MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
“TEKNOLOGI PENGELOLAAN UDARA”
DOSEN PENGAMPU:
SERI AWA MUNTHE, M.Kes
DISUSUN OLEH:
WILLY CHLARA LOVA SITOMPUL NIM: 230203019
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SARI MUTIARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Dasar Kesehatan Lingkungan yang berjudul “Teknologi Pengelolahan Udara”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan semester I dengan dosen pengampu Seri AW Munthe,M.Kes. tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Dalam pembuatan makalah ini, ditulis berdasarkan buku-buku maupun sumber-sumber yang berhubungan dengan Teknologi Pengelolahan Udara. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaanya.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih atas perhatianya terhadap makalah ini, dan saya berharap semoga makalah ini bermamfaat untuk dibaca.
Medan, 2 November 2023
Willy Chlara Lova Sitompul
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……….
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ………
1.2 RUMUSAN MASALAH ………
1.3 TUJUAN ………..
1.4 MAMFAAT ……….
BAB II PEMBAHASAN MASALAH ……….
2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA……….
2.2 PENYEBAB PENCEMARAN UDARA ………
2.3 ATMOSFER……….
A. Komposisi dan Stuktur Atmosfer ……….
2.4 JENIS PENCAMARAN UDARA
2.5 TERJADINYA PENCEMARAN………
2.6 PENGERTIAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN UDARA ………..
2.7 TEKNOLOGI PENGELOLAAN UDARA ………
2.8 KUALITAS UDARA……….
A. Parameter Kualitas Udara ……….
B. Macam-macam Alat Ukur Kualitas Udara………
2.8 KEBIJAKAN………
BAB III PENUTUP………
KESEMPULAN……….
SARAN ………..
DAFTAR PUSTAKA ………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Teknologi pengelolahan udara merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan pertumbuhan pesat manusia dan mobilitas yang semakin tinggi, pengelolahan udara semakin menjadi kompleks dan menantang. Beberapa latar belakang masalah dalam teknologi pengelolahan udara antara lain adalah meningkatnya populusi udara, kepadatan lalu lintas udara yang terlalu tinggi, serta perubahan iklim global. Semua ini memiliki dalam negatif terhadap kualitas udara yang kita hirup setiap hari
Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber industri, kendaraan bermotor, dan kebakaran hutan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, ermasuk penyakit pernafasan, masalah jantung dan bahkan kematian. Kepadatan lalu lintas udara juga menjadi tantanga besar dalam pengelolahan udara. Peningkatan jumlah pesawat terbang dan penerbangan komersial yang semakin sering mengakibatkan kemacetan udara dan pengarh efisiensi penerbangan.
Selain itu, perubahan iklim global jugaa mempengaruhi pengelolahan udara. Perubahan cuaca ekstrem, seperti badai dan suhu udara yang ekstrem, dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan dan mengganggu jadwal penerbangan. Untuk menatasi masalah ini, perlu adanya inovasi dan pengembangan teknologi yang lebih baik dan pengelolahan udara. Ini melibatkan penggunaan sistem pemantauan udara yang canggih, penggunaan energi terbarukan, dan pengembangan infrastruktur yang lebih baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana terjadinya pencemaran udara?
2. Apa yang dimaksud dengan teknologi kesehatan?
3. Apa saja alat yang digunakan untuk teknologi pengelolahan udara?
4. Apa itu lingkungan udara?
5. Apa saja penyebab pencemaran udara?
6. Apa itu kualitas udara
7. Alat apa yang digunakan untuk mengukur kualitas udara?
1.3 TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas udara 2. Melindungi kesehatan masyarakat
3. Mengetahui maksud dari teknologi pengelolaan udara
4. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam pengelolaan udara 5. Mengetahui kualitas udara dan alat mengukur kualitas udara
1.4 MAMFAAT
1. Peningkatan kualitas udara 2. Kesehatan yang lebih baik 3. Penurunan emisi gas rumah kaca 4. Efisiensi teknologi
5. Kesadaran lingkungan yang lebih tinggi
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. NO.KEP- 03/MENKLH/II/1991 menyebutkan:
“ Pencemaran udara adalah masukan atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lainnya ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”
2.2 PENYEBAB PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa defenisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Penyebab dan danpak pencemaran udara yang paling utama adalah manusia. Pun manusia pula yang merasakan dampak terburuk dari terjadinya pencemaran udara. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh dua fakor yaitu faktor alam dan faktor faktor manusia.
A. Faktor Alam (Internal)
 Letusan gunung berapi yang mengeluarkan gas-gas vulkanik.
 Kebakaran hutan.
 Kegiatan mikroorganisme B. Faktor Manusia (Eksternal)
 Pembakaran
 Proses peleburan
 Pertambangan dan penggalian
 Proses pengelolahan dan pemanasan
 Pembuangan limbah
 Proses Kimia
 Proses Pembangunan
 Proses percobaan atom atau nuklir
2.3 ATMOSFER
Atmosfer adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet bumi. Lingkungan atmosfer terdiri dari campuran gas yang meliputi kira-kira 10-16 km dari permukaan bumi.
Atmosfer terdiri dari oksigen (21%), nitrogen (7%), karbon dioksida (sekitar 0,03%), argon (kurang dari 1%) dan gas runutan laina serta uap air yang jumlahnya beragam. Komposisi ini telah terbentuk secara perlahan-lahan sejak awal kehidupan bumi, sebelum jumlah karbon dioksida jauh melebihikandungan oksigen. Sejalan dengan revolusi tanaman hija, karbon dioksida diubah melalui fotosintesismmenjadi oksigen atmosfer dan karbon disimpan dilapisn sedimen.
A. Komposisi dan Struktur Atmosfer
Atmosfer tediri atas empat zona dengan perbedaan temperatur yang ekstrem sebagai akibat perbedaan penyerapan sinar matahari pada tiap lapisan tersebut. Adapun keempat zona tersebut adalah:
1. Zona Troposphere
Zona terdekat dari permukaan bumi disebut troposphere yang lapisannya setinggi 18 km di atas eskuator dan 8 km di atas kutub. Temperatur pada puncak troposphere dapat turun sampai dengan -60oC. zkomponen gas terbanyak pada zona ini adalah Nitrogen (±78%) dan Oksigen (±21%).
2. Zona Stratosfer
Di ata zona troposphere terdapat zona stratosfer yang ketinggiannya kira-kira 50 km dan temperature zona -2oC s/d -60oC. Unsur terpenting zona ini adalah uap air dan Ozone (O3). Ozone melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet.
3. Zona Mesosphere
Di atas strastosfer terdapat zona mesosphere yang ketinggiannya sampai kira-kira 80km.
Mesosphere dapat memiliki temperature minimum sampai -80oC.
4. Zona Thermosphere
Di atas mesosphere terdapat zona thermosphere, wilayah yang kaya dengan ion dan ketinggiannya sampai 1.600 km dari permukaan bumi. Pada wilayah ini temperature sangat tinggi karena adanya energy matahari dan radiasi kosmik.
2.4 JENIS PENCEMAR UDARA
Zat-zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia adalah sebagai berikut :
1. Karbon Monoksida (CO)
Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60%-70% pencemaran udara di Indonesia disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini [5]. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
Sampai tahun 2000 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus
bagian terdalam paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.
3. Sulfur Oxide (SOx)
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya Sox emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar (1-5)%.
Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun apabila bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa tahun 1997-2003 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas.
4. HydroCarbon (HC)
Emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam mesin yang merupakan sumber pencemar. Penyebabnya adalah karena tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna dan tidak terbakarnya minyak pelumas silinder. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.
5. Partikulat Matter (PM)
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan setelah proses oksidasi. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam kelanjutan proses ekspansi di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru.
Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.
2.5 TERJADINYA PENCEMARAN UDARA
Kelembapan udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lainnya dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan.Dimana partikulat ini berasal dari dari aktivitas alam maupun manusia yang terus- menerus mengotori /mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer.
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alamiah maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara.
Dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.
2.6 PENGERTIAN TEKNOLOGI PENGELOLAHAN UDARA
Teknologi pengelolahan udara merajuk pada penggunaan inovasi dan metode baru dalam mengurangi dan mengendalikan polusi udara serta meningkatkan kualitas udara secara keseluruhan.
Tujuanya adalah untuk menjaga udara tetap bersih dan aman untuk dihirup oleh mansia, hewan dan lingkungan. Teknologi pengelolaan udara termasuk pengggunaan sistem yang dirancang khusus untuk mengurangi emisi polutan udara, seperti partikel berbahaya lainnya, yang dihasilkan dari berbagai sumber seperti industri, kedaraan bermotor, pembangkit listrik daan proses manufaktur.
Selain itu, teknologi pengelolahan udara juga melibatkan pemantauan dan analisis kualitas udara secara real-time pemantauan. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk memantau tingkat polusi udara, mengidentifikasi sumber polusi, dan mengambil tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya. Teknologi pengelolahan udara terus berkembang untuk menghadapi tantangan lingkungan saat ini. Inovasi baru terus dikembangkan untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisiensi dalam masyarakat serta lingkungan kita.
2.7 TEKNOLOGI PENGENDALIAN KUALITAS UDARA
Berbagai alat pengendalian sudah banyak tersedia, pemilihan diakukan atas dasar efisien penyisian emisi yang dikehendaki, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya.Beberapa jenis alat pengendali antara lain:
A. Filter Udara
Filter udara dimaksud untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong (stack), agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang kelua dari cerobong.
Pemilihan jenis filter terutama tergantung pada jenis dan ukuran partikel yang terdapat pada emisi.
Filter udara yang dipasang ini harus tetap diamati kalau sudah jenuh harus diganti dengan yang lain B. Pengendap Silikon
Pengendap silikon adalah pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemamfaatan gaya senrifugal dan partikel yang sengaja diembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang lebih berat akan jatuh ke bawah. Makin besar ukuran debu, makin cepat partikel tersebut diendapkan.
C. Pengendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini berupa ruang panjang sedemikian rupa yang dialiri dengan udara kotor yang mengandung partikel secara perlahan, sehingga memungkinkan terjadinyapengendapan partikel ke bawah akibat gaya beranya sendiri.
D. Pengendap Elekrostatik
Untuk pengendapan dengan diameter di bawah 5µm (mikrometer), pemisahan dengan pengendap silikon dan pengendap sistem gravitasi kurang efektif. Pemisahan partikel dengan diameter di bawah 5µm lebih efektif dengan menggunakan pengendapan elektrostatik. Alat pengendapan elektostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relative besar. Alat pengendap ini berupa tabung slinder yang ditengahnya dipasang kawat yang dialiri arus listrik. Akibatnya adanya perbedaan tegangan akan menimbulkan corona discharge di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi.
Kotoran udara menjadi ion negatif dan akan ditarik oleh dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terembus keluar.
E. Filter Basah
Nama lain filter basa adalah scrubber atau wet collector. Untuk pencemaran yang nonpartikel misalnya, gas dan uap tidak dapat dipisahkan dengan filter biasa atau pengendapan siklon. Umumnya, pencemaran nonpartikel dapat dipisahkan dari udara bersih dengan menggunakan scrubber. Prinsip kerja scrubber adalah melewati bahan pencemar melalui larutan penyerap. Sebagai akibat terjadinya kontak antara bahan pencemar dan larutan penyerap, akan terjadi penyerapan bahan pencemar di dalam larutan penyerap ini.
2.8 KUALITAS UDARA
Arti kualitas udara dikutip dari kata “kualitas” dan juga “udara” menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang merupakan suatu tingkatan ukur suatu kualitas baik dan kuliatas buruk. Dan sedangkan yang dimaksud dari udaramerupakan suatu udara yang disekitar kita, dan dapat disimpulkan dan diartikan kualitas udara merpakan suatu nilai baikatau buruknya kualitas dari udara.
A. Parameter Kualitas Udara
Dan selanjutnya kita akan mengetahui tentang parameter dari suatu kualitas udara yang diuji atau dilakukannya suatu pengukuran terhadap kualitas udara pihak pemerintah khususnya dinas lingkungan hidup dan pencemaran udara menetapkan suatu indeks standar pencemar udara atau disebut (ISPU) sesuai dengan keptusan suatu menteri negara lingkungan hidup nomor: KEP 45/MENLH/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
B.Macam-macam Alat Ukur Kualitas Udara
 STAPLEX LVAS Low Volume Air Sampler
 ENVILIFE Ambient Gas Impinger Sampler
 ENVILIFE Air Quality Monotoring System Aquad
 AQMesh-Air Quality Monotoring System
 ENVILIFE SAN-01 Sanitarian Kit
 ENVILIFE WePOD Portable Weather Station
 Haz-Scanner™ HIM-6000-Portable Air Quality Monitor
 AQUPOD-GO Mobile Air Quality Monitoring System
 TFIA-2F Staplex – Portable High Volume Air Sample
 CEMS Conttinuously Emission Monitoring System
 SAPLEX TFIA-2 Portable High Volume Air Sampler
2.9 KEBIJAKAN
 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
 Peraturan Menteri LHK Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Teknologi pengelolaan udara adalah serangkaian inovasi dan solusi yang bertujuan untuk mengoptiimalkan kualitas udara di sekitar kita. Dengan menggunakan teknologi ini, kita dapat mengurangi polusi udara, mengukur tingkat polutan, dan meningkatkan kesehatan manusia serta kelestarian lingkungan. Salah satu kesimpulan yang dapat diambil dalah bahwa teknologi pengelolaan udara membantu kita untuk lebih memahami dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia dan ekosistem.
Melalui penggunaan sensor yang canggih dan analisis data, kita dapat mengidentifikasi sumber polusi udara dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menguranginya.Dengan adanya teknologi pegelolahan udara ini, kita dapat mencapai udara bersih, lingkungan yang lebih sehat, dan melindungi planet ini untuk generasi yang akan mendatang.
Teknologi ini terus berkembang dan menjadi canggih, memberi harapan yang cerah bagi masa depan udara kita.
SARAN
1. Masyarakat harus mengurangi angka kepemiliki dan pemakaian kendaraan bermotor.
2. Perlunya ketegasan dalam penegakan hokum dan tindak terhadap staf pemerintah yang lalai dalam menegakkan hokum tersebut.
3. Harus lebih banyak organisasi atau lembaga yang mengadakan seminar mengeai bahaya asap kendaraan bermotor terhadap kelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, H Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Depok : Kencana Artikel Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Buleleng Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, 1999. Jakarta: Pemerintahan Pusat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No.14 Tahun 2020
Tentang Indeks Standar Pencemar Udara, 2020. Jakarta: Kementerian LHK Enviille, 2022. Alat Uji Lingkungan. Jurnal alat Ukur Kualitas Udara
DISLHK Kabupaten Bandung, 2019
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1Lab4gn-ujXuEhiZTxwdhCWnpdgXpEz6n/edit?
usp=drive_link&ouid=113233310000441021392&rtpof=true&sd=true