• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

N/A
N/A
Asaljadi Akun

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

TEKNIK SAMPLING DAN METODE ANALISIS PENCEMARAN AIR Dosen Pengampu: Dr. Rismawaty Sikanna S.Si M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

1. NUTRIDA. D (60500122045)

2. ANDI RHEINA DWI PUTRI HILDA (60500122015) 3. ANDI MUHAMMAD TAUFIK (60500122070)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Sampling dan Metode Analisis Pencemaran Air” dengan tepat waktu. Makalah disusun guna memenuhi tugas kimia lingkungan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [ibu Rismawaty Sikanna S.Si,M.Si] selaku dosen mata kuliah kimia lingkungan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 20 Oktober 2023

Kelompok 4

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Tujuan Penulisan ...

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Sampling ...

B. Jenis Teknik Sampling ...

C. Teknik Pengambilan Sampel Air ...

D. Jenis Sampling Udara ...

E. Metode Analisis Pencemaran Air...

F. Faktor-Faktor Sampling Air ...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk menentukan jumlah dan anggota sampel. Sampling adalah proses pengambilan sebagian kecil dari populasi yang lebih besar untuk mewakili populasi tersebut.

Teknik ini sangat penting dalam penelitian karena seringkali tidak memungkinkan atau praktis untuk mengumpulkan data dari seluruh populasi. Sebab dari itu, pemilihan metode sampling yang tepat sangat berpengaruh pada validitas dan generalisabilitas hasil penelitian. Air menjadi salah satu sampel dalam teknik sampling. Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.

Setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pencemaran air baik Sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah.

Teknik sampling juga banyak menggunakan teori probabilitas sehingga berdasarkan tekniknya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Ada berbagai jenis teknik sampling yang tersedia, seperti random sampling, stratified sampling, convenience sampling, purposive sampling dan lain-lain. Setiap teknik memiliki karakteristik dan kegunaan sendiri dalam berbagai konteks penelitian. Contoh air yang dapat digunakan dalam teknik sampling seperti air sumur bor, air Sungai, air danau, air waduk dan sebagainya.

Titik sampling secara umum dapat diartikan sebagai kondisi area penelitian, dalam hal ini membahas tentang air. Titik sampling adalah lokasi atau tempat yang dijadikan sebagai sampel penelitian. lokasi sampling dapat ditentukan atau dilakukan di berbagai tempat atau lokasi sesuai dengan tujuan penelitian. Metode

(5)

analisis pencemaran air dalam teknik sampling dapat dilakukan dengan pemilihan lokasi sampling, pemilihan waktu sampling, teknik pengambilan sampel dan masih banyak lainnya.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian teknik sampling.

2. Untuk mengetahui jenis teknik sampling.

3. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel air.

4. Untuk mengetahui metode analisis pencemaran air.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara yang berkenaan dengan pengukuran keadaan ataupun atribut dari entitas tertentu, seperti keluarga, areal, produksi, usaha tani, guru, penyakit dan sebagainya. Atribut serta objek yang menjadi tujuan penelitian disebut sifat. Apabila memiliki keragaman nilai, maka sifat tersebut dinamakan variabel penelitian. Jadi, dapat disimpulkan teknik sampling adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengambil sampel data dari suatu populasi sehingga didapatkan data yang dapat mewakili populasi. Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan”

lagi ke dalam populasi (sebelum dilakukan kembali proses pemilihan berikutnya).

Sebuah satuan sampling bisa terpilih lebih dari satu kali. Populasi yang berukuran N=4 dan sampel berukuran n=2, maka sampel yang mungkin terambil adalah Nn = 42 = 16 buah sampel.

Sampling tanpa pengembalian yaitu satuan sampling yang telah terpilih,

“tidak dikembalikan” lagi ke dalam populasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan sampling terpilih lebih dari sekali. Untuk populasi berukuran N=4 (misalnya A, B, C, D) dan sampel berukuran n=3, maka sampel yang mungkin terambil ada 4 buah sampel yaitu ABC, ABD, ACD, dan BCD.

Jumlah sampel mengikuti persamaan sbb: n! (N!N-n)!

Sampling non probabilitas melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsur peluang, sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatu unit sampling terpilih ke dalam sampel. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas. Sedangkan pada sampling probabilitas dikenal pula dengan nama random sampling. Pada saat memilih unit sampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilih ke

(7)

dalam sampel dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampling tipe ini bisa dipakai untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Analisis tidak hanya menggunakan statistika deskriptif, juga bisa memakai statistika inferensial baik yang termasuk kelompok statistika parametrik maupun non parametrik.

Sampling acak sederhana termasuk dalam sampling probabilitas yang merupakan sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel acak sederhana itu merupakan sampel kesempatan (probability sampling), sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara obyektif. Terpilihnya tetap satuan elementer ke dalam sampel itu harus benar-benar berdasarkan faktor kebetulan, bebas dari subyektifitas si peneliti atau subyektifitas orang lain.

Pencemaran serta tercemarnya air tidak hanya merugikan masyarakat yang mendiami daerah bantaran seperti sungai, akan tetapi layaknya serperti air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang berarti turut membawa dampak-dampak negatif bagi masyarakat lain. Kondisi air tercemar bisa terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan. Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaan yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Apabila kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara. Seperti yang terdapat dalam QS. Al-Waqi’ah: 70 yang berbunyi:

َ ن ْو ُر ُ ك ْش َ

ت ا َ ل ْو َ

ل ف ا ًجا َج َ ُ ا ُهٰن ْ

ل َع َج ُءۤا َش َ ن ْو َ

ل

Terjemahnya:

“Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?”

Menurut tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yakni bahkan Kamilah yang menurunkan hujan. Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin.

(8)

Maksudnya, menjadi asin lagi pahit, tidak layak untuk diminum dan tidak layak untuk pengairan tanaman. Maka mengapakah kamu tidak bersyukur? Yakni mengapa kalian tidak mensyukuri nikmat Allah swt. kepada kalian karena Dia telah menurunkannya kepada kalian tawar dan enak diminum. Untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah swt) bagi kaum yang memikirkannya.

Teknik sampling tanah adalah prosedur pengambilan contoh tanah untuk analisis laboratorium atau tujuan penelitian. Beberapa teknik sampling tanah seperti sampling acak yang melibatkan pengambilan sampel dari lokasi yang dipilih secara acak di area yang akan diuji dan dapat mengurangi bias potensial dalam hasil analisis, sampling horizontal untuk memahami karakteristik lapisan tanah yang berbeda, sampling vertikal untuk mengetahui variasi sifat tanah dalam profil tanah, sampling sistematis yang diambil dalam pola tertentu seperti grid atau zig-zag untuk mencakup area dengan cara yang terstruktur serta sampling komposit yang diambil dari area yang sama, dicampur Bersama dan kemudian diambil sampel komposit untuk analisis.

Teknik sampling udara adalah metode pengambilan sampel udara untuk analisis kualitas udara. Beberapa teknik sampling udara melibatkan penggunaan perangkat seperti pompa sampel, media penangkap, alat sensor gas atau particulate continouos, metode pasif dan metode modal pasar. Smpling udara dipilih berdasarkan tujuan analisis, jenis polutan yang ingin diukur serta anggaran yang tersedia. Selain itu, peraturan dan pedoman kualitas udara biasanya mengatur bagaimana pengambilan sampel udara harus dilakukan untuk memastikan hasil

(9)

yang akurat dan relevan.

B. Jenis Teknik Sampling

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu sampel acak atau random sampling/probability sampling dan sampel tidak acak atau non probability sampling.

1. Sampling Probabilitas

Cara mengambil sampel berdasarkan probabilitas atau peluang. Dalam semua sampling probabilitas, cara pengambilannya dilakukan secara acak (random), artinya semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

a. Random sampling sederhana

Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedekimian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda pula. Misalnya, besar populasi adalah N, sedangkan unsur dalam sampel (sampel size) adalah n, maka besar kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih dalam sampel adalah n/N.

Ada dua metode pengambilan sampel acak sederhana, yaitu:

1) Dengan pengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam populasi. Terlebih dahulu semua penelitian (unit elementer) disusun dalam daftar kerangka sampling (sampling frame), kemudian dari kerangka sampling ditarik sebagai sampel beberapa unsur atau satuan yang akan diteliti.

2) Dengan mengundi tabel angka acaka

Cara ini dipilih karena selain meringkan pekerjaan, juga memberikan

(10)

jaminan yang jauh lebih besar, bahwa setiap unit elementer mempunyai probabilitas yang sama untuk terpilih. Penggunaan tabel angka acak ini praktis sekali, sehingga banyak dipakai dalam pengambilan sampel acak.

Metode pengambilan sampel acak sederhana ini dipergunakan orang pada dua keadaan yaitu apabila hanya diketahui nama atau identifikasi dari satuan elementer dalam populasi yang akan diteliti dan apabila tidak didapatkan metode pengambilan sampel lain yang lebih efisien dari metode ini.

b. Cluster sampling (Area sampling)

Beberapa seorang praktek mengatakan seringkali ditemui kenyataan dimana kerangka sampel yang digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia atau tidak lengkap dan biaya untuk membuat kerangka sampel tersebut terlalu tinggi.

Untuk mengatasi hal tersebut maka unit-unit analisa dalam populasi digolongkan ke dalam gugus yang disebut cluster dan ini akan merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai sampel harus secara acak. Kemudian, untuk unsur penelitian dalam gugus tersebut diteliti semua.

2. Sampling non Probabilitas

Teknik sampling non probabilitas terdiri atas lima macam yaitu: teknik sampling sistematis, teknik sampling kebetulan, teknik sampling bertujuan, teknik sampling kuota, dan teknik bola salju.

a. Teknik Sampling Sistematis

Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random sampling sederhana yang digunakan secara ordinal, artinya anggota sampel dipilih berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja dan sebagainya. Keuntungan teknik ini ialah lebih cepat dan mudah, sedangkan kelemahannya adalah terkadang kurang mewakili populasinya.

(11)

b. Teknik Sampling Kebetulan

Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai dan dipandang orang yang dijumpai tersebut cocok dijadikan sumber data. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat-tempat lainnya. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.

c. Teknik Sampling Bertujuan

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh: untuk meneliti tentang disiplin siswa maka yang dipilih adalah orang yang ahli dalam kesiswaan seperti kepala sekolah, PKS urusan kesiswaan, ketua osis yang dijadikan anggota sampel.

Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah, serta relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).

d. Teknik Sampling Kuota

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh, jemaah haji yang berangkat ke tanah suci sudah diberi jatah (kuota) oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI) bekerjasama dengan Pemerintah Arab Saudi, yaitu sebanyak 250.000 orang haji dari populasi 250.000.000 jiwa penduduk Indonesia. Artinya satu orang calon haji mewakili 1000 orang penduduk.

e. Teknik Bola Salju

Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari

(12)

informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar.

C. Teknik Pengambilan Sampel Air

Beberapa hal yang menyangkut teknik pengambilan sampel air sebagai berikut:

1. Pertimbangan dalam Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel

Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan lokasi pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang mewakili seluruh karakteristik limbah dan kemungkinan pencemaran yang akan ditimbulkannya.

b. Sampel air dari badan air harus diambil dari lokasi yang dapat menggambarkan karakteristik keseluruhan badan air. Oleh karena itu, sampel air perlu diambil dari beberapa lokasi dengan debit air yang harus diketahui.

c. Sumber pencemar yang mencemari badan air yang dipantau harus diketahui, berupa sumber pencemar setempat (point source) atau sumber pencemar tersebar (disperse source).

d. Jenis bahan baku dan bahan kimia yang digunakan dalam proses industri perlu diketahui.

2. Lokasi Pengambilan Sampel Air

Pada dasarnya, pengambilan sampel air dapat dilakukan terhadap air permukaan maupun air tanah.

a. Air Permukaan

Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya. Pengambilan sampel di sungai yang dekat dengan muara atau laut yang dipengaruhi oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun

(13)

pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut:

1) Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami pencemaran.

2) Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian hilir dari sumber pencemar.

3) Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan/pemanfaatan sumber air.

Pengambilan sampel air danau atau waduk dapat dilakukan di tempat masuknya air (inlet), di tengah danau atau waduk, di lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan, ataupun di tempat keluarnya air (outlet).

b. Air Tanah

Air tanah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas. Sedangkan air tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air.

3. Penentuan Titik Pengambilan Sampel

Penentuan titik pengambilan sampel air bertujuan agar pada saat pengambilan sampel, benda yang terapung di permukaan air dan endapan yang mungkin tergerus dari dasar sungai tidak ikut terambil.

Titik pengambilan sampel air yang berupa air permukaan dan air tanah ditetapkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Titik Pengambilan Sampel Air Permukaan

Titik pengambilan sampel air sungai dapat ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m3 per detik, sampel air diambil

(14)

pada satu titik di tengah sungai pada 0,5x kedalaman sungai.

2) Pada sungai dengan debit antara 5-10 m3 per detik, sampel air diambil pada dua titik, masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5x kedalaman sungai.

3) Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m3 per detik, sampel air diambil minimum pada 6 titik, masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4 lebar sungai, pada 0,2x kedalaman sungai dan 0,8x kedalaman sungai.

Titik pengambilan sampel air danau atau waduk ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Pada danau atau waduk dengan kedalaman kurang dari 10 m, sampel air diambil dari 2 titik, yaitu di permukaan dan di dasar danau/waduk.

2) Pada danau atau waduk dengan kedalaman antara 10m-30m, sampel diambil pada 3 titik, yaitu di permukaan, lapisan termuklim, dan di dasar danau.

3) Pada danau atau waduk dengan kedalaman anatara 30m-100m, sampel diambil pada 4 titik, ayitu permukaan, lapisan termuklim, di atas lapisan hipolimioum, dan dasar danau/waduk.

4) Pada danau atau waduk dengan kedalaman elbih dari 100m, titik pengambilan sampel air dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan.

b. Titik Pengambilan Sampel Air Tanah

Sampel air tanah dapat berupa sampel air tanah bebas dan sampel air tanah tertekan. Titik pengambilan sampel air tanah bebas ditetapkan menurut ketentuan- ketentuan sebagai berikut:

1) Pada sumur gali, sampel diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

2) Pada sumur bor dengan pompa tangan atau mesin, sampel diambil dari kran/mulut pompa (tempat keluarnya air). Pengambilan sampel dilakukan

(15)

kira-kira 5 menit setelah air mulai dibuang (dikeluarkan).

Titik pengambilan sampel air tanah tertekan dapat ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Pada sumur bor eksplorasi, sampel diambil pada titik yang telah ditentukan sesuai dengan keperluan eksplorasi.

2) Pada sumur observasi, sampel diambil pada dasar sumur, setelah air dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak 3 kali.

3) Pada sumur produksi, sampel diambil pada kran/mulut pompa (tempat keluarnya air).

4. Contoh Teknik Sampling Air Laut

Menurut Damaianto dan Ali (2014, 1-3), bahwa sampel air laut diambil dengan botol polyetilen ukuran 500 mL dari kedalaman 0-30 cm. sampel yang diambil dan selanjutnya diberi beberapa tetes HNO3 sampai pH < 2. Perlakuan ini untuk mencegah logam teroksidasi, mengendap atau menempel di dinding atau dasar wadah. Sampel air tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ice box dan selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin di laboratorium. Penentuan titik sampling dipilih secara acak atau sengaja (purposive sampling), penentuan lokasi ini harus mengacu pada fisografi lokasi agar dapat mewakili keadaan dari perairan tersebut. Secara garis besar titik pengambilan contoh yang diperlukan sebagai berikut:

1) Titik di daerah pencampuran sempurna (arah vertikal) limbah dengan laut sejauh 500 meter untuk mewakili pencemaran antara daratan dan lautan.

2) Titik di daerah lebih ke Tengah, yang dianggap pengaruh limbah sudah kecil atau tidak signifikan sejauh lebih dari 1000 meter.

(16)

D. Jenis Sampling Udara

Jenis sampling udara dikelompokkan menurut beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut:

1. Berdasarkan periode waktunya terdapat empat jenis sampling udara, yaitu:

a. Grab sampling yang dilakukan sesaat (grab). Cara sampling dilakukan untuk memperoleh gambaran pajanan secara umum sebelum dilakukan pengambilan sampel yang lebih komprehensif.

b. Short term sampling yaitu untuk jangka waktu yang pendek (misalnya untuk pajanan yang pendek, yang kemudian dibandingkan dengan short term exposure limit, misalnya 15 menit).

c. Long term sampling yaitu untuk jangka waktu selama delapan jam kerja yang kemudian dibandingkan dengan nilai ambang batas delapan jam kerja.

d. Continuous sampling yaitu dilakukan secara kontinu untuk mengetahui exposure profile dan konsentrasi kontaminan kimia setiap saat selama proses operasi.

2. Berdasarkan lamanya periode waktu juga dapat diklasifikasikan juga menjadi dua, yaitu:

a. Instantaneous sample (sesaat) yaitu contohnya grab samples. Peralattan yang dipakai yaitu vacutainer, indicator tube, dan sampling bag.

b. Integrated sample yaitu sampel diambil selama periode waktu pajanan tertentu, baik waktu pajanan 15 menit maupun pajanan delapan jam kerja.

E. Metode Analisis Pencemaran Air

Air merupakan benda yang menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup termasuk manusia yang dibutuhkan setiap waktu, sehingga dibutuhkan ketersediaan air yang selalu ada dan berkelanjutan. Pertumbuhan populasi, perubahan gaya hidup, penurunan layanan ekosistem dan perubahan iklim dapat mengurangi akses kualitas dan kuantitas air yang memadai serta meningkatkan variabilitas besarnya

(17)

kejadian ekstrim.

Air yang secara kimia, hanya terdiri dari atom H dan O mempunyai sifat yang unik. Tanpa air tidak akan mungkin terdapat kehidupan. Air di alam dijumpai dalam tiga bentuk, yakni bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai aiir, dan bentuk gas sebagai uap. Secara awam air tercemar dapat dilihat dengan mudah, misalnya dari kekeruhan, karena umumnya orang berpendapat bahwa air murni atau bersih itu jernih dan tidak keruh, atau dari warnanya yang transparan dan tembus cahaya, atau dari baunya yang menyengat hidung, atau menimbulkan gatal-gatal pada kulit dan ada juga yang dapat merasakan dengan lidah, seperti rasa asam dan getir.

Selain itu pencemaran yang dapat terjadi di laut juga semakin mengancam bumi karena semakin banyak aktivitas kita yang berdampak pada lautan, seperti pembuangan sampah dan kotoran, pelepasan zat beracun, serta kontaminasi bahan organik, baik terlarut maupun tidak terlarut. Dalam menentukan karaktersitik limbah, parameter-parameter yang dipakai antara lain:

1) Parameter suhu

Parameter ini sangat diperlukan dalam penentuan karakter limbah, karena menyangkut kecepatan reaksi dan pengaruhnya terhadap kelarutan suatu gas, bau dan rasa. Beberapa jenis bakteri populasinya dipengaruhi oleh suhi dari limbah, dan organisme perairan sangat peka terhadap perubahan suhu air.

2) Parameter rasa dan bau

Parameter ini seringkali diakibatkan oleh material-material terlarut, dapat berupa zat organik seperti phenol dan khlorophenol. Bau dan rasa merupakan sifat air yang sangat subyektif, akrena itu sulit diukur, tetapi bisa diidentifikasi seperti bau busuk, bau gas, rasa pahit, dan rasa masam.

(18)

3) Parameter warna

Estetika air sering dilihat dari warna. Air yang jernih, transparan, segar dan tidak bau merupakan indikator air bagus secara awam. Namun demikian, penting untuk dapat membedakan antara air yang mempunyai warna asli akibat material terlarut dan warna semu akibat zat-zat yang tersuspensi. Warna kuning alami pada air yang berasal dari daerah pengunungan adalah berasal dari asam-asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan, dan warna ini bisa disamakan dengan warna asam tarik yang terdapat dalam air teh.

4) Parameter kekeruhan

Hadirnya material berupa koloid menyebabkan air menjadi tampak keruh yang secara estetis kurang menarik dan mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan.

Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh partikel-partikel tanah liat, lempung, lanau atau akibat buangan limbah rumah tangga maupun limbah industri atau bahkan karena adanya mikroorganisme dengan jumlah besar.

5) Parameter padatan

Padatan air dalam air berupa zat-zat tersuspensi atau terlarut dan dapat dibedakan dalam bentuk organik atau inorganik. Total padatan terlarut adalah jumlah padatan yang berasal dari material-material terlarut, sedangkan padatan tersuspensi adalah partikel tersuspensi yang dapat diukur dengan menggunakan kertas saring halus.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air diantaranya yaitu:

1) Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.

2) Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi) 3) Pendangkalan dasar perairan

4) Punahnya biota air, misalnya ikan, udang dan serangga air

(19)

5) Munculnya bajir akibat got tersumbat sampah 6) Menjalarnya wabah muntaber

Dampak pencemaran terhadap kehidupan di air biasanya terjadi pada pembuangan di perairan yang menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke lau kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.

Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.

Beberapa cara untuk menanggulangi pencemaran air antara lain:

1) Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.

2) Tidak membuang sampah ke sungai.

3) Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.

4) Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.

5) Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata.

(20)

Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya.

F. Faktor-faktor Sampling Air

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi dalam pengambilan sampel air, diantaranya sebagai berikut:

a. Perubahan kualitas air

Perubahan kualitas air disebabkan oleh perubahan kadar unsur yang masuk ke dalam air, kecepatan air dan volume air. Perubahan tersebut dapat terjadi sesaat ataupun secara teratur dan terus menerus dalam suatu periode waktu. Sungai dan sumber air lainnya dapat mengalami perubahan yang sesaat maupun yang terus menerus. Sumber yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut dapat secara alamiah ataupun buatan.

b. Perubahan sesaat

Perubahan sesaat disebabkan oleh satu kejadian yang tiba-tiba seringkali tidak dapat diramalkan. Sebagai contohnya, turunnya hujan lebat yang tiba-tiba akan menyebabkan bertambahnya debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan- bahan pencemaran dari pengikisan di daerah sekitarnya. Tumpah dan bocoran dari limbah industri atau pertanian dapat pula merubah kualitas air tersebut.

c. Perubahan terus-menerus

Perubahan secara terus-menerus setiap tahun dapat terjadi karena turunnya hujan atau turunnya suhu yang beraturan tiap-tiap musim. Perubahan musim akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi air serta kecepatan pembersihan air secara alamiah. Perubahan secara teratur dapat pula terjadi setiap hari secara alamiah, misalnya perubahan pH, oksigen terlarut, suhu dan alkalinity. Kegiatan industri dan pertanian pada suatu daerah dapat pula mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode terjadinya kegiatan pembuangan limabhnya.

(21)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

2. Jenis teknik sampling yaitu probability sampling dan non probability sampling. Selain itu yang terdapat dalam probability sampling diantaranya yakni random sampling sederhana, cluster sampling (area sampling) dan lainnya. Sedangkan pada non probability sampling terdapat beberapa teknik sampel yaitu sampling sistematis, sampling kebetulan, sampling bertujuan, sampling kuota dan sampling bola salju.

3. Teknik pengambilan sampel air dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pemilihan lokasi sampel, memilih lokasi pengambilan sampel air seperti di air permukaan atau pada air tanah, selain itu juga menentukan titik pengambilan sampel pada air permukaan maupun pada air tanah agar mengetahui jarak kedalam suatu sampel.

4. Pencemaran air biasa terjadi karena adanya ketidaksadaran pada masyarakat terhadap lingkungan dan mencemari pemukiman. Secara awam air tercemar dapat dilihat dengan mudah, misalnya dari kekeruhan, karena umumnya

(22)

orang berpendapat bahwa air murni atau bersih itu jernih dan tidak keruh, atau dari warnanya yang transparan dan tembus cahaya, atau dari baunya yang menyengat hidung, atau menimbulkan gatal-gatal pada kulit dan ada juga yang dapat merasakan dengan lidah, seperti rasa asam dan getir. Cara penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan menanam pohon, sebab pohon dapat menyerap air dengan banyak.

5. Karakteristik limbah air dapat diketahui dengan parameter-parameternya seperti parameter suhu, parameter rasa dan bau, parameter warna, parameter kekeruhan, parameter padatan dan masih banyak lainnya.

6. Faktor-faktor sampling air dapat terjadi karena adanya perubahan kualitas air, perubahan sesaat dan perubahan secara terus-menerus.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi tulisan maupun yang kami tuliskan, oleh karena itu kami harap sarannya agar kedepannya kami bisa membuat makalah dengan lebih baik lagi sehingga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Damaianto dan Ali. “Indeks Pencemaran Air Laut Pantai Utara Kabupaten Tuban dengan Parameter Logam”. Teknik Pomits 3, no. 1 (2014): h. 1-3.

Fauzy. Metode sampling. Banten: Universitas Terbuka, 2019.

Hadinah, dkk. “Analisis Kualitas Air Menggunakan Metode Indeks Pencemaran, CCME-WQI, dan NSF-WQI di Sungai Surabaya, Jawa Timur”. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air 3, no. 2 (2023): h. 252-254.

Herlambang. “Pencemaran Air dan Strategi Penggulangannya”. JAI 2, no. 1 (2006):

h. 17-18.

Muhyi, dkk. Metodologi penelitian. Surabaya: Adi Buana University Press, 2018.

SNI 03-7016-2004. Tata Cara Pengambilan Contoh dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai.

Triyono. “Teknik Sampling dalam Penelitian”. Penataran Analisis Data Penelitian 1, no. 2 (2003): h. 2-5.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling acak (Random Sampling). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket, dokumentasi dan

Sampel tanah diambil di tanah gambut Cagar Biosfer GSK-BB, Provinsi Riau. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari lima titik sampling pada kedalaman 1-15 cm

+angkah kedua menggunakan sampel aak (baik simple random sampling atau  stratified sampling ) diambil dari unsur#unsur di setiap luster yang dipilih.. Sampling melampaui

Teknik pengambilan sampel adalah random sampling (undian) karena setiap anggota populasi mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel

random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.10 Maka untuk sampel wilayah

Sampel tanah diambil dari setiap sub plot tersebut pada 3 titik secara acak (random sampling) sehingga jumlah titik pengambilan sampel sebanyak 60 titik. Rancangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel tanah dengan metode purposiv sampling pada tiga lokasi yaitu pada tanah alang-alang, tanah serai wangi umur 1 bulan

Metode dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel secara acak dan lokasi ditentukan berdasarkan purposive sampling dengan pertimbangan untuk menganalisis pengaruh keberadaan