• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kel 1

N/A
N/A
Nanda Iriani putri

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Kel 1"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF: PENGEMBANGAN GEOMETRI ANAK USIA DINI

(Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini) Dosen Pengajar: Nadia El-Huda Anza, M.Pd.

Kelompok 6

Risnawati (2024130198) Salamiah (2024130196)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI INSTITUT AGAMA ISLAM

DARUL ULUM KANDANGAN

TAHUN AKADEMIK 2024 M/ 1446 H

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segenap karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul: “bidang pemgembangan kognitif: pengembangan Geometri anak usia dini”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta ahlul bait, para sahabatnya dan semoga kita termasuk umat beliau yang mendapat syafaat kelak dihari kiamat, amin.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat menerima kritik dan masukan dari para pembaca.

Kandangan, 15 September 2024 Penulis

Kelompok 6

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Geometri Anak Usia Dini... 3

2.2 Jenis jenis Geometri Anak Usia Dini ... 4

2.3 Perkembanga Mengenal Bentuk bentuk Geometri Anak Usia Dini .... 7

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Dalam Mengenalkan Geometri Anak Usia Dini ... 9

2.5 Simulasi Permainan Geometri Anak Usia Dini ... 10

BAB III PENUTUP ... 16

3.1 Kesimpulan ... 16

3.2 Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan fase yang paling penting dalam kehidupan seorang anak. Pada usia anak-anak ini kemampuan dasar dalam proses berpikir dan pembentukan kepribadian anak sedang berkembang dengan pesat. Untuk menunjang hasil pendidikan yang berkualitas, diperlukan stimulasi yang optimal dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini seperti nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.

Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yang penting untuk distimulasi adalah aspek perkembangan kognitif. Aspek perkembangan kognitif adalah aspek perkembangan intelektual yang berorientasi pada kemampuan berpikir logis dan simbolis yang dimulai dari penyerapan informasi berupa pengetahuan dan pemahaman sampai kemampuan untuk memecahkan masalah. Salah satu upaya untuk menstimulasi aspek perkembangan kognitif dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran matematika. Geometri sebagai salah satu bagian dari konsep dasar matematika menjadi bagian yang penting dalam perkembangan anak usia dini karena konsepnya berhubungan dengan benda-benda yang ada pada lingkungan sekitar anak

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dari Geometri Anak Usia Dini?

2. Apa saja Jenis-jenis Geometri perkembangan anak Usia Dini?

3. Apa Perkembangan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Usia Dini?

4. Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kemampuan Dalam Mengenal Geometri Anak Usia Dini?

5. Contoh Simulasi Permainan Geometri Anak Usia Dini?

(5)

2 C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Geometri Anak Usia Dini 2. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis-Jenis Geometri Anak Usia Dini 3. Untuk Mengetahui Perkembangan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri

Anak Usia Dini

4. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Dalam Mengenalkan Geometri Anak Usia Dini

5. Untuk Mengetahui Contoh Simulasi Permainan Geometri Anak Usia Dini

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Geometri Anak Usia Dini

Dari sudut pandang psikologi, geometri berupa pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi.

Pengertian geometri menurut Susanto adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi relatif tokoh, dan sifat ruang. Mengenal bentuk bentuk geometri anak usia dini meliputi segitiga, persegi, dan lingkaran. Geometri itu sendiri merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang tergolong dalam lingkup berpikir logis. Dalam lingkup ini, terdapat beberapa aspek diantaranya mengenai konsep bentuk, warna, dan ukuran.1

Geometri menurut pendapat Ismiyani adalah pemahaman konsep berbagai bentuk geometri bangun datar dan bangun ruang. Mengenal nama dan ciri-ciri berbagai bentuk geometri itu serta mencari bentuk-bentuk yang sama dengan masing-masing bentuk tersebut dalam dunia nyata. Pembelajaran secara kongkrit benda-benda yang dikenalkannya memudahkan untuk anak lebih cepat memahami dari perbedaan bentuk, ciri-ciri dan sifat dari suatu benda.2

Dari beberapa pendapat yang dinyatakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, geometri adalah pendekatan untuk memecahkan suatu masalah dalam mengenali bentuk benda-benda, membandingkan, membedakan, dan juga membedakan kesamaan dan perbedaan bentuk suatu benda yang ada disekitar.

1Dwansi, R. M., Riswandi, R., & Surahman, M. (2017). Pengenalan Geometri Anak Usia Dini Melalui Media Manipulatif. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1).

2https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10006/2/T1_272012025_BAB%20II.pdf (Diakses tanggal 15 September 2024)

(7)

4

pelajaran geometri di Taman Kanak-kanak dimungkinkan untuk diajarkan walaupun harus dengan cara yang lebih kreatif dan realistik.

B. Tahapan Pemikiran Geometri

Teori Bentuk geometri diperkenalkan oleh van Hiele tahun 1986. Menurut teori ini anak-anak bergerak melalui beberapa tingkat geometris diantaranya:

1) Level 0 (Pra-kognisi)

Pada awal kehidupan anak, anak belum dapat membedakan dengan baik antara lingkaran, segitiga, dan persegi dari contoh-contoh benda yang ada disekitar atau diruang kelas. (bentuk yang mirip segitiga tetapi garis melengkung). Pada level ini, anak baru mulai membentuk skema visual untuk bentuk geometri.

2) Level 1 (Visual)

Pada tahap ini anak dapat mengidentifikasi dan menamai tokoh-tokoh geometri yang umum dari bentuknya, tanpa mempertimbangkan atribut seperti jumlah sisi, atau sudut dalam bentuk tersebut. Misalnya, persegi panjang bisa berupa pintu atau meja. Teori ini menyatakan bahwa Anak-anak prasekolah dan Tk biasanya berada pada level visual, di mana bentuk dipandang secara keseluruhan dan bukan sebagai jumlah bagian mereka. Pada tingkat visual ini, anak-anak tidak fokus pada properti bentuk tetapi focus berdasarkan pada apakah suatu bentuk secara visual mirip dengan prototipe standar (misalnya: "Ini adalah kotak karena terlihat seperti sebuah kotak").

Anak yang mengeksplorasi berbagai benda dan melihatnya serta menyentuhnya, memiliki pengalaman visual dan sentuhan yang dapat mendukung mereka untuk membedakan kesamaan dan perbedaan yang akan membentuk dasar bagi pengalaman bentuk di masa depan

3) Level 2 (Deskriptif dan Analitis)

Pada tingkat ini, anak-anak memeriksa kelayakan bentuk, bukan penampilan mereka. Seperti, mengenali bentuk berdasarkan propertinya melalui pengamatan,

(8)

5

mengukur, menggambar dan membuat model. Anak-anak dapat secara verbal menggambarkan bahwa segitiga memiliki tiga sudut dan tiga sisi dan bahwa sebuah lingkaran itu bulat. Ini berarti bahwa pada tingkat deskriptif ini, bahasa itu penting.

4) Level 3 ( Pengurangan Informal)

Pada tahap ini, anak memahami hirarki angka geometri dan inklusi kelasnya, seperi persegi juga merupakan persegi panjang dan jajar genjang dan mereka semua termasuk uadrilateral. Selain itu anak juga memahami sifat-sifat gambar seperti terbalik dan lainnya.

5) Level 4 (Deduksi)

Tingkat deduktif berarti bahwa anak-anak dapat merumuskan definisi untuk bentuk-bentuk seperti segitiga dan persegi panjang. Selain itu, anak sudah dapat memahami peran aksioma dan teorema dari bentuk geometri.

6) Level 5 (Tahap Akurasi atau Ketelitian)

Pada tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir tinggi, rumit dan kompleks.

Berdasarkan penjelasan di atas terkait tahapan pemikiran geometri, anak usia 5- 6 tahun yang menjadi subjek pada penelitian ini berada pada level 1 atau tahap visual. Pada tahap ini anak baru memahami geometri berdasarkan visual fisiknya.

Misalnya anak melihat “pintu” sebagai bentuk geometri “persegi panjang”, anak juga melihat “meja” sebagai bentuk “persegi panjang”, melihat “piring” sebagai lingkaran, melihat “bola” sebagai lingkaran. Anak belum mampu membedakan apakah bentuk tersebut memiliki sisi yang berbeda atau tidak.

Berikutnya ada terdapat lima tahap belajar geometri pada anak di antaranya adalah:

(9)

6

a. Tahap Pengenalan. Dalam tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya.

b. Tahap Analisis. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamati. Anak sudah mampu menyebutkan aturan yang terdapat pada benda geometri tersebut.

c. Tahap Pengurutan. Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan penarikan kesimpulan, berpikir deduktif, namun kemampuan ini belum dapat berkembang secara penuh. Contohnya kemampuan untuk menempatkan benda berdasarkan urutan tertentu, seperti dari yang terbesar hingga yang terkecil. Atau dari yang terpanjang sampai yang terpendek.

d. Tahap Deduksi. Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Ciri ciri tahap deduktif seperti Guru memberikan materi dan kemudian memberikan contoh contoh khususnya, Guru berperan banyak dalam kegiatan.

e. Tahap Akurasi. Dalam tahap ini anak mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Anak belajar bentuk bentuk geometri anak harus belajar dari benda-benda konkret

C. Jenis-jenis Geometri Perkembangan Anak Usia Dini

Jenis-jenis geometri secara umum yaitu geometri dua dimensi biasa disebut juga bangun datar dan geometri tiga dimensi yang biasa disebut bangun ruang. Geometri dua dimensi (bangun datar) adalah bangun yang mempunyai sisi dan sudut, diantaranya3:

Segitiga adalah bangun yang memiliki tiga sisi.

3Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini. (2020). (n.p.): EDU PUBLISHER.

(10)

7

Jajar Genjang adalah suatu segi empat yang sisi-sisinya sepasang sejajar.

Persegi Panjang adalah jajar genjang yang suatu sudutnya siku siku.

Segi Empat adalah suatu jajar genjang yang dua sisinya berurutan sama panjang.

Trapesium adalah suatu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajara.

Lingkaran adalah garis lengkung yang bertemu kedua ujungnya yang merupakan himpunan titik-titik yang berjarak dari titik tertentu.

Sedangkan geometri tiga demensi adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sisi sisinya. seperti:

 Kubus adalah bangun ruang yang bentuknya enam persegi yang sama besar

 Balok adalah bangun ruang dengan enam sisi, Dimana sisi yang berlawanan sama besar

 Bola adalah bangun ruang dengan bentuk bulat sempurna dalam tiga demensi 4

D. Perkembangan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Usia Dini Pada dasarnya kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dilakukan secara bertahap. Anak usia dini berada pada fase praoperasional, kemampuan berpikirnya adalah berpikir secara simbolis. Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya. Di dalam pembelajaran geometri terdapat pembelajaran mengenai konsep dasar bangun datar seperti, bangun datar yang meliputi segitiga, segiempat, dan lingkaran

4 Konsep Sains dan Matematika Pada Pembelajaran STEAM Anak Usia Dini. (2024). (n.p): EDU PUBLISHER

(11)

8

dan konsep bangun ruang yang meliputi kerucut, kubus, balok, tabung, dan lain- lain. 5

Untuk mengenalkan berbagai bentuk geometri, kita dapat memulainya dari bagaimana anak-anak mengenal berbagai bentuk yang ada disekitarnya. Misalnya mengenal figura ayah adan ibu seperti bentuk persegi, atau bola yang identik dengan bentuk lingkaran dan lain sebagainya. Selain mengenal bentuk geometri, anak-anak dapat juga dilatih berbagai konsep ruang misalnya bagaimana anak-anak mengenal dimana posisi mereka sekarang, diatas, dibawah, disamping, didalam, diluar, didepan ataupun dibelakang. Selain posisi dalam konsep ruang anak-anak dapat kita latih mengenal jarak misalnya jauh-dekat dan lain sebagainya.

Menyiapkan berbagai media yang bisa menggambarkan berbagai konsep bentuk geometri ataupun ruang akan sangat membantu anak-anak dalam memahami konsep-konsep tersebut6

Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini sangat berpengaruh untuk ke jenjang selanjutnya. perkembangan geometri yang harus dikembangkan pada anak usia dini antara lain:

Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya.

Mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya.

Membandingkan benda menurut ukuran besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendahnya.

Mengukur benda secara sederhana.

Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil,

tinggi-rendah, dan panjang-pendek.

5PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI (Teori dan Praktik). (2020). (n.p.): EDU PUBLISHER.

6Anak Usia Dini Math: untuk PAUD. (2019). (n.p.): IGI PD. Sumedang.

(12)

9

Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.

Menyebut benda-benda yang ada di sekitarnya sesuai dengan bentuk geometri.

Mencontoh bentuk-bentuk geometri.

dapat disimpulkan bahwa perkembangan mengenal bentuk geometri adalah proses pengenalan bentuk, warna, dan ukuran geometri dalam menunjukkan, memilih, menyebutkan dan membedakan, mengelompokkan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, segi empat dan segitiga sesuai dengan warna, bentuk, dan ukuran geometri.

Adapun perkembangan geometri anak usia dini mencakup indikator-indikator sebagai berikut:

Lingkup Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 5- ≤ 6 tahun

Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola

1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”;

“kurang dari”; dan “paling/terendah”.

2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi)

3. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 3 variasi.

4. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya

E. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Dalam Mengenalkan Geometri Anak Usia Dini

(13)

10

Kemampuan dasar matematika pada anak TK berada pada fase praoperasional yang diwarnai oleh perkembangan kemampuan berpikir secara simbolis.

Kemampuan dasar geometri dikembangkan melalui pengenalan anak terhadap kemampuan spasialnya, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan bentuk benda dan tempat di mana benda tersebut berada, dan kemampuan berpikirnya adalah berpikir secara simbolis. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk dapat membayangkan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda- benda yang ada di sekitarnya. Selain itu dipengaruhi oleh kemampuan berpikir intuitif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun sesuatu. Keterkaitan faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Kemampuan berpikir secara simbolis dan kemampuan spasial dipengaruhin oleh faktor hereditas/keturunan, faktor lingkungan (psikososial), faktor asupan gizi, dan faktor pembentukan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak TK adalah cara berpikir simbolis, intuitif serta kemampuan spasialnya untuk dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan konsep bentuk geometri dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun menurut faktor yang lain adalah diantaranya: faktor heriditas atau keturunan, lingkungan, kematangan, faktor minat faktor pembentukan, dan bakat serta faktor kebebasan. Dari beberapa faktor tersebut, yang paling mempengaruhi adalah pengaruh dari lingkungan. Lingkungan yang mendukung dan yang mampu memberikan stimulus yang tepat kepada anak akan menentukan kemampuan anak dalam segala hal, begitu juga kemampuan untuk memahami konsep geometri Biasanya guru akan mendesain dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang mampu menarik minat anak untuk bereksplorasi dan menstimulus perkembangan anak, namun tidak semua guru menerapkan hal tersebut. Sehingga yang banyak terjadi di lapangan anak cenderung tidak antusias dan mudah merasa bosan mengikuti kegiatan pembelajaran karena guru menerapkan model pembelajaran

(14)

11

yang monotone, bahkan guru juga jarang menggunakan media pembelajaran yang menarik.

F. Simulasi Permainan Geometri Anak Usia Dini

Bermain pada anak usia dini itu sangat penting. Sebab melalui bermain anak mengalami proses pembelajaran. Selain itu salah satu karakteristik anak usia dini adalah bermain. Artinya bermain sudah menjadi kebutuhan alamiah setiap anak.

Ada beberapa peran bermain bagi anak usia dini diantaranya:

 Dengan bermain dapat mengembangkan kemampuan motorik anak

 Dengan bermain dapat mengembangkan kognitif anak

 Bermain mengembangkan kemampuan afektif

 Bermain mengembangkan kemampuan bahasa

 Bermain mengembangkan kemampuan social

Selain itu ada jua perkembangan yang lain yang dikembangkan melalui bermain diantaranya Imajinasi, seni, kreativitas dan moral agama. Melalui kegiatan ini anak dapat terstimulasi dengan baik. Adapun Manfaat Geometri Bagi anak usia dini diperoleh anak melalui bermain geometri antara lain:

a) Pengembangan berhitung, mencakup simbolisasi dan penyajian, comparisons

b) penggolongan, konsep, directionalist, berurutan, pemikiran yang berbeda dan logika berfikir.

c) Pengembangan fisik, yang mencakup koordinasi, persepsi, visual,pengembangan motorik orientasi spasial/ruang, dan koordinasi motorik yang bagus.

d) Sosial emosional mencakup pengembangan kompetensi/wewenang, kesuksesan harga diri, otonomi/kemandirian, inisiatif, pemasaran, kerjasama, negoisasi, kompromi, dan tanggung jawab

e) Kreatifitas, mencakup asosiasi, hubungan, pemecahan masalah, mencari solusi baru, dan eksplorasi sensori.

(15)

12

f) Matematika, mencakup area, ukuran, order, ruang, bentuk, angka,

g) Pemetaan, pola, perkiraan, hubungan antar satuan dan penjumlahan/penambahan.

h) Keaksaraan, mencakup pemberian nama, kosakata, menceritakan kembali, mengarang cerita, membuat dan menggunakan lambang, menggunakan buku refrensi, dan menulis

Pembelajaran melalui kegiatan bermain untuk mengenal bentuk geometri dapat membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda- benda yang ada di sekitarnya. Di dalam pembelajaran geometri terdapat pembelajaran mengenai konsep dasar bangun datar seperti, bangun datar yang meliputi segitiga, segi empat, dan lingkaran dan konsep bangun ruang yang meliputi kerucut, kubus, balok, tabung, dan lain-lain.7 Berikut Contoh simulasi permainan Geometri anak usia dini

1. Permainan Tradisional Sondah

Permainan Tradisional adalah suatu bentuk permainan yang dimiliki oleh suatu daerah yang merujuk permainan budaya yang sudah diamalkan oleh suatu masyarakat. Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari zaman dahulu yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang yang merupakan hasilhasil budaya anak-anak dalam usaha mereka untuk berfantasi, berkreasi, serta berolahraga

Permainan tradisional memiliki berbagai macam manfaat untuk perkembangan berbagai aspek kecerdasan anak, seperti fisik motorik, kognitif, bahasa, nilai agama dan moral serta sosial emosional. Permainan tradisional ini dapat digunakan sebagai sarana dalam mengembangkan perilaku sosial anak usia dini, khususnya kemampuan anak.

Sondah merupakan permainan meloncati garis dengan satu kaki. Manfaat permainan sondah, diantaranya adalah melatih keseimbangan tubuh, mengajarkan

7Buku Ajar Bermain & Permainan Anak Usia Dini. (2017). Indonesia: Prenadamedia Group.

(16)

13

kedisiplinan kepada anak untuk mematuhi peraturan, dan mengembangkan kecerdasan matematika anak

Pada permainan ini dilakukan sedikit modifikasi, yaitu dalam kotak sondah ditambahkan angka 1-10 dikarenakan agar sesuai dengan perkembangan berhitung anak dan agar dapat membilang urut 1-10 dan juga anak dapat mengenal dan mengetahui lambang bilangannya, selain itu juga sesuai dengan tujuan yang dilakukan yaitu anak dapat berhitung

Permainan engklek disebut juga permainan sondah. Permainan ini dimulai dengan menentukan permainan yang bermain pertama. Permainan melemparkan pecahan genting mulai dari 1. Aturan permainanya, kotak yang terdapat pecahan genting tidak boleh dilewati, sehingga pemain harus langsung meloncat ke kotak 2 dengan satu kaki (engklek), ke kotak 3 (masih engklek) selanjutnya kaki kiri dikotak 4 dan kaki kanan dikotak 8 secara bersamaan, saat kaki tidak engklek disebut brak (pada kotak 4, 8, 9 tidak boleh engklek). Kemudian diteruskan engklek dikotak 5, 6, 7 dan kembali brak dikotak 9 (kedua kaki dalam satu kotak).

Permainan sunda manda ini (engklek/sondah) ini menyebar pada zaman kolonial belanda dengan latar belakang cerita perebutan petak sawah.8

Hubungan Mengenal Bentuk Geometri dengan Permainan Tradisional Sondah Mengenal bentuk geometri anak usia dini adalah kemampuan anak mengenal, menunjuk, menyebutkan serta mengumpulkan benda-benda disekitar berdasarkan bentuk geometri dan bentuk geometri Maksudnya bahwa mengenalkan berbagai macam bentuk geometri pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara bermain sambil mengamati berbagai benda di sekelilingnya. Anak akan belajar bahwa benda yang satu mempunyai bentuk yang sama dengan benda yang lainnya seperti ketika mengamati bentuk buku mempunyai bentuk yang sama dengan segi empat atau persegi.

8 Sukadariyah, R. F., Fatimah, A., & Maryani, K. (2020). Pengaruh permainan tradisional engklek terhadap kemampuan geometri anak. Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 57-63.

(17)

14

Adapun beberapa media yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan geometri anak usia dini :

 Media Manipulatif

 Media Twister Geometri

 Media Puzzle

 Media papan roda geometri

 Dan lainnya

Media puzzle(Bermain puzzle) dalam lingkup perkembangan yang terdapat tingkat pencapaian kemampuan mengenal konsep bentuk, ukuran, dan pola di indikator menyebutkan usia 4-5 tahun dapat mengenal tiga macam bentuk lingkaran, segitiga, dan persegi. Menyusun puzzle bentuk geometri ini dapat meningkatkan kognitif bagi anak. keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan dalam belajar anak dan memecahkan masalah. Selain itu dapat meningkatkan keterampilan sosial bagi anak. Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengenal konsep bentuk geometri dengan adanya media puzzle anak dapat belajar secara cepat, karena dapat langsung menyusun bentuk di dalam papan yang sama bentuknya, selain itu anak dapat menyusun warna sesuai dengan urutannya. Maka dengan adanya media puzzle tersebut anak akan belajar mengenal bentuk geometri dengan benar9

Adapun Media papan roda geometri ini bisa dibuat sendiri oleh guru, bahan dan alatnya murah dan mudah didapatkan. Alat yang digunakan untuk membuat media papan roda geometri adalah gunting, curter, jangkar, lem putih, pensil, lem tembak, tusuk sate, tutup bolpoin bekas dan penggaris. Bahannya adalah kardus bekas, kertas origami dan karton. Cara membuatnya yaitu :

1. Buat pola lingkaran besar sesuai keinginan lalu digunting sesuai pola 2. Bagi pola lingkaran menjadi 8 bagian

3. Gunting kertas origami sesuai pola lalu hias pada pola lingkaran

9 Rahmani, R., & Suryana, D. (2022). Penerapan Media Puzzle Geometri untuk Kemampuan Geometri Anak. Aulad: Journal on Early Childhood, 5(1), 156-161.

(18)

15

4. Beri titik pada tengah-tengah pola lingkaran lalu lubangi. Setelah dilubangi dimasukkan tutup bolpoin bekas lalu di lem dan hiasi tutup bolpoin bekas tersebut menggunakan pola lingkaran kecil yang sudah dilapisi kertas origami

5. Gunting bentuk-bentuk geometri lalu tempelkan pada pola lingkaran 6. Buat pola segitiga dan persegi panjang lalu susun menjadi satu untuk dibuat

penyangga roda geometri

7. Pasang roda geometri yang sudah dibuat di penyangga

8. Buat bentuk panah dan lem pada tusuk sate, lalu masukkan pada penyangga 9. Papan roda geometri sudah bisa dimainkan

Cara menggunakan :

1. Anak di ajak mengenal bentuk-bentuk geometri dan mengenal warna melalui media papan roda geometri

2. Anak memutar papan roda geometri lalu menyebutkan bentuk geometri yang didapatkan

3. Anak mencari stik geometri sesuai bentuk dan warna yang telah didapatkan lalu memasukkan stik geometri tersebut ke dalam wadah yang telah disediakan

4. Anak dapat mengulangi bermain papan roda geometri sampai 3-4 kali

(19)

16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

geometri adalah pendekatan untuk memecahkan suatu masalah dalam mengenali bentuk benda-benda, membandingkan, membedakan, dan juga membedakan kesamaan dan perbedaan bentuk suatu benda yang ada disekitar.

pelajaran geometri di Taman Kanak-kanak dimungkinkan untuk diajarkan walaupun harus dengan cara yang lebih kreatif dan realistik.

Jenis-jenis geometri secara umum yaitu geometri dua dimensi biasa disebut juga bangun datar dan geometri tiga dimensi yang biasa disebut bangun ruang.

Geometri dua dimensi (bangun datar) adalah bangun yang mempunyai sisi dan sudut, perkembangan geometri yang harus dikembangkan pada anak usia dini antara lain:

Memilih benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya.

Mencocokkan benda menurut warna, bentuk, dan ukurannya.

Membandingkan benda menurut ukuran besar, kecil, panjang, lebar, tinggi, dan rendahnya.

Mengukur benda secara sederhana.

Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil,

tinggi-rendah, dan panjang-pendek.

Menciptakan bentuk dari kepingan geometri.

Menyebut benda-benda yang ada di sekitarnya sesuai dengan bentuk geometri.

Mencontoh bentuk-bentuk geometri.

(20)

17 B. Saran

Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan,Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan pemakalah.

Oleh karena itukami sebagai pemakalah berharap akan kritik dan saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan makalah mendatang.

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

Anak Usia Dini Math: untuk PAUD. (2019). (n.p.): IGI PD. Sumedang.

Buku Ajar Bermain & Permainan Anak Usia Dini. (2017). Indonesia: Prenadamedia Group.

Dwansi, R. M., Riswandi, R., & Surahman, M. (2017). Pengenalan Geometri Anak Usia Dini Melalui Media Manipulatif. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1).

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10006/2/T1_272012025_

BAB%20II.pdf (Diakses tanggal 15 September 2024)

Konsep Sains dan Matematika Pada Pembelajaran STEAM Anak Usia Dini.

(2024). (n.p): EDU PUBLISHER

Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini. (2020). (n.p.): EDU PUBLISHER Perkembangan Kognitip Anak Usia Dini (Teori dan Praktik). (2020). (n.p.): EDU PUBLISHER.

Rahmani, R., & Suryana, D. (2022). Penerapan Media Puzzle Geometri untuk Kemampuan Geometri Anak. Aulad: Journal on Early Childhood, 5(1), 156-161.

Sukadariyah, R. F., Fatimah, A., & Maryani, K. (2020). Pengaruh permainan tradisional engklek terhadap kemampuan geometri anak. Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 57-63

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan permainan roda pintar dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak TK Waru 01 Kebakkramat, Karanganyar. Media roda pintar

Implementasi Penerapan Permainan Puzzle dalam Kegiatan Pembelajaran Anak Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri .... Ai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan papan flannel dan ludo geometri terhadap kemampuan kognitif pada anak usia dini di TK islam An- nur Tanjung

Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang

Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan visual spasial anak untuk mengenal bentuk dengan media papan geometri dari flanel

manipulatif merupakan salah satu media yang dapat di gunakanuntuk mempasilitasi kemampuan konsep angka dan berhitung pada anak usia 5-6 tahun, adapun jenis media

2 No.1, Juni 2021 35 Papan Permainan Puzzle Sebagai Media Pembelajaran Aksara Jawa Pada Anak Usia Dini PENGANTAR Bahasa Jawa merupakan salah satu dari banyaknya bahasa daerah yang

Oleh karena itu pembelajaran menggunakan media kartu angka dengan papan flannel menarik bagi anak sehingga dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak seperti kemampuan berhitung..