• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Mengelola Kartu Piutang, Utang, dan Persediaan

N/A
N/A
Aaqilatul Mumtaazah Hafiluddin

Academic year: 2023

Membagikan " MAKALAH Mengelola Kartu Piutang, Utang, dan Persediaan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Mengelola Kartu Piutang, Utang, dan Persediaan

Disususun oleh:

Aaqilatul Mumtaazah Hafiluddin [email protected]

PT SYNCORE INDONESIA YOGYAKARTA

2022

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada setiap perusahaan, perlu adanya penghasilan untuk menjalani kegiatan usaha. Penghasilan tersebut bisa berupa penjualan barang maupun pemberian jasa kepada masyarakat sekitar. Dalam melaksanakan penjualan kepada masyarakat, perusahaan bisa melakukannya dengan transaksi secara tunai dan non tunai. Transaksi tunai merupakan transaksi yang dilakukan oleh segolongan individu yang menerima barang atau jasa dan memberikan imbalan dengan membayar secara langsung. Selain itu, transaksi non tunai atau biasa dikenal dengan kredit merupakan transaksi yang dilakukan dengan menerima barang atau jasa namun pembayarannya dilakukan tidak secara langsung. dalam menjalankan usahanya, perusahaan tentu memberikan hak kepada konsumen nya untuk bertransaksi secara kredit dan konsumen lebih menyukai transaksi ini karna dapat ditunda pembayarannya. Berdasarkan segi perusahaan hal ini disebut dengan piutang, sedangkan dari segi konsumen disebut dengan utang. Namun, perusahaan perlu adanya fungsi manajerial mengenai pengendalian persediaan dalam perusahaan. Pengaturan persediaan berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing, finance).Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu adanya kartu pengelolaan piutang, utang dan persediaan pada perusahaan, agar tidak terjadi kemungkinan debitur tidak membayar utangnya maupun jumlah persediaan yang tidak sesuai dengan seharusnya dkeluarkan oleh perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Piutang, Utang dan Persediaan?

B. Apa Saja Jenis Piutang, Utang dan Persediaan?

C. Bagaimana Pengelolaan Piutang, Utang dan Persediaan?

1.3 Tujuan

A. Mengetahui Pengertian Piutang, Utang dan Persediaan B. Mengetahui Jenis Piutang, Utang dan Persediaan

C. Mengetahui Sistem Pengelolaan Piutang,Utang dan Persediaan

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Piutang, Utang dan Persediaan

1. Pengertian Piutang

Piutang adalah sebuah hak dalam perusahaan terhadap pihak ketiga berupa penagihan yang berasal dari penjualan yang di lakukan secar kredit.Bagi perusahaan piutang merupakan pos penting karena bagian aset lancar yang liquid berupa kas dan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan yang menerapkan piutang memberikan jangk;a waktu kepada pelanggan untuk melunasi kewajibannya pemberian kelonggaran pembayaran ini dapat bersifat mnguntuntungkan dan merugikan perusahaan. Untuk mengendalikan kartu piutang perlu adanya rekognisi, pengelompokan dan membukukan data mutase piutang ke kartu piutang. Dalam kegiatan pencatatan akuntansi untuk mengelola piutang adalah kartu piutang jurnal pengeluaran dan pendapatan kas.

2. Pengertian Utang

Utang merupakan hal yang dimiliki suatu perusahaan dan terjadi akibat transaksi yang dilakukan secara kredit. Untuk mengendalikan kartu utang perlu adanya rekognisi, pengelompokan dan membukukan data mutase utang ke kartu utang. Dalam kegiatan pencatatan akuntansi untuk mengelola utang adalah kartu utang jurnal pembelian dan pengeluaran kas.

3. Pengertian Persediaan

Persediaan adalah sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh suata badan atau perusahan yang bertujuan untuk dijual dan atau di olah kembali. persediaan merupakan bagian uatama dari modal kerja semakin banyak persediaan suatu perusahaan maka unsur modal kerja yang di miliki juga besar. Dengan memiliki persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan dapat memenuhi prtmintaan pelanggan dengan ruang lingkup yang besar.

2.2 Jenis Piutang, Utang, Persediaan 1) Jenis Piutang

a. Piutang Dagang

Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan, sebagai akibat daei adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana tagihan tidak

(4)

tidak disertai surat perjanjian yang formal, akan tetapi karena adanya unsur kepercayaan dan kebijakan perusahaan.

b. Piutang Nondagang

Piutang nondagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau ketiga yang timbul atau terjadi karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang Nondagang ialah:

 Piutang Biaya

Piutang biaya merupakan biaya yang terjadi karena pembayaran pembayarn di muka atas biaya-biaya yang seharusnya belum menjadi beban pada periode yang bersangkutan.

 Piutang Penghasilan

Piutang penghasilan adalah tagihan kepada pihak lain karena adanya penghasilan yang semestinya sudah diterima, tetapi kenyataannya baru akan diterima di masa akan datang

 Uang Muka Pembelian

Uang muka pembelian adalah uang muka atau persekot yang dibayar dibayarkan untuk pesanan suatu barang yang akan dibeli.

 Piutang lain-lain

Piutang lain-lain adalah tagihan yang terjadi kepada pihak ketiga atau pihak lain.

c. Piutang wesel

Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak lain yang menggunakan perjanjikan secara tertulis dengan wesel atau promes.

2) Jenis Utang

1. Utang Jangka Pendek

Utang lancar adalah utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk utang lancer adalah utang wesel, utang usaha, usaha biaya, utang bunga, utang gaji, dan utang pajak.

2. Utang Jangka Panjang

Utang jangka Panjang adalah utang perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk utang jangka Panjang adalah utang hipotek, utang obligasi, dan kredit investasi.

3) Jenis Persediaan

Secara garis besar dibagi menjadi:

(5)

1. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)

persediaan bahan baku adalah persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan ini diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli para supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan bahan baku diantaranya : 1) Tingkat produksi yang diperkirakan

2) Fluktuasi produksi karena faktor musiman 3) Kelangsungan supply bahan baku

4) Efisiensi skedul pembelian 5) Pola proses produksi

2. Persediaan barang dalam penyelesaian (Work in Process)

Persediaan barang dalam penyelesaian yang menggambarkan biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik atas barang sudah mulai dikerjakan tetapi belum selesai atau masih dalam proses, diantaranya:

1) Jangka waktu periode produksi 2) Keputusan membuat versus membeli 3) Kompleksitas siklis produksi

3. Persediaan barang jadi (Finished Good)

Persediaan barang jadi merupakan total biaya yang terjadi untuk menghasilkan unit produk yang telah selesai tapi belum terjual pada tanggal neraca. Persediaan barang jadi biasanya mencakup ketiga unsur biaya- bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Atau secara sederhananya persediaan barang- barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan. Faktor yg menentukan tingkat persediaan barang jadi diantaranya:

1) Koordinasi produksi dan penjualan

2) Persyaratan penjualan dan kebijakan kredit

(6)

3) Tingkat penjualan

Namun Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengerjaan produk , yaitu (Assauri, 1998 dalam Rahimy):

a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)

Merupakan persediaan dari barang-barang yang dibutuhkan untuk proses produksi. Barang ini bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari supplier yang menghasilkan barang tersebut.

b. Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)

Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain, yang secara langsung diassembling dengan parts lain tanpa melalui proses produksi.

c. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)

Merupakan persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu kelancaran produksi, tetapi tidak merupakan bagian dari barang jadi.

d. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process)

Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.

e. Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

Merupakan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk disalurkan kepada distributor, pengecer, atau langsung dijual ke pelanggan.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi: persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.

2.3 Sistem Pengelolaan Piutang,Utang dan Persediaan 1) Sistem pengelolaan Piutang

(7)

Dalam perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi manual, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengelolaan piutang, antara lain:

a. Peralatan dan perlengkapan kantor yang digunakan seperti,alat-alat tulis, computer, kalkulator, dan alat-alat kantor lainnya.

b. Jurnal penjualan sebagai tempat mencatat terjadinya piutang

c. Jurnal penerimaan kas untuk mencatat transaksi penerimaan piutang d. Jurnal umum untuk mencatat transaksi penghapusan piutang dan retur

penjualan

e. Kartu piutang sebagai tempat mencatat mutasi piutang untuk setiap debitur

f. Formulir daftar saldo piutang untuk pembuatan laporan saldo piutang 7 g. Formulir daftar sisa piutang untuk pembuatan laporan mengenai status

kredit setiap debitur

h. Formulir surat pernyataan piutang untuk konfirmasi saldo piutang pada setiap debitur

Prosedur pencatatan Piutang

a) Transaksi yang mengakibatkan mutasi piutang

 Transaksi Penjualan Kredit

Transaksi penjualan kredit dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan surat atau order pengiriman dan surat muat yang dikirim oleh bagian piutang dari bagian penagihan.

 Transaksi Retur Penjualan

Transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal retur penjualan atas dasar memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang.

 Transaksi penerimaan kas dari piutang

Transaksi penerimaan kas dari piutang dicatat dalam jurnal penerimaan kas atas dasar bukti kas masuk yang dilampiri dengan surat pemberitahuan dari debitur.

 Transaksi penghapusan piutang

Transaksi penghapusan piutang dicatat dalam jurnal umum atas dasar bukti memorial yang dibuat oleh fungsi kredit.

b) Dokumen transaksi mutasi piutang

 Faktur Penjualan

(8)

Dokumen faktur penjualan digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit

 Bukti kas masuk

Dokumen buktu kas masuk digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.

 Memo kredit

Dokumen memo kredit digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan, yang dikeluarkan oleh bagian order penjualan dan dilampiri dengan laporan penerimaan barang.

 Bukti memorial

Dokumen bukti memorial merupakan sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum.

2) System pengelolaan Utang

Terdapat tiga macam system pencatatan utang di antaranya:

1. Prosedur Satu Akun Utang untuk Setiap Kreditor

Dokumen transaksi yang digunakan dalam penerapan prosedur ini adalah :

 Faktur pembelian yang diterima dari pemasok

 Kuintansi yang diterima dari kreditor atau bentuk lain sebagi bentuk pembayaran.

 Memo kredit yang diterima dari kreditor sebagai bukti transaksi pembelian retur atau pengurangan harga faktur.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur ini adalah :

 Jurnal pembelian, berfungsi sebagai tempat mencatat faktur penbelian yang telah diterima dari pemasok

 Jurnal pengeluaran kas, berfungsi sebagai tempat mencattan kuintansi bukti pembayaran utang

 Jurnal umum atau retur pembelian, berfungsi sebgai tempat pencatatan memo kredit yang diterima dari kreditur

 Kartu utang atau akun utang untuk setiap kreditor telah diselesaikan dalam buku besar sebagai tempat pemindah bukuan ( posting ) dari buku jurnal.

2. Prosedur Satu akun Utang untuk Semua Kreditor

Dokumen transaksi yang digunakan dalam penerapan prosedur ini adalah :

(9)

 Faktur pembelian yang diterima dari pemasok

 Kuintansi yang diterima dari kreditor atau bentuk lain sebagi bentuk pembayaran.

 Memo kredit yang diterima dari kreditor sebagai bukti transaksi pembelian retur atau pengurangan harga faktur.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur ini adalah:

a. Jurnal pembelian b. Jurnal pengeluaran

c. Jurnal umum / retur pembelian d. Buku besar akun utang

e. Kartu jutang / akun hutang untuk setiap kredito sebagai buku pembantu.

3. Prosedur Utang Voucher

Dalam prosedur utang voucher tidak ada catatan khusus yang berbentuk buku jurnal pembelian dan kartu utang. Dalam prosedur ini diperlukan dokumen intern, yaitu:

a. Voucher, sebagi bukti pengeluaran kas b. Voucher register (buku voucher) c. Chek register (buku cek keluar)

Berikut ini prosedur penanganan utang voucher:

 Setiap pembelian barang / atau jasa yang pada akhirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran unag dibuatkan voucher.

 Setiap transaksi pengeluaran voucher dicatat dalam buku voucher.

 Voucher yang sudah dicatat kedalam buku voucher, kemudian disimpan kedalam map khusus, yaitu map voucher yang belum dibayar

 Pada saat harus dibayar, voucher dikeluarkan dari map voucher yang belum dibayar, kemudian diserahkan kepada kasir untuk dibutakan cek.

 Bagian hutang mencatat cek tersebut kedala cek register, yang berfungsi sebagi jurnal pengeluaran kas.

(10)

 Voucher yang sudah dibayarkan di cap LUNAS, kemudian disimpan kedalam map khusus yaitu map voucher yang sudah dibayar, besrta bukti pendukungnya.

Dalam prosedur utang voucher, bukti pengeluaran kas berfungsi sebagai berikut:

 Sebagai surat perintah kepada bagian kasir, untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya.

 Sebagai pemberiahuan kepada kreditor mengenai tujuan pembayarannya.

 Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan.

Mutasi Utang

Perusahaan memerlukan satu catatan khusus yang dapat menunjukkan saldo utang perusahaan kepada masing-masing kreditor. Untuk itu, diperlukan suatu rekening khusus yang berfungsi sebagai rekening control dan rekening pembantu. Rekening control berupa rekening utang dagang atau utang usaha dalam buku besar. Jurnal pembelian digunakan untuk mencatata transaksi pembelian secara kredit, yaitu dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit akun utang. Pada saat pelunasan / pembayaran utang transaksi ini akan dicatat kedalam buku jrunal penegeluaran kas dengan mendebit akun utang dan mengkredit akun kas. Pembayaran utang dapa dilakukan dengan pengeluaran uang tunai, cek, atau transfer langsung kedalam rekening perusahaan di bank. Transaksi pembelian yang dilakukan pembayaran secara kredit mengakibatkan bertambahnya saldo utang perusahaan kepada kreditor. Transaksi pelunasan utang berakibat berkurangnya saldo utang perusahaan kepada kreditor.

3) Sistem Pengelolaan Persediaan

Berdasarkan hal ini, Adapun metode pencatatan persediaan ialah:

Sistem Periodik

Dalam system persediaan periodik, perhitungan periodik aktual atas barang- barang yang ditangani pada akhir periode akuntansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikaitkan dengan unit biaya untuk memberi nilai persediaan.

Sistem

Perpetual

(11)

Dalam system persediaan perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan stok pada tanggal tersebut.

Metode manajemen peersediaan yang digunakan dalam pengelolaan persediaan ialah:

1. Metoda EOQ (Economic Order Quantity)

2. Metoda Sistem Pemeriksaan Terus Menerus (Continuous Review System) 3. Metoda Sistem Pemeriksaan Periodik (Periodic Review System)

4. Metoda Hybrid 5. Metoda ABC

Sedangkan metode dalam melakukan penilaian persediaan berdasarkan harga pokok ialah:

a. Metode Identifikasi Khusus

Metode identifikasi biaya khusus menghubungkan arus biaya secara langsung dengan arus biaya secara periodik. Sebenarnya metode ini sangat menarik tapi memiliki biaya yang tinggi. Apalagi kalau jenis dan harga barang berbeda pasti akan lamban dan membutuhkan banyak biaya. Oleh karena itu metode ini sangat jarang digunakan oleh perusahaan dagang.

b. Metode LIFO (last in First Out)

Sistem Periodik

Sistem Periodik adalah penilaian persediaan yang ditentukan dengan cara saldo periodic yang ada dikalikan harga pokok per unit barang yang masuk pada awal periode. Bila saldo periodik terlalu besar dari barang yang masuk pada awal periode, diambilkan dari harga pokok per unit yang masuk berikutnya.

Sistem Perpetual

Sistem Perpetual adalah suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan secara terus-menerus dalam kartu persediaan. HPP dicatat berdasarkan harga pokok pertama kali masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir.

Dalam periode inflasi metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih terendah. Alasannya karena harga pokok barang yang diperoleh terakhir akan mendekati nilai

(12)

ganti barang yang dijual. Keuntungan lain adalah penghematan pajak karena laba yang dihasilkan adalah yang paling rendah sehingga akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah. Bila dibandingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata dalam periode deflasi, pengaruh yang terjadi adalah kebalikannya.

c. Metode FIFO

Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14.21) merumuskan FIFO sebagai berikut, “formula MPKP / FIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian”.

Sistem Periodik

Persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo periodic yang ada dikalikan dengan harga pokok per unit barang yang terakhir kali masuk. Bila saldo periodic ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk, sisanya dipergunakan harga pokok per unit yang masuk sebelumnya.

Sistem Perpetual

Suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan terus- menerus dalam kartu persediaan. HPP dicatat berdasarkan harga pokok barang pertama masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir . Selama periode inflasi penggunaan metode FIFO akan menghasilkan kemungkinan laba tertinggi dibandingkan dengan metode-metode yang lain, karena perusahaan cenderung untuk menaikkan harga jualnya sesuai dengan perkembangan pasar tanpa memperhatikan kenyataan bahwa barang yang terdapat dalam persediaaan telah diperoleh sebelum terjadinya kenaikan harga (inventory profit/laba persediaan atau laba semu/illusory profit).

d. Metode Rata-Rata

Periodik

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:14.21) merumuskan biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-ratatertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, bergantung

(13)

pada keadaan perusahaan. Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliaannya dan menghitung harga pokok penjualan serta persediaan akhir.

Rata - Rata Bergerak Sistem Pencatatan Perpetual)

Metode ini tidak menandingkan biaya per unit paling akhir dengan pendapatan penjualan periode berjalan. Namun menandingkan biaya rata-rata periode tersebut dengan pendapatan dan nilai persediaan akhir, leh karena itu jika biaya per unit pasti meningkat atau menurun maka metode rata-rata bergerak akan memberikan jumlah persediaan dan harga pokok yang berada diantara metode penilaian FIFO dan LIFO.

CONTOH KARTU PIUTANG, UTANG DAN PERSEDIAAN a. Contoh kartu piutang

b. Contoh kartu utang

c. Contoh kartu Persediaan

(14)

BAB III PENUTUP

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan:

1. Piutang adalah sebuah hak dalam perusahaan terhadap pihak ketiga berupa penagihan yang berasal dari penjualan yang di lakukan secar kredit. Adapun jenis piutang ialah piutang dagang, nondagang serta piutang wesel. Dalam pengelolaan nya perusahaan bersifat ketat dalam pemberian piutang dengan memberikan termin yang kecil dan lebiih memprioritaskan pembayaran tunai.

2. Utang merupakan hal yang dimiliki suatu perusahaan dan terjadi akibat transaksi yang dilakukan secara kredit. Utang terbagi dalam utang jangka pendek dan utang jangka Panjang. Dalam pengelolaan nya kartu utang memerlukan pengklasifikasian, pengelompokan dan membukukan data mutase utang ke kartu utang. Dalam pencatatan akuntansi untuk mengelolan utang ialah kartu utang, jurnal pembelian dan pengeluaran kas

3. Persediaan adalah sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh suata badan atau perusahan yang bertujuan untuk dijual dan atau di olah kembali. Persediaan secara garis besar terbagi menjadi persediaan bahan baku, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Dalam pengelolaannya yaitu First in First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO), dan Rata-rata (Average).

(15)

REFERENSI

Handayani, L. M. (2020). Artikel Pengelolaan Persediaan Perusahaan , 1-25.

Marianti, N. (2014). Modul mengelola kartu piutang dan utang. 1-36.

Rahimy, i. (2005). PERSEDIAAN.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan ada peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK PGRI Tegal pada pokok bahasan mengelola kartu

Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum1. Prosedur Pencatatan