih.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam aktivitas kerja di bidang industri, kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperhatikan untuk setiap pegawai yang bekerja.

Keberhasilan dalam pekerjaan tidak hanya diukur melalui seberapa berhasilnya menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun, aspek kesehatan dan keselamatan kerja juga sangat diperhitungkan dalam keberhasilan pekerjaan atau industri. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan yang lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak pimpinan, karyawandan pemberi kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.

Selain itu, kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperhatikan karena dengan terwujudnya kesehatan dan keselamatan kerja berarti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam suatu pekerjaan terjadi kecelakaan, maka akan bertambah pula biaya pengeluaran

(4)

operasional yang pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial dana. tetapi yang menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia.

1.2 Masalah Rumusan

1. Apa itu kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam bidang industry?

2. Sebutkan dan jelaskan biological hazard?

3. Jelaskan keterkaitan nyamuk dengan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui lebih luas lagi apa itu kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Selain itu, untuk lebih mengerti bagaimana penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan manfaat ini adalah menambah wawasan mahasiswa mengenai mata kuliah kesehatan dan keselamatan kerja di industri. Serta mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek- aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. (Ardisukma, 2013)

Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik. (Ardisukma, 2013)

Beberapa pendapat mengenai keselamatan dan keselamatan kesehatan kerja antara lain:

a. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

b. Menurut Suma'mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

(6)

c. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan. dan kondisi pekerja

d. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

e. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

f. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Dari beberapa pernyataan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman untuk para pekerja, perusahaan, maupun masyarakat sekitar. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang menderita

(7)

cedera atau penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka diperusahaan tersebut. (Andiani, 2016)

Kondisi fisiologis-fiskal meliputih penyajit penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel. penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukemia, emphysema,serta arthritis. Kondisi- kondisi lain yang diketahui sebagai akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputih penyakit paru paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru- paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat dan bronghitis kronis. (Andiani, 2016)

Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh. (Andiani, 2016)

Berdasarkan faktor penyebabnya, hazard dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: faktor manusia, faktor luar dan sistem manajemen.

(8)

1. Faktor Manusia, merupakan potensi bahaya yang disebabkan oleh manasia pekerja, seperti: human factor (perilaku, kondisi fisik, mental), human error.

2. Faktor Luar, merupakan potensi bahaya yang disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar, seperti: sarana transportasi, cuaca, bencana alam (badai, banjir, tanah longsor, petir).

3. Sistem Manajemen, merupakan potensi bahaya yang disebabkan oleh penerapan sistem manajemen di lingkungan kerja

◦ Tujuan K3

K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan memelihara kesehatan dan keselamatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja di dalam perusahaan untuk dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja. Jadinya kerja keluarga pekerja konsumen dan kesejahteraan manusia yang bekerja bisa terjaga. Mereka juga terpengaruh kondisi lingkungan kerja yang mementingkan keselamatan

◦ Dasar Hukum K3

K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:

 UU No.1 tahun 1970

 UU No.21 tahun 2003

 UU No.13 tahun 2003

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996

◦ Jenis Bahaya Dalam K3

 Bahaya Jenis Kimia

(9)

Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia berbahaya. Contoh jenis kimia:

abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan gas bahan kimia.

 Bahaya Jenis Fisika

Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal.

 Bahaya akibat keadaan yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan pendengaran.

 Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan

 Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan gangguan penglihatan.

 Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang kurang dan aman yang mengakibatkan cedera pada pekerja dan orang lain

◦ Standar Keselamatan Kerja

Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja seperti:

1.Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan 2.Perlindungan mesin

3.Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala 4.Pengamanan ruangan, salah satunya meliputi sistem alarm. Selain itu ada juga alat pemadam kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai

◦ Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

(10)

mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau resiko kerja yang mengakibatkan kesakitan, kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Pemahaman tentang K3 dapat menggunakan istilah "ZEROSICKS" yang berupa singkatan dari hazard, Environtment, Risk, Observation/Opportunity/Occupational, Solution, Implementasi, Culture/Climate/ Control, Knowledge/Knowhow, Standarisasi. Penjabaran istilah ZEROSICKS adalah sebagai berikut:

A. Hazard (Potensi Bahaya) Hazard (potensi bahaya) merupakan sifat-sifat intrinsik dari suatu zat, peralatan atau proses kerja yang dapat menyebabkan kerusakan atau membahayakan sekitarnya.

Potensi bahaya tersebut akan tetap menjadi bahaya tanpa menimbulkan dampak atau berkembang menjadi kecelakaan (accident) apabila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia.

a. Physical Hazard (Bahaya Fisis), merupakan potensi bahaya yang berupa energi, misalnya: thermis (panas udara, panas mesin, radiasi, ledakan), dinamis (motor, roda gigi, pemotong), debu, bising.

b. Chemical Hazard (Bahaya Kimia), zat kimia (antiseptik, aerosol, insektisida), bahan radioaktif, minyak, limbah B3 (limbah eletroplating, limbah pabrik kimia), uap gas, debu, fume.

c. Biological Hazard (Bahaya Biologi), merupakan potensi bahaya yang berasal dari makhluk hidup (mikroorganisme) di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan

(11)

kesehatan, misalnya: racun, bakteri (anthrak, brucella), jamur, virus (flu, hepatitis, HIV, SARS), B3 (Bahan Berbahaya Beracun), hewan berbahaya (ular, kalajengking, serangga, tikus, anjing, nyamuk), parasit, kuman, rodant.

d. Ergonomic (Aspek Ergonomi), merupakan potensi bahaya yang diakibatkan ketidaksesuaian desain lingkungan kerja dengan pekerja, misalnya: sikap kerja (posisi ukuran alat, desain tempat (posisi letak peralatan, desain ruang), sistem kerja, cara kerja dari duduk)

KAITAN K3 DENGAN NYAMUK

(12)

Nyamuk adalah hewan golongan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera (lalat), dan tergolong dalam famili Culicidae; genus yang berada dalam kelompok ini mencakup Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 negara yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai

"mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya, nyamuk juga dikenal sebagai gnats.Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa.

Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.

Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan.

Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannya yang mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya,Ada yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.) dan malaria (anopheles), akan tetapi yang umum berkeliaran di rumah tempat tinggal adalah nyamuk Culex tarsalis yang gigitannya menyebabkan gatal.

Menurut Borror et al., (1996), Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah juga pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Wilayah penyebaran nyamuk itu sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti L. bersama Aedes albopictus merupakan pembawa utama (primary vector) siklus penyebaran dengue di wilayah pedesaan dan perkotaan. Demam berdarah

(13)

di Indonesia sudah menjadi kejadian luar biasa setiap musim penghujan tiba. Bahkan beberapa daerah di Indonesia telah menjadi daerah endemik langganan demam berdarah.

Maka nyamuk ialah unsur atau faktor bilogis pada k3 maka dari itu pemantuan,pengukuran dan pengendalian faktor biologis harus dilakukan pada lingkungan tempat kerja yang memiliki potensi bahayannya faktor bilogis Pengendalian Faktor Biologi bisa dilakukan sesuai dengan Permenaker No. 5 Tahun 2018, Pasal 22 angka 7. Beberapa cara yang bisa dilakukan meliputi.

1. Mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber bahaya Faktor Biologi.

2. Menggunakan baju kerja yang sesuai.

3. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

4. Memasang rambu-rambu yang sesuai.

5. Memberikan vaksinasi apabila memungkinkan.

6. Meningkatkan Higiene perorangan.

7. Memberikan desinfektan.

BAB III PENUTUP

(14)

3.1 KESIMPULAN

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja. perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.

Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

3.2 SARAN

Saran yang bisa penulis sampaikan, adalah untuk memperkaya ilmu kesehatan khususnya di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, yang berupa Alat Pelindung Diri dan identifikasi kecelakaan kerja yang biasa terjadi di laboratorium ini dapat diajarkan melalui mata kuliah K3. Tujuannya adalah siswa dapat menyadari dan bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan di laboratorium, mendapat pengetahuan dan memaknai bahwa K3 terdapat kandungan makna yang dalam apabila kita mengkajinya. Di samping itu mahasiswa dapat mempelajari, memahami, dan menerapkan fungsi Alat Pelindung Diri dan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja di kehidupan sehari-hari

(15)

REFERENSI

Andiani, I.P. 2016. "Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)".

http://ikhaputri97.blogspot.co.id/2016/11/makalah-kesehatan-dan- keselamatan kerja.html, diakses pada 12 September pukul 14.20.

Ardisukma. 2013. "MAKALAH: KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA (K3) http://ardisukma.blogspot.co.id/2013/07/makalah- kesehatan-dan keselamatan-kerja.html, diakses pada 12 September pukul 13.27.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan suatu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam ruang lingkup perusahaan dengan

Data yang diambil adalah faktor dan kondisi bahaya di lingkungan tempat kerja, program kerja manajemen K3, tanggapan para pekerja terhadap program yang dilakukan manajemen

Tujuan dan sasaran dari sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga

Perusahaan- perusahaan perlu berpatisipasi aktif dalam penanganan masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik, yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Dokumen ini membahas penerapan Sistem Manajemen K3 di PT. Multi Jaya Samudera untuk meningkatkan keselamatan

FISHBONE Bahaya potensial aktivitas pada pekerja konstruksi Metode Lingkungan kerja Man Mesin Tidak ada penandaan LOTO Tidak ada komunikasi K3 Tidak ada rambu K3 Area kerja

2.1.4 Jenis-Jenis Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Setiap jenis keselamatan dan kesehatan kerja K3 berfokus pada pengendalian dan pencegahan bahaya spesifik, seperti