• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah K3 Farmasi - Lauree Salainti

N/A
N/A
welliam salainti

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah K3 Farmasi - Lauree Salainti"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

RESIKO LINGKUNGAN KERJA KIMIA PADA IFRS

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Disusun oleh:

Lauree Talya Devaluna Salainti (714840122052)

POLTEKKES KEMENKES MANADO

JURUSAN FARMASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang "Resiko Lingkungan Kerja Kimia pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit.”

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap semoga makalah yang sudah saya susun ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi pembaca yang sudah membaca makalah ini.

Manado, Maret 2024 Lauree Talya Devaluna Salainti

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belkang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

1.4 Manfaat BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Keselamatan Kerja 2.1.2 Bahaya

2.1.3 Resiko

2.2 Resiko Lingkungan Kerja Kimia IFRS 2.2.1 Job Safety Analysis (JSA)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Daftar Pustaka

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dan Pasar Bebas Afta 2003, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi dan jasa yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk Indonesia. Berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan maupun penyakit-penyakit yang diperoleh dari tempat kerja, diperkirakan akan meningkat baik kualitas maupun intensitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pengembangan sarana pelayanan yang mempunyai kemampuan dan mutu pelayanan dalam satu kerangka rujukan yang komprehensif dan diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Berdasarkan paradigma baru di dunia Internasional telah dikembangkan beberapa sistem manajemen sebagai berikut:

- Sistem Manajemen Mutu (ISO seri 9000) - Sistem Manajemen Lingkungan (ISO Seri 14000)

- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja/ SMK3 (ISO seri 18000)

Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan dapat mempengaruhi status kesehatan pekerja yang bersangkutan, sehingga di dalam pelaksanaan upaya kesehatan kerja diperlukan langkah-langkah mengubah prilaku pekerja untuk keberhasilan program.

Rumah sakit sebagai tempat kerja juga mempunyai risiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja baik yang terjadi langsung terhadap pekerja, pasien dan pengunjung pasien. Rumah sakit sebagai penyedia layanan bagi kesehatan bagi masyarakat memiliki potensi bahaya yang sangat besar.

Potensi bahaya dirumah sakit tidak hanya terkena penyakit-penyakit infeksi, selain itu juga ada potensi bahaya bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (kebakaran, ledakan, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomic

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu apa saja yang menjadi resiko lingkungan kerja kimia IFRS, akibatnya, contoh kasus serta pencegahan dan pengendaliannya.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai resiko, bahaya serta pencegahan dan pengendalian dari lingkungan kerja kimia pada IFRS bagi mahasiswa farmasi, supaya mengenal bagaimana resiko lingkungan kerja kimia pada rumah sakit.

1.4 Manfaat

Secara umum, dapat diperoleh manfaat teoritis bagi mahasiswa farmasi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini dapat memberikan landasan teoritis mengenai resiko keselamatan kerja kimia IFRS sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemecahan masalah, khususnya dalam lingkungan kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secara sehat dengan produktivitas yang optimal tanpa membahayakan diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dan lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi kondisi fisik, biologik, faali (ergonomik) dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Sementara pekerja adalah setiap orang yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan atau jasa di tempat tertentu baik yang mendapat imbalan upah maupun yang tidak.

2.1.2 Bahaya

Dalam suatu lingkungan kerja tentunya tidak terlepas dari bahaya serta resiko. Bahaya (hazard) atau seringkali disebut "ancaman" (threat) adalah suatu proses, fenomena, atau aktivitas manusia yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan properti, gangguan sosial, dan ekonomi atau degradasi lingkungan. Sesuatu dapat dianggap sebuah hal yang berbahaya bila hal tersebut berpotensi menjadi sumber maslahat. Zat, peristiwa atau kondisi dapat menjadi bahaya saat sifat-sifatnya memungkinkannya, bahkan secara teoritis, untuk menyebabkan kerusakan pada nyawa, kesehatan dan hal berharga lainnya.

2.1.3 Resiko

Dengan adanya bahaya, maka disitu juga akan terdapat resiko. Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Potensi bahaya K3 ada 5, yaitu fisika. kimia, biologi dan ergonomi.

2.2 Resiko Lingkungan Kerja Kimia IFRS

Bahan kimia berbahaya yang paling umum disektor kesehatan mencakup bahan pembersih dan disinfektan, bahan sterilisasi, merkuri, obat-obatan beracun, pestisida, lateks, serta bahan kimia dan reagen laboratorium. Sebagai tenaga pekerja IFRS yang berhubungan langsung dengan obat dapat terpapar dengan senyawa-senyawa kimia yang dapat berdampak buruk baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

2.2.1 Job Safety Analysis (JSA)

Job Safety Analysis (JSA) adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi bahaya potensial terkait dengan pekerjaan tertentu, mengevaluasi risiko yang terkait, dan mengembangkan langkah-langkah kontrol untuk mengurangi atau menghilangkan risiko tersebut. Tujuan utama dari JSA adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan cedera dengan memastikan bahwa tindakan pencegahan yang tepat diidentifikasi dan diimplementasikan sebelum pekerjaan dimulai.

Job Safety Analysis (JSA) merupakan alat yang penting dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja karena membantu organisasi untuk mengidentifikasi risiko potensial dan mengambil tindakan preventif untuk melindungi karyawan dan lingkungan kerja.

(6)

Berikut adalah analisis potensi resiko kimia yang dapat terjadi dalam lingkungan kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit, yang mencakup kasus, akibat, bahaya, resiko, dan pencegahan serta pengendaliannya.

No .

Tahapan pekerjaan Potensi bahaya Resiko Upaya Pengendalian

1. Pembuatan dan pencampuran berbagai jenis obat pada lumpang.

Sisa-sisa obat yang tertinggal atau menempel pada dinding lumpang yang dapat bercampur dengan obat lain yang akan digerus

- Terjadinya double dose karena obat yang sama yang digerus karena lumpang tidak dibersihkan dengan benar pada pemakaian sebelumnya.

- Keracunan karena adanya sisa obat yang berinteraksi dengan obat pasien yang lain sehingga menimbulkan efek keracunan pada pasien tersebut.

- Membersihkan lumpang dan alu sehabis pakai menggunakan sabun dan air bersih.

2. Penyimpanan dan sortasi obat dalam rumah sakit.

- Salah

penyimpanan untuk obat yang sudah expired ketika kurang teliti menempatkan obat.

- Meletakan dus obat di lantai tanpa alas atau palet.

- Meletakan dus obat langsung di lantai dapat beresiko obat rusak apabila terkena air.

- Salah penyimpanan obat yang sudah expired dapat

mengakibatkan resiko keracunan apabila diberikan pada pasien.

- Menangani penyimpanan obat dengan metode High Alert; mengecek kembali data atau tanggal

kadaluwarsa obat yang ada.

- Tidak menyimpan sediaan obat dengan meletakan langsung di lantai, misalnya diletakkan pada rak atau dialasi dengan palet.

3. Penggunaan dan penanganan desinfektan

- Desinfektan dapat mengakibatkan iritasi pada kulit bagi beberapa orang yang memiliki kulit sensitif.

- Kerusakan obat apabila desinfektan tumpah saat disimpan dekat dengan obat.

- Bagi beberapa pekerja yang memiliki alergi, paparan dari tumpahnya desinfektan dapat menimbulkan penyakit bagi pekerja tersebut.

- Obat yang disimpan berdekatan atau bersama desinfektan

beresiko terkontaminasi dan dapat menyebabkan keracunan.

- Menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti masker dan sarung tangan.

- Memisahkan penyimpanan untuk desinfektan dan obat- obatan.

4. Penggunaan dan penyimpanan bahan atau sediaan farmasi yang mudah terbakar seperti alcohol.

- Alkohol merupakan salah satu sediaan farmasi yang sangat mudah terbakar.

- Alkohol beresiko mengakibatkan kebakaran.

- Pekerja beresiko terkena luka bakar apabila terpapar alkohol dan terkena api.

- Terjadinya kebakaran karena alkohol beresiko membahayakan keamanan dan keselamatan pekerja maupun siapa saja yang ada di rumah sakit.

- Menyimpan sediaan alkohol jauh dari sumber api.

- Menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti kacamata pelindung atau sarung tangan.

(7)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keselamatan kerja mengacu pada upaya untuk melindungi karyawan dari cedera dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka. Ini melibatkan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko di lingkungan kerja untuk memastikan bahwa karyawan dapat bekerja dengan aman dan sehat.

Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, keselamatan kerja sangat penting karena lingkungan kerjanya melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya, peralatan medis yang kompleks, dan proses-proses kerja yang sensitif. Karyawan farmasi dapat terpapar dengan bahan kimia berbahaya selama proses pengolahan dan penanganan obat-obatan. Keselamatan kerja ini memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan yang tepat diambil untuk mengurangi paparan dan risiko terkait.

Dengan menerapkan praktik keselamatan kerja yang ketat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, risiko cedera dan paparan bahan berbahaya dapat dikurangi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi karyawan dan pasien, atau siapa saja yang berada di lingkungan rumah sakit.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (K3 - IFRS).docx (https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/12/pedoman-kesehatan-dan-keselamatan-kerja- instalasi-farmasi-rumah-sakit-k3-ifrs/

Identifikasi Potensi Bahaya Penyebab Kecelakaan Kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit di Karawang (file:///C:/Users/HP/Downloads/1957-Article%20Text-5384-1-10-20190820.pdf)

Referensi

Dokumen terkait

Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak, bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil yang dapat

Berdasarkan hasil penelitian, aspek yang paling berpengaruh adalah pekerja melaporkan jika terjadi kecelakaan kerja atau situasi yang bahaya, dimana dengan adanya

paham akan potensi bahaya dari pekerjaan yang dikerjakannya sehingga dapat meminimalisir potensi kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja, selain itu

Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi

Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan potensi bahaya dan potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit.. yang

Sumber: Mas’ari, at al 2019 Analisa Bahaya Terkena Uap Panas Hasil identifikasi yang diperoleh untuk potensi bahaya terkena uap panas disebabkan karena pada proses pembangkaran di

Langkah-langkah pekerjaan inspeksi APAR Langkah-langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Memeriksa dan Memakai APD Kecelakaan fatal, terbentur, tertusuk, tergores, terkena bahan kimia

K3 RUMAH SAKIT • LATAR BELAKANG : Tuntutan peningkatan mutu, karakteristik khusus: labor intensive, padat modal, padat teknologi, padat pakar serta Risiko Penyakit dan Kecelakaan