• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP DIRI, HARGA DIRI, DAN KEYAKINAN DIRI

N/A
N/A
Nur Muhammad Yanuarifqi

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KONSEP DIRI, HARGA DIRI, DAN KEYAKINAN DIRI"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP DIRI, HARGA DIRI, DAN KEYAKINAN DIRI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Dasar

Dosen Pengampu : Dra. Anis Siti Hartati., M.Si

Disusun Oleh :

Irfan Rasyid Habibi 141220333 Asri Dwi Oktaviani 141220334 Neng Ajeng Kinasih 141220335 Wildan Mufarohan 141220336 Maulaya Khalfi Asyisytry 141220337

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” YOGYAKARTA

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Konsep diri adalah pandangan individu tentang dirinya sendiri, yang terdiri dari penilaian dan pengertian tentang karakteristik, sifat, dan kemampuan dirinya. Konsep diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman hidup, pengaruh lingkungan, dan interaksi sosial.

Pada dasarnya, konsep diri adalah bagaimana seseorang memahami dan menilai dirinya sendiri. Hal ini dapat mencakup pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan diri, citra tubuh, tujuan hidup, serta nilai-nilai dan keyakinan personal. Konsep diri dapat berkembang seiring waktu dan dapat berubah dengan pengalaman hidup dan interaksi sosial.

Konsep diri memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan keputusan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karir, hubungan sosial, dan kesehatan mental.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki konsep diri yang positif dan sehat, sehingga dapat membantu dalam mencapai tujuan hidup dan merasa lebih bahagia dan puas dengan dirinya sendiri.

Harga diri adalah penilaian yang seseorang berikan pada dirinya sendiri, yang didasarkan pada persepsi dan pandangan tentang dirinya sendiri. Harga diri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman hidup, interaksi sosial, dan lingkungan. Harga diri yang positif dapat membantu seseorang merasa lebih percaya diri, berani mengambil risiko, dan merasa lebih bahagia dan puas dengan dirinya sendiri. Sebaliknya, harga diri yang rendah dapat menyebabkan seseorang merasa cemas, takut, dan meragukan dirinya sendiri.

Pentingnya harga diri bagi individu adalah karena dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosi, dan perilaku mereka. Individu dengan harga diri yang rendah cenderung memiliki

(3)

2

masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan stres. Mereka juga cenderung menghindari tantangan dan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan hidup.

(4)

Oleh karena itu, memiliki harga diri yang sehat dan positif sangat penting bagi kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengembangkan kemampuan diri, menerima kekurangan, dan menghargai kelebihan diri.

Dengan memiliki harga diri yang positif, seseorang dapat mencapai potensi diri yang maksimal dan hidup dengan lebih bahagia dan produktif.

Kepercayaan diri atau keyakinan diri merupakan atribut yang sangat berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa adanya kepercayaan diri akan menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang. Kepercayan diri terbentuk dengan proses yang sangat panjang dan tidak instan begitu saja. Kepercayaan diri mulai ada sejak dini dan terus berkembang. Kepercayaan diri juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang baik dan bagus akan dapat mudah bergaul dan bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat, juga dapat memanfaatkannya secara tepat untuk menyelesaikan serta menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari konsep diri dan perkembangan konsep diri?

2. Apa saja aspek-aspek konsep diri dan pengaruh konsep diri terhadap individu?

3. Apa pengertian dari harga diri dan pembentukan harga diri?

4. Apa saja ciri-ciri individu yang mempengaruhi harga diri tinggi?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi harga diri?

6. Apa pengertian dari keyakinan diri atau kepercayaan diri?

7. Apa saja faktor yang mempengaruhi keyakinan diri atau kepercayaan diri?

8. Bagaimana proses pembentukan keyakinan diri atau kepercayaan diri?

(5)

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas pembuatan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memahami pengertian konsep diri dan perkembangan konsep diri.

2. Mengetahui aspek-aspek konsep diri dan pengaruh konsep diri terhadap individu.

3. Memahami pengertian harga diri dan pembentukan harga diri.

4. Mengetahui ciri-ciri individu yang mempengaruhi harga diri tinggi.

5. Memahami faktor yang mempengaruhi harga diri.

6. Memahami pengertian keyakinan diri atau kepercayaan diri.

7. Memahami faktor yang mempengaruhi keyakinan diri atau kepercayaan diri.

8. Memahami proses pembentukan keyakinan diri atau kepercayaan diri.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah pemahaman tentang diri sendiri yang timbul dari hasil interaksi dengan orang lain. Konsep diri adalah faktor penentu (determining factor) dalam komunikasi kita dengan orang lain (Riswandi, 2013: 64). Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kepada diri kita sendiri, yang mencakup psikologis, sosial dan fisik.

Menurut William D Brooks dalam Jalaludin Rakhmat (2015: 98). Konsep diri jelas dapat dipisahkan dan terstruktur, yang merupakan keseluruhan stabil Melalui hidup, konsep diri terus berkembang dan berubah, meskipun sulit untuk membedakan antara perkembangan dan perubahan konsep diri (Fittz, 1972: 35). Apa adanya perkembangan dan perubahan tersebut, Pendapat Rogers dapat diterima (Hall dan Lindzey, 1978: 499), struktur diri ini berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. di dalam menjadi trend pada anak usia dini pengembangan citra citra diri positif atau negatif. Selanjutnya, diri dibentuk melalui interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan terdiri dari individu-individu yang luar biasa (orang tua, saudara kandung). Jika anak memiliki kepekaan sosial, yang meliputi keterampilan kognitif dan persepsinya berubah matang, konsep diri menjadi berbeda dan lebih sulit.

Menurut Berke (1996: 280, 355, 467), bahwa pengembangan konsep diri dimulai dari 2 tahun (kartu identitas adalah melihat diri Anda di cermin, foto, video); Suatu jangka waktu anak usia dini (konsep diri adalah Beton, biasanya berdasarkan sifat Nama, Penampilan, Barang kepemilikan dan perilaku sehari-hari); Suatu jangka waktu masa kanak-kanak tengah (perubahan terjadi dalam diri, mulai menjelaskan diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan ciri-ciri kepribadian, Properti mulai dibandingkan diri sendiri dan teman sebaya). Faktor penyebab terjadinya perubahan Citra diri ini bisa dibuktikan perkembangan kognitif yang jelas mempengaruhi perubahan struktural. Pengembangan konten adalah konsep diri banyak yang berasal dari interaksi dengan orang-orang lain

(7)

yang dijelaskan Mead diri adalah “campuran dari apa adanya memikirkan orang-orang penting di sekitar

(8)

saya dari kita dari kita'. Pertunjukan ini Keterampilan ini membutuhkan perspektif (pengambilan perspektif) muncul di masa kanak-kanak, terutama imajinasi apa yang orang lain anggap penting peran penting dalam perkembangan psikologis diri; Pubertas (definisi diri menjadi lebih selektif terlepas dari orang tua tetap berpengaruh, kelompok sebaya menjadi lebih penting pada usia 8-15, konsep diri ditambah dengan akuisisi saran dari teman dekat).

Menurut Harter, 1990 (dalam Steinberg, 1993: 256) anak-anak dalam menjelaskan dirinya lebih bersifat sederhana dan kongkrit dibandingkan remaja yang menjelaskan dirinya lebih kompleks dan abstrak. Perkembangan konsep diri pada masa remaja diteliti oleh Livesley & Bromley, 1973; Marsh, 1989; Montemayor & Eisen, 1977; Harter, 1990;

Marsh, 1989 (Steinberg, 1993: 256), dengan memaparkan hasil bahwa konsep diri masa remaja berbeda strukturnya dan lebih terorganisir dibanding masa anak-anak. Contoh, bila anak mengemukakan statement tentang traitsnya maka nampak kontradiktif: “Saya bersahabat, saya pemalu”. Sedang statement remaja lebih terorganisir: “Saya pemalu saat bertemu pertama kali dengan orang lain”.

B. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri dapat berubah dan berkembang seiring waktu dan pengalaman hidup seseorang. Ada beberapa tahap perkembangan konsep diri yang telah diidentifikasi oleh para ahli, yaitu:

Tahap Awal (0-2 tahun): Pada tahap ini, bayi hanya memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang dirinya sendiri. Mereka merespons dan merasa nyaman dengan kehadiran orang dewasa dan lingkungan sekitarnya.

1. Tahap Prasekolah (3-5 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami peran dan karakteristik sosial yang berbeda seperti jenis kelamin, peran gender, dan hubungan dengan teman sebaya.

2. Tahap Sekolah (6-12 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan konsep diri yang lebih kompleks dan mulai mengevaluasi kemampuan dan keterampilan mereka. Mereka juga mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain dan memahami konsep nilai diri.

(9)

3. Tahap Remaja (13-18 tahun): Pada tahap ini, remaja mengalami perubahan yang signifikan dalam fisik, emosional, dan kognitif. Mereka mulai mencari identitas mereka sendiri dan mulai membentuk opini tentang diri mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan baru.

4. Tahap Dewasa (19 tahun ke atas): Pada tahap ini, orang dewasa mulai mengalami peran baru dalam kehidupan, seperti peran sebagai pekerja, pasangan, orang tua, dan anggota masyarakat. Konsep diri pada tahap ini berkembang lebih kompleks dan saling berhubungan dengan peran yang dimainkan dalam kehidupan.

Perkembangan konsep diri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman hidup, hubungan dengan orang lain, budaya, agama, dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Penting bagi seseorang untuk memahami dan mengembangkan konsep dirinya sendiri untuk dapat memiliki rasa percaya diri dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

C. Aspek-Aspek Konsep Diri

Menurut Berk (dalam Bariyo, 2007), konsep diri merupakan gambaran diri sendiri yang bersifat menyeluruh terhadap keberadaan diri seseorang. Konsep diri memiliki 4 aspek, yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek psikososiologis, yang terakhir adalah aspek psiko-etika dan moral.

1. Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis ini berkaitan dengan penilaian individu terhadap semua yang dimilikinya. Unsur- unsur fisik, seperti warna kulit, bentuk, berat, dan tinggi badan, raut muka, kondisi badan yang sehat, fungsi tubuh yang normal dan juga cacat, dan sebagainya. Unsur fisik ini mempengaruhi bagaimana seseorang menilai diri sendiri, sebagaimana sebagian orang menilai orang lain diawali dengan penilaian terhadap unsur-unsur fisik ini.

2. Aspek Psikologis

Aspek Psikologis ini meliputi 3 hal, yaitu: (1) kognisi (kecerdasan, kreativitas, kemampuan konsentrasi, minat dan bakat), (2) afeksi (ketahanan, ketekunan, dan keuletan bekerja, motivasi), (3) konasi (kecepatan dan ketelitian kerja, coping

(10)

stress, resitiensi). Pemahaman dan penghayatan dari ketiga hal yang termasuk aspek psikologis tersebut akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri. Penilaian baik, akan meningkatkan konsep diri yang positif. Sebaliknya penilaian yang buruk akan cenderung mengembangkan konsep diri yang negatif.

3. Aspek Psiko-sosiologis

Aspek psiko-sosiologis merupakan pemahaman individu yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Aspek ini meliputi 3 unsur, yaitu (1) orang tua dan saudara kandung, (2) teman sepergaulan, (3) lingkungan sekolah (guru, teman sekolah, aturan-aturan sekolah). Oleh karena itu, seseorang yang harus memiliki kemampuan berinteraksi sosial, komunikasi, menyesuaikan diri, dan bekerja sama dengan orang lain. Secara langsung maupun tidak langsung, tuntutan sosial yang ada akan mengharuskan agar individu mentaati aturan-aturan sosial. Individu juga berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka melalui lingkungan sosialnya.

Dengan demikian akan terjadi hubungan mutualisme antara individu dengan lingkungan sosialnya.

4. Aspek Psiko-etika dan Moral

Aspek psikoetika dan moral merupakan kemampuan memahami dan melakukan perbuatan berdasarkan nilai-nilai etika dan moralitas. Setiap perilaku, perasaan dan pemikiran individu harus mengacu pada nilai kebaikan, kebenaran dan kepantasan. Oleh karena itu, proses penghayatan suatu individu terhadap nilai moral ini menjadi sangat penting, karena dapat menopang keberhasilan seseorang dalam kegiatan penyesuaian diri mereka dengan orang lain.

D. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Individu

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku seseorang.

Seseorang menilai atau memandang dirinya sendiri akan tampak dari seluruh perilakunya.

Dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara memandang dan menilai dirinya sendiri. Semakin baik kita menyukai dan menghargai diri kita sendiri, maka akan semakin baik performa kita. Hal ini akan berdampak secara timbal balik. Artinya semakin kita mampu menampilkan perilaku yang diharapkan atau semakin baik performa kita, maka kita akan semakin menyukai dan menghargai diri kita sendiri. Namun jika kita tidak

(11)

menyukai dan menghargai diri kita sendiri maka kita akan kehilangan kepercayaan diri dan performa kita akan memburuk.

Menurut Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku manusia. Semakin besar kesesuaian konsep diri dengan realitas, maka kemampuan dan perasaan puasnya akan meningkat. Hal ini dikarenakan cara seseorang memandang dirinya sendiri akan tampak pada perilakunya.

Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keselarasan batin, karena apabila timbul perasaan atau persepsi yang saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, seseorang akan mengubah perilakunya sampai dirinya merasakan adanya keseimbangan kembali dan situasinya menjadi menyenangkan lagi.

E. Pengertian Harga Diri

Harga diri menurut Stuart and Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Menurut Coopersmith (1993) mengemukakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya. Terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah "personal judgment"

mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah evaluasi terhadap perasaan dan penilaian individu tentang dirinya. Harga diri berpengaruh besar terhadap harapan individu, tingkah laku, dan penilaian individu tentang dirinya sendiri dan orang lain. Penilaian tersebut mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan terhadap diri dan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya berharga.

F. Pembentukan Harga Diri

(12)

Pendapat mengenai pembentukan harga diri menurut beberapa ahli, diantaranya:

1. Papalia (1995). Pembentukan harga diri terjadi sejak usia pertengahan anak-anak dan terus berkembang sampai remaja akhir titik harga diri tumbuh dari interaksi sosial dan pengalaman seseorang baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang akan membentuk harga diri menjadi harga diri positif dan negatif.

2. Steinberg, 1999. Harga diri cenderung stabil seiring bertambahnya usia, dengan asumsi perasaan remaja mengenai dirinya sendiri secara bertahap akan terbentuk seiring dengan bertambahnya waktu sehingga menjadi tidak fluktuatif dalam menghadapi berbagai pengalaman yang berbeda.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khon menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara penilaian anak terhadap dirinya dengan pola asuh orang tua. Anak dengan harga diri tinggi biasanya diasuh oleh orang tua yang mudah mengekspresikan kasih sayang, mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi anak, memiliki hubungan yang harmonis dengan anak, memiliki aktivitas yang dilakukan bersama memiliki peraturan yang jelas dan memberikan kepercayaan kepada anak. Selain hubungan dengan orang tua, identitas berkelompok yang dimiliki anak juga mempengaruhi harga diri mereka. Anak usia sekolah mulai mengidentifikasi dirinya pada kelompok tertentu memiliki 'nilai lebih' dibanding kelompok lain, hal ini akan menghasilkan harga diri yang tinggi pada diri anak.

Salah satu faktor dalam pembentukan harga diri adalah family experience, dikatakan penting karena hubungan orang tua dengan anak juga menentukan perkembangan harga diri. Pengaruh keluarga terhadap harga diri menunjukkan bahwa self-concept yang dibangun mencerminkan gambaran diri yang dikomunikasikan atau disampaikan oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya. Harga diri bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba dengan sendirinya ataupun dibawa sejak lahir, melainkan melalui suatu proses dan pembentukannya dimulai dari masa kanak-kanak serta perkembangannya terjadi sepanjang hidup, sehingga keadaan dan situasi keluarga sangat mempengaruhi pembentukan harga diri.

(13)

G. Ciri-Ciri Individu yang Mempengaruhi Harga Diri Tinggi

Coopersmith (dalam Simbolon, 2008; 13) mengemukakan bahwa ciri-ciri individu berdasarkan tingkat harga diri yang tinggi, yaitu:

1. Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan menghargai orang lain.

2. Dapat mengontrol tindakannya terhadap dunia luar dirinya dan dapat menerima kritik dengan baik.

3. Menyukai tugas baru dan menantang serta tidak cepat bingung bila sesuatu berjalan diluar rencana.

4. Berhasil atau berprestasi dibidang akademik, aktif dan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik.

5. Tidak menganggap dirinya sempurna, tetapi tahu keterbatasan diri dan mengaharapkan adanya pertumbuhan dalam dirinya.

6. Memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yangrealistis.

7. Lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan.

Menurut Branden (dalam Ghufron, 2010) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki harga diri tinggi, yaitu:

1. mampu menanggulangi kesengsaraan dan kemalangan hidup, lebih tabah dan ulet, lebih mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan, dan keputusasaan;

2. cenderung lebih berambisi;

3. memiliki kemungkinan untuk lebih kreatif dalam pekerjaan dan sebagai sarana untuk menjadi lebih berhasil;

4. memiliki kemungkinan lebih dalam dan besar dalam membina hubungan interpersonal (tampak) dan tampak lebih gembira dalam menghadapi realitas.

Menurut Frey dan Carlock (dalam Ghufron, 2010) mengemukakan bahwa individu dengan harga diri yang tinggi mempunyai ciri-ciri diantaranya mampu menghargai dan menghormati dirinya sendiri, cenderung tidak menjadi perfect, mengenali keterbatasannya, dan berharap untuk tumbuh.

Sedangkan menurut Refnadi (2018) menyebutkan bahwa harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang dirinya yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

(14)

Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. Contoh seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Menurut Michener, DeLamater & Myers (dalam Anggraeni, 2010) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor dari harga diri, yaitu

1. Dalam family experience, hubungan orang tua-anak dikatakan penting untuk perkembangan harga diri. Pengaruh keluarga terhadap harga diri menunjukkan bahwa self-concept yang dibangun mencerminkan gambaran diri yang dikomunikasikan atau disampaikan oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya (significant others).

2. Dalam performance feedback, umpan balik yang terus menerus terhadap kualitas performa kita seperti kesuksesan dan kegagalan, dapat mempengaruhi harga diri.

Kita memperoleh harga diri melalui pengalaman kita sebagai tokoh yang membuat sesuatu terjadi di dunia, yang dapat mencapai cita-cita dan dapat mengatasi rintangan.

3. Dalam social comparison, sangat penting untuk harga diri karena perasaan memiliki kompetensi tertentu didasarkan pada hasil performa yang dibandingkan baik dengan hasil yang diharapkan diri sendiri maupun hasil performa orang lain.

Menurut Coopersmith (Anindyajati & Karima, 2004) terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi harga diri, yaitu:

1. Penerimaan atau penghinaan terhadap diri. Individu yang merasa dirinya berharga akan memiliki penilaian yang lebih baik atau positif terhadap dirinya dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami hal tersebut. Individu yang memiliki harga diri yang baik akan mampu menghargai dirinya sendiri, menerima diri, tidak menganggap rendah dirinya, melainkan mengenali keterbatasan dirinya sendiri dan

(15)

mempunyai harapan untuk maju dan memahami potensi yang dimilikinya, sebaliknya individu dengan harga diri rendah umumnya akan menghindar dari persahabatan, cenderung menyendiri, tidak puas akan dirinya, walaupun sesungguhnya orang yang memiliki harga diri yang rendah juga memerlukan dukungan.

2. Kepemimpinan atau popularitas. Penilaian atau keberartian diri diperoleh seseorang pada saat individu tersebut harus berperilaku sesuai dengan tuntutan yang diberikan oleh lingkungan sosialnya yautu kemampuan seseorang untuk membedakan dirinya dengan orang lain atau lingkungannya. Pada situaasi persaingan, seseorang akan menerima dirinya serta membuktikan seberapa besar pengaruh dan kepopulerannya. Pengalaman yang diperoleh pada situasi itu membuktikan individu lebih mengenal dirinya, berani menjadi pemimpin, atau menghindari persaingan.

3. Keluarga dan orang tua. Keluarga dan orang tua memiliki porsi terbesar yang mempengaruhi harga diri, ini dikarenakan keluarga merupakan modal pertama dalam proses imitasi. Alasan lainnya kareana perasaan dihargai dalam keluarga merupakan nilai pentinga dalam mempengaruhi harga diri.

4. Keterbukaan dan kecemasan. Individu cenderung terbuka dalam menerima keyakinan, nilai-nilai, sikap, moral dari seseorang maupun lingkungan lainnya jika dirinya diterima dan dihargai. Sebaliknya seseorang akan mengalami kekecewaan bila ditolak lingkungannya.

Sedangkan menurut Frey & Carlock (Anindyajati & Karima, 2004) mengemukakan faktor- faktor dari harga diri, yaitu:

1. Interaksi dengan manusia lain. Awal interaksi adalah melalui ibu yang kemudian meluas pada figur lain yang akrab dengan individu. Ibu yang memiliki minat, afeksi, dan kehangatan akan menimbuljan harga diri yang positif, karena anak merasa dicintai dan diterima seluruh kepribadiannya.

2. Sekolah. Lingkungan sekolah adalah sumber pentung kedua setelah keluarga. Jika individu memiliki persepsi yang baik mengenai sekolah, individu akan memiliki harga diri yang positif. Bila sekolah dianggap tidak memberikan umpan balik yang

(16)

positif bagi individu, harga diri akan rendah. Harga diri yang tinggi umumnya dikaitkan dengan keberhasilan individu pula.

3. Pola asuh. Bagaimana orang tua mengasuh anaknya mempengaruhi harga diri anak.

4. Keanggotaan kelompok. Jika individu merasa diterima dan dihargai oleh kelompok, individu akan mengembangkan harga diri lebih baik di banding individu yang merasa terasing.

5. Kepercayaan dan nilai yang dianut individu, harga diri yang tinggi dapat dicapai bila ada keseimbangan antara nilai dan kepercayaan yang dianut oleh individu dengan kenyataan yang didapatkannya sehari-hari.

6. Kematangan dan herediter. Individu yang secara fisik tidak sempurna dapat menimbulkan perasaan negative terhadap dirinya.

Berdasarkan beberapa pendapat berbagai ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, faktor yang dapat mempengaruhi harga diri adalah family experience, performance feedback, dan social comparison.

I. Pengertian Keyakinan Diri atau Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa adanya kepercayaan diri akan menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya kepercayaan diri, seseorang mampu untuk mengaktualisasikan segala potensinya.

Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki setiap individu.

Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok. Menurut Willis (1985) kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.

Kepercayaan diri menurut Zakiah Darajat adalah percaya kepada diri sendiri yang ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Orang yang percaya pada diri sendiri dapat mengatais segala faktor-faktor dan situasi, bahkan mungkin frustasi, bahkan mungkin frustasi ringan tidak akan terasa sama sekali. Tapi sebaliknya

(17)

orang yang kurang percaya diri akan sangat peka terhadap bermacam-macam situasi yang menekan.

(18)

Anthony (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian, mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri atau self confident adalah kepercayaan akan kemampuan terbaik diri sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, dapat memanfaatkannya secara tepat untuk menyelesaikan serta menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal pengalaman-pengalaman sejak kecil diri dalam individu sendiri.

J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keyakinan Diri atau Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri, yang mana prosesnya tidak secara instan melainkan melalui proses panjang yang berlangsung sejak dini. Terbentuknya rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Faktor internal

1. Konsep diri. Menurut Anthony (1992) Terbentuknya kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dari pergaulan dalam suatu kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri.

2. Harga diri. Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif pula. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Santoso berpendapat bahwa tingkat harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.

3. Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Keadaan fisik seperti kegemukan, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain.

(19)

Akan menimbulkan perasaan tidak berharga terhadap keadaan fisiknya, karena seseorang akan merasakan kekurangan yang ada pada dirinya jika dibandingkan dengan orang lain. Jadi dari hal tersebut seseorang tidak dapat berinteraksi secara positif dan timbulah rasa minder yang berkembang menjadi tidak percaya diri.

4. Pengalaman hidup. Pengalaman dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman dapat pula menjadi faktor menurunnya rasa percaya diri sescorang. Anthony (1992) mengemukakan bahwa pengalaman masa lalu adalah hal terpenting untuk mengembangkan kepribadian sehat.

b) Faktor eksternal

1. Pendidikan. Anthony (1992) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

2. Pekerjaan. Rogers mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri. (Kusuma,2005) 3. Lingkungan dan Pengalaman hidup. Lingkungan disini merupakan

lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang. Dalam teorinya Adler menekankan pada aspek sosial dari perkembangan kelahiran dan karenannya

(20)

mengajukan kemungkinan urutan kelahiran dan signifikannya dalam hubungan interpersonal dari kehidupan keluarga. Dalam pendapat Adler bahwa dalam posisi urutan tersebut, apakah yang pertama atau urutan yang terakhir mempunyai sifat yang berbeda.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan manusia.

K. Proses Pembentukan Keyakinan Diri atau Kepercayaan Diri

Menurut Hakim (2002) percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.

Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat pada seseorang terjadi melalui empat proses antara lain :

1. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.

2. Pemahanam seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya yang melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.

3. Pemahaman dan reaksi-reaksi positif seseorang tehadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.

4. Pengalaman dalam menjalani berbgai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Berdasarkan paparan di atas proses pembentuan kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkembang sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan, pemahaman kelebihan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri yang kuat pula untuk menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

(21)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep diri merupakan suatu pemahaman tentang diri sendiri yang timbul dari hasil interaksi dengan orang lain. Konsep diri juga sebagai faktor penentu (determining factor) dalam individu berkomunikasi dengan orang lain, yang mencakup psikologis, sosial dan fisik.

Harga diri merupakan gambaran sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten, serta menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri suatu individu tersebut.

Suatu individu yang dapat mengatur dan mengembangakan konsep diri dan harga dirinya akan mudah mengekspresikan diri dengan baik, dapat menerima kritik dengan baik, tidak terpaku kepada masalah individu, dan dapat bersosialisasi dengan individu lainnya dengan baik.

Kepercayaan diri atau self confident adalah kepercayaan akan kemampuan terbaik diri sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, dapat memanfaatkannya secara tepat untuk menyelesaikan serta menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal pengalaman-pengalaman sejak kecil diri dalam individu sendiri. Kepercayaan diri atau keyakinan diri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Proses pembentuan kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya, melewati proses yang sangat panjang, dan dapat berkembang.

B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari penulisan maupun dari materi yang kami sajikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran

(22)

baik dari dosen pengampu maupun pembaca. Atas kritik dan saran nantinya kami ucapkan terima kasih.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ghufron M. Nur dan Risnawita Rini.2010. Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung, 2009, hal. 139.

Andayani, B., & Afiatin, T. (1996). Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja.

Jurnal Psikologi, 23(1996).

Aditomo, A. & Retnowati, S. (2004). Perfeksionisme, Harga Diri, dan Kecenderungan Depresi Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi 1.1-14.

Komara, I. B. (2016). Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa. Jurnal PSIKOPEDAGOGIA 2016. Vol. 5, No. 1 ISSN: 2301- 6167.

Jakarta: Universitas Ahmad Dahlan

Fitri, Emria; Nilma Zola; Ifdil Ifdil. (2018). Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Universitas Pendidikan Indonesia. Indonesian Institue for Counceling Education and Therapy. Universitas Negeri Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat dari setelah

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam

Berdasarkan pendapat ahli hukum pidana di atas, disimpulkan bahwa pada setiap terjadinya kejahatan, setidaknya terdapat 2 (dua) pihak yang dapat dimintai

Berdasarkan paparan para ahli di atas, apabila di kaitkan dengan efikasi diri (self- efficacy) mahasiswa maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri (self-efficacy)

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap individu yang percaya bahwa dirinya mempunyai kemampuan dan dapat berpikir positif terhadap diri

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan kata lain manajamen pemasaran memiliki tujuan untuk membentuk opini konsumen terhadap suatu produk,

Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri seseorang yang medasari cara